Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMIA ANORGANIK II

DISUSUN OLEH

Nama : 1. Andini Berliani (08031181924020)

2. Rajib Mulia Hakiki (08031281924023)

3. Shorea Suhyuni Ali (08031181924019)

4. Siska Safitri (08031381924060)

5. Suci Nuraini (08031281924025)

6. Zenia Dwiyani (08031281924022)

Kelompok : IV

PERCOBAAN IV
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM RANGKAP

LABORATORIUM KIMIA ANORGANIK


JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2021
LEMBAR PENGESAHAN

PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II

OLEH

Nama : 1. Andini Berliani (08031181924020)

2. Rajib Mulia Hakiki (08031281924023)

3. Shorea Suhyuni Ali (08031181924019)

4. Siska Safitri (08031381924060)

5. Suci Nuraini (08031281924025)

6. Zenia Dwiyani (08031281924022)

Kelompok : IV

Mengetahui,

Koordinator Asisten Praktikum Asisten Praktikum


Kimia Anorganik II Kimia Anorganik II

Ade Dwi Nanda Eko Afrizal


NIM. 08031281823109 NIM. 08031281823024
LAPORAN PRAKTIKUM
KIMIA ANORGANIK II

I. NOMOR PERCOBAAN : IV (EMPAT)


II. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan Garam Kompleks dan Garam
Rangkap
III. TUJUAN PERCOBAAN :
3.1 Mempelajari pembuatan dan sifat-sifat garam rangkap kupri ammonium
sulfat dan garam kompleks tetramin tembaga (II) sulfat monohidrat.

