Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Kimia Anorganik 2

26 Maret 2014

PEMBUATAN TAWAS
Eka Yulli Kartika
1112016200031
Kelompok 3:
Eka Noviana N.A,Masfufatul Ilma, Nina Afria Damayanti
Jurusan Pendidikan Kimia Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Kampus 1 UIN Syahid Jakarta, Jl. Ir. H. Juanda No. 95 Ciputat 15412 TangSel

Abstak
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik(rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu
saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia senyawa organik dan senyawa
anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif
terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia. Ion Al3+ yang juga ada dapat diikat
dengan 3 pembentukan tawas, memanfaatkan limbah pembuatan tanah pemucat, yaitu dengan
membuatnya menjadi tawas. Pembuatan tawas pada praktikum ini dibentuk dengan mereaksikan
KOH dengan alumunium foil dan H2SO4. Hasil dari praktikum ini di dapatkan berat kristal
sebanyak 2,56 gr. Untuk menguji berhasil ataukah tidaknya tawas yang sudah terbentuk maka
memasukkan Kristal (tawas) kedalam air got.

Pendahuluan
Limbah merupakan konsekuensi dari adanya aktifitas manusia karena setiap aktifitas
manusia cenderung menghasilkan limbah atau buangan. Jumlah/volume sampah sebanding
dengan tingkat konsumsi manusia terhadap barang/material yang digunakan sehari-hari. Salah
1

Jurnal Kimia Anorganik 2

26 Maret 2014

satu limbah yang banyak ditemukan di lingkungan adalah limbah kaleng. Jika disebutkan satu
per satu banyak sekali limbah kaleng yang dihasilkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari.
Proses daur ulang akan menghemat energi dan eksploitasi sumber daya alam sekaligus
mengurangi timbunan sampah di TPA. Selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan
timbunan sampah di TPA, proses daur ulang juga dapat menambah nilai ekonomis dari limbah
kaleng terutama recovery dari logam-logam seperti aluminium, seng, timah, atau besi. Dugaan
kuat bahwa beberapa kaleng bekas mengandung aluminium dengan kadar yang bervariasi,
mengingat aluminium mempunyai sifat tahan korosi, ringan dan mudah di dapat sehingga
memungkinkan untuk dijadikan bahan baku kaleng. Kandungan aluminium dalam kaleng bekas
juga memberi peluang untuk diolah menjadi bahan koagulan penjernih air (tawas) atau bahan
dalam deodorant (PDF)
Alumunium adalah logam putih, yang liat dan dapat ditempa, bubuknya berwarna abuabu. Ia melebur pada 659oC. Bila terkena udara, objek-objek alumunium teroksidasi pada
permukaannya tetapi lapisan oksida ini melindungi objek dari oksida lebih lanjut (Vogel; 266).
Tawas atau alumunium sulfat mempunyai daya pengikat koloid, partikel-partikel kotoran
sehingga mengelompok, dan cepat mengendap. Sedangkan kaporit dan kapur berfungsi sebagai
desifektan atau pemberantas kuman ( Widarto; 15)

