Anda di halaman 1dari 10

ISSN:2301-5381

Jurnal Aquatik, Oktober 2022; Vol 5(2) e-ISSN:2745-0010


©Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Amah, dkk (2022:108-117)

KAJIAN MUTU GARAM DI BEBERAPA SENTRA PRODUKSI DI KABUPATEN SUMBA TIMUR

[STUDY OF SALT QUALITY IN SOME PRODUCTION CENTERS IN EAST SUMBA DISTRICT]

Yudelvina Ana Amah1, Firat Meiyasa2*, dan Yatris Rambu Tega3


1,2,3
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Kristen
Wira Wacana Sumba, Jl. R. Suprapto, No. 35, Waingapu, Sumba Timur, Nusa Tenggara, 87113,
Indonesia

Email: yudelvina.anaamah@gmail.com
*Email: firatmeiyasa@unkriswina.ac.id
Email: yatrisrambutega@unkriswina.ac.id

ABSTRAK – Indonesia merupakan salah satu negara penghasil garam yang cukup besar. Garam
merupakan salah satu pelengkap untuk pangan dan sumber elektrolit bagi tubuh manusia. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kualitas garam di beberapa sentra produksi garam di
Kabupaten Sumba Timur. Sampel garam dikoleksi dari beberapa sentra produksi seperti di Temu,
Kawangu, Watumbaka dan Kayuri. Sampel tersebut kemudian diuji kadar air di Laboratorium
Terpadu, Universitas Kristen Wira Wacana Sumba, sedangkan kadar natrium klorida (NaCl), iodium,
magnesium (Mg) dan kalsium (Ca) dilakukan pengujian di Laboratorium Aneka BBIA (Balai Besar
Industri Agro) Bogor. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan analisis data menggunakan
aplikasi program Microsoft Excel dan dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa mutu garam dari keempat sentra produksi garam yang memenuhi standar adalah Kelurahan
Kawangu dengan nilai kadar air sebesar 2.69%, NaCl sebesar 99.8%, iodium sebesar 8.13 mg/kg,
magnesium sebesar 0.06%, dan kalsium sebesar 0.04%.

Kata kunci: Iodium, Mutu Garam, Magnesium, Natrium Clorida

PENDAHULUAN komoditas bernilai strategis (Guntur et al.,


Indonesia merupakan salah satu negara 2018).
penghasil garam yang cukup besar. Hal ini Kebutuhan garam secara nasional terus
dikarenakan Indonesia memiliki garis pantai meningkat, hal ini sesuai dengan yang
yang panjang dan wilayah yang luas sehingga dilaporkan oleh KKP (2017) bahwa kebutuhan
dapat mendukung usaha produksi garam garam nasional pertahun yaitu sekitar 3.2 juta
(Rositawati et al., 2013). Garam merupakan ton. Namun, garam yang diproduksi baru
salah satu pelengkap untuk pangan dan mencapai 2.5 juta ton dengan total penyusutan
sumber elektrolit bagi tubuh manusia (Tansil et 25% tersisa sekitar 1.8 juta ton dan kebutuhan
al., 2016). Hal ini disebabkan karena garam meningkat sebesar 5.98% di Tahun
mengandung senyawa NaCl. Garam memiliki 2019 (Kemenko Perekonomian, 2019).
peran yang cukup penting dalam mendukung Berdasarkan kegunaannya, garam
jalannya perekonomian sehingga termasuk terbagi atas garam konsumsi dan garam
industri. Garam konsumsi terbagi atas garam

Diterima: September 2022 http://ejurnal.undana.ac.id/jaqu/index 108


Disetujui: Oktober 2022
ISSN:2301-5381
Jurnal Aquatik, Oktober 2022; Vol 5(2) e-ISSN:2745-0010
©Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Amah, dkk (2022:108-117)

