Anda di halaman 1dari 10

p-ISSN: 2085-241X Jurnal Agromix Volume 9, No 2, September 2018

e-ISSN: 2599-3003

KONSENTRASI MERKURI DALAM KOLAM LIMBAH


PENCUCIAN LOGAM

Mercury Concentration In Metal Washing Pool Waste Ponds


Irawati Mei Widiastuti,1,2, Asus Maizar Suryanto Hertika2, Muhammad Musa2,
Diana Arfiati2
1
Fakultas Peternakan dan Perikanan, Universitas Tadulako, Palu, Indonesia
2
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang, Indonesia
irakarno88@gmail.com

ABSTRAK
Merkuri digunakan sebagai pengikat emas dan dilepaskan ke lingkungan perairan yang
menyebabkan pencemaran. Konsentrasi merkuri pada limbah pencucian emas harus
diminimalkan sehingga tidak berbahaya bagi perairan. Salah satu caranya adalah dengan
mengendapkan limbah.. Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi konsentrasi merkuri
dan kualitas air pada setiap kolam penampungan secelum limbah dibuang ke perairan.
Kolam penampungan limbah sebanyak enam kolam (P1, P2, P3, P4, P5, P6) dengan
satu kolam air bersih (P0). Merkuri dideteksi menggunakan Atomic Absorption
Spectrophotometry (AAS), kualitas air yang diukur adalah suhu, pH, dan warna air
limbah. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif. Konsentrasi merkuri di semua
kolam pengendapan antara 0,021 ± 0,002 mg / L hingga 0,051 ± 0,005 mg / L).
Penurunan rata-rata konsentrasi merkuri dari kolam P1 ke P6 adalah 16,7%. Konsentrasi
merkuri telah melebihi batas maksimum yang diperbolehkan untuk merkuri di air. Suhu
pada setiap kolam mengalami penurunan dari kolam P1 sampai P6, namun pH
meningkat.
Kata kunci: merkuri, limbah, pencemaran perairan

ABSTRACT
Mercury is used as a gold binder and released into the aquatic environment that causes
pollution. The concentration of mercury in gold washing wastes must be minimized so
that it is not harmful to the waters. One way is to precipitate waste. This study aims to
detect mercury concentrations and water quality in each reservoir pool before waste is
discharged into the water. The waste pool is six pools (P1, P2, P3, P4, P5, P6) with one
pool of clean water (P0). Mercury was detected using Atomic Absorption
Spectrophotometry (AAS), the water quality measured was temperature, pH, and color
of wastewater. The research data were analyzed descriptively. The concentration of
mercury in all settling ponds was between 0.021 ± 0.002 mg / L to 0.051 ± 0.005 mg /
L). The decrease in the average mercury concentration from pond P1 to P6 is 16.7%.
The concentration of mercury has exceeded the maximum allowed for mercury in water.
The temperature in each pond has decreased from pond P1 to P6, but pH has increased.
Keywords: mercury, waste, water pollution

89
p-ISSN: 2085-241X Jurnal Agromix Volume 9, No 2, September 2018
e-ISSN: 2599-3003

