Anda di halaman 1dari 14

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemisahan secara kromatografi dengan mempergunakan resin penukar ion

telah dilakukan oleh beberapa peneliti dalam usaha untuk memisahkan produk-

produk reaksi fisi. Penukar kation, sintesis digunakan untuk memisahkan unsur-

unsur anggota series lantanida dan aktinida . pemisahan senyawa organik seperti

asam-asam amino telah dicapai dengan metode penukar ion.

Beraneka ragam bahan, organik dan anorganik, memperagakan perilaku

pertukaran ion, tetapi pada penelitian di laboratorium dimana keseragaman sangat

penting, pertukaran ion yang sangat disukai biasanya adalah bahan-bahan sintesis

yang dikenal sebagai resin pertukaran ion. Ion yang terdapat dalam air memegang

peranan penting dalam kehidupan manusia dan juga makhluk hidup lainnya.

Secara langsung air digunakan dalam kegiatan manusia sehari-hari dan secara

tidak langsung air juga dibutuhkan sebagai bagian dari ekosistem yang dengannya

kehidupan di bumi dapat berlangsung.

Awalnya penukaran ion adalah silikat-silikat, tanah diatomea,

aluminosilikat sintesis seperti zeolit. Penemuan ini suatu kebetulan. Thomas dan

Way di Inggris memperhatikan sifat-sifat penukar basa suatu sampel tanah dengan

menambahkan penyubur seperti amonium sulfat.pertukaran natrium, kalsium di

dalam tanah membentuk kalsium aluminosilikat yang menunjukkan fenomena

reaksi pertukaran ion. Penukar-penukar ion anorganik mempunyai penggunaan

penting dalam pemisahan radiokimia. Garam-garam zirkonium tidak larut seperti

tungstat dan posfat banyak dimanfaatkan dalam analisis kimia. Berdasarkan latar
belakang tersebut maka dilakukan percobaa penentuan kapasitas resin pertukaran

ion.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada percobaan kapasitas penentuan resin pertukaran

ion adalah bagaimana menentukan kapasitas resin penukaran ion?

C. Tujuan

Tujuan yang ingin dicapai pada percobaan kapasitas resin penukar anion

adalah untuk menentukan kapasitas resin penukar ion.

D. Manfaat

Manfaat yang ingin diperoleh pada percobaan kapasitas resin penukar

anion adalah dapat menentukan kapasitas resin penukar ion.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Secara umum kolom resin digunakan pada proses demineralisasi air.

Kolom resin memiliki dua tipe yaitu Single Bed dan Mixed Bed Ion Exchange

Resin. Single Bed berarti di dalam satu kolom hanya terdapat satu jenis resin

yakni kation resin atau anion resin. Sedangkan kolom Mixed Bed berisi campuran

resin kation dan anion. Resin kation berfungsi untuk megikat ionion positif yang

terlarut pada raw water. Resin anion digunakan untuk mengikat ion-ion negatif

yang terlarut pada raw water. Ketika resin mengalami kejenuhan maka akan

dilakukan regenerasi. Ion negatif akan diregenasi dengan NaOH sedangkan untuk

ion positif akan diregenerasi menggunakan HCl (Ariyanto dan Handariansah,

2016).

Resin penukar ion disisi lain, dikenal karena kapasitas dan selektivitasnya

yang tinggi untuk ion logam platinum dan kekuatan meknis dan ketangguhan

pertikel penukar. Resin penukar ion adalh ion polimer penukar dengan berbagai

kelompok fungsional, yang memiliki berbagai kelompok fungsional yang

memiliki berbagai kegunaan praktis dan aplikasi industri baik dalam

hidrometalurgi dan kimia analitik (Nikolski dan Kwang, 2015).

Indikator asam basa adalah zat yang berubah warna sebagai pH larutan

berubah. Ada ratusan indikator asam basa yang berbeda, banyak yang bisa

diektraki dari tanaman biasa. Setiap indikator menunjukkan berbagai macam

warna pada beda nilai pH, misalnya indikator fenolftalein, yang telah anda

gunakan sebelumnya dilaboratorium, tidak berwarna dalam larutan dengan pH

kurang dari 8 dan merah muda dalam larutan dengan pH lebih dari 8. Indikator
bekerja karena mereka adalah asam lemah yang ketika dalam larutan, ada dalam

ekuilibrium dengan dasar konjungasi. Asam dan basa konjungasi masing-masinng

memiliki warna yng berbeda, dan saat kesetimbangan bergerak dari satu arah

kearah yang lain, warna indikator solusi akan berubah (Tilekar dkk., 2015).