meja dan garam dapur. Perbedaan keduanya sentra produksi garam. Beberapa sentra
terletak pada kandungan NaCl dan spesifikasi garam diantaranya adalah di Kelurahan
mutu (Wiraningtyas et al., 2017). Hasil produksi Watumbaka, Kawangu, Temu dan Kayuri.
garam di Indonesia saat ini masih banyak yang Produksi garam dilakukan oleh masyarakat
belum memenuhi mutu SNI (Hidayat, 2011). setempat melalui tambak garam dan dengan
Indikator kualitas garam dilihat berdasarkan teknik perebusan. Namun, sampai saat ini
kadar NaCl, selain NaCl terdapat senyawa lain kualitas garam yang diproduksi oleh petani
seperti air, magnesium, kalsium dan sulfat. garam belum pernah dilaporkan. Berdasarkan
Terdapat pula bahan pengotor yaitu kalsium hal tersebut maka perlu dilakukan penelitian
sulfat (CaSO4), magnesium sulfat (MgSO4), terkait dengan kualitas garam yang dihasilkan
dan magnesium klorida (MgCl2) oleh petani garam di Sumba Timur. Dengan
(Sulistyaningsih et al., 2011). Rendahnya demikian tujuan dari penelitian ini adalah untuk
kadar NaCl pada garam disebabkan oleh mengevaluasi mutu garam yang diproduksi
kualitas air laut dan cara pembuatannya belum oleh petani garam di Kelurahan Watumbaka,
tepat sehingga masih perlu untuk dilakukan Kawangu, Temu, dan Kayuri.
pemurnian garam (Rahem & Kartika, 2020).
Hal ini dibuktikan oleh hasil penelitiaan yang METODE PENELITIAN
dilaporkan oleh Paremajangga (2020) bahwa Waktu dan Lokasi Penelitian
garam yang dihasilkan memiliki kadar air 5.40- Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei -
5.47%, Nacl 74.58%, iodium 9.11 mg/kg, September 2021. Sampel garam diambil dari
magnesium 558.05 mg/100g dan kalsium beberapa sentra produksi garam yakni Temu,
457.27 mg/100g yang telah sesuai dengan Kawangu, Watumbaka dan Kayuri. Kemudian
standar SNI. Namun, kadar NaCl yang sampel tersebut di packing dan di kirim ke
dihasilkan cukup rendah yaitu sebesar 74.58%, laboratorium Aneka BBIA (Balai Besar Industri
sementara kadar NaCl menurut SNI yaitu lebih Agro) Bogor untuk pengujian NaCl, iodium dan
dari 90%. mineral (magnesium dan kalsium) dan di
Selanjutnya, Purbani (2006) melaporkan laboratorium Terpadu, Fakultas Sains dan
bahwa NaCl minimal 94% dan harus Teknologi, Universitas Kristen Wira Wacana
memenuhi persyaratan kualitas garam Sumba untuk menganalisis kadar air.
konsumsi, garam industri memiliki NaCl Bahan dan peralatan
minimal 97%. Garam konsumsi memiliki kadar Bahan yang digunakan dalam penelitian
NaCl yaitu 94% basis kering (dry basis), ini adalah garam (bahan baku), aquades 200
kandungan pengotor (sulfat, magnesium dan mL, K2CrO4 1 mL, 5 tetes metil red, Agno3 0.1
kalsium) yaitu 2% serta kadar air maksimal N, HCL 2 mL, filtrat, larutan klorida 1 mL,
yaitu 7% (Burhanuddin, 2001). Diketahui larutan standar magnesium, larutan NaCl, 2 ml
bahwa di Kabupaten Sumba Timur merupakan H2SO4 2 N, 2 mL indikator amilum, 2 mL
salah satu wilayah yang memiliki beberapa larutan lanthanum, kristal Kl 0.1 g, Na2S2O3.

Diterima: September 2022 http://ejurnal.undana.ac.id/jaqu/index 109


Disetujui: Oktober 2022
ISSN:2301-5381
Jurnal Aquatik, Oktober 2022; Vol 5(2) e-ISSN:2745-0010
©Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Amah, dkk (2022:108-117)