IV. TINJAUAN PUSTAKA


Senyawa kompleks merupakan senyawa yang tersusun dari suatu ion logam
pusat dengan satu atau lebih ligan yang menyumbangkan pasangan elektron
bebasnya kepada ion logam pusat. Ion logam pusat merupakan ion unsur transisi,
yang dapat menerima pasangan elektron bebas dari ligan. Donasi pasangan
elektron ligan kepada ion logam pusat menghasilkan ikatan kovalen koordinasi
sehingga senyawa kompleks juga disebut senyawa koordinasi. Banyaknya ikatan
koordinasi dalam senyawa kompleks, antara ion pusat dengan ligan disebut
bilangan koordinasi. Bilangan koordinasi dan struktur senyawa kompleks
beragam mulai dari bilangan koordinasi dua sampai dua belas dengan struktur
linear, tetrahedral, segi empat planar, trigonal bipiramidal, dan oktahedral.
Umumnya senyawa kompleks memiliki bilangan koordinasi enam dengan struktur
umum oktahedral (Male dkk, 2013).
Senyawa kompleks atau senyawa koordinasi terbentuk dari reaksi antara
asam Lewis dengan basa Lewis. Dalam senyawa kompleks atom logam atau ion
logam berfungsi sebagai atom pusat yang dikelilingi oleh ligan-ligan yang ada.
Ikatan antara atom pusat dengan ligan-ligan merupakan ikatan kovalen koordinasi
dengan semua elektron yang digunakan untuk membentuk ikatan berasal dari
ligan-ligan. Senyawa koordinasi atau senyawa kompleks bisa berupa kompleks
kation, kompleks anion, ataupun kompleks netral, yang mengandung atom pusat
atau ion dan molekul atau ion yang berkoordinasi. Secara substansi, molekul yang
mengandung atom pusat dihubungkan dengan ligan dapat dipertimbangkan
sebagai senyawa koordinasi atau senyawa kompleks (Saputro, 2015).
Suatu larutan asam dengan larutan basa apabila dicampurkan, maka ion H+
(dari asam) akan bereaksi dengan ion OH- (dari basa) membentuk air H2O. Reaksi
antara asam dan basa disebut reaksi netralisasi. Hal ini karena selain air, hasil
reaksi antara asam dan basa adalah suatu zat yang bersifat netral, yaitu zat yang
tidak bersifat asam maupun basa. Zat netral yang dimaksudkan di sini adalah
garam. Oleh karena itu reaksi antara asam dan basa disebut juga reaksi
penggaraman (Yusnita, 2019).
Garam adalah suatu bahan kimia yang penting dan murah. Pemakaiannya
terutama untuk bahan pangan dan industri. Dalam industri, garam merupakan
bahan baku untuk pembuatan bahan kimia turunannya yang dapat dipakai sebagai
bahan dasar atau bahan penolong pada industri lain. Garam merupakan salah satu
kebutuhan sebagai pelengkap dari kebutuhan pangan dan merupakan sumber
elektrolit bagi tubuh manusia (Yansa dkk, 2015).
Garam seperti yang kita kenal sehari-hari dapat didefinisikan sebagai suatu
kumpulan senyawa kimia yang bagian utamanya adalah natrium klorida dengan
zat-zat pengotor yang terdiri dari kalsium sulfat, magnesium sulfat, magnesium
klorida dan lain-lain. Pembuatan garam dapat dilakukan dengan bebrapa kategori
berdasarkan perbedaan kandungan natrium kloridanya sebagai unsur utama
garam, antara lain penguapan menggunakan tenaga sinar matahari di lading
pembuatan garam, penguapan menggunakan tenaga panas bahan bakar dalam
suatu evaporator dan kristalisasi garamnya dalam suatu crystallizer, pemisahan
elektrokimia larutan garam dengan proses elektrolisa kemudian kristalisasi dengan
crystallizer. Garam yang dibuat dengan cara penguapan air laut, dari meja
kristalisasi yang ada di lading-ladang penggaraman merupakan garam kasar.
Garam terbagi atas garam konsumsi dan garam industri. Garam konsumsi terbagi
atas garam meja dan garam dapur. Untuk garam industri, penggunaannya dapat
dilihat pada industri soda elektrolisis dan industri perminyakan. Tetapi, untuk
mendapatkan garam industri dari garam krosok perlu dilakukan pemurnian garam
krosok dengan jalan rekristalisasi (Rositawati dkk, 2013).
Garam merupakan hasil reaksi antara asam dan basa, reaksinya ialah reaksi
netralisasi. Sejumlah asam dan basa murni ekivalen yang dicampur dan larutannya
diuapkan, maka akan terdapat zat kristalin yang tertinggal yang disebut dengan
garam. Garam tidak memiliki ciri-ciri khas suatu asam atau basa, garam terdiri
dari kation dan anion. Kation dan anion tersebut ada yang merupakan ion
kompleks sehingga membentuk senyawa kompleks. Garam-garam yang
mengandung ion-ion kompleks dikenal sebagai senyawa koordinasi atau garam
kompleks. Garam kompleks berbeda dengan garam rangkap. Senyawa atau garam
kompleks merupakan senyawa yang terbentuk karena penggabungan dua atau
lebih senyawa sederhana, yang masing-masingnya dapat berdiri sendiri,
sedangkan garam rangkap dalam larutan akan terionisasi menjadi ion-ion
komponennya. Pembelajaran mengenai senyawa kompleks ini merupakan hal
yang penting dalam kimia anorganik, maka perlu dilakukan percobaan untuk
mempelajari pembuatan garam kompleks dan garam rangkap (Singh and Dutta,
2009).
Sintesis senyawa kompleks tembaga (II) dengan ligan etilendiamin telah
banyak dilakukan dengan berbagai macam pasangan anion antara lain sulfat dan
montmorillonite. Tembaga (II) dengan ligan yang mengandung atom nitrogen
dapat membentuk kompleks dengan struktur yang bermacam-macam. Untuk
senyawa kompleks tembaga (II) umumnya membentuk senyawa kompleks dengan
bilangan koordinasi empat dan enam dengan geometri segiempat planar atau
oktahedral. Sintesis kompleks tembaga (II) dapat dilakukan secara refluks maupun
dengan cara
pencampuran pada suhu kamar. Pelarut yang digunakan juga bervariasi seperti
akuades, benzen dan etanol. Karakteristik elektronik tembaga (II) ditentukan dari
konfigurasi elektronik tiga d, sehingga ion tembaga (II) mempunyai satu elektron
tidak berpasangan dan mempunyai sifat paramagnetik (Albewafa’ dan Sugiyarto,
2014).
Hidroksida ganda berlapis nanodimensional dan garam rangkap hidroksida
telah terbukti mengalami reaksi pertukaran ion ini, ditambah dengan kemampuan
untuk memvariasikan ion logam intralayer, telah memungkinkan fine-tuning
bahan ini untuk berbagai aplikasi yang berkisar dari katalisis untuk pemisahan
isomer. Hidroksida ganda berlapis nanodimensional dan garam rangkap
hidroksida memiliki struktur lapisan tipe brucite dimana magnesium ion
dikelilingi oleh enam ion hidroksida dalam geometri sekitar oktahedral dengan
anion yang dapat ditukar menempati wilayah dalam lapisan (Majoni and
Hossenlopp, 2014).

