DOSEN PENGAMPU :
Sondang Aida Silalahi, S.E., M.Si
Haryani Pratiwi Sitompul, S.E., M.Si
DISUSUN OLEH
Kelompok 1 :
Ronaldo Eduard Saragi Napitu (7182142016)
Wansah Fangaro Zai (7182142018)
Rolasmaria Siringoringo (7183142041)
KELAS B
Segala puji dan syukur kami panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas Critical Book Report ini dengan baik untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Perpajakan.
Terimakasih juga kami ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu kami menyelesaikan
tulisan ini,terutama kepada Dosen Pengampu Ibu Sondang Aida Silalahi, S.E.,M.Si
Tulisan ini berisi ulasan-ulasan dari buku yang berjudul “ Perpajakan ” , mulai dari identitas
buku,keunggulan dan kelemahan buku,serta kesimpulan dan saran dari buku tersebut.
Terlepas dari itu semua, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan dan
kesalahan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu,dengan tangan
terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tulisan
ini menjadi lebih baik lagi ke waktu yang akan datang.
Akhir kata kami berharap Critical Book Report ini dapat memberikan manfaat kepada
semua pembaca.Terimakasih
Penulis
DAFTAR ISI
Disamping itu , system perpajakan yang lama tersebut belum dapat menggerakkan peran dari
semua lapisan subjek pajak yang besa peranannya dalam menghasilkan penerimaan dalam negeri
yang sangat diperlukan guna mewujudkan kelangsungan dan peningkatan pembangunan nasional.
Oleh karena itu, pemerintah menciptakan system perpajakan yang baru yaitu dengan lahirnya
Undang – Umdang Perpajakan baru, yang terdiri atas : UU No. 6 tahun 1983 tentang ketentuan
umum dan tata cara perpajakan, UU No. 7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan dan UU No. 8
thn 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan jasa dan pajak bangunan dan UU no 13 thn
1985 tentang Bea Materai.
UU tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan di landasi falsafah Pancasila dan UUD
1945, yang didalamnya tertuang ketentuan yang menjunjuung tinggi hak warga Negara dan
menempatkan kewajiban kenegaraan. Undang – undang ini memuat ketentuan umum dan tata cara
perpajakan yang pada prinsipnya diberlakukan bagi undang – undang pajak material, kecuali
dalam undang undang pajak yang bersangkutan telah mengatur sendiri mengenai ketentuan umum
dan tata cara perpajakan.
Sejalan dengan perkembangan ekonomi, teknologi informasi, sosial, dan politik disadari
bahwa perlu dilakukan perubahan Undang – Undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan. Perubahan tersebut bertujuan untuk lebih memberikan keadilan, meningkatkan
pelayanan kepada Wajib Pajak, meningkatkan kepastian dan penegakkan hukum, serta
mengantisipasi kemajuan di bidang teknologi informasi dan perubahan ketentuan material di
bidang perpajakan. Selain itu, perubahan tersebut juga dimaksudkan untuk meningkatkan
profesionalisme aparatur perpajakan,meningkatkan keterbukaan administrasi perpajakan dan
meningkatkan kepatuhan sukarela Wajib Pajak.
Sistem, mekanisme, dan Tata cara pelaksanaan hak dan kewajiban perpajakan yang sederhana
menjadi ciri dan corak dalam perubahan UU ini dengan tatap menganut system self assessment.
Perubahan tsb khususnya berkaitan dengan peningkatan keseimbangan hak dan kewajiban bagi
masyarakat Wajib Pajak sehingga masyarakat wajib pajak dapat melaksanakan hak dan kewajiban
perpajakannya dengan lebih baik.
C. MANFAAT CBR
1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan mengenai Perpajakan dan Perpajakan di
Indonesia
2. Untuk mempermudah pembaca dalam memilih buku yang akan dibaca
3. Supaya penyusun makalah ini lebih dapat berpikir kritis dalam menilai suatu karya.
D. IDENTITAS BUKU
Buku Utama
Buku Pembanding
PEMBAHASAN
Fungsi NPWP
a) Sebagai tanda pengenal diri taau identitas Wajib Pajak
b) Untuk menjaga ketertiban dalam pembayaran pajak dalam
pengawasan adminsitrasi perpajakan
Pencantuman NPWP
Dalam hal ini berhubungan dengan dokumen perpajakan,Wajib Pajak
diwajibkan mencantumkan NPWP yang dimilikinya
Pendaftaran NPWP
Semua NPWP yang telah memenuhi persyaratan subjektif maupun
objektif sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
perpajakan berdasarkan system self assessment, wajib mendaftarkan diri
pada kantor Direktorat Jendral Pajak untuk dicatat sebagai Wajib Pajak dan
sekaligus untuk mendapatkan NPWP.
Persyaratan subjektif adalah persyaratan yang sesuai dengan
ketentuan mengenai subjek pajak dan UU pajak penghasilan tahun 1984 dan
perubahannya.
Persyaratan objektif adalah objek persyaratan bagi subjek pajak
yang menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan utnuk
melakukan pemotongan / pemungutan sesuai dengan ketentun UU Pajak
Penghasilan 1984 dan perubahannya.
