Anda di halaman 1dari 9

INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY

Vol 5 (1) 2022, 7-15

Analisis Penentuan Kadar Besi (Fe) dalam Air Limbah Tambang Batu Bara
Menggunakan Spektrofotometer UV-Vis

Made Yuri Suryani1,*, Adhe Paramita1, Hendro Susilo1, Inggit Kresna Maharsih2

1Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan, 76127,


2Inggit Kresna Maharsih, Universitas Brawijaya, Malang, 65145
Korespondensi penulis. Email: yurisuryani@staff.itk.ac.id

Submisi: 21 Januari 2022; Penerimaan: 1 April 2022

ABSTRAK
Kegiatan industri di Kalimantan lebih dari 70% merupakan industri pertambangan batu
bara. Limbah hasil kegiatan pertambangan dapat menyebabkan pencemaran air yang
mengakibatkan turunnya kualitas air akibat kandungan air limbah tambang yang
mengandung logam berat terlarut dengan sifat asam yang tinggi. Oleh sebab itu
diperlukan adanya pengujian kadar besi pada air limbah tambang sebagai upaya
pengendalian pencemaran air agar sesuai dengan baku mutu air limbah pertambangan.
Pengambilan contoh sampel uji air limbah berdasarkan SNI 6989.59-2008 yaitu sampel
air limbah diambil dari tiga titik lokasi kolam penataan area stockpile pada industri
pertambangan batu bara di Kabupaten Sangatta, Kalimantan Timur. Validasi setiap
parameter uji dilakukan di Laboratorium Terpadu ITK dengan pengulangan untuk
masing-masing sampel uji sebanyak 7 (tujuh) kali pengulangan. Pada parameter
validasi metode analisis untuk uji linearitas pada air limbah diperoleh nilai koefisien
korelasi regresi linier (r) sebesar 0,999; batas deteksi dan batas kuantitasi diperoleh
sebesar 0,141 mg/L dan 0,470 mg/L. Pada uji presisi sampel uji air limbah tambang A,
B dan C didapatkan nilai %RSDr sebesar 1,602%; 0,829% dan 0,782%. Nilai %recovery
pada masing-masing air limbah adalah 103,429%, 108,870% dan 95,116%. Hasil
pengujian kadar besi (Fe) menggunakan spektrofotometer UV-Vis dengan
pengompleks tiosianat (KSCN) pada limbah A, B dan C adalah 0,721 mg/L, 2,786 mg/L
dan 4,961 mg/L. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar besi sampel air limbah tidak
melebihi batas ambang air limbah pertambangan.

Kata kunci: validasi metode; analisis besi; air limbah tambang batubara;
spektrofotometer UV-Vis.

PENDAHULUAN kandungan air limbah tambang yang


mengandung logam berat terlarut dengan
Dinas Energi dan Sumber Daya sifat asam yang tinggi. Pencemaran air
Mineral Provinsi Kalimantan Timur akibat adanya kandungan senyawa logam
menyebutkan jumlah perusahaan berat dalam air limbah mengakibatkan air
pertambangan yang memiliki izin berbau tidak sedap, membuat iritasi pada
pertambangan di Kalimantan Timur pada kulit dan mata serta dapat mengakibatkan
tahun 2018 dan 2021 berturut-turut adalah kematian apabila dikonsumsi oleh manusia
1.404 dan 140.400 perusahaan (Data secara berkala dan jangka panjang
Pertambangan Provinsi Kaltim, 2021). (Soemitrat, 2009).
Peningkatan jumlah perusahaan Badan air dapat dikatakan tercemar
pertambangan di Kalimantan Timur dapat apabila kadar logam berat yang
menyebabkan turunnya kualitas air akibat terkandung dalam air limbah melebihi dari