V. ALAT DAN BAHAN


5.1 ALAT
a. Gelas beker 100 mL
b. Gelas ukur 5 mL dan 10 mL
c. Kaca arloji
d. Kertas saring
e. Spirtus
f. Sudip
g. Pemanas
h. Penjepit tabung reaksi
i. Pipet tetes
j. Rak dan 3 buah tabung reaksi
5.2 Bahan
a. Akuades
b. Ammonia 15 M dan 6 M
c. Etanol
d. Kristal ammonium sulfat (NH4)2SO4
e. Kristal kupri sulfat pentahidrat (CuSO45 H2O)

NOTE:

1. sub bab samain kapital semua atau awal katanya saja


2. jarak dari nomor bab ke judul bab itu 1 cm, samain dengan 4 bab
sebelumnya
3. untuk format alban, prosedur dan sifat fisik samain satu sekelas
mulai dari nama senyawa pakek rumus senyawa atau nggak, terus
huruf kapital diawal paragraph aja atau diawal setiap kata dan untuk
penomoran itu pakek abc kapital atau tidak kapital
VI. PROSEDUR PERCOBAAN
7.1 Pembuatan garam rangkap kupri ammonium sulfat CuSO4(NH3)2. 6H2O

5 gram CuSO4. 5H2O+ 2,64 gram (NH3)2SO4


- ditambahkan 10 mL akuades
- diaduk hingga larut

Larutan
- dipanaskan sampai larut sempurna
- didinginkan
- didekantasi
- disaring dengan corong pisah

Residu Kristal
- dikeringkan di
oven
- ditimbang

Hasil

NOTE:
1. tanda + di awal prosedur dikasih spasi
2. ditambahkan, diaduk, didinginkan dkk itu antara kata di dengan kata
selanjutnya gak pakek spasi contoh didinginkan bukan di dinginkan kecuali kata
tempat seperti di dalam atau di beker atau di oven
7.1 Pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat
Cu(NH3)4 SO4H2O

1 mL NH3 15 M + 5 mL akuades
- ditambah 5 gram CuSO4.5H2O
- diaduk hingga larut

Larutan
- dipanaskan
- ditambahkan 8 ml etil alkohol
- didekantir
- disaring dengan corong pisah

Residu Kristal
- dicuci dengan 3
mL etanol
- dikeringkan
dalam oven
- ditimbang

Hasil

7.2 Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam
kompleks
7.3.1 Garam tunggal