Alat yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan aplikasi program Microsoft
oven, neraca analitik, desikator, cawan petri, Excel selanjutnya data dianalisis secara
buret, erlenmeyer, pipet, gelas piala, deskriptif.
mikroburet, gelas ukur, kertas saring,
spektrofotometri serapan atom (SSA). HASIL DAN PEMBAHASAN
Prosedur Penelitian Kadar Air
Metode yang digunakan untuk Berdasarkan hasil pengujian kadar air di
pengambilan sampel adalah metode survei. beberapa sentra produksi garam di Kabupaten
Sampel yang digunakan yaitu garam yang Sumba Timur seperti lokasi Temu, Kawangu,
dihasilkan oleh petani garam di daerah Temu, Watumbaka, dan Kayuri memiliki kadar air
Kawangu, Watumbaka dan Kayuri. Garam garam seperti yang terlihat pada Gambar 1.
yang dihasilkan oleh petani adalah garam yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa
berasal dari tanah yang mengandung butiran kadar air pada garam yang dihasilkan di setiap
garam untuk di rebus atau masak yang sentra produksi memiliki kadar air yang
dicampur dengan air laut. Masing-masing hasil berbeda-beda. Garam yang dihasilkan di lokasi
produksi garam diambil pada setiap tempat Kawangu memiliki kadar air yaitu sebesar
sebanyak 500 gram sampel garam. Seluruh 2.69% dan telah memenuhi syarat mutu bahan
sampel dari beberapa sentra diuji di baku garam (SNI 4435-2017) dan persyaratan
laboratorium untuk menganalisis kadar air (SNI mutu garam komsumsi beriodium (SNI 3556-
3556:2010), NaCl (SNI 3556:2010), kalsium 2010) yaitu 7%. Kadar air garam yang
(SNI 8207:2016), magnesium (SNI 8207:2016) dihasilkan cukup variatif, hal yang sama juga
dan iodium (SNI 3556:2010). dilaporkan oleh Paremajangga (2020) dimana
Analisis Data kadar air garam yang diproduksi di Kelurahan
Data yang diperoleh berupa kadar air, Oesapa Barat sebesar 5.40-5.47%.
kadar NaCL, kadar magnesium, kalsium dan
iodium dari setiap lokasi. Kemudian, diolah

12 9 97 9 25
Kadar Air (%)

10
7 32 Maks.7
8
6
4 2 69
2
0
Temu Kawangu Watumbaka Kayuri
SNI 3556-
2010 & SNI
4435-2017
Produksi Garam Di Beberapa Sentra Kabupaten Sumba
Timur

Gambar 1. Profil Kadar Air Garam yang Diproduksi di Bebeberapa Sentra Kabupaten Sumba
Timur
Diterima: September 2022 http://ejurnal.undana.ac.id/jaqu/index 110
Disetujui: Oktober 2022
ISSN:2301-5381
Jurnal Aquatik, Oktober 2022; Vol 5(2) e-ISSN:2745-0010
©Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Amah, dkk (2022:108-117)

Selain itu, Burhanuddin (2001) juga dalam kemasan kedap air akan mengalami
melaporkan bahwa kadar air garam yang kerusakan karena meningkatnya kadar air.
diproduksi di Kota Pontianak sebesar 7%. Kadar NaCl
Kelurahan Temu, Watumbaka, dan Desa Berdasarkan hasil pengujian kadar NaCl
Kayuri menghasilkan kadar air garam yang yang diproduksi di beberapa sentra produksi
tinggi karena > 7% (SNI 3556-2010 & SNI garam di Kabupaten Sumba Timur seperti
4435-2017). Tingginya kadar air garam yang lokasi Temu, Kawangu, Watumbaka dan
diproduksi secara tradisional di beberapa Kayuri memiliki nilai kadar NaCl seperti yang
sentra Kabupaten Sumba Timur disebabkan terlihat pada Gambar 2. Purbani (2006)
oleh wadah/tempat penirisan garam, ruang mengelompokkan garam berdasarkan
penyimpanan dan cara/teknik penanganan kandungan NaCl dalam 3 kategori yaitu
garam yang tidak benar sehingga kadar air “Kategori Baik Sekali” dengan kadar
dapat melebihi standar. Sulchan (2005) NaCl >95%, “Kategori Baik” dengan kadar
menjelaskan bahwa lama penyimpanan bahan NaCl 90-95%, “Kategori Sedang” dengan
pangan salah satunya garam yang disimpan kadar NaCl antara 80-90%.