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 7


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Vol 5 (1) 2022, 7-15/ M. Y. Suryani, A. Paramitha, H. Susilo, & I. K. Maharsih

batas baku mutu yang sudah ditetapkan. saat ini tidak ada metode khusus yang
Baku mutu merupakan ukuran batas atau menjelaskan pengukuran kadar besi (Fe)
kadar unsur pencemar dalam air limbah pada air limbah tambang batu bara.
yang akan dilepas ke lingkungan. Baku Pengukuran kadar besi (Fe) pada air
mutu air limbah industri pertambangan limbah tambang dilakukan dengan
batu bara di Kalimantan Timur menetapkan menggunakan mengompleks zat yang
maksimum kadar besi total (Fe) adalah 7 akan dianalisis dengan pengompleks besi.
mg/L (Peraturan Daerah (PERDA) Tentang Proses ini akan membentuk suatu warna
Pengelolaan Kualitas Air Dan yang spesifik. Pengompleks yang dapat
Pengendalian Pencemaran Air, 2011). digunakan untuk menentukan kadar besi
Oleh sebab itu diperlukan adanya upaya (Fe) adalah senyawa kalium tiosianat
pengendalian pencemaran air dengan cara (KSCN). Hasil pengompleksan antara ion
membatasi beban pencemaran air limbah besi (III) dan pengompleks tiosianat (CNS-
yang masuk ke badan air. Salah satu ) akan membentuk kompleks warna yang
upaya dalam pengendalian pencemaran stabil dalam waktu lama. Penelitian ini
air dengan melakukan pengecekan bertujuan untuk mengetahui kadar besi
kualitas air limbah secara berkala sebelum (Fe) pada air limbah tambang batu bara
dialirkan ke badan air. Pengukuran kadar dengan pengompleks kalium tiosianat
logam berat adalah tahap awal yang (KSCN) menggunakan spektrofotometer
penting dalam proses pengendalian UV-Vis. Pada akhirnya dapat ditentukan uji
pencemaran air. Pengukuran kadar logam validasi metode dengan parameter uji
berat menurut metode Standar Nasional linearitas, limit deterksi (LOD) dan limit
Indonesia (SNI) adalah dengan kuantitasi (LOQ), uji presisi dan uji akurasi
menggunakan Spektrofotometer Serapan untuk penentuan kadar besi pada air
Atom (SSA). Metode SNI merupakan limbah tambang batu bara yang dapat
metode baku yang telah tervalidasi, akan diterapkan di Laboratorium Terpadu ITK.
tetapi ketersediaan alat tersebut masih
minim dikarenakan harga alat yang cukup METODE PENELITIAN
mahal. Metode lain yang dapat digunakan
adalah dengan menggunakan Waktu dan Tempat
spektrofotometer UV-Vis. Proses Penelitian ini dilaksanakan pada
pengukuran kadar besi (Fe) dengan bulan Mei hingga November 2021 di
spektrofotometer UV-Vis relatif lebih Laboratorium Terpadu Institut Teknologi
mudah, sederhana dan memiliki akurasi Kalimantan. Penelitian dilakukan terhadap
yang baik dikarenakan menggunakan ligan tiga sampel uji air limbah tambang batu
sebagai pengompleks ion besi (Fe) bara yang diperoleh dari area stockpile
(Khasanah & Sunarto, 2018). perusahaan pertambangan batu bara di
Terdapat beberapa sample berbeda daerah Sangatta, Kabupaten Kutai Timur,
yang telah menggunakan spektorfotometer Provinsi Kalimantan Timur.
untuk mengukur kadar besi (Fe), yaitu
Alat dan Bahan
analisis kandungan besi (Fe) pada limbah
Peralatan yang digunakan dalam
radioaktif cair (Setyawan, 2018), air sumur
penelitian ini adalah labu ukur, botol
bor (Suryadirja et al., 2021), air hujan
semprot, gelas piala, tabung reaksi, pipet
(Hidayah et al., 2019), serta air sumur dan
ukur, karet penghisap, corong kaca,
air PDAM (Khaira, 2013). Namun untuk

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 8


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Vol 5 (1) 2022, 7-15/ M. Y. Suryani, A. Paramitha, H. Susilo, & I. K. Maharsih

spatula, kaca arloji, pipet tetes dan kuvet. Kemudian melakukan pengujian untuk
Instrumentasi yang digunakan dalam parameter lapangan yaitu parameter suhu
penelitian ini yaitu: pH meter, neraca dan pH. Untuk pengujian di laboratorium
analitik merk As One, alat pemanas merk sampel air limbah dilakukan pengawetan
Heidolph dan Spektrofotometer UV-Vis terlebih dahulu dengan cara melakukan
merk Shimadzu tipe UV-1780. Bahan yang penyaringan terhadap sampel uji dengan
digunakan yaitu sampel air limbah menggunakan kertas saring berukuran
tambang batu bara pada tiga titik area 0,45µm. Setelah proses penyaringan
berbeda, larutan standar besi (Fe) 1000 sampel uji ditambahkan asam nitrat
mg/L, kalium tiosianat (KSCN), asam (HNO3) hingga pH sampel <2 agar memiliki
klorida (HCl) 37%, asam nitrat (HNO3) 65% umur simpan selama 6 bulan (Badan
, kertas saring 0,45µm dan akuades. Standardisasi Nasional, 2009).