PENDAHULUAN 2016), peningkatan konsentrasi merkuri di


sungai Cikaniki Bogor (Juliawan, 2015),
Salah satu sumber daya alam yang
pencemaran sungai dan tanah di Desa
sampai sekarang masih banyak
Cisungsang Lebak Banten (Pamungkas,
dieksplorasi adalah hasil tambang
Thayib, & Inswiasri, 2015).
terutama emas karena merupakan sektor
yang menjadi andalan untuk mendapatkan Merkuri termasuk logam berat
devisa negara. Penambangan emas nonesensial yang beracun bagi organisme
merupakan kegiatan yang banyak di atas konsentrasi tertentu (Nandan,
dilakukan oleh masyarakat di Indonesia Sankhla, Kumar, Agrawal, & Kumari,
yang memberikan dampak positif dan 2016), konsentrasinya meningkat pada
negatif (Agus, Sukandarrumidi, & level yang mengkhawatirkan karena
Wintolo, 2005). Teknik penambangan meningkatnya kegiatan antropogenik
yang digunakan adalah amalgamasi yang termasuk penambangan (Dash,
menggunakan merkuri sebagai pengikat Mangwani, & Das, 2014). Kegiatan
emas (Raivel, Syarfina, Puspita, penambangan dan pengolahan emas
Apriajum, & Prima, 2016). Teknik menghasilkan limbah yang dibuang ke
tersebut menimbulkan dampak negatif lingkungan. Limbah tersebut berbahaya
bagi lingkungan (Rhani, 2012) karena bagi ekosistem. Oleh karena itu limbah
melepaskan limbah merkuri yang harus diolah agar ketika dibuang ke
membahayakan ekosistem dan kesehatan perairan tidak menyebabkan pencemaran.
(Dash, Mangwani, & Das, 2014). Pada Pemerintah telah mewajibkan setiap
proses amalgamasi, merkuri terlepas ke perusahaan yang menghasilkan limbah
lingkungan pada tahap pencucian. Limbah berat untuk mendaur ulang limbah hingga
yang mengandung merkuri dibuang memenuhi standar mutu untuk dibuang ke
langsung ke badan air atau ke atas tanah aliran sungai maupun laut (Peraturan
(Rhani, 2012). Beberapa kasus Pemerintah No. 82 Tahun 2001). Salah
pencemaran merkuri telah terjadi di satu metode pengurangan merkuri di air
Indonesia termasuk penurunan kualitas air limbah yaitu metode pengendapan sampai
di Desa Jendi Wonogiri Jawa Tengah tingkat konsentrasi yang rendah dengan
(Agus et al., 2005), di Kabupaten menggunakan senyawa karbonat,
Bombana Sulawesi Tenggara (Raivel, phosphat atau sulfida, sedangkan proses
Syarfina, Puspita, Apriajum, & Prima, yang banyak dilakukan adalah

90
p-ISSN: 2085-241X Jurnal Agromix Volume 9, No 2, September 2018
e-ISSN: 2599-3003

pengendapan sulfida dan proses koagulasi limbah P3 mengalir ke kolam P4, limbah
atau co-presipitasi (Said, 2010). P4 mengalir ke kolam P5, limbah P5
dialirkan ke kolam P6. Limbah di kolam
Penggunaan merkuri untuk P6 dibuang ke perairan.
mengikat emas dilakukan pula di Gempol Sampel yang diuji dimasukkan ke
Pasuruan Jawa Timur, namun telah dalam botol sampel 250 mL dan diuji
dilakukan penurunan konsentrasi merkuri konsentrasi merkurinya. Parameter
dengan menampung limbah dalam kolam kualitas air pada setiap sampel yang diuji
pengendapan. Berdasarkan metode yang meliputi derajat keasaman (pH), suhu,
telah dilakukan, diperlukan informasi oksigen terlarut (Dissolved Oxygen/DO)
penurunan konsentrasi merkuri pada dan warna air (EPA, 2001).
setiap kolam pengendapan. Tujuan studi Metode untuk pengukuran
ini adalah untuk menguji konsentrasi konsentrasi merkuri (Hg) menggunakan
merkuri dan kualitas air pada setiap kolam Atomic Absorption Spectrophotometry
pengendapan sebelum dibuang ke (AAS) dan kualitas air diukur
perairan. menggunakan DO meter untuk oksigen
terlarut, termometer untuk suhu dan pH
meter untuk pH, sedangkan warna air
METODE PENELITIAN
diamati secara visual. Data hasil
Sampel diambil secara langsung pengukuran merkuri, suhu dan pH
dari enam (6) kolam (P1, P2, P3, P4, P4, dibandingkan dengan baku mutu kualitas
P5, P6) penampungan dan pengendapan air (Peraturan Pemerintah No. 82 Tahun
limbah dan satu (1) kolam penampungan 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air
air bersih (P0). Kolam penampungan P1 dan Pengendalian Pencemaran).
merupakan kolam pertama yang Prosedur pengukuran merkuri
menampung limbah dari pencucian emas, dengan menggunakan metode AAS (EPA,
sedangkan kolam penampungan P2, P3, 2007) sebagai berikut 50 mL sampel air
P4, P5 dan P6 merupakan kolam yang dimasukkan ke dalam gelas piala dan
digunakan untuk mengendapkan limbah. ditambahkan 5 mL HNO3 pekat,
Susunan kolam pengendapan secara seri, dipanaskan perlahan sampai volumenya
limbah dari kolam P1 dialirkan ke kolam menjadi 15-20 mL. Kemudian
P2, limbah P2 dialirkan ke kolam P3, ditambahkan 5 mL HNO3 pekat dan