105
99 8
100 96 6
Kadar NaCl (%)

93 Min. 94
95
89 9
90
Min. 85
85

80

75
Temu Kawangu Watumbaka Kayuri SNI 3556- SNI 4435-
2010 2017
Produksi Garam Di Beberapa Sentra Kabupaten Sumba Timur

Gambar 2. Profil Kadar NaCl Garam yang Diproduksi di beberapa Sentra Kabupaten Sumba Timur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 2017) yaitu untuk garam K1 (garam kualitas
kadar NaCl garam yang dihasilkan di setiap baik) minimal 94%, garam K2 (garam kualitas
sentra produksi memiliki kadar Nacl yang sedang) minimal 90% dan garam K3 (garam
berbeda-beda. Garam yang dihasilkan di lokasi kualitas rendah) minimal 85%. Lokasi Temu
Kawangu 99.8% dan Kayuri 96.6% memiliki memiliki kadar NaCl sebesar 89.9% belum
kadar NaCL yang telah memenuhi persyaratan memenuhi syarat mutu garam komsumsi
mutu garam komsumsi beriodium (SNI 3556- karena kadar NaCl yang dihasilkan masih
2010) karena > 94% dan telah memenuhi dibawah standar (SNI 3556-2010) karena <
syarat mutu bahan baku garam (SNI 4435- 94% dan tergolong dalam garam kualitas

Diterima: September 2022 http://ejurnal.undana.ac.id/jaqu/index 111


Disetujui: Oktober 2022
ISSN:2301-5381
Jurnal Aquatik, Oktober 2022; Vol 5(2) e-ISSN:2745-0010
©Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Amah, dkk (2022:108-117)

rendah (SNI 4435-2017). Sedangkan, garam Tingginya kadar NaCl pada penelitian
yang diproduksi di lokasi Watumbaka memiliki karena adanya lapisan bahan pada alat
kadar NaCl sebesar 93% juga belum penyaringan memungkinkan terjadinya
memenuhi syarat mutu garam konsumsi (SNI pengurangan kandungan zat pengotor yang
3556-2010) karena < 94% dan tergolong dalam ikut terbawa oleh air laut yang digunakan
garam kualitas sedang untuk garam bahan sebagai bahan baku pembuatan garam masak.
baku (SNI 4435-2017) dengan nilai kadar NaCl Faktor-faktor yang mempengaruhi kadar NaCl
minimal 90%. yaitu air laut, tanah, cara pengolahan dan
Kadar NaCl pada penelitian ini lebih proses lainnya yang dapat mempengaruhi
tinggi dibandingkan dengan kadar NaCl garam garam. Garam yang mengandung kadar NaCl
yang diproduksi dengan teknik perebusan di tinggi yaitu putih dan bersih tetapi kadang
Kelurahan Oesapa Barat yaitu NaCl sebesar ditemukan didalam garam terdapat kadar gips
74.58% (Paremajangga, 2020). Kelurahan (CaSO4) yang tinggi sedangkan kadar NaClnya
Temu memiliki kadar NaCl 89.9% dan sendiri relatif rendah (Wafiroh, 1996).
Watumbaka 93% menghasilkan kadar NaCl Kadar Iodium
rendah karena < 94% (SNI 3556-2010). Berdasarkan hasil pengujian kadar
Rendahnya kadar NaCl pada garam yang iodium yang diproduksi di beberapa sentra
dihasilkan disebabkan pada tanah yang produksi garam di Kabupaten Sumba Timur
diambil untuk diolah jadi garam masih banyak seperti lokasi Temu, Kawangu, Watumbaka
zat pengotor, karena bersentuhan langsung dan Kayuri memiliki nilai kadar iodium seperti
dengan tanah dan kondisi air laut yang masih yang terlihat pada Gambar 3.
mengandung lumpur sehingga kadar NaCl
yang dihasilkan rendah. Zat pengotor tersebut Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar
terjebak dalam kisi kristal maupun yang iodium garam yang dihasilkan di setiap sentra
terdapat pada permukaan kristal. Saksono produksi memiliki kadar iodium yang berbeda-
(2002), melaporkan bahwa pengaruh beda. Garam yang dihasilkan di lokasi Temu
magnesium dan kadar air terhadap kadar NaCl memiliki kadar iodium sebesar 128 mg/kg telah
adalah semakin bertambahnya magnesium memenuhi persyaratan mutu garam komsumsi
dalam garam seperti MgCl2 memiliki beriodium (SNI 3556-2010) yaitu minimal 30
kemampuan menyerap air sangat besar mg/kg. Sedangkan, produksi garam pada
sehingga bertambahnya kemampuan untuk lokasi Kawangu, Watumbaka dan Kayuri
mengadopsi uap air dari udara dan memiliki kadar iodium yaitu sebesar 8.13
mengakibatkan kadar NaCl pada garam mg/kg, 1.23 mg/kg dan 27 mg/kg belum
rendah. Kelurahan Kawangu memiliki kadar memenuhi persyaratan mutu garam konsumsi
NaCl 99.8% dan Kayuri 96.6% menghasilkan beriodium karena berada dibawah Standar
kadar NaCL yang tinggi karena > 94% (SNI Nasional Indonesia (SNI 3556-2010).
3556-2010). Kelurahan Temu memiliki kadar iodium dengan