1 gram kristal CuSO4 anhidrat


- dimasukkan ke tabung reaksi
- ditambahkan 5 ml akuades
- ditambahkan 1 ml ammoniak
6 M tetes demi tetes
Hasil
NOTE:
1. yang benar ammonia atau ammoniak
2. ujinya untuk prosedur 7.3 Cuma garam tunggal aja ?
3. oh iya kalo bisa prosedur jangan foto ya biar rapih
4. sub bab itu di bolt atau tidak ? kenapa alban dan sifat fisik di bolt sedangkan
prosedur tidak
VII. SIFAT FISIK DAN KIMIA BAHAN
7.1 Ammoniak
7.1.1 Sifat Fisik
- Tidak berwarna
- Pada sihu kamar berwujud gas
- Larut dalam air
7.1.2 Sifat Kimia
- Sangat stabil
- Mudah terbakar di udara
7.2 Etanol
7.2.1 Sifat Fisik
- Titik didih 78,29°C
- Tidak berwarna
- Titik lebur -114,1°C
7.2.2 Sifat Kimia
- Mudah larut dalam air dingin, air panas dan metanol
- Bersifat basa
7.3 Kristal ammonium sulfat (NH4)2SO4
7.3.1 Sifat Fisik
- Densitas 1,769 g/cm3
- Titik lebur 235°C
- Warna abu-abu kecokelatan putih
7.3.2 Sifat Kimia
- Larut dalam air dingin
- Bersifat asam
7.4 Kristal kupri sulfat pentahidrat (CuSO4.5H2O)
7.4.1 Sifat Fisika
- Titik didih 150°C
- Titik lebur 110°C
- Berwarna biru
7.4.2 Sifat Kimia
- Bersifat mengiritasi
- Mudah larut dalam air dan metanol

NOTE: samain ya untuk nama senyawa, kalo pakek rumus ya pakek rumus
semua, kalo nggak ya gak usah semua terserah mana yang kelihatan bagus.
VII. DATA HASIL PENGAMATAN
No. Bahan Berat Volume BM
(g) (mL) (g/mol)

1. Kertas saring 1 0,42 - -


2. Kertas saring 2 0,42 - -
3. Kertas saring + endapan 1 6,0800 - -
4. Kertas saring + endapan 2 1,892 - -
5. CuSO4.5H2O 5 - 249,677
6. (NH4)2SO4 2,64 - 132,14
7. H2O - 10 18,015
8. CuSO4 (NH4)2 SO4.6H2O 5,66 - 399,8398
9. [CuSO4 (NH3)4] SO4.6H2O 1,472 - 245,74
10. NH3 - 1 17
11. Etanol - 8 216

NOTE:
Samain formatnya sekelas

IX. REAKSI DAN PERHITUNGAN


9.1. Reaksi
9.1.1. Sintesis garam rangkap :
CuSO4.5H2O(s) + (NH3)2SO4(s) + 6 H2O(l) → CuSO4(NH3)2

SO4.6H2O(s)
9.1.2. Sintesis Garam Kompleks :

CuSO4.5H2O(s) + 4 NH3 (l) → [Cu (NH3)4]SO4 (s) .H2O(s)


9.1.3. Perbandingan sifat garam tunggal, rangkap, dan kompleks
a. Garam tunggal
CuSO4 + 4 H2O [Cu(H2O)4]2+ + SO42-
[Cu(H2O)4]2+ + 4 NH3 [Cu(NH3)4]2+ + 4 H2O
b. Garam rangkap
CuSO4(NH3)2 SO4. 6 H2O(s) + H2O(l) Cu2+(aq)
+ 2 SO42-(aq) + 2 NH4+ (aq) + 6H2O(l)
c. Garam kompleks
Cu(NH3)4SO4.H2O(s) + H2O(l) [ Cu(NH3)4]2+ (aq) +
SO42- (aq) + 2H2O(l)
NOTE:
1. pada 9.1.2 spasi Cu hilangin, terus symbol solidnya satu aja
2. terus untuk koefisien ke rumus molekul yang bener itu 5H2O atau 5 H2O
3. pada 9.1.3 yang a tambahin symbol solid,liquid,aquos