91
p-ISSN: 2085-241X Jurnal Agromix Volume 9, No 2, September 2018
e-ISSN: 2599-3003

dipanaskan lagi. Dilanjutkan dengan pengendapan terjadi pada setiap kolam


penambahan asam dan dipanaskan sampai sehingga pada terjadi penurunan
logam larut (sampel air menjadi jernih); 2 konsentrasi merkuri dari kolam
mL HNO3 pekat ditambahkan dan pengendapan P1 sampai P6. Namun
dipanaskan 10 menit, setelah itu konsentrasi merkuri pada kolam
didestruksi. Hasil destruksi diambil 10 mL pengendapan tidak berbeda dengan kolam
dan ditambahkan 1 mL KMnO4 0,01N yang digunakan sebagai sumber air
dimasukkan ke dalam ASC sesuai dengan (Figure1). Hal ini berkaitan dengan
nomor urutnya. Hasil pengukuran dalam keberadaan merkuri di alam, bahwa
spektrofotometer serapan atom dengan merkuri secara alami sudah terdapat di
panjang gelombang 253,6 nm langsung lingkungan perairan, meskipun
dinyatakan sebagai hasil logam. konsentrasinya kecil.
Kolam sumber air untuk
HASIL DAN PEMBAHASAN mencuci emas mengandung merkuri
karena letak dari kolam tidak jauh dari
Konsentrasi merkuri (Hg) pada kolam
kolam pengendapan sehingga merkuri
penampungan limbah
yang terdapat pada limbah dapat meresap
Hasil pengujian menunjukkan ke dalam tanah dan sampai ke kolam.
konsentrasi merkuri pada kolam Apabila dibandingkan dengan baku mutu
pengendapan P1 (0,051±0,005 mg/L) kualitas air (Peraturan Pemerintah Nomor
mengandung konsentrasi merkuri paling 82 Tahun 2001) maka konsentrasi merkuri
tinggi dibandingkan dengan kolam pada setiap kolam telah melebihi ambang
pengendapan yang lain. Sedangkan batas maksimum yang direkomendasikan
konsentrasi merkuri yang terkandung di (0,002 mg/L). Limbah pada kolam P6
dalam kolam pengendapan P6 masih mengandung merkuri dengan
(0,021±0,002 mg/L) paling rendah konsentrasi di atas ambang maksimal
dibandingkan dengan kolam pengendapan karena cara mengendapkan limbah dalam
yang lain. Pada kolam sumber air untuk kolam hanya bisa menurunkan konsentrasi
pencucian mengandung merkuri (P0) merkuri dan tidak bisa menghilangkan.
sebesar 0,012±0,002 mg/L. Penurunan Merkuri di air dalam bentuk ion sehingga
konsentrasi merkuri dari kolam P1 sampai sulit untuk terikat. Merkuri yang
P6 rata-rata sebesar 16,7%. Proses digunakan untuk pengikat emas akan

92
p-ISSN: 2085-241X Jurnal Agromix Volume 9, No 2, September 2018
e-ISSN: 2599-3003

tercampur atau terpecah menjadi butiran- merkuri dari air termasuk presipitasi,
butiran halus yang sulit dipisahkan pada adsorpsi, volatilisasi dan bioremediasi
proses penggilingan sehingga pada proses namun tidak ada yang ada untuk
pencucian merkuri terbawa masuk ke menghilangkan merkuri pada kisaran 1-10
perairan (Widowati, 2008). Ada beberapa ppt (EPA 2007).
metode alternatif untuk menghilangkan

0.06
Konsentrasi merkuri (mg/L)

0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P0
Konsentrasi merkuri
0.051 0.047 0.043 0.037 0.033 0.021 0.012
(mg/L)