Diterima: September 2022 http://ejurnal.undana.ac.id/jaqu/index 112


Disetujui: Oktober 2022
ISSN:2301-5381
Jurnal Aquatik, Oktober 2022; Vol 5(2) e-ISSN:2745-0010
©Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Amah, dkk (2022:108-117)

nilai 128 mg/kg, dimana melebihi SNI 3556- kadar iodium yang dihasilkan banyak,
2010. Tingginya kadar iodium di lokasi Temu begitupun sebaliknya jika tanah yang diambil
karena tanah hasil galian yang dikumpulkan jauh dari laut maka kandungan iodium yang
untuk dijadikan garam tersebut tidak jauh dari didapatkan sedikit atau rendah.
pantai/mudah dijangkau oleh air laut sehingga

140 128
120
100
Kadar Iodium

80
60
40 27 Min. 30
20 8 13
1 23
0
Temu Kawangu Watumbaka Kayuri SNI 3556-2010
Produksi Garam Di Beberapa Sentra Kabupaten Sumba Timur

Gambar 3. Profil Kadar Iodium Garam yang Diproduksi di Beberapa Sentra Kabupaten Sumba
Timur

Hal ini sama yang dilaporkan oleh menyebabkan iodium mudah teroksidasi,
Paremajangga (2020), semakin jauh tanah itu sehingga kadar iodium rendah atau menurun.
dari pantai semakin sedikit pula kandungan Muhammad (2011) menjelaskan bahwa
iodiumnya. Kelurahan Kawangu, Watumbaka garam sebaiknya disimpan ditempat yang
dan Kayuri menghasilkan kadar iodium yang tertutup dan gelap agar tidak terkena cahaya,
rendah karena < 30 mg/kg (SNI 3556-2010). karena garam mudah cair dan menyebabkan
Rendahnya kadar iodium yang dihasilkan di iodium menjadi rusak. Salanjutnya, Cahyadi
lokasi Kawangu, Watumbaka dan Kayuri yaitu (2008), menjelaskan bahwa faktor penyebab
karena kandungan pengotor yang terkandung rendahnya kadar iodium adalah penyimpanan,
dalam garam banyak sehingga kadar iodium proses pengolahan dan pemasakan.
yang dihasilkan sedikit. Selain itu, rendahnya Selanjutnya, Novitasari & Muslimah (2015),
kadar iodium dipengaruhi oleh wadah dan menyatakan bahwa Semakin tinggi suhu
cara/teknik penyimpanan garam yang tidak pemanasan dan semakin lama waktu yang
benar dan terkena paparan panas api dan sinar digunakan selama pengolahan, maka semakin
matahari langsung mengikis kandungan tinggi jumlah iodium yang hilang. Kestabilan
iodium, sehingga dapat mempengaruhi kadar kadar iodium (KIO3) dalam garam dipengaruhi
iodium garam rendah. oleh beberapa faktor antara lain kelembaban
Penanganan/penyimpanan garam di tempat udara, suhu, kandungan air, cahaya, waktu
terbuka dan terpapar sinar matahari sebaiknya penyimpanan dan terdapatnya zat antitiroid
dihindari, karena adanya oksigen dalam bahan pangan (Cahyadi, 2008).