Pengambilan dan Persiapan Sampel Air Larutan Pengompleks KSCN 2M


Limbah Tambang Padatan Kalium Tiosianat (KSCN)
Tahapan pengambilan sampel ditimbang sebanyak 19,43 gr dalam gelas
menurut SNI 6989.59-2008 untuk beker dan dilarutan sedikit dengan
keperluan pengendalian pencemaran air akuadest, kemudian dimasukkan kedalam
adalah sampel air diambil pada tiga titik labu ukur 100 mL dengan menggunakan
lokasi pada kolam penataan yaitu pada corong kaca dan menambahkan akuadest
perairan penerima sebelum tercampur hingga tepat pada batas tera lalu
limbah (upstream), saluran pembuangan dihomogenkan.
air limbah sebelum ke perairan penerima
dan perairan penerima setelah bercampur Larutan HCl 4M
dengan air limbah (downstream) Larutan HCl 37% dipipet sebayak
(Indonesia, S. N., & Nasional, 2008). 33,44 mL kedalam labu ukur 100 mL.
Adapun titik-titik koordinat Ditambahkan akuadest hingga batas tera
masing-masing lalu dihomogenkan.
pengambilan contoh uji air
limbah tambang pada kolam Kurva Kalibrasi Logam Besi (Fe)
penataan sebagai berikut: Tahap awal dalam pembuatan kurva
standar Fe adalah dengan membuat
• Sampel Air Limbah A = 0°32′06.2″N,
117°38′20.2″E larutan induk Fe 100 mg/L dengan cara
mengencerkan larutan standar Fe 1000
• Sampel Air Limbah B = 0°31′54.3″N,
mg/L sebanyak 10 ml kedalam labu ukur
117°38′07.4″E
100 mL, kemudian menambahkan larutan
• Sampel Air Limbah C = 0°32′15.1″N,
pengencer HNO3 0,05 M hingga batas tera
117°38′18.5″E
lalu larutan dihomogenkan. Larutan induk
Sampel air limbah diambil
Fe 100 mg/L dipipet sebanyak 0,2; 0,5; 1;
menggunakan jirigen yang telah dibilas
1,5; 2; 2,5; 3; 4; 6; dan 10 mL masing-
dengan air bersih kemudian dibilas dengan
masing kedalam labu ukur 100 mL dan
asam nitrat dengan perbandingan 1:1,
ditambahkan larutan pengencer hingga
kemudian dibilas kembali dengan air bebas
batas tera untuk membuat deret larutan Fe
analit sebanyak tiga kali. Sampel air limbah
dengan konsentrasi 0,2; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5;
diambil sebanyak 2,5 L dan dicampurkan
3; 4; 6; dan 10 mg/L (Badan Standardisasi
kedalam jirigen lalu dihomogenkan,

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 9


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Vol 5 (1) 2022, 7-15/ M. Y. Suryani, A. Paramitha, H. Susilo, & I. K. Maharsih

Nasional, 2009). Tahap selanjutnya adalah kembali 5 mL larutan KSCN 2M


menentukan panjang gelombang dihomogenkan dan didiamkan selama 15
maksimum dengan menggunakan 5 mL menit hingga kondisi reaksi stabil sebelum
larutan standar Fe 10 mg/L dipipet kedalam diukur absorbansinya pada panjang
tabung reaksi kemudian ditambahkan 2 mL gelombang 400-600 nm (Handayani et al.,
HCl 4M selanjutnya menambahkan 2018).