Gambar 1. Konsentrasi merkuri pada kolam penampungan limbah

Di alam, menurunnya kadar sehingga kadar merkuri dalam air tinggi


merkuri dipengaruhi oleh faktor (Darmono, 2010). Curah hujan biasanya
lingkungan, iklim dan musim. Aliran arus mengurangi konsentrasi Hg menjadi
sungai memungkinkan mengurangi kurang dari 2 ppb namun membutuhkan
konsentrasi merkuri sehingga partikel penambahan bahan kimia dan pemantauan
merkuri bergerak mengikuti arus. Pada terus menerus (EPA, 2009). Selain itu,
musim hujan, air menjadi pasang dan jarak sumber pencemar menentukan
volume air bertambah sehingga konsentrasi (Hg) yang terakumulasi,
konsentrasi merkuri menurun dan semakin dekat jarak maka semakin tinggi
surutnya air pada musim kemarau pula konsentrasinya (Musthofa, Santi, &
menyebabkan konsentrasi merkuri di Ashar, 2016). Logam berat bersifat toksik
sungai meningkat karena berkurangnya karena tidak bisa dihancurkan (non-
pengenceran dan volume air sedikit degradable) dan organisme hidup yang

93
p-ISSN: 2085-241X Jurnal Agromix Volume 9, No 2, September 2018
e-ISSN: 2599-3003

ada di lingkungan sehingga logam-logam sedimen, adanya senyawa lain dan ukuran
tersebut terakumulasi ke lingkungan, organisme (Darmono, 2010). Tabel 1
terutama mengendap di dasar perairan dan menunjukkan pH pada kolam P1
membentuk senyawa kompleks bersama terrendah (1,83±0,12) dibandingkan
bahan organik dan anorganik (Widowati, dengan kolam P2, P3, P4, P5 dan P6,
2008). sedangkan pada kolam P0 cenderung
Kualitas air pada kolam penampungan netral. Hal ini berkaitan dengan
limbah kandungan merkuri di dalam air. Suhu
Kualitas air yang diamati pada pada semua kolam penampungan berkisar
penelitian ini meliputi derajat keasaman antara 25,4±0,8°C - 30,8±0,4°C dengan
(pH), suhu dan warna air. Pengukuran warna air yang bervariasi dari kuning
kualitas air di kolam penampungan limbah sampai kuning coklat tua. Air di kolam P0
bertujuan untuk mengetahui perubahan cenderung bening. Suhu kolam
suhu, pH dan warna air pada setiap kolam dipengaruhi oleh penetrasi sinar matahari.
penampungan limbah sehingga dapat Pada saat penetrasi matahari sampai ke
diketahui kelayakan limbah untuk dibuang dasar kolam maka suhu akan meningkat
ke perairan. Beberapa faktor yang sampai di dasar. Kolam penampungan
mempengaruhi laju absorbsi logam berat terletak di luar dan langsung terkena sinar
yaitu suhu, pH, oksigen terlarut, fraksi matahari.

Tabel 1. Kualitas air pada kolam penampungan limbah


Kolam penampungan limbah Suhu (°C) pH Warna air limbah
Kolam P1 30,8±0,4 1,83±0,12 kuning coklat tua
Kolam P2 29,6±0,5 2,13±0,21 kuning coklat
Kolam P3 29,8±1,4 2,17±0,42 kuning tua
Kolam P4 29,1±1,7 2,40±0,53 kuning tua
Kolam P5 28,7±2,3 2,43±0,64 kuning tua
Kolam P6 25,4±0,8 5,17±0,72 kuning
Kolam P0 23,1±0,7 6,93±0,70 bening

94
p-ISSN: 2085-241X Jurnal Agromix Volume 9, No 2, September 2018
e-ISSN: 2599-3003

35.0

30.0

25.0

20.0

15.0

10.0

5.0

0.0
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P0
Suhu (°C) 30.8 29.6 29.8 29.1 28.7 25.4 23.1
pH 1.83 2.13 2.17 2.40 2.43 5.17 6.93
.
Gambar 2. Suhu dan pH air limbah pada kolam penampungan limbah pencucian emas