Fenolftalein atau 3,3-Bis (4-hidroksifenil)-1-(3H)-isobenzofuranon

merupakan senyawa kimia yang sering digunakan sebagai indikator dalam titrasi

alkalimetri. Pada abad 20, fenolftalein merupakan obat yang populer digunakan

sebagaipencahar. Pada bulan Agustus 1999, US Food and Drug Administration

(FDA) mengumumkan bahwa fenolftalein merupakan obat yang secara umum

tidak aman dan efektif serta tidak dapat digunakan sebagai obat over the counter

(OTC) (Anugrah dkk., 2016).

Titrasi pengendapan adalah golongan titrasi dimana hasil reaksi titrasinya

merupakan endapan atau garam yang sukar larut. Prinsip dasarnya adalah reaksi

pengendapan yang cepat mencapai kesetimbangan pada setiap penambahan titran,

ada pengotor yang mengganggu dan diperlukan indikator untuk meliat titik akhir

titrasi. Hanya reaksi pengendapan yang dapat digunakan pada titrasi. Reaksi

pengendapan dimana dalam suasana netralatau sedikit basa dengan larutan baku

perak nitrat (AgNO3) dan penambahan larutan indikator kalium kromat (K2CrO4)

pada permulaan titrasi akan terjadi endapan perak klorida dan setelah titik

ekuivalen, maka penambahan sedikit perak nitrat akan bereaksi dengan kromat

membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah kecoklatan. Penambahan

Indikator kalium kromat (K2CrO4) bertujuan untuk mengetahui warna dari titik

akhir titrasi (Tilawati dkk., 2014).


METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Percobaan penentuan kapasitas resin pertukaran ion dilaksanaan pada hari

Selasa, 14 Mei 2019 Pukul 13.00-15.30 WITA, bertempat di Laboratorium Kimia

Organik, Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,

Universitas Halu Oleo, Kendari.

B. Alat dan Bahan

1. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam percobaan penentuan kapasitas resin

penukar ion adalah cawan penguap, corong, kolom resin, corong pisah,

erlenmeyer, buret, statif, klem, labu takar, neraca analitik dan gelas kimia.

2. Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan penentuan kapasitas

sresin penukar ion adalah resin, Na2SO4 0,25 M, NaOH 0,1 M, indikator pp,

NaNO3 0,25 M, AgNO3 0,1 M, k2Cr2O4, tissue dan akuades


C. Prosedur Kerja
1. kapasitas resin penukar anion

Resin penukar anion

- ditimbang sebanyak 1 gram


- dimasukkan ke dalam kolom yang telah
dilapisi kapas sedemikian rupa sehingga
resn tidak berada dibawak kapas
- ditambahkan akuades sebanyak 1 mL

Resin Penukar Anion dalam kolom

- dirangkai dengan corong pisah yang


berisi NaNO3 0,25 M sebanyak 20 mL
- diatur posisinya shingga corong posah
terletak diatas kolom

Rangkaian Alat Kolom Penukar Ion

- diatur laju alirnya sedemikian rupa sehingga


laju alir corong pisah sama dengan laju alir
kolom
Efluent

- ditampung dalam erlenmeyer


- ditambahkan Indikator K2CrO4
- dititrasi dengan AgNO3 0,1 M
- dihitung Volume AgNO3
- ditentukan kapasitas resin penukar anion (C)
Hasil Pengamatan
2. kapsitas resin penukar kation

Resin penukar kation

- ditimbang sebanyak 0,5 gram


- dimasukkan ke dalam kolom yang telah dilapisi
kapas sedemikian rupa sehingga resn tidak
berada dibawak kapas
- ditambahkan akuades sebanyak 1 mL
Resin Penukar kation dalam kolom

- dirangkai dengan corong pisah yang berisi


Na2SO4 0,25 M sebanyak 20 mL
- diatur posisinya shingga corong posah terletak
diatas kolom
Rangkaian Alat Kolom Penukar Ion

- diatur laju alirnya sedemikian rupa sehingga


laju alir corong pisah sama dengan laju alir
kolom

Efluent

- ditampung dalam erlenmeyer


- ditambahkan Indikator phenoptalin
- dititrasi dengan NaOH 0,1 M
- dihitung Volume NaOH
- ditentukan kapasitas resin penukar anion (C)
Hasil Pengamatan
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan

1. Tabel Data Pengamatan

a. Penentun kapasitas resin penukar kation


No. Perlakuan Hasil pengamatan
1. 0,5 gram resin kation + 20 mL Na2SO4 Eluen (bening)
Dititrasi eluen dengan NaOH + Warna ungu
2.
indikator V NaOH = 5,2 mL

b. Penentuan kapasitas resin penukar anion


No. Perlakuan Hasil pengamatan
1. 1 gram resin anion + 20 mL NaNO3 Eluen (bening)
2. Eluen + indikator K2CrO4 Warna kuning bening
Berwarna merah muda
3. Dititrasi eluen dengan AgNO3 0,1 M Terbentuk endapan
V AgNO3 0,1 = 4,8 mL

2. Rangkaian Alat
a. Rangkaian alat kromatografi penukar ion
corong pisah

cuplikan NaNO3

statif

kolom
klem

air

resin
kapas

erlenmeyer
efluent
b. Rangkaian alat titrasi

klem
buret

larutan stansdarAgNO3 statif

erlenmeyer
efluent + indikator
K2CrO4

3. Analisis data
a. Kapasitats resin penukar ion kation
Diketahui :
Berat Resin = 0,5 g
Volume NaOH = 5,2 mL
N NaOH = 0,1 N
Ditanyakan : Kapasitas Resin Penukar Ion (C)?
Penyelesaian :
Kapasitas resin penukar ion (C)
N.V
C=
W
0,1 N x 5,2 mL
C=
0,5 g

C = 1,04 mek/g
b. Kapasitas resin penukar ion anion
Diketahui :
Berat Resin = 1g
Volume AgNO3 = 4,8 mL
N AgNO3 = 0,1 N
Ditanyakan : Kapasitas Resin Penukar Ion (C)?
Penyelesaian :
Kapasitas resin penukar ion (C)
C= N.V
W
0,1 N × 4,8 mL
C=
1g
C = 0,48 mek/g
4. Reaksi yang terjadi
a. Reaksi untuk resin anion

Reaksi Pertukaran Ion

R+Cl- + Na+NO3- → R+ NO3- + Na+ Cl-

Reaksi Titrasi Efluent NaCl dengan Larutan Standar AgNO3

AgNO3 + NaCl → AgCl↓ + NaNO3

2AgNO3 + K2CrO4 → Ag2CrO4 + 2KNO3 ↓

b. Reaksi untuk resin kation

Reaksi Pertukaran Ion

H+R- + Na+ SO42-→Na+ R- + H+ SO42-

Reaksi Titrasi Efluent H2SO4 dengan Larutan Standar NaOH

NaOH + H2SO4-→ H2O + Na2SO4

NaOH + C20H12O4 → tidak berubah

B. Pembahasan

Resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai tingkat yang

tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking) serta

gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan. Penggunaan resin


penukar anion merupakan suatu cara pemisahan berdasarkan dari muatan yang

dimiliki oleh molekul zat terlarut. Resin penukar anion terdiri dari matriks yang

bermuatan positif dan ion lawannya adalah negatif. Kromatografi kolom penukar

ion terdapat dua fasa, yaitu fasa diam dan fasa gerak. Syarat-syarat bahan yang

bisa digunakan untuk fasa diam adalah tidak terlarut pada fasa gerak, stabil pada

kondisi proses yang dikehendaki dan mampu menyerap zat-zat yang dipisahkan.

Sedangkan bahan yang bisa dipakai sebagai fasa gerak harus mempunyai sifat –

sifat tidak melarutkan fasa diam, stabil terhadap kondisi proses dan mampu

melepaskan atau melarutkan unsur - unsur atau ion - ion yang terserap/terikat pada

fasa diamnya, dengan besar kelarutan yang berbeda - beda.

Pada penentuan kapasitas resin akan dilakukan pertukaran ion, dimana ion

yang akan dipertukarkan adalah bahan sintetik yang dikenal sebagai resin penukar

ion. Resin penukar ion adalah suatu senyawa polimer tinggi di mana terdapat

gugusan-gugusan fungsional yang mengandung ion-ion yang dapat ditukar. Jika

ion-ion yang dapat ditukar itu adalah kation, maka disebut resin penukar kation.

Sedangkan jika yang dipertukarkan adalah anion disebut resin penukar anion.