Gambar 1. Kurva scanning panjang gelombang maksimum

Gambar 1 menunjukkan hasil Syarat keberterimaan kurva kalibrasi


scanning panjang gelombang maksimum adalah regresi linier sebesar r2 ≥ 0,995
berada pada panjang gelombang 481 nm. (Badan Standardisasi Nasional, 2009).
Dimana panjang gelombang maksimum ini
bertujuan untuk mendapatkan nilai Analisis Pengukuran Kadar Besi (Fe)
kepekaan yang tinggi dan kesalahan
terkecil sehingga dapat digunakan untuk Uji Linieritas
Deret larutan standar dibuat dengan
larutan dengan nilai konsentrasi yang
menggunakan blanko matriks yang di
rendah (Handayani et al., 2018). Tahap
dalamnya ditambahkan analit standar yang
selanjutnya adalah pembuatan kurva
sudah diketahui konsentrasinya. Larutan
kalibrasi yaitu masing-masing larutan
deret kalibrasi dibuat dengan konsentrasi
standar yang telah dibuat dipipet sebanyak
0,2; 0,5; 1; 1,5; 2; 2,5; 3; 4; 6; dan 10 mg/L.
5 mL kedalam tabung reaksi. Kemudian
Masing-masing deret konsentrasi diukur
tambahkan 2 mL HCl 4M dan 5 mL KSCN
absorbansinya pada panjang gelombang
2M kemudian dihomogenkan dan
maksimum kemudian tentukan persamaan
didiamkan selama 15 menit (Hidayah et al.,
garis lurusnya. Jika koefisien korelasi
2019). Ukur absorbansi setiap larutan
regersi linernya (r2)>0,995 maka telah
standar pada panjang gelombang 481 nm.

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 10


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Vol 5 (1) 2022, 7-15/ M. Y. Suryani, A. Paramitha, H. Susilo, & I. K. Maharsih

memenuhi syarat keberterimaan uji dimasukkan kedalam sampel tidak boleh


linieritas (Badan Standardisasi Nasional, lebih dari 5% kadar analit dalam sampel
2009). (Riyanto, 2014). Masing-masing sampel air
limbah yang sudah ditambahkan analit
Uji Batas Deteksi (LOD) dan dipipet sebanyak 5 mL kedalam tabung
Batas Kuantitasi (LOQ) reaksi kemudian ditambahkan 2 mL HCl
Penentuan batas deteksi dan batas 4M dan 5 mL KSCN 2M kemudian
kuantitasi dapat ditentukan secara statistik dihomogenkan dan didiamkan selama 15
melalui regresi liner dari kurva kalibrasi menit sebelum dilakukan pengukuran
yaitu y= ax+b dengan menggunakan absorbansi pada panjang gelombang 481
rumus (1) dan (2): nm. Pengujian nilai akurasi dilakukan
𝑦
pengulangan sebanyak 3 kali sehingga
3 𝑥 𝑆( )
𝐿𝑜𝐷 = 𝑥
(1) diperoleh nilai %recovery pada masing-
𝑎
𝑦
10 𝑥 𝑆( )
masing sampel air limbah (Harmita, 2004)
𝑥
𝐿𝑜𝑄 = (2)
𝑎
Keterangan: HASIL DAN PEMBAHASAN
𝑦
𝑆 = Simpangan baku
𝑥 Pada analisis pengukuran
a = Slope (Riyanto, 2014) kandungan Fe total dalam sampel air
limbah tambang batubara , dilakukan
Uji Presisi
dengan metode destruksi basah, dengan
Sampel air limbah yang telah
menggunakan HNO3 65% sebanyak 5 mL
diawetkan dipipet sebanyak 75 ml kedalam
kedalam sampel air limbah. Penambahan
gelas beker dan tutup dengan kaca arloji
HNO3 bertujuan sebagai asam
kemudian dipanaskan hingga volume
pengoksidasi kuat sehingga sampel air
sampel menjadi 45 ml, tunggu hingga suhu
limbah akan teroksidasi sempurna dengan
sampel air sesuai dengan suhu ruang
menghilangkan zat-zat pengganggu pada
(Badan Standardisasi Nasional, 2009).
larutan asam dalam bentuk senyawa
Kemudian pipet masing-masing sampel
anorganik yang sesuai untuk dianalisis
sebanyak 5 ml kedalam tabung reaksi dan
(Hidayah et al., 2019). Berdasarkan hasil
tambahkan 2 ml HCl 4M dan 5 mL KSCN
pengujian maka diperoleh hasil untuk
2M. Diamkan selama 15 menit dan diukur
setiap parameter validasi metode sebagai
absorbansinya pada panjang gelombang
berikut :
481 nm. Setiap sampel air limbah
dilakukan pengulangan analisa sebanyak 7
Uji Linieritas
kali pengulangan (Khasanah & Sunarto, Uji lineritas bertujuan untuk
2018). menentukan batas daerah kerja metode
analisis dari batas terendah dan tertinggi
Uji Akurasi
analit yang sudah ditentukan. Linieritas
Sampel air limbah yang telah
dinyatakan dalam persamaan garis lurus
diketahui kadar analitnya ditambahkan
dan koefisien relasi. Koefisien relasi (r)
larutan standar besi (Fe) dengan
dapat menunjukkan tingkat kecermatan,
konsentrasi tertentu kedalam sampel uji.
ketelitian dalam pembuatan deret standar
Konsentrasi larutan standar yang
Fe (Riyanto, 2014).

