KIMIA ANORGANIK II
DISUSUN OLEH
Kelompok : IV
PERCOBAAN IV
PEMBUATAN GARAM KOMPLEKS DAN GARAM RANGKAP
OLEH
Kelompok : IV
Mengetahui,
NOTE:
Larutan
- dipanaskan sampai larut sempurna
- didinginkan
- didekantasi
- disaring dengan corong pisah
Residu Kristal
- dikeringkan di
oven
- ditimbang
Hasil
NOTE:
1. tanda + di awal prosedur dikasih spasi
2. ditambahkan, diaduk, didinginkan dkk itu antara kata di dengan kata
selanjutnya gak pakek spasi contoh didinginkan bukan di dinginkan kecuali kata
tempat seperti di dalam atau di beker atau di oven
7.1 Pembuatan garam kompleks tetraamin tembaga (II) sulfat monohidrat
Cu(NH3)4 SO4H2O
1 mL NH3 15 M + 5 mL akuades
- ditambah 5 gram CuSO4.5H2O
- diaduk hingga larut
Larutan
- dipanaskan
- ditambahkan 8 ml etil alkohol
- didekantir
- disaring dengan corong pisah
Residu Kristal
- dicuci dengan 3
mL etanol
- dikeringkan
dalam oven
- ditimbang
Hasil
7.2 Perbandingan beberapa sifat garam tunggal, garam rangkap dan garam
kompleks
7.3.1 Garam tunggal
NOTE: samain ya untuk nama senyawa, kalo pakek rumus ya pakek rumus
semua, kalo nggak ya gak usah semua terserah mana yang kelihatan bagus.
VII. DATA HASIL PENGAMATAN
No. Bahan Berat Volume BM
(g) (mL) (g/mol)
NOTE:
Samain formatnya sekelas
SO4.6H2O(s)
9.1.2. Sintesis Garam Kompleks :
9.2. Perhitungan
9.2.1. Pembuatan garam rangkap
1. Secara teori
a. Input
W CuSO 4 . 5 H 2 O
n CuSO4.5H2O =
BM CuSO 4 . 5 H 2 O
5 gram
=
249,677 gram/mol
= 0,02 mol
W H2O = ρ H2O × V H2O
= 0,996 gram/ml × 10 ml
= 9,96 gram
W H 2O
n H2O =
BM H 2 O
9,96 gram
=
18,015 gram/mol
= 0,55 mol
b. Output
W CuSO4(NH3)2 SO4.6H2O = 5,66 gram
W CuSO 4 ( NH 4 )2 SO 4 .6 H 2 O
n larutan =
BM CuSO 4 (NH 4 )2 SO 4 .6 H 2 O
5,66 gram
=
399,8198 gram/ mol
= 0,014 mol
W CuSO4.5H2O sisa = (W CuSO4.5H2O awal) – (n larutan
× BM CuSO4.5H2O)
= (5 gram) – (0,014 mol × 249,677
g/mol)
= 5 gram – 3,49 gram
= 1,51 gram
W (NH4)2SO4sisa = (W (NH4)2SO4awal) – (n larutan ×
BM (NH4)2SO4)
= (2,64 gram) – (0,014 mol × 132,14
g/mol)
= 2,64 gram – 1,84 gram
= 0,8 gram
W H2O sisa = (W H2O awal) – (n larutan × BM H2O)
= (9,96 gram) – (0,014 mol × 18,015 g/mol)
= 9,96 gram – 0,25 gram
= 9,71 gram
X. PEMBAHASAN
Percobaan ini tentang pembuataan garam kompleks dan garam rangkap.
Garam suatu zat padat kristal yang menjadi produk lain selain air yang terbentuk
ketika suatu asam direaksikan dengan basa. Garam rangkap dan kompleks sama-
sama terbentuk dari kombinasi dua atau lebih senyawa yang stabil secara rasio
stoikiometri tetapi berbeda dalam sifat fisik maupun sifat kimianya. Garam
rangkap dimana garam yang terbentuk apabila dua garam mengkristal secara
bersama-sama sehingga memiliki dua kation yang berbeda pada perbandingan
molekul tertentu dengan sebuah anion yang sama. Percobaan ini kationnya berupa
ion tembaga dan ammonia, sedangkan anionnya berupa ion sulfat. Bentuk garam
rangkap yang terbentuk pada percobaan ini berupa tembaga (II) ammonium sulfat
atau kupri ammonium sulfat, dimana tembaga sulfat pentahidrat berperan sebagai
atom pusat dan ammonium sebagai ligan.
Kristal yang terbentuk berwarna biru muda dikarenakan tembaga dalam
bentuk hidrat berwarna biru apabila tembaga dalam bentuk logam akan berwarna
coklat. Penambahan akuades bertujuan sebagai pengompleks tembaga, dimana air
sebagai ligan dan tembaga sebagai atom pusat sehingga ligan air akan digantikan
oleh ligan ammonium. Berdasarkan deret kekuatan ligan, dimana ligan
ammonium lebih kuat dibandingkan ligan air atau akuo. Dalam pembentukan
garam rangkap, pemanasan dilakukan bertujuan untuk mempercepat reaksi
sehingga larutan dapat larut dengan sempurna. Garam kompleks dimana garam
yang terbentuk dari pembentukan senyawa kompleks yang memiliki atom pusat
dan ligan yang dihubungkan oleh ikatan koordinasi. Senyawa Garam kompleks
yang terbentuk pada percobaan ini atom pusatnya berupa tembaga sedangkan
ligannya ammonia, dalam percobaan ini garam kompleks yang terbentuk berupa
tetramin tembaga (II) sulfat monohidrat yang berupa kristal berwarna biru tua.