Percobaan ini akan ditentukan kapasitas resin penukar anion dan kation,

dimana dalam penentuan kapasitasnya menggunakan resin penukar anion dan

kation. Terlebih dahulu disiapkan kolom dan corong pisah, dimana kolom

ditempatkan dibagian bawah dan corong pisah ditempatkan di bagian atas. Untuk

kolom dibuat dengan resin penukar anion atau kation dengan memasukkan resin

ke dalam kolom. Sebelum memasukkan resin pada kolom terlebih dahulu kolom

dilapisi kapas pada bagian bawahnya agar resin tidak keluar dari kolom. Kolom
yang telah berisi resin ditambahkan dengan akuades yang bertujuan untuk

melindungi resin. Corong pisah ditempatkan pada bagian atas kolom (kolom yang

berisi resin), yang diisi dengan larutan NaNO3 (untuk resin anion) dan Na2SO4

(untuk resin kation), dengan kecepatan penetesan yang dialirkan secara

bersamaan. Hal ini bertujuan agar efluen terendam cukup lama dalam resin

sehingga diperoleh efluent lebih efisien.

Efluen yang dihasilkan ditambahkan dengan indikator K2CrO4 (untuk resin

anion) dan indikator fenoftalin (untuk resin kation), Indikator ini berfungsi untuk

melihat terjadinya titik ekivalen. Titik ekivalen titrasi dicapai pada saat jumlah

titran yang ditambahkan ekivalen dengan jumlah analit dalam larutan. Saat itu

juga dikenal sebagai titik akhir titrasi yaitu saat terjadi perubahan warna pada

indikator. Jarak atau selisih antara titik ekivalen dan titik akhir titrasi dikenal

sebagai kesalahan titrasi. Untuk mengetahui proses titrasi digunakan indikator.

Setelah itu efluen ditirasi dengan larutan standar AgNO3 0,1 M K2CrO4 (untuk

resin anion) dan NaOH 0,1 M (untuk resin kation), sampai terjadi perubahan

warna pada efluent yaitu berwarna merah muda pada resin anion dan berwarna

ungu pada resin kation. Besarnya kapasitas dari resin penukar ion anion yang

digunakan yaitu sebesar 0,48 mek/gram, sedangkan pada resin penukar ion kation

digunakan sebesar 1,04 mek/g.


IV. KESIMPULAN

Berdasarkan data pengamatan yang telah dikemukakan sebelumnya dapat

disimpulkan bahwa resin adalah senyawa hidrokarbon terpolimerisasi sampai

tingkat yang tinggi yang mengandung ikatan-ikatan hubung silang (cross-linking)

serta gugusan yang mengandung ion-ion yang dapat dipertukarkan. Besarnya

kapasitas dari resin penukar ion yang digunakan yaitu sebesar 0,48 mek/gram

untuk resin anion dan 1,04 mek/ gram untuk resin kation.
DAFTAR PUSTAKA

Bangun T.A., Titin A.Z. dan Anis S., 2016, Pembuatan Arang Aktif dari
Cangkang Buah Karet Untuk Adsorpsi Ion Besi (II) dalam Larutan,
Jurnal JKK, 5(3) ISSN 2303-1077.
Isran, Abd. Kadir dan La Hasanudin, 2018, Pembuatan Material Komposit Resin
Poliester yang Dipadukan Limbah Kertas dan Abu Sekam Padi sebagai
Peredam Akustik, Jurnal Ilmiah Mahasiswa Teknik Mesin, 3(2)ISSN:
2502-8944.
Ferdaus F., Meliani O.W., Ery S.R. dan Wenny I., 2014, Pengaruh Ph,
Konsentrasi Substrat Penambahan Kalsium Karbonat dan Waktu
Fermentasi Terhadap Perolehan Asam Laktat dari Kulit Pisang, Widya
Teknik, 7(1).
Nainggolan S.O.P., Pindi P. dan Rusdi L., 2015, Kajian Intrusi Air Laut pada
Sumur Dangkal di Desa Denai Kuala Kecamatan Pantai Labu Kabupaten
Deli Serdang, Jurnal Saintek, 4(23).
Herlambang, A., 2015, Masalah dan Alternatif Teknologi Pengolahan Air Untuk
Masyarakat Miskin Kota, Jurnal Penelitian. 6(3) ISSN : 2085-3866.

Anda mungkin juga menyukai