9.2. Perhitungan
9.2.1. Pembuatan garam rangkap
1. Secara teori
a. Input
W CuSO 4 . 5 H 2 O
n CuSO4.5H2O =
BM CuSO 4 . 5 H 2 O
5 gram
=
249,677 gram/mol
= 0,02 mol
W H2O = ρ H2O × V H2O
= 0,996 gram/ml × 10 ml
= 9,96 gram
W H 2O
n H2O =
BM H 2 O
9,96 gram
=
18,015 gram/mol
= 0,55 mol
b. Output
W CuSO4(NH3)2 SO4.6H2O = 5,66 gram
W CuSO 4 ( NH 4 )2 SO 4 .6 H 2 O
n larutan =
BM CuSO 4 (NH 4 )2 SO 4 .6 H 2 O
5,66 gram
=
399,8198 gram/ mol
= 0,014 mol
W CuSO4.5H2O sisa = (W CuSO4.5H2O awal) – (n larutan
× BM CuSO4.5H2O)
= (5 gram) – (0,014 mol × 249,677
g/mol)
= 5 gram – 3,49 gram
= 1,51 gram
W (NH4)2SO4sisa = (W (NH4)2SO4awal) – (n larutan ×
BM (NH4)2SO4)
= (2,64 gram) – (0,014 mol × 132,14
g/mol)
= 2,64 gram – 1,84 gram
= 0,8 gram
W H2O sisa = (W H2O awal) – (n larutan × BM H2O)
= (9,96 gram) – (0,014 mol × 18,015 g/mol)
= 9,96 gram – 0,25 gram
= 9,71 gram

Tabel Material Balance


Material Input Output
Berat (g) % Berat (g) %
CuSO4.5H2O 5 28,4 1,51 8,54
(NH4)2SO4 2,64 15 0,8 4,52
H2O 9,96 56,59 9,71 54,92
CuSO4(NH4)2 SO4.6H2O - - 5,66 32,01
Ʃ 17,6 100 17,68 100