Percobaan ini terdapat tembaga sulfat anhidrat yang berperan sebagai garam
tunggal dan berfungsi untuk membandingkan antara garam rangkap dan garam
kompleks yang terbentuk. Terdapat beberapa perbedaan antara garam rangkap dan
garam kompleks yang terbentuk pada percobaan ini. Pertama, garam rangkap
dapat terdisosiasi menjadi ion-ion di dalam air apabila dilarutkan kembali,
sedangkan garam kompleks jika dilarutkan kembali tidak terdisosiasi tetapi akan
menghasilkan ion kompleks. Kedua, garam rangkap memiliki ukuran partikel
yang lebih besar sedangkan garam kompleks memiliki ukuran partikel yang lebih
kecil. Ketiga, pada percobaan ini garam rangkap yang terbentuk memiliki warna
biru muda sedangkan garam kompleks memiliki warna biru tua. Keempat, garam
rangkap memiliki struktur yang lebih panjang sedangkan garam kompleks
memiliki struktur yang lebih pendek.
Pembentukan garam rangkap dan garam kompleks pada percobaan ini
melalui proses kristalisasi dan rekristalisasi. Kristalisasi dilakukan pada saat
pembentukan garam, sedangkan rekristalisasi dilakukan pada saat pemurnian.
Pembuatan garam kompleks terdapat penambahan etanol yang dilakukan sedikit
demi sedikit dan berfungsi untuk mencegah ammonia untuk tidak menguap dan
mengikat molekul air sehingga tidak mengganggu proses pengendapan.
Penambahan dilakukan melalui dinding gelas beker bertujuan agar gugus
hidroksil pada etanol tidak berikatan dengan tembaga sehingga tidak terbentuk
tembaga dioksida. Penambahan etanol untuk pencucian dan ammonia sebagai
pencucian dimana ammonia akan menarik molekul-molekul ammonia yang tidak
bereaksi pada pembentukan garam sedangkan etanol berfungsi untuk menarik sisa
etanol yang tidak bereaksi. Penggunaan etanol sebagai pengganti akuades pada
saat pencucian dikarenakan garam dapat terionisasi menjadi ion-ion penyusunnya.
Etanol juga bersifat pengikat air sehingga air tidak menganggu ligan ammonia
dalam pembentukan garam. Percobaan ini tidak menggunakan akuades sebagai
pencuci sebab garam akan terionisasi menjadi ion-ion penyusunnya. Sebelum
pemanasan dan dekantasi, gelas beaker ditutup dengan kaca arloji untuk
menghindari kontaminan udara. Setelah proses penyaringan, garam rangkap
maupun kompleks dilakukan pengeringan di dalam oven dengan suhu seratus lima
sampai seratus sepuluh derajat celsius. Proses pengeringan ini bertujuan untuk
menghilangkan sisa air yang terkandung dalam kristal sehingga didapatkan berat
kristal yang murni.
Percobaan ini dilakukan pengujian dengan akuades dan pembakaran.
Pengujian dengan akuades dimana garam rangkap yang terbentuk berupa kristal
warna biru ditambahkan dengan lima mililiter akuades dan tetes demi tetes
ammonia enam molar. Setelah penambahan akuades larutannya akan berwarna
biru muda. Saat ditambahkan ammonia, terdapat garam yang sedikit larut dan
terurai kembali menjadi ion-ion penyusun antara lain ion tembaga, ion sulfat, ion
ammonia, ion hidrogen dan ion hidroksida.
Pada garam kompleks, garam yang berwarna biru tua berubah menjadi
larutan biru muda sampai hampir tidak berwana. Selain itu, sangat sedikit
terbentuk endapan biru muda, dimana endapan ini terbentuk karena larutan sudah
lewat jenuh. Garam rangkap cenderung memiliki massa yang lebih besar
dibandingkan garam kompleks sebab garam rangkap tersusun dari minimal dua
buah garam yang mengkristal berupa tembaga (II) sulfat dan garam ammonium.
Uji pemanasan, garam rangkap saat dipanaskan endapannya berwarna putih dan
mengeluarkan uap-uap air, namun tidak mengeluarkan gas sebab bersifat netral.
Garam kompleks terdapat sedikit endapan hitam dan terbentuk gas dari
pemanasan dari ammonia yang bersifat basa.
XI. KESIMPULAN
1. Garam rangkap memiliki struktur yang lebih panjang sedangkan garam
kompleks memiliki struktur yang lebih pendek.
2. Pembentukan garam rangkap dan garam kompleks percobaan ini
dilakukan proses kristalisasi dan rekristalisasi
3. Pemanasan yang dilakukan berfungsi untuk mempercepat reaksi
sehingga larutan dapat larut dengan sempurna.
4. Berdasarkan deret kekuatan ligan ammonium lebih kuat dibandingkan
ligan air atau akuo
5. Garam rangkap terdapat endapan berwarna putih dan mengeluarkan uap
air
DAFTAR PUSTAKA
NOTE:
1. sebelum tanda : atau titik dua itu jangan dikasih spasi
2. jurnal Male itu 2013 volumenya atau tahun
3. Jurnal yansa tanda kuning dihapus koma nya
4. kata hubung jangan dikapital contoh untuk, dan, yang dkk.
5. enter setelah kata daftar Pustaka dihapus