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 11


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Vol 5 (1) 2022, 7-15/ M. Y. Suryani, A. Paramitha, H. Susilo, & I. K. Maharsih

Tabel 1. Pengukuran Absorbansi dan Konsentrasi Larutan Standar Fe


Konsentrasi Fe standar (mg/L) Absorbansi
0,2 0,018
0,5 0,052
1 0,085
1,5 0,125
2 0,161
2,5 0,200
3 0,238
4 0,318
6 0,474
10 0,786

Kurva Kalibrasi Larutan Standar Fe


0,900
0,800 y = 0,0779x + 0,0067
R² = 0,9999
0,700
0,600
0,500
0,400
0,300
0,200
0,100
0,000
0,0 2,0 4,0 6,0 8,0 10,0 12,0
Konsentrasi Fe
Gambar 2. Kurva Kalibrasi Larutan Standar Fe

Berdasarkan Tabel 1 dan Gambar 2 dengan menggunakan kurva kalibrasi


menunjukkan bahwa kurva kalibrasi menggunakan deret konsentrasi standar
diperoleh persamaan linier yaitu y= dari larutan standar Fe. Nilai batas deteksi
0,0779x + 0,0067 dengan nilai koefisien dan batas kuantitasi yang diperoleh adalah
korelasi regresi linier (r) sebesar 0,999. sebesar 0,141 mg/L, sedangkan nilai batas
Ketelitian pengukuran analisis suatu kuantitasi (LOQ) yang diperoleh sebesar
metode dapat digambarkan melalui 0,470 mg/L. Nilai batas deteksi
linieritas dengan ditandai nilai koefisien menunjukkan nilai batas alat dengan
relasi r> 0,995, sehingga dapat membandingkan hasil kadar atau
disimpulkan pada kurva kalibrasi larutan konsentrasi contoh uji yang diperoleh
standar Fe sudah memunuhi batas (Riyanto, 2014).
keberterimaan uji linieritas (Badan
Standardisasi Nasional, 2009). Uji Presisi dan Analisa Kadar Logam
Limit Deteksi (LoD) dan Limit Besi (Fe)
Kuantitasi (LoQ) Penentuan kadar besi (Fe) dalam air
Penentuan batas deteksi dan batas limbah tambang ini dilakukan untuk
kuantitasi dalam penelitian ini diperoleh mendapatkan informasi jumlah kadar besi

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 12


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Vol 5 (1) 2022, 7-15/ M. Y. Suryani, A. Paramitha, H. Susilo, & I. K. Maharsih

yang terkandung dalam air limbah dimana Hasil dari penentuan kadar besi (Fe)
apabila kadar besi yang terlalu tinggi atau dan nilai uji presisi pada sampel air limbah
melebihi dari batas baku mutu air limbah A, B dan C dipaparkan pada Tabel 2, 3,
pertambangan dapat mengakibatkan dan 4.
pencemaran air dan merusak lingkungan.

Tabel 2. Penentuan besi (Fe) dalam air limbah tambang A


Pengulangan Absorbansi Konsentrasi Fe (mg/L)
1 0,064 0,736
2 0,062 0,710
3 0,062 0,710
4 0,063 0,723
5 0,062 0,710
6 0,063 0,723
7 0,064 0,736
Rata-rata konsentrasi Fe (mg/L) 0,721
Simpangan baku (SD) 0,012
%RSD 1,602

Tabel 3. Penentuan besi (Fe) dalam air limbah tambang B


Pengulangan Absorbansi Konsentrasi Fe (mg/L)
1 0,224 2,789
2 0,222 2,764
3 0,221 2,751
4 0,226 2,815
5 0,223 2,777
6 0,225 2,802
7 0,225 2,802
Rata-rata konsentrasi Fe (mg/L) 2,786
Simpangan baku (SD) 0,023
%RSD 0,829