X. PEMBAHASAN
Percobaan ini tentang pembuataan garam kompleks dan garam rangkap.
Garam suatu zat padat kristal yang menjadi produk lain selain air yang terbentuk
ketika suatu asam direaksikan dengan basa. Garam rangkap dan kompleks sama-
sama terbentuk dari kombinasi dua atau lebih senyawa yang stabil secara rasio
stoikiometri tetapi berbeda dalam sifat fisik maupun sifat kimianya. Garam
rangkap dimana garam yang terbentuk apabila dua garam mengkristal secara
bersama-sama sehingga memiliki dua kation yang berbeda pada perbandingan
molekul tertentu dengan sebuah anion yang sama. Percobaan ini kationnya berupa
ion tembaga dan ammonia, sedangkan anionnya berupa ion sulfat. Bentuk garam
rangkap yang terbentuk pada percobaan ini berupa tembaga (II) ammonium sulfat
atau kupri ammonium sulfat, dimana tembaga sulfat pentahidrat berperan sebagai
atom pusat dan ammonium sebagai ligan.
Kristal yang terbentuk berwarna biru muda dikarenakan tembaga dalam
bentuk hidrat berwarna biru apabila tembaga dalam bentuk logam akan berwarna
coklat. Penambahan akuades bertujuan sebagai pengompleks tembaga, dimana air
sebagai ligan dan tembaga sebagai atom pusat sehingga ligan air akan digantikan
oleh ligan ammonium. Berdasarkan deret kekuatan ligan, dimana ligan
ammonium lebih kuat dibandingkan ligan air atau akuo. Dalam pembentukan
garam rangkap, pemanasan dilakukan bertujuan untuk mempercepat reaksi
sehingga larutan dapat larut dengan sempurna. Garam kompleks dimana garam
yang terbentuk dari pembentukan senyawa kompleks yang memiliki atom pusat
dan ligan yang dihubungkan oleh ikatan koordinasi. Senyawa Garam kompleks
yang terbentuk pada percobaan ini atom pusatnya berupa tembaga sedangkan
ligannya ammonia, dalam percobaan ini garam kompleks yang terbentuk berupa
tetramin tembaga (II) sulfat monohidrat yang berupa kristal berwarna biru tua.
Percobaan ini terdapat tembaga sulfat anhidrat yang berperan sebagai garam
tunggal dan berfungsi untuk membandingkan antara garam rangkap dan garam
kompleks yang terbentuk. Terdapat beberapa perbedaan antara garam rangkap dan
garam kompleks yang terbentuk pada percobaan ini. Pertama, garam rangkap
dapat terdisosiasi menjadi ion-ion di dalam air apabila dilarutkan kembali,
sedangkan garam kompleks jika dilarutkan kembali tidak terdisosiasi tetapi akan
menghasilkan ion kompleks. Kedua, garam rangkap memiliki ukuran partikel
yang lebih besar sedangkan garam kompleks memiliki ukuran partikel yang lebih
kecil. Ketiga, pada percobaan ini garam rangkap yang terbentuk memiliki warna
biru muda sedangkan garam kompleks memiliki warna biru tua. Keempat, garam
rangkap memiliki struktur yang lebih panjang sedangkan garam kompleks
memiliki struktur yang lebih pendek.
Pembentukan garam rangkap dan garam kompleks pada percobaan ini
melalui proses kristalisasi dan rekristalisasi. Kristalisasi dilakukan pada saat
pembentukan garam, sedangkan rekristalisasi dilakukan pada saat pemurnian.
Pembuatan garam kompleks terdapat penambahan etanol yang dilakukan sedikit
demi sedikit dan berfungsi untuk mencegah ammonia untuk tidak menguap dan
mengikat molekul air sehingga tidak mengganggu proses pengendapan.
Penambahan dilakukan melalui dinding gelas beker bertujuan agar gugus
hidroksil pada etanol tidak berikatan dengan tembaga sehingga tidak terbentuk
tembaga dioksida. Penambahan etanol untuk pencucian dan ammonia sebagai
pencucian dimana ammonia akan menarik molekul-molekul ammonia yang tidak
bereaksi pada pembentukan garam sedangkan etanol berfungsi untuk menarik sisa
etanol yang tidak bereaksi. Penggunaan etanol sebagai pengganti akuades pada
saat pencucian dikarenakan garam dapat terionisasi menjadi ion-ion penyusunnya.
Etanol juga bersifat pengikat air sehingga air tidak menganggu ligan ammonia
dalam pembentukan garam. Percobaan ini tidak menggunakan akuades sebagai
pencuci sebab garam akan terionisasi menjadi ion-ion penyusunnya. Sebelum
pemanasan dan dekantasi, gelas beaker ditutup dengan kaca arloji untuk
menghindari kontaminan udara. Setelah proses penyaringan, garam rangkap
maupun kompleks dilakukan pengeringan di dalam oven dengan suhu seratus lima
sampai seratus sepuluh derajat celsius. Proses pengeringan ini bertujuan untuk
menghilangkan sisa air yang terkandung dalam kristal sehingga didapatkan berat
kristal yang murni.
Percobaan ini dilakukan pengujian dengan akuades dan pembakaran.
Pengujian dengan akuades dimana garam rangkap yang terbentuk berupa kristal
warna biru ditambahkan dengan lima mililiter akuades dan tetes demi tetes
ammonia enam molar. Setelah penambahan akuades larutannya akan berwarna
biru muda. Saat ditambahkan ammonia, terdapat garam yang sedikit larut dan
terurai kembali menjadi ion-ion penyusun antara lain ion tembaga, ion sulfat, ion
ammonia, ion hidrogen dan ion hidroksida.
Pada garam kompleks, garam yang berwarna biru tua berubah menjadi
larutan biru muda sampai hampir tidak berwana. Selain itu, sangat sedikit
terbentuk endapan biru muda, dimana endapan ini terbentuk karena larutan sudah
lewat jenuh. Garam rangkap cenderung memiliki massa yang lebih besar
dibandingkan garam kompleks sebab garam rangkap tersusun dari minimal dua
buah garam yang mengkristal berupa tembaga (II) sulfat dan garam ammonium.
Uji pemanasan, garam rangkap saat dipanaskan endapannya berwarna putih dan
mengeluarkan uap-uap air, namun tidak mengeluarkan gas sebab bersifat netral.
Garam kompleks terdapat sedikit endapan hitam dan terbentuk gas dari
pemanasan dari ammonia yang bersifat basa.
XI. KESIMPULAN
1. Garam rangkap memiliki struktur yang lebih panjang sedangkan garam
kompleks memiliki struktur yang lebih pendek.
2. Pembentukan garam rangkap dan garam kompleks percobaan ini
dilakukan proses kristalisasi dan rekristalisasi
3. Pemanasan yang dilakukan berfungsi untuk mempercepat reaksi
sehingga larutan dapat larut dengan sempurna.
4. Berdasarkan deret kekuatan ligan ammonium lebih kuat dibandingkan
ligan air atau akuo
5. Garam rangkap terdapat endapan berwarna putih dan mengeluarkan uap
air
DAFTAR PUSTAKA