Diterima: September 2022 http://ejurnal.undana.ac.id/jaqu/index 113


Disetujui: Oktober 2022
ISSN:2301-5381
Jurnal Aquatik, Oktober 2022; Vol 5(2) e-ISSN:2745-0010
©Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Amah, dkk (2022:108-117)

Kadar Magnesium (Mg2+) setiap sentra produksi memiliki kandungan


Berdasarkan hasil pengujian mineral mineral magnesium yang berbeda-beda.
magnesium garam yang diproduksi di Garam yang dihasilkan di lokasi Kayuri
beberapa sentra produksi garam di Kabupaten memiliki mineral magnesium sebesar 0.08%,
Sumba Timur seperti lokasi Temu, Kawangu, dimana tidak memenuhi standar karena >
Watumbaka dan Kayuri memiliki kadar 0.06% (SNI 8207-2016). Sedangkan, produksi
magnesium seperti yang terlihat pada Gambar garam pada lokasi Temu, Kawangu dan
4. Watumbaka memiliki kadar magnesium yaitu
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 0.01%, 0.06% dan 0.02% telah memenuhi
mineral magnesium garam yang dihasilkan di standar mutu SNI 8207- 2016 (< 0.06%).

0 09 0 08
0 08
Kadar Magnesium

0 07 0 06 Maks. 0,06
0 06
0 05
0 04
0 03 0 02
0 02 0 01
0 01
0
Temu Kawangu Watumbaka Kayuri SNI 8207-2016
Produksi Garam di Beberapa Sentra Kabupaten Sumba Timur

Gambar 4. Profil Kadar Magnesium Garam yang Diproduksi di Beberapa Sentra Kabupaten
Sumba Timur

Kadar magnesium yang dihasilkan dari hasil penyaringan. Selama proses pemasakan
beberapa sentra produksi ini lebih rendah garam, mineral magnesium tidak mengalami
dibandingkan dengan penelitian yang kerusakan yang cukup signifikan sehingga
dilaporkan oleh Burhanuddin (2001) dimana tidak terjadi kehilangan magnesium yang
kandungan magnesium yang diproduksi di cukup besar. Menurut Zainuri et al. (2016)
Kota Pontianak sebesar 2%. Desa Kayuri bahwa kandungan mineral yang tinggi
memiliki kadar magnesium yang tinggi karena disebabkan oleh faktor lingkungan, cuaca, dan
> 0.06% (SNI 8207- 2016). Tingginya air baku disekitar tambak garam. Tingginya
kandungan mineral magnesium garam yang kandungan magnesium garam dapat menjadi
diproduksi secara tradisional di lokasi Kayuri penyebab kualitas garam menjadi rendah.
disebabkan dari air dan tanah yang digunakan, Rendahnya kadar magnesium pada penelitian
karena pada waktu penyaringan tanah ini karena adanya lapisan bahan pada alat
tempat/wadah yang digunakan menggunakan penyaringan memungkinkan terjadinya
bakul yang terbuat dari daun lontar dan tidak pengurangan kandungan zat pengotor yang
ada lapisan penyaringan sehingga masih ikut terbawa oleh air laut yang digunakan
banyak zat pengotor yang tercampur pada air sebagai bahan baku pembuatan garam masak.

Diterima: September 2022 http://ejurnal.undana.ac.id/jaqu/index 114


Disetujui: Oktober 2022
ISSN:2301-5381
Jurnal Aquatik, Oktober 2022; Vol 5(2) e-ISSN:2745-0010
©Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Amah, dkk (2022:108-117)

Kadar magnesium garam berperan penting seperti yang terlihat pada Gambar 5. Hasil
dalam tubuh yakni untuk mengntrol kinerja penelitian menunjukkan bahwa mineral
jantung, menurunkan tekanan darah dan untuk kalsium garam yang dihasilkan di setiap sentra
pembentukan tulang. produksi memiliki kandungan mineral kalsium
Kalsium (Ca2+) yang berbeda-beda. Garam yang dihasilkan di
Berdasarkan hasil pengujian kadar lokasi Temu memiliki mineral kalsium sebesar
magnesium garam yang diproduksi di 0.01%, Kawangu 0.04%, Watumbaka 0.02%
beberapa sentra produksi garam di Kabupaten dan Kayuri 0.05% telah memenuhi SNI 8207-
Sumba Timur seperti lokasi Temu, Kawangu, 2016 (< 0.06%).
Watumbaka dan Kayuri memiliki kadar kalsium

0 07
Maks. 0,06
0 06
0 05
Kadar Kalsium

0 05
0 04
0 04
0 03
0 02
0 02
0 01
0 01
0
Temu Kawangu Watumbaka Kayuri
SNI 8207-
2016
Produksi Garam Di Beberapa Sentra Kabupaten Sumba Timur