Tabel 4. Penentuan besi (Fe) dalam air limbah tambang C


Pengulangan Absorbansi Konsentrasi Fe (mg/L)
1 0,391 4,933
2 0,388 4,895
3 0,395 4,985
4 0,394 4,972
5 0,397 5,010
6 0,392 4,946
7 0,395 4,985
Rata-rata Konsentrasi Fe (mg/L) 4,961
Simpangan baku (SD) 0,039
%RSD 0,782

Pada tabel 2, 3 dan 4 menunjukkan mg/L, 2,786 mg/L dan 4,961 mg/L. Nilai uji
bahwa kadar besi pada sampel air limbah presisi digunakan untuk mengetahui
A, B dan C setelah dilakukan pengulangan kedekatan antara nilai hasil pengukuran
sebanyak 7 kali adalah sebesar 0,721 sampel yang homogen pada serangkaian

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 13


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Vol 5 (1) 2022, 7-15/ M. Y. Suryani, A. Paramitha, H. Susilo, & I. K. Maharsih

sampel uji yang sama dengan C sebesar sebesar 1,602%, 0,829% dan
menggunakan alat yang sama. Parameter 0,872%. Hal tersebut menunjukkan bahwa
ini bertujuan untuk mengetahui konsistensi metode pengompleks tiosianat dapat
analit yang digunakan (Setyawan, 2018). digunakan untuk analisis kadar besi pada
Pengendalian mutu dapat ditunjukkan air limbah tambang karena memenuhi
melalui nilai persen deviasi standar relatif batas keberterimaan uji presisi yaitu
(%RSD) pada sampel air limbah A, B dan %RSD<11% (Khasanah & Sunarto, 2018).

Tabel 5. Penentuan %recovery


Sampel Air Kisaran keberterimaan
% Recovery Keterangan
Limbah %recovery
A 103429% 85%-115% Memenuhi
B 108870% 85%-115% Memenuhi
C 95116% 85%-115% Memenuhi

Uji Akurasi parameter validasi metode yang digunakan


Nilai uji akurasi menunjukkan derajat diperoleh informasi untuk uji linieritas
kedekatan hasil analisis dengan kadar memiliki ketelitian yang baik, ditandai
analit yang sebenarnya. Pengujian nilai dengan nilai koefisien relasi r> 0,995 yaitu
akurasi dilakukan dengan metode spike, 0,999 serta memiliki nilai limit deteksi
yaitu menambahkan larutan standar Fe hingga konsentrasi 0,141 mg/L dan limit
dengan konsentrasi tertentu ke dalam kuantitasi sebesar 0,470 mg/L; Nilai
sampel uji hingga diperoleh nilai perolehan %RSDpada uji presisi analisis kadar Fe
kembali analit yang ditambahkan atau pada air limbah tambang batu bara A, B
dapat dinyatakan sebagai %recovery. dan C sebesar 1,602%, 0,829%, 0,782%
Batas keberterimaan nilai perolehan Pada uji akurasi diperoleh hasil yang
kembali kadar analit yang ditambahkan memenuhi keberterimaan dimana
(%recovery) sesuai SNI 6989.4:2009 diketahui nilai %recovery sebesar yaitu
sebesar 85%-115% (Badan Standardisasi 103,429%, 108,807% dan 95,116%
Nasional, 2009). Hasil penentuan recovery sehingga dapat disimpulkan bahwa
pada setiap sample ditunjukkan pada metode pengompleks KSCN memiliki
Tabel 5. akurasi yang baik sehingga dapat
digunakan untuk analisa kadar besi (Fe)
KESIMPULAN DAN SARAN pada air limbah tambang batu bara dengan
menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
Penentuan kadar besi (Fe) dalam air Saran untuk penelitian selanjutnya
limbah tambang batubara diperoleh hasil adalah perlu penambahan parameter
pada air limbah A, B dan C sebesar 0,721 validasi metode untuk penjaminan mutu
mg/L, 2,786 mg/L, dan 4,961 mg/L. Hal ini hasil pengujian serta dapat melakukan
menunjukkan bahwa air limbah tambang pengecekan kadar logam berat lain yang
dapat dikategorikan aman karena masih terkandung dalam air limbah tambang.
dibawah batas baku mutu air limbah
pertambangan yang ditetapkan oleh UCAPAN TERIMAKASIH
Peraturan Daerah Kalimantan Timur Penulis mengucapkan terimakasih
Tahun 2011. Berdasarkan hasil pada kepada kepada Lembaga Penelitian dan