Albeewafa’, M. F. F. dan Sugiyarto, K. H. 2014. Sintesis dan Karakterisasi


Senyawa Kompleks Bis- Etilendiamin Tembaga (II) dengan Anion NO 3- dan
BF4-. Jurnal Kimia. 3(1) : 3.
Majoni, S, and Hossenlopp, J. M. 2014. Controlled Release Kinetics in Hydroxy
Double Salts: Effect of Host Anion Structure. International Journal of
Chemical. 2(1) : 1.
Male, Y. T., Tehubijuluw, H., dan Pelata, P. M. 2013. Sintesis Senyawa
Kompleks Berinti Ganda {[Fe(L)(NCS)2]2oks} (L = 1, 10-fenantrolin dan
2,2’-bipiridin). Indonesia Journal Chemistry. 2013(1) : 15-22.
Rositawati, A. L., Taslim, C. M., dan Soetrisnanto, D. 2013. Rekristalisasi Garam
Rakyat dari Daerah Demak Untuk Mencapai SNI Garam Industri. Jurnal
Teknologi Kimia dan Industri. 2(4) : 217-219.
Saputro, A. N. C. 2015. Konsep Dasar Kimia Koordinasi. Yogyakarta :
Deepublish.
Singh, J. and Dutta, P. K. 2009. Preparation, Circular Dichroism Induced Helical
Conformation and Optical Property of Chitosan Acid Salt Complexes For
Biomedical Applications. International Journal of Biological
Macromolecule. 45(1): 384-392.
Yansa, H., Sandi, D. H., dan Umra, N. I. 2015. Sea Water Filter With Circle
Method Untuk Meningkatkan Produksi Garam Beryodium Menuju
Pencapaian Swasembada Garam Nasional yang Berkelanjutan. Jurnal
PENA. 2(1) : 227-235.
Yusnita, M. 2019. Asam, Basa, dan Garam di Lingkungan Kita. Semarang :
Alpirin.

NOTE:
1. sebelum tanda : atau titik dua itu jangan dikasih spasi
2. jurnal Male itu 2013 volumenya atau tahun
3. Jurnal yansa tanda kuning dihapus koma nya
4. kata hubung jangan dikapital contoh untuk, dan, yang dkk.
5. enter setelah kata daftar Pustaka dihapus

Anda mungkin juga menyukai