Gambar 5. Profil Kadar Kalsium Garam yang Diproduksi di Beberapa Sentra Kabupaten Sumba
Timur

Kadar magnesium yang dihasilkan dari pada alat penyaringan memungkinkan


beberapa sentra produksi ini lebih rendah terjadinya pengurangan kandungan zat
dibandingkan dengan penelitian yang pengotor yang ikut terbawa oleh air laut yang
dilaporkan oleh Burhanuddin (2001) dimana digunakan sebagai bahan baku pembuatan
kandungan kalsium yang diproduksi di Kota garam masak. Sulistyani (2015) menjelaskan
Pontianak sebesar 2%. Tingginya kandungan bahwa kalsium bermanfaat untuk
mineral kalsium di lokasi Kayuri dikarenakan pembentukan gigi, pemeliharaan tulang,
berasal dari air dan tanah, dimana pada waktu melancarkan fungsi otak dan sistem saraf.
penyaringan tanah tempat/wadah yang Dawa et al. (2018), menjelaskan bahwa
digunakan menggunakan bakul yang terbuat mineral kalsium adalah mineral yang
dari daun lontar dan tidak ada lapisan dibutuhkan manusia untuk dikonsumsi harus
penyaringan sehingga masih banyak zat mencapai lebih dari 100 mg/hari.
pengotor yang tercampur pada air hasil
penyaringan. Rendahnya kadar kalsium pada
penelitian ini karena adanya lapisan bahan

Diterima: September 2022 http://ejurnal.undana.ac.id/jaqu/index 115


Disetujui: Oktober 2022
ISSN:2301-5381
Jurnal Aquatik, Oktober 2022; Vol 5(2) e-ISSN:2745-0010
©Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Amah, dkk (2022:108-117)

KESIMPULAN Lembaga Penelitian Universitas Kristen


Artha Wacana Kupang. 52.
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa kualitas garam yang Guntur G, Jaziri AA, Prihantono AA, Arisandi
DM, Kurniawan A. 2018. Development of
diproduksi secara tradisional di beberapa
salt production technology using prism
sentra Kabupaten Sumba Timur (Temu, greenhouse method. In IOP Converence
Series: Earth and Environmental Science
Kawangu, Watumbaka, dan Kayuri) memiliki
(Vol. 106, No. 1, p. 012082). IOP
nilai kadar air sebesar 2.69% - 9.97%, kadar Publishing.
Hidayat R. 2011. Rancang bangun alat
NaCl sebesar 89.9% - 99.8%, kadar iodium
pemisah garam dan air tawar dengan
sebesar 1.23 mg/kg – 128 mg/kg, mineral menggunakan energi matahari. Skripsi.
Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan
magnesium sebesar 0.01% - 0.08% dan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
mineral kalsium sebesar 0.01% - 0.05%. Institut Pertanian Bogor.
Berdasarkan mutu garam, maka dari keempat
Novitasari AE, Muslimah H. 2015. Pengaruh
sentra produksi garam yang memenuhi syarat Suhu Dan Waktu Pemanasan Terhadap
Kadar Kalium Iodat (KIO3) Dalam Larutan
mutu garam adalah Kelurahan Kawangu
Garam Beriodium. Akademi Analis
dengan nilai kadar air sebesar 2.69%, kadar Kesehatan Delima Husada Gresik. Jurnal
Sains, 5(10).
NaCl sebesar 99.8%, kadar iodium sebesar
8.13 mg/kg, mineral magnesium sebesar Paremajangga R. 2020. Analisis Kuantitas Dan
Kualitas Garam Rakyat Yang Diperoses
0.06% dan mineral kalsium sebesar 0.04%.
Dari Tanah Tambak Di Kelurahan Oesapa
Barat, Kota Kupang.Skripsi. Fakultas
Perikanan, Universitas Kristen Artha
DAFTAR PUSTAKA
Wacana Kupang. 55.
[BSN] Badan Standar Nasional. 2017. Garam
[Kemenko Perekonomian] Kementerian
Bahan Baku Untuk Garam Konsumsi
Koordinator Bidang Perekonomian 2019.
Beryodium. SNI 4435:2017. Badan
Outlook Perekonomian Indonesia 2019:
Standarisasi Nasional (BSN), Jakarta. 17.
Meningkat Daya Saing untuk Mendorong
Ekspor.
[BSN] Badan Standar Nasional. 2010. SNI
3556-2010 Tentang Garam Beryodium.
[KKP] Kementrian Kelautan dan Perikanan.
Jakarta. Badan Standardisasi Nasional.
2017. Laporan Kinerja Kementerian
Kelautan dan Perikanan.
Burhanuddin. 2001. Strategi Pengembangan
Industri Garam di Indonesia. Kanisius:
Purbani D. 2006. Proses Pembentukan Kristal
Yogyakarta.
Garam. Pusat Riset Wilayah Laut dan Non
Hayati. Badan Riset Kelautan dan
Cahyadi W. 2008. Pengaruh Lama
Perikanan Departemen Kelautan dan
Penyimpanan, Kelembaban Relatif (RF)
Perikanan. 215.
Dan Suhu Terhadap Kestabilan Garam
Beriodium. Jurnal Teknologi Dan Industri
Rahem M, Kartika AGD. 2020. Pengaruh
Pangan. 19(1), 40-46.
Penambahan NaOH Terhadap
Peningkatan NaCl Garam Konsumsi.
Dawa UPL, Gadi DS, Rosari R. 2018.
Juvenile: Jurnal Ilmiah Kelautan dan
Eksplorasi Mineral dan Kandungan Iodium
Perikanan, 1(4), 461-467.
pada Garam Rakyat yang Diproduksi Di
Nusa Tenggara Timur. Laporan Akhir
Rositawati AL. 2013. Rekristalisasi Garam
Penelittian Unggulan Universitas.
Rakyat Dari Daerah Demak Untuk