Gambar 2 menunjukkan terjadi merkuri di perairan menjadi stabil, ketika


penurunan suhu pada kolam pengendapan pH naik dapat mengubah kestabilan
sampai pada kolam P6. Sebaliknya pH bentuk karbonat menjadi hidroksida yang
mengalami peningkatan ketika suhu membentuk ikatan dengan partikel pada
limbah meningkat. Derajad keasaman badan air sehingga menguap dan
(pH) mempengaruhi keberadaan logam membentuk lumpur (Palar, 2008). Efek
merkuri dalam air sungai karena pH pH tidak hanya dipengaruhi oleh jenis ion
merupakan parameter penting dan efektif tetapi dipengaruhi juga oleh sifat adsorben
dalam proses adsorpsi (Tadkaew, (Tadkaew, Sivakumar, Khan, McDonald,
Sivakumar, Khan, McDonald, & Nghiem, & Nghiem, 2010). Peningkatan
2010). Peningkatan pH dapat konsentrasi merkuri anorganik dan larutan
meningkatkan kapasitas adsorpsi merkuri konsentrasi ionik memiliki efek negatif
(Palar, 2008), ketika pH rendah tingkat pada proses adsorpsi (Yaghmaeian, Reza,
adsorpsi berkurang (Gao & Campbell, Simin, Amir, Mahmood & Shahrokh,
2014). Merkuri berubah menjadi Hg+2 2015).
pada pH 7, pada pH rendah tingkat Warna limbah di kolam
adsorpsi berkurang dan ketika pH penampungan P1, P2, P3 lebih keruh
meningkat, H+ menurun (Gao & daripada kolam P4, P5, P6 dan terjadi
Campbell, 2014). Ketika pH air rendah, endapan di dasar kolam pada semua

95
p-ISSN: 2085-241X Jurnal Agromix Volume 9, No 2, September 2018
e-ISSN: 2599-3003

kolam pengendapan. Warna endapan Wllage District Selogiri Wonogiri


Sub Province Central Java
berbeda pada setiap kolam dan warna
Province, Indon. Manusia Dan
endapan mempengaruhi warna limbah. Lingkungan, 12(1), 13–19.
Warna air terdiri dari sejumlah besar zat Darmono. (2010). Lingkungan Hidup dan
berwarna; asam fulvat, asam humat, Pencemaran : Hubungannya
dengan Toksikologi Senyawa
koloid dan partikel (Stumm & Morgan, Logam. Jakarta: UI Press.
1981) (Liu, Cheng, Branco, & Marra, Dash, H. R., Mangwani, N., & Das, S.
2017). Senyawa berwarna dari partikel (2014). Characterization and
potential application in mercury
dan agregat tidak mengandung jumlah
bioremediation of highly mercury-
merkuri yang sama per satuan warna resistant marine bacterium Bacillus
thuringiensis PW-05.
sebagai senyawa kecil, namun tersebar Environmental Science and
merata di dalam badan air (Nilsson & Pollution Research, 21(4), 2642–
2653.
Håkanson, 1992). https://doi.org/10.1007/s11356-
013-2206-8
KESIMPULAN EPA. (2001). Parameters of Water
Konsentrasi merkuri di kolam Quality: Interpretation of Water
Quality, 133.
penampungan dan pengendapan P1
EPA. (2007). Inductively Coupled
tertinggi, namun mengalami penurunan Plasma-Atomic Emission
rata-rata sebesar 16,7% pada kolam Spectrometry, 34.
berikutnya (P2, P3, P4, P5 dan P6). EPA. (2009). Potential Export of Mercury
Konsentrasi tersebut telah melebihi batas Compounds from United States for
Conversion to Elemental Mercury
maksimal merkuri yang diperbolehkan - Report to Congress, 123.
terdapat di air. Suhu mengalami https://doi.org/ISSN:0377-9424 /
2007
penurunan pada setiap kolam secara
Gao, K., & Campbell, D. A. (2014).
berurutan, namun pH meningkat ketika Photophysiological responses of
suhu menurun. marine diatoms to elevated CO2
and decreased pH: a review.
Functional Plant Biology, 41(5),
DAFTAR PUSTAKA 449.
Agus, C., Sukandarrumidi, & Wintolo, D. https://doi.org/10.1071/fp13247
(2005). The Impact of Liquid
Woste of Gold Processing on the Juliawan N. (2005). Laporan Pendataan
River Water Quality and the Penyebaran Unsur Merkuri pada
Method for Minimizing the Impnct Wilayah Pertambangan di daerah
by Using Zeolite Case Study of the Cibaliung, Kabupaten Pandeglang,
Traditionol Gold Mine in Jendi Provinsi Banten. Bandung (ID) :