Bahan dan Langkah Kerja


Alat dan Bahan :
Labu erlenmeyer

2 buah

Corong

2 buah

Gelas kimia

1 buah

Spatula

1 buah

Neraca ohauss

1 buah

Kaca arloji

1 buah

Air got

secukupnya

Es batu

secukupnya

Jurnal Kimia Anorganik 2

Kertas saring

26 Maret 2014

2 lembar

Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Larutan KOH 20%
Aluminium foil
Larutan H2SO4 6 M
Langkah Kerja :
Timbang Alumunium Foil sebanyak 2 gram
Masukkan KOH 20% sebanyak 40 mL kedalam labu Erlenmeyer
Masukkan Alumunium tadi kedalam Erlenmeyer yang berisi KOH
Amati reaksi yang terjadi (tunggu sampai berhenti bereaksi, ditandai dengan tidak
adanya gelembung gas)
Labu erlenmeyer yang berisi campuran KOH dan aluminium foil dipanaskan
menggunkan magnetic stirer sampai tidak terlihat gelembung
Campuran tersebut di saring kemudian filtratnya dibiarkan dingin
Filtrat yang sudang dingin di tambahkan larutan H2SO4 6 M sebanyak 30 ml (akan
terbentuk gumpalan putih)
Lalu hasilnya direndam dalam es batu sampai mengkristal
Kristal tadi di diamkan selama 1 hari
Setelah 1 hari, timbang Kristal yang terbentuk
Masukkan sedikit Kristal kedalam tabung reaksi yang berisi air got
Amati seberapa jernih air got tersebut setelah dimasukkan kristal tersebut.

Jurnal Kimia Anorganik 2

26 Maret 2014

Hasil dan Pembahasan


Masa Alumunium Foil

2 gr

Volume KOH

40 mL

Berat kertas saring

0,54 gr

Kristal yang terbentuk

2,56 gr

Pembuatan tawas dari alumunium foil yang direaksikan dengan KOH mula-mula
menghasilkan suatu reaksi. Reaksi yang terbentuk yaitu gas H2, ditandai dengan munculnya
gelembung-gelembung gas. Untuk mempercepat suatu reaksi maka dilakukan pemanasan
sehingga gelembung-gelembung gas hilang setelah semua alumunium bereaksi, dan larutannya
berubah menjadi warna hitam. Untuk menghilangkan pengotornya maka dilakukan penyaringan
menggunakan kertas saring. Setelah itu filtratnya ditetesi H2SO4 6M sebanyak 30 mL. Hasilnya
akan terbentuk gumpalan putih. Gumpalan putih tersebut merupakan pembentukan dari
Al2(SO4)3. Penambahan H2SO4 membentuk Al(OH)3 bersama-sama dengan K[Al(OH)4], namun
setelah berlebih H2SO4 melarutkan Al(OH)3 menjadi Al2(SO4)3 berupa larutan bening tak
berwarna. Penambahan larutan H2SO4 dilakukan agar seluruh senyawa K[Al(OH)4] dapat
bereaksi sempurna. Senyawa Al2(SO4)3 yang terbentuk bereaksi kembali dengan K2SO4
membentuk Kristal. Untuk mempercepat terbentuknya Kristal, filtrat disimpan di dalam
rendaman es batu. Kristal (tawas) akan terbentuk setelah di diamkan selama satu hari. Setelah
Kristal (tawas) di diamkan selama satu hari di dapat berat Kristal sebanyak 2,56 gr. Untuk
menguji berhasil ataukah tidaknya tawas yang sudah terbentuk maka kami memasukkan satu
sendok spatula tawas kedalam tabung reaksi yang berisi air got. Hasil penjernihan air got
menggunakan tawas dari kelompok kami kurang jernih. Hal tersebut karena ada langkah kerja
yang salah. Ketika setelah ditetesi dengan H2SO4 pekat seharusnya tak perlu di saring, namun
kelompok kami melakukan hal tersebut sehingga mempengaruhi hasil penjernihan tersebut.

Figure
Terlampir

Jurnal Kimia Anorganik 2

26 Maret 2014

Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum dapat disimpulkan bahwa :
Tawas atau alumunium sulfat mempunyai daya pengikat koloid, partikel-partikel kotoran
sehingga mengelompok, dan cepat mengendap
Hasil Kristal (tawas) terdapat sebanyak 2,56 gr
Gumpalan putih yang terbentuk merupakan pembentukan dari Al2(SO4)3

Jurnal Kimia Anorganik 2

26 Maret 2014

Daftar Pustaka
Vogel.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makrodan Semimikro. Jakarta: PT Kalman
Media Pustaka
Widarto. Penjernihan air.(http//books.google.co.id)
Ojs.unud.ac.id

Jurnal Kimia Anorganik 2

26 Maret 2014

Terlampir

Anda mungkin juga menyukai