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 14


INDONESIAN JOURNAL OF LABORATORY
Vol 5 (1) 2022, 7-15/ M. Y. Suryani, A. Paramitha, H. Susilo, & I. K. Maharsih

Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Permukaan. Sni 6989.59:2008, 59,


Kalimantan (LPPM ITK) yang telah 19.
membiayai penelitian ini dalam Program http://ciptakarya.pu.go.id/plp/upload
/peraturan/SNI_-6989-59-2008-
Penelitian Tenaga Kependidikan Tahun
_Metoda-Pengambilan-Contoh-Air-
2021. Penulis mengucapkan terimakasih Limbah.pdf
pula kepada Asful Hariyadi, M.Eng dan Khaira, K. (2013). Penentuan kadar besi
Rika Awalin Safitri, S.Si atas bantuan (Fe) air sumur dan air PDAM dengan
teknis dan diskusi analisis kadar besi metode spektrofotometri. In Jurnal
menggunakan spektrofotometer uv-vis. Sainstek (Vol. 5, Issue 1, pp. 17–23).
Khasanah, S. R. N., & Sunarto. (2018).
Perbandingan Validasi Metode
DAFTAR PUSTAKA
Analisis Ion Besi Secara
Spektrofotometri Sinar Tampak
Badan Standardisasi Nasional. (2009). Air
Dengan Pengompleks Kscn Dan
dan Air Limbah - Bagian 4: Cara Uji
1,10-Ortofenantrolin. Jurrnal Kimia
besi (Fe) Secara Spektrofotometri
Dasar, 7(3), 105–114.
Serapan Atom (SSA) - Nyala. Badan
Peraturan Daerah (PERDA) tentang
Standarisasi Nasional, 1–9.
Pengelolaan Kualitas Air dan
Data Pertambangan Provinsi Kaltim.
Pengendalian Pencemaran Air.
(2021).
(2011).
https://data.kaltimprov.go.id/dataset
https://peraturan.bpk.go.id/Home/D
/74859a22-0526-49a4-9ad5-
etails/32978/perda-prov-kalimantan-
04e64a2846ee/resource/4aa2ce71-
timur-no-2-tahun-2011
ad6a-4f7c-ba2b-
Riyanto. (2014). Validasi & Verifikasi
bc2c84aa17b7/download/data-
Metode Uji : Sesuai ISO/IEC 17025
pertambangan-provinsi-kaltim-
Laboratorium Pengujian dan
tahun-2016-2020.csv
Kalibrasi. Deepublish.
Handayani, T., Destiarti, L., & Idiawati, N.
Setyawan, A. (2018). Validasi Metode
(2018). Perbandingan pengompleks
Analisis Logam Pada Limbah
kalium tiosianat dan 1,10 fenantrolin
Radioaktif Cair Menggunakan
pada penentuan kadar besi dengan
Spektrofotometer Serapan Atom.
spektrofotometer uv-vis. Jurnal
Buletin Limbah, 15(1), 21–31.
Kimia Khatulistiwa, 7(2), 47–53.
Soemitrat, S. (2009). Kesehatan
Harmita, H. (2004). Petunjuk Pelaksanaan
Lingkungan. Gadjah Mada
Validasi Metode Dan Cara
University Press.
Perhitungannya. Majalah Ilmu
Suryadirja, A., Muliasari, H., Ananto, A. D.,
Kefarmasian, 1(3), 117–135.
& Andayani, Y. (2021). Analisis
https://doi.org/10.7454/psr.v1i3.337
Kadar Logam Besi ( Fe ) Pada Air
5
Sumur Bor Di Kecamatan Praya
Hidayah, H., Suhendar, D., Sudiarti, T., &
Tengah Menggunakan
Maesaroh, E. (2019). Studi Keadaan
Spektrofotometer Serapan Atom
Oksidasi Besi pada Air Hujan. Al-
Analysis of Iron ( Fe ) Levels in
Kimiya, 6(1), 15–21.
Drilling Well Water in Praya Tengah
https://doi.org/10.15575/ak.v6i1.468
District Using Atomic Absorption
5
Spectrophotometry. 2(2).
Indonesia, S. N., & Nasional, B. S. (2008).
Metoda Pengambilan Contoh Air

ISSN 2655 4887 (Print), ISSN 2655 1624 (Online) 15

Anda mungkin juga menyukai