96
p-ISSN: 2085-241X Jurnal Agromix Volume 9, No 2, September 2018
e-ISSN: 2599-3003

Pusat Sumber Daya Geolog District , Banten. Jurnal Ekologi


Kesehatan, 14(3), 195–205.
Liu, Y., Cheng, Z., Branco, B. F., &
Marra, J. F. (2017). Speciation and Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
Mobility of Phosphate in the 2001 tentang Pengelolaan Kualitas
Eutrophic Ponds at Prospect Park, Air dan Pengendalian Pencemaran.
Brooklyn, New York, USA.
Journal of Geoscience and Raivel, S., Puspita, D., Apriajum, M., &
Environment Protection, 05(06), Prima. E. (2016). Analisis kadar
26–36. zat merkuri yang digunakan pada
https://doi.org/10.4236/gep.2017.5 area tambang emas rakyat desa
6004 wumbubangka kecamatan
rarowatu utara kabupaten bombana
Musthofa, S., Santi, D. N., & Ashar, T. provpinsi sulawesi tenggara.
(2016). Analisis kandungan Proceeding Seminar Nasional
merkuri (Hg) pada air sumur gali Kebumian Ke-9.
masyarakat di sekitar
penambangan emas tradisional Rhani, H. C. (2012). Faktor – Faktor Yang
Desa Saba Padang Kecamatan Berhubungan Dengan Kadar
Huta Bargot Kabupaten Merkuri (Hg) Pada Tanah
Mandailing Natal Tahun 2015. Pemukiman Warga Di Sekitar
Lokasi Penambangan Emas
Nandan, M., Sankhla, M. S., Kumar, R., Tradisional (Studi Kasus Di Desa
Agrawal, P., & Kumari, M. (2016). Jendi, Kecamatan Selogiri,
Heavy Metals Contamination in Kabupaten Wonogiri, Provinsi
Water and their Hazardous Effect Jawa Tengah). Fkm Undip, 1.
on Human Health-A Review.
International Journal of Current Said, N. I. (2010). Metoda Penghilangan
Microbiology and Applied Logam Merkuri di Dalam Air
Sciences, 5(10), 759–766. Limbah Industri. Jai, 6(1), 136–
https://doi.org/10.20546/ijcmas.20 148.
16.510.082
Stumm, W. and Morgan, J.J. (1981)
Nilsson, Å., & Håkanson, L. (1992). Aquatic Chemistry: An
Relationships between mercury in Introduction Emphasizing
lake water, water colour and Chemical Equilibria in Natural
mercury in fish. Hydrobiologia, Waters. 2nd Edition, John Wiley &
235–236(1), 675–683. Sons Ltd., New York.
https://doi.org/10.1007/BF0002625
Tadkaew, N., Sivakumar, M., Khan, S. J.,
6 McDonald, J. A., & Nghiem, L. D.
Palar H. (2008). Pencemaran dan (2010). Effect of mixed liquor pH
Toksikologi Logam Berat. Jakarta: on the removal of trace organic
Rineka Cipta. contaminants in a membrane
bioreactor. Bioresource
Pamungkas, H. S. R., Thayib, H., & Technology, 101(5), 1494–1500.
Inswiasri. (2015). Potential https://doi.org/10.1016/j.biortech.2
Distribution Pattern of Artisanal 009.09.082
Gold Mining ’ S Mercury Waste in
Cisungsang Village , Lebak Yaghmaeian, K., Khosravi Mashizi, R.,

97
p-ISSN: 2085-241X Jurnal Agromix Volume 9, No 2, September 2018
e-ISSN: 2599-3003

Nasseri, S., Mahvi, A. H., 015-0209-8


Alimohammadi, M., & Nazmara,
S. (2015). Removal of inorganic Widowati. (2008). Efek Toksik Logam
mercury from aquatic Pencegahan dan Penanggulangan.
environments by multi-walled Penerbit. Andi Yogyakarta
carbon nanotubes. Journal of
Environmental Health Science and
Engineering, 13(1), 1–9.
https://doi.org/10.1186/s40201-

98

Anda mungkin juga menyukai