Diterima: September 2022 http://ejurnal.undana.ac.id/jaqu/index 116


Disetujui: Oktober 2022
ISSN:2301-5381
Jurnal Aquatik, Oktober 2022; Vol 5(2) e-ISSN:2745-0010
©Fakultas Peternakan, Kelautan dan Perikanan, Universitas Nusa Cendana Amah, dkk (2022:108-117)

Mencapai SNI Garam Industri, jurnal Na2C2O4-Na2CO3. Sainteknol: Jurnal


Teknologi Kimia dan Industri. Sains Dan Teknologi, 8(1).
Tansil Y, Belina Y, Widjaja T. 2016. Produksi
Saksono N. 2002. Stusi Pengaruh Proses garam farmasi dari garam rakyat. Jurnal
Pencucian Garam Terhadap Komposisi Teknik ITS, 5(2), F80-F84.
Dan Stabilitas Iodium Garam Konsumsi,
Makara Teknologi. 6(1): 7-16. Wafiroh S. 1996. Pemurnian Garam Rakyat
Dengan Kristalisasi Bertingkat. Laporan
Sulchan M. 2005. Efek Variasi Tempat dan Penelitian.
Lama Penyimpanan terhadap Stabilitas
Iodat Garam Dapur. Jurnal GAKY Wiraningtyas A, Sandi A, Sowanto S, Ruslan
Indonesia 4 (1-3), 17-24. R. 2017. Peningkatan Kualitas Garam
Menjadi Garam Industri Di Desa Sanolo
Sulistyani S. 2015. Pengaruh Kalsium Kecamatan Bolo Kabupaten Bima. Jurnal
Terhadap Tumbuh Kembang Gigi Geligi Karya Abdi Masyarakat, 1(2), 138-145.
Anak. STOMATOGNATIC-Jurnal
Kedokteran Gigi, 7(3), 40-44. Zainuri M, Anam K, Susanti AP. 2016.
Hubungan Kandungan natrium chlorida
Sulistyaningsih T, Sugiyo W, Sedyawati SMR. (NaCl) dan magnesium (Mg) dari garam
2011. Pemurnian garam dapur melalui rakyat di Pulau Madura. In: Prosiding
metode kristalisasi air tua dengan bahan Seminar Nasional Kelautan (pp. 167-172).
pengikat pengotor Na2C2O4-NaHCO3 dan

Diterima: September 2022 http://ejurnal.undana.ac.id/jaqu/index 117


Disetujui: Oktober 2022

Anda mungkin juga menyukai