Kewajiban mendftrkan diri untuk memperoleh NPWP dibatasi
jangka waktunya, karena hal ini berkaitan dengan saat pajak terutang dan
kewajiban mengenakan pajak terutang, Jangka waktu pendftran NPWP
adalah :
a) Bagi WP org pribadi yang menjalankan usaha atau pekerjaan
bebas dan WP badan,wajib mendaftarkan diri paling lambat
1 (satu) bulan setelah saat usaha mulai dijalankan.
b) Wajib Pajak orang pribadi yang tidak menjalankan suatu
usaha atau pekerjaan bebas apabila jumlah penghasilannya
sampai dengan suatu bulan yang disetahunkan telah
melebihi Penghasilan tidak kena pajak, wajib mendaftarkan
diri paling lambat pada akhir bulan berikutnya.
Penghapusan NPWP
Penghapusan Nomor Pajak Wajib Pajak dilakukan oleh Direktur
Jendral Pajak apabila :
a. Diajukan permohonan penghapusan NPWP oleh Wajib Pajak
dan atau ahli warisannya apabila Wajib Pajak sudah tidak
memenuhi persyaratan subjektif dan atau objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan
b. Wajib pajak badan dilikuidasi karena penghentian atau
penggabungan usaha
c. Wanita yang sebelumnya telah memiliki NPWP dan menikah
tanpa membuat perjanjian pemisahan harta dan penghasilan
dalam hal suami dari istri tersebut telah terdaftar sebagai Wajib
Pajak.
d. Wajib Pajak Bentuk usaha tetap menghentikan kegiatan
usahanya di Indonesia
e. Dianggap perlu oleh Direktur Jendral pajak untuk
menghapuskan NPWP dari Wajib Pajak yang sudah tidak
memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang – undangan perpajakan.
Fungsi SPT
Fungsi SPT bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana
untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah
pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang :
a. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri
dan atau melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam 1
tahun pajak atau bagian tahun pajak.
b. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan atau bukan obejk
pajak
c. Harta dan kewajiban dan atau
d. Pembayaran dari pemotong atau pemungut tentang pemotongan
atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam 1 masa
pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan
perpajakan.
Bagi pengusaha kenak pajak, fungsi SPT adalah sebagai sarana untuk
melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Atas Barang Mewah yang sebenarnya
terutang dan untuk melaporkan tentang :
Kelemahan
Pencetakan buku yang kurang rapi sehingga buku mudah sobek
Buku Pembanding
Kelebihan
Kelebihan dari buku ini adalah materi-materi tentang perpajakan
yang disampaikan menjadi lebih mudah dipahami serta cukup menambah
wawasan pembaca tentang perpajakan.
Kelemahan
Kelemahan dari buku ini adalah terdapat banyak perhitungan dan
kata-kata serapan dari bahasa asing yang cukup dapat membingungkan
pembaca, dan tampilan bukunya kurang menarik karena merupakan buku
lama.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak
sebagai sarana administrasi perpajakan yang dipergunkan sebagai tanda pengenal diri atau
identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan hak dan kewajiban perpajakannya.
Setiap Wajib Pajak yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas dan Wajib Pajak
Badan, wajib mendaftarkan pada Kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya
meliputi tempat tinggal/tempat kedudukan Wajib Pajak untuk di catat sebagai Wajib Pajak
dan sekaligus kepadanya diberikan NPWP.
Wajib Pajak yang telah terdaftar yaitu Wajib Pajak yang telah terdaftar dalam tata
usaha Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dan telah diberikan NPWP yang terdiri dari 15 digit
yaitu 9 digit pertama merupakan kode Wajib Pajak dan 6 digit berikutnya merupakan kode
administrasi pajak. Kartu NPWP ini diterbitkan oleh KPP.
Masalah kewajiban mendaftarkan diri diawali dari dasar Pasal 2 UU No. 28
Tahun2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP) yang menyatakan
bahwa “ Setiap Wajib Pajak wajib mendaftar diri pada Kantor Direktoral Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan
kepadanya diberikan NPWP”.
Kewajiban mendaftarkan diri juga diberlakukan terhadap wanita kawin yang
dikenakan pajak terpisah dari suami karena hidup terpisah berdasarkan putusan hakim atau
kehendak sendiri secara tertulis berdasarkan perjanjian pemisahan penghasilan dan harta.
Terhadap Wajib Pajak yang tidak mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP dikenakan
sanksi sesuai perundang-undangan perpajakan.
Pasal 1 angka 11 UU No.28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan menyebutkan bahwa pengertian Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang
oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan atau pembayaran pajak,
objek pajak dan atau bukan objek pajak dan atau harta dan kewajiban, sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pengaturan SPT tersebut selanjutnya dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor
80 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Hak dan kewajiban Perpajakan berdasarkan
Undang-Undang No.6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 28
Tahun 2007 dan aturan pelaksanaan pada tingkat dibawahnya seperti peraturan menteri
keuangan.
Kepada Wajib Pajak yang tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dalam
UU sehubungan dengan SPT dikenakan sanksi administrasi dan atau sanksi pidana.
B. SARAN
Menurut kelompok kami buku perpajakan karangan mardiasmo dan buku
perpajakan Indonesia karangan waluyo sama sama dapat digunakan sebagai literature
maupun sebagai referensi bagi pembaca baik dosen,guru atau pun mahasiswa untuk
menambah wawasan mengenai Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan di Indonesia ,
ataupun sebagai bahan ajar baik dosen maupun guru bidang studi perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA