Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT ARSEN (As) PADA AIR, IKAN,

KERANG, DAN SEDIMEN DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TONDANO TAHUN


2017
John Christian Mabuat*, Sri Seprianto Maddusa*, Harvani Boky*

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ABSTRAK
Pencemaran lingkungan dapat terjadi baik di udara maupun di air. Di Indonesia sendiri banyak
terjadi pencemaran air, khususnya di sungai. Air sungai sebagai salah satu sumber air yang biasa
dimanfaatkan oleh masyarakat khususnya yang tinggal di Daerah Aliran Sungai (DAS).
Pencemaran yang terjadi di aliran sungai dapat di akibatkan oleh bahan pencemar yang masuk
kedalam aliran sungai tersebut. Salah satu bahan pencemar yang masuk yaitu logam berat. Arsen
(As) merupakan salah satu logam berat yang menjadi bahan pencemar yang dapat merusak
lingkungan dan mengganggu kesehatan manusia. Daerah aliran sungai Tondano terdapat banyak
lahan pertanian dan peternakan, serta terdapat beberapa industri bengkel otomotif, yang dapat
menghasilkan limbah yang mengandung logam berat seperti As. Penelitian ini untuk mengetahui
kandungan logam berat As pada air, ikan, kerang dan sedimen di daerah aliran sungai Tondano.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif berbasis laboratorium dengan
menggunakan metode AAS (Atomic Absorption Spectophotometer). Sampel air diambil di tiga titik
dengan 2 kali yaitu pada pagi dan sore hari, sedangkan sampel sedimen, ikan, dan kerang hanya
di ambil 1 kali pengambilan di 3 titik. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa sampel air pada
pagi hari yaitu di titik 1 = <0,0002 mg/l, titik 2 = <0,0002 mg/l, titik 3 = 0,013 sedangkan pada
sore hari yaitu titik 1 = <0,0002 mg/l, titik 2 = <0,0002 mg/l, titik 3 = <0,0002mg/l. Sampel ikan
titik 1 = <0,0002 mg/kg, titik 2 = <0,0002 mg/kg, titik 3 = 0,04 mg/kg. Sampel kerang titik 1 =
0,10 mg/kg, titik 2 = 0,15 mg/kg, titik 3 = 0,32 mg/kg. Sampel sedimen titik 1 = 3,019 mg/kg, titik
2 = 2,906 mg/kg, titik 3 = 1,386 mg/kg. Dari keseluruhan sampel yang diperiksa menunjukan
bahwa sampel air, ikan, kerang dan sedimen belum melebihi batas baku mutu yang ditetapkan.

Kata Kunci: Arsen, Sungai, Air, Ikan, Kerang, Sedimen

ABSTRACT
Environmental pollution could occur in the air and in the water. In Indonesia itself, water
pollution occurance is high, especially in river. Considering the river water as one water source
that utilized by people who lived in watershed. Pollution occurred in river flow caused by
contaminant who got into the river flow. One contaminant which got into is heavy metal. Arsenic
is one of heavy metal, it can be a contaminant which can ruin the environment and affect human’s
health. Tondano watershed have much agricultural land and farms and has some automotive
repair shop industry that can produce waste which contained heavy metal such as Arsenic. This
research is to measure Arsenic heavy metal content in water, fish, shell and sediment in Tondano
watershed. The method used in this research is descriptive, based on the laboratory examination
on arsenic level using water, fish, shell and sediment as samples, used AAS (Atomic Absorption
Spectophotometer). The water samples were taken twice, in the morning and afternoon in three
locations and at the same time the sediment, fish and shell samples were taken just once in three
locations. The result of this research showed that water samples in the morning in first location=
<0,0002 mg/l, second location= <0,0002 mg/l, third location= 0,013 the same time in the
afternoon in first location= <0,0002 mg/l, second location= <0,0002 mg/l, third location=
<0,0002 mg/l. The fish samples in first location= <0,0002 mg/kg, second location= <0,0002
mg/kg, third location= 0,04 mg/kg. The shell samples in first location= 0,10 mg/kg, second
location= 0,15 mg/kg, third location= 0,32 mg/kg. The sediment samples in first location= 3,019
mg/kg, second location= 2,906 mg/kg, third location= 1,386 mg/kg. As the samples are
examinated, it showed that water, fish, shell and sediment samples had not exceeded the specified
quality standard.

Keyword: Arsenic, river, water, fish, shell, sediment

1
PENDAHULUAN serta dapat berasal dari aktivitas
Pencemaran lingkungan dapat terjadi pertanian yang menggunakan pupuk
baik di udara maupun di air. ataupun perstisida. As juga bisa masuk
Pencemaran di sungai dapat kedalam lingkungan melalui buangan
mengakibatkan rusaknya kualitas air dan limbah rumah tangga.
ekosistem di dalamnya, dan secara tidak Daerah aliran sungai Tondano
langsung dapat mempengaruhi kualitas terdapat banyak lahan pertanian dan
hidup masyarakat di sekitaran daerah peternakan, serta terdapat beberapa
aliran sungai tersebut. industri bengkel otomotif, yang dapat
Pencemaran yang terjadi di menghasilkan limbah yang mengandung
aliran sungai dapat di akibatkan oleh logam berat seperti As. Kegiatan rumah
bahan pencemar yang masuk kedalam tangga pesisir sungai juga bisa
aliran sungai tersebut. Salah satu bahan menghasilkan limbah yang mengandung
pencemar yang masuk yaitu logam logam berat. Beberapa sumber pencemar
berat. Arsen (As) merupakan salah satu logam berat As yang mungkin bisa
logam berat yang menjadi bahan mencemari daerah aliran sungai
pencemar yang dapat merusak Tondano antara lain pestisida atau
lingkungan dan mengganggu kesehatan fungisida yang berasal dari sisa kegiatan
manusia. Masuknya As ke dalam pertanian, sisa dari pakan ternak yang
lingkungan dapat di sebabkan secara mengandung bahan kimiawi,
alami maupun dari aktifitas manusia. pembuangan oli bekas, sisa cat, baterai
Secara alamiah As dapat masuk bekas rumah tangga atau baterai
kedalam lingkungan melalui debu kendaraan bermotor (aki), serta limbah-
vulkanik yang dikeluarkan dari letusan- limbah elektronik rumah tangga, dan
letusan gudung berapi, pelapukan lain sebagainya.
bebatuan, dan mineral-mineral yang Penelitian mengenai kandungan
mengandung As yang kemudian masuk As di perairan teluk Manado, dengan
kedalam air tanah (Sembel, 2015). mengevaluasi aliran sungai yang masuk
Aktivitas manusia memiliki ke dalam teluk Manado, seperti Sungai
peran yang sangat besar dengan Bailang, dan Sungai Tondano, yang di
masuknya As ke dalam lingkungan, lakukan oleh Lasut, dkk (2016)
seperti produksi dan penggunaan As di mendapatkan hasil bahwa konsentrasi
dalam kegiatan industri, baik itu industri As Suspensi dan terlarut di Sungai
pengolahan biji logam, industri Bailang yaitu < 0,0005 ppm, dan pada
pestisida, serta industri pertambangan, sungai Tondano yaitu 0,0012 ppm (As

2
Suspensi), 0,0011 (As Terlarut). Minahasa Utara dengan titik koordinat
Tingginya konsentrasi As di aliran pengambilan sampel yaitu 01o28’ 5,12”
sungai Tondano disebabkan karena LU dan 124o54’ 10,84” BT , dan titik 3
beberapa titik berada di bagian tepi diambil di Hilir sungai tepatnya
sungai yang berhubungan langsung Kelurahan Ketang Baru, Kecamatan
dengan daerah yang diduga merupkan Singkil Manado dengan titik koordinat
sumber pencemar As, sepert kegiatan pengambilan sampel yaitu 01o29’
pertanian yang menggunakan pestisida. 16,21” LU dan 124o51’ 7,56” BT.
Lokasi pemeriksaan sampel diperiksa di
METODOLOGI PENELITIAN laboratorium Balai Riset dan
Penelitian ini menggunakan metode Standarisasi Industri (BARISTAND).
deskriptif analitik berbasis laboratorium, Subjek dalam penelitian ini
dengan pemeriksaan kandungan Arsen yaitu air, ikan, kerang, dan sedimen di
(As) pada air, ikan, kerang, dan sedimen daerah aliran sungai Tondano, dengan
di daerah aliran sungai Tondano pengambilan sampel di lakukan di tiga
menggunakan metode AAS (Atomic titik. Untuk sampel air di ambil 2 kali
Absorption Spectophometer). Penelitian pengambilan pada pagi dan sore hari di
ini dilakukan selama bulan September – setiap titik, sampel ikan di ambil 1 ekor
Oktober 2017. ikan di setiap titik, sampel kerang di
Penelitian ini dilakukan di ambil ½ kg di setiap titik, dan sedimen
Daerah Aliran Sungai Tondano dengan di ambil 1 kg di setiap titik.
tiga titik pengambilan sampel. Dimana
titik 1 diambil di Hulu sungai tepatnya HASIL DAN PEMBAHASAN
di Desa Kiniar Tondano denga titik Kandungan As Pada Air
koordinat pengambilan sampel yaitu Hasil pemeriksaan kandungan As pada
01o17’ 21,05” LU dan 124o54’ 51,48” sampel Air dengan metode AAS di
BT, Titik 2 diambil di pertengahan Laboratorium BARISTAND Manado
sungai tepatnya di Desa Watutumou, mendapatkan hasil yaitu :

Tabel 1. Hasil Pemeriksaan Kandungan Logam Berat As Di Perairan Sungai Tondano


Pada Pagi Hari.
Titik Hasil Penelitian Baku Mutu
Ket
Sampel (mg/l) (mg/l)
1 <0,0002 0,05 MS
2 <0,0002 0,05 MS
3 0,013 0,05 MS
Keterangan : MS = Memenuhi Syarat

3
Tabel 2. Hasil pemeriksaan Kadar Cemaran As di Perairan Sungai Tondano Kelurahan
Ketang Baru pada Sore Hari.
Titik Hasil Penelitian Baku Mutu
Ket.
Sampel (mg/l) (mg/l)
1 <0,0002 0,05 MS
2 <0,0002 0,05 MS
3 <0,0002 0,05 MS
Kererangan: MS = Memenuhi Syarat

Kandungan As Dalam Air (mg/l)


0.05

0.03

0.01

-0.01 Titik 1 Titik 2 Titik 3

Pagi Sore

Gambar 1. Grafik Pemeriksaan Kandungan As Pada air

Hasil pemeriksaan kadar As dalam Kualitas Air dan Pengendalian


sampel air yang diambil pada pagi hari Pencemaran Air yaitu < 0,05 mg/l.
menunjukan bahwa hasil pada titik 1 Hasil pemeriksaan kadar As pada
<0,0002 mg/l, hasil yang sama juga titik 3 di pagi hari berbeda dengan titik 1
didapatkan pada titik 2 yaitu <0,0002 dan 2, hal ini dikarenakan pada daerah
mg/l, sedangkan kadar As pada sampel ini pemukiman warga lebih padat
air di titik 3 terjadi peningkatan yaitu daripada titik 1 dan 2. Sehingga
0,013 mg/l. Selanjutnya hasil mengahsilkan limbah rumah tangga
pemeriksaan kadar As pada sampel yang yang lebih besar. Menurut Widowati,
di ambil sore hari didapatkan hasil yang dkk. 2008, salah satu penyebab
sama yaitu <0,0002 mg/l. Hasil yang pelepasan As ke air adalah melalui
didapatkan pada sampel air yang di aktifitas penduduk urban. Selanjutnya
ambil dari tiga titik ini, baik yang hasil pemeriksaan kadar logam berat As
diambil pada pagi maupun pagi sore hari pada sampel air yang di ambil pada sore
msih memenuhi syarat yang ditentukan hari menunjukan hasil yang sama pada
oleh Peraturan Pemerintah Nomor 82 titik 1, titik 2, dan titik 3. Hal ini
Tahun 2001 tentang Pengelolaan dikarenakan pada saat pengambilan

4
sampel kondisi cuaca sedang hujan dkk (2008) yang dilakukan di aliran
sehingga mengakibatkan arus di daerah sungai Tondano, dan mendapatkan hasil
aliran sungai cukup deras. Konsentrasi 0,0012 ppm. Hal ini menunjukan bahwa
logam berat di perairan cenderung lebih kandungan logam berat As di daerah
rendah pada musim penghujan, hal ini aliran sungai Tondano masih memenuhi
dikarenakan air hujan dapar syarat yang ditetapkan dalam Peraturan
mengencerkan logam berat yang berada Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001
diperaian. As tidak rusak oleh tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
lingkungan, hanya berpindah menuju air Pengendalian Pencemaran Air yaitu <
atau tanah yang dibawa oleh debu, 0,05 mg/l.
hujan, atau alam. Beberapa senyawa As Kandungan As Pada Sampel Ikan
tidak bisa larut dalam air dan akhirnya Hasil pemeriksaan akndugnan As pada
akan mengendap di sedimen (Widowati, sampel ikan di DAS Todano
dkk. 2008). menggunakan metode AAS di
Penelitian ini sejalan dengan laboratorium BARISTAND Manado
penelitian yang dilakukan oleh Lasut, mendapatkan hasil yaitu :
Tabel 3. Hasil Pemeriksaan Kadar Cemaran As Pada Ikan di Daerah Aliran Sungai
Tondano.
Titik Hasil Penelitian Baku Mutu
Sampel (mg/l) (mg/kg) Ket.

1 <0,0002 1,0 MS
2 <0,0002 1,0 MS
3 0,04 1,0 MS
Kererangan: MS = Memenuhi Syarat

Kandungan As Pada Ikan (mg/kg)


0.05

0.04

0.03

0.02

0.01

0
Titik 1 Titik 2 Titik 3

Gambar 2. Grafik Kandungan As Pada Ikan

5
Hasil pengujian kandungan biasanya akan lebih tinggi dari pada
logam berat As pada sampel ikan yang kandungan As di perairan. Hasil
diambil di hulu sungai menunjukan penelitian ini mendapatkan bahwa
kandungan As adalah <0,0002 mg/kg, kandungan As dalam perairan DAS
hasil yang sama juga didapatkan pada Tondano, yaitu <0,0002 – 0,013 mg/l,
sampel ikan yang diambil di bagian jika di bandingakan dengan kandungan
tengah sungai yaitu <0,0002 mg/kg, logam As pada ikan di DAS yaitu
sementara hasil pengujian kandungan As <0,0002 - 0,04 mg/kg, maka bisa dilihat
pada sampel ikan yang diambil di hilir bahwa kandungan logam As di ikan
sungai mengalami peningkatan yaitu lebih besar dari pada kandungan As di
0,04 mg/kg. Hasil pengujian ini perairan.
menunjukan bahwa kandungan logam Penelitian ini sejalan dengan
berat As pada sampel ikan yang berada penelitian yang di lakukan oleh Bahar,
di daerah DAS Tondano masih berada di dkk. (2012), tentang Resiko Paparan
bawah nilai ambang batas yang di Arsen Pada Masyarakat Sekitar Sungai
tetapkan oleh Badan Standarisasi Pangkajene Kecamatan Bungoro
Nasional tentang Batas Maksimum Kabupaten Pangkep, menunjukan bahwa
Cemaran Logam Arsen pada ikan yaitu rata-rata kandungan logam berat As
<0,1 mg/kg. Logam berat seperti As dalam perairan yaitu 0,0063 mg/l,
yang masuk kedalam perairan akan sedangkan kandungan logam As dalam
mengendap dan terakumulasi pada ikan yaitu 1,1 mg/kg (Clarias Baratcus),
sedimen, dan akan beraosiasi dengan dan 0,039 mg/kg (Cyprinus Carpio sp).
sistem rantai makanan sehingga besar Penelitian yang dilakukan oleh bahar ini
kemungkinan biota seperti ikan juga meunjukan bahwa kandungan logar As
akan terakumulasi logam berat. pada ikan lebih tinggi dari pada
Kandungan logam berat As dalam ikan kandungan logam As di Air.

Kandungan As Pada Sampel Kerang


Tabel 4. Hasil Pemeriksaan Kandungan Logam Berat As Pada Kerang di Daerah Aliran
Sungai Tondano.
Titik Hasil Penelitian Baku Mutu
Ket.
Sampel (mg/kg) (mg/kg)
1 0,10 1,0 MS
2 0,15 1,0 MS
3 0,32 1,0 MS
Kererangan: MS = Memenuhi Syarat

6
Kandungan As Pada Kerang (mg/kg)
0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0
Titik 1 Titik 2 Titik 3

Gambar 3. Grafik Kandungan As Pada Kerang

Hasil penelitian kandungan untuk dapat menghindarkan diri dari


logam berat As pada Kerang di titik 1 pengaruh polusi, dan mempunyai
yaitu 0,10 mg/kg, di titik 2 yaitu 0,15 toleransi yang tinggi terhadap
mg/kg, dan di titik 3 yaitu 0,32 mg/kg. konsentrasi logam tertentu. Karena itu
Hasil ini menunjuka bahwa kandungan jenis kerang merupakan indikator yang
As tertinggi berada di titik 3 yaitu 0,32 sangat baik untuk memonitor suatu
mg/kg, hal ini disebabkan karena pencemaran linkungan.
aktifitas manusia di DAS lebih banyak Penelitian ini sejalan juga sejalan
terjadi di titik 3. Dari hasil ini dapat dengan penelitian yang dilakukan oleh
dilihat bahwa di setiap titik pengambilan Bahar, dkk (2012) tentang Resiko
sampel hasil yang didapati tidak Paparan Arsen Pada Masyarakat Sekitar
melebihi batas maksimum yang Sungai Pangkajene Kecamatan Bungoro
ditentukan BSN yaitu <1,0 mg/kg. Kabupaten Pangkep, yang menunjukan
Kandungan As terendah terdapat di titik bahwa kandungan As dalam kerang
1 yaitu daerah hulu dan kandungan As (Anadara ap) yaitu 1,703 mg/kg, hasil
tertinggi terdapat di titik 3 yaitu daerah ini lebih tinggi di bandingkan dengan
hilir DAS Tondano. Kadar As dalam kandungan As pada 2 jenis ikan yaitu
kerang biasanya lebih tinggi dari pada 1,1 mg/kg (Clarias Bartacus), dan
hewan air lainnya. 0,0039 mg/kg pada ikan Cyprinus
Menurut Darmono, (2001) , Carpio sp. Penelitian ini menunjuka
Kerang dapat mengakumulasi logam bahwa kandungan As dalam kerang
lebih besar dari pada hewan air lainnya lebih tinggi dari kandungan As dalam
karena sifatnya yang menetap, lambat ikan yang hidup di perairan tersebut.

7
Kandungan As Pada Sedimen
Tabel 5. Hasil Pemeriksaan Kadar Cemaran As Pada Sedimen di Daerah Aliran Sungai
Tondano.
Titik Sampel Hasil Penelitian Baku Mutu
Ket.
(mg/kg) (mg/kg)
1 3,019 3,9 MS
2 2,906 3,9 MS
3 1,386 3,9 MS
Kererangan: MS = Memenuhi Syarat

Kandungan As Pada Sedimen (mg/kg)


3.5
3
2.5
2
1.5
1
0.5
0
Titik 1 Titik 2 Titik 3

Gambar 4. Grafik Kandungan As Pada Sedimen

Hasil pemeriksaan sampel sedimen pada contohnya melalui debu vulkanik yang
titik 1 menunjukan bahwa kadar As dikeluarkan dari letusan gunung berapi,
dalam sedimen yaitu 3,019 mg/kg, pada pelapukan dari bebatuan dan mineral-
titik 2 yaitu 2,906 mg/kg, dan pada titik mineral yang mengandung As yang
3 kandungan As dalam sedimen yaitu kemudian masuk kedalam air tanah.
1,386 mg/kg. Kandungan As tertinggi Masuknya As ke dalam perairan juga
berada di titik 1 yaitu bagian hullu dapat berasan dari limbah pertaninan
sungai dengan konsentrasi As yaitu seperti pembungan pestisida, insektisida,
3,019 mg/kg, dan kandungan As herbisida, algisida, rodentisida, dan
terendah berada d titik 3 yaitu bagian pupuk. (widowati, dkk. 2008).
hilir sungai dengan konsentrasi As 1,386 Mengingat aktivitas pertanian
mg/kg. masryarakat di titik 1 sangat besar, maka
Tingginya konsentrasi As di kemungkinan As yang masuk ke dalam
titik 1 karena titik ini sangat dekat air, mengendap, dan terakuulasi dalam
dengan pegunungan api. Menurut sedimen berasal dari buangan pestisida,
Sembel (2015), masuknya As kedalam serta pupuk yang mengandung As.
lingkungan dapat melalui faktor alam

8
Kecilnya konsentrasi As di titik 2. Kandungan logam berat As pada
3 yakni di hilir sungai, karena adanya sampel ikan di daerah aliran sungai
aksi laut seperti gelombang pasang surut Tondano, yang di ambil di tiga titik,
sehingga sedimen yang berada di muara masih memenuhi syarat berdasarkan
sungai tertransport ke bagian laut standar baku mutu yang
sehingga konsentrasi As yang di dipersyaratkan oleh Badan Standar
dapatkan lebih kecil dari titik pertama. Nasional Indonesia tentang Batas
Hasil penelitian ini sejalan Maksimum Cemaran Logam As
dengan penelitian yang dilakukan oleh pada Ikan yaitu < 1,0 mg/kg.
Kasan, dkk. (2015), tentang Telaah 3. Kandungan cemaran logam berat As
kandungan As Pada Sedimen di Estuari pada sampel kerang di daerah aliran
Sungai Marisa, Kabupaten Pohuwato, sungai Tondano menunjukan bahwa
Gorontalo, yang mendapatkan hasil sampel kerang yang ada di daerah
kandungan As di hulu sungai di Desa aliran sungai Tondano masih di
Hele yaitu 4 mg/kg, dan di Desa Bulili bawah bakumutu, berdasarkan
yang merupakan daerah muara sungai standar baku mutu yang
mendapatkan hasil kandungan As yaitu dipersyaratkan oleh Badan Standar
2 mg/kg. Nasional Indonesia tentang Batas
Hasil penelitian kandungan Logam As Maksimum Cemaran Logam
dalam sedimen di DAS Tondano masih Merkuri pada Kerang yaitu < 1,0
memenuhi syarat yang di tentukan oleh mg/kg.
Pollution Control Department 4. Kandungan logam berat As pada
(Thailand), yaitu 3,9 mg/kg. tiga titik pengambilan sampel
sedimen di daerah aliran sungai
KESIMPULAN Tondano, masih memenuhi syarat
1. Kandungan logam berat As pada berdasarkan standar baku mutu yang
sampel air di daerah aliran sungai dipersyaratkan oleh Pollution
Tondano, yang di ambil di tiga titik Control Department Thailand,
pengambilan yang di lakukan pada tentang Batas Maksimum
pagi hari dan sore hari masih Kandungan Logam As pada
memeuhi syarat yang di tetapkan Sedimen yaitu < 3,9 mg/kg.
oleh Peraturan Pemerintah nomor 82
Tahun 2001 tentang Pengolahan SARAN
Kualitas Air dan Pengendalian 1. Air di daerah aliran sungai Tondano
Pencemaran Air yaitu <0,005 mg/l. tidak dapat dikonsumi sebagai air

9
minum, karena air ini tidak Pangkep. Jurnal Kesehatan
memenuhi syarat secara fisik, Masyarakat. Makasar.
biologi, maupun kimia. Chandra, B. 2012. Pengantar Kesehatan
2. Ikan yang terdapat di daerah aliran Lingkungan. Jakarta: Buku
sungai Tondano telah mengandung Kedokteran EGC.
logam berat As, tetapi msih bisa Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan
untuk di konsumsi, namun tidak Pencemaran: Hubungan
secaraa continue atau secara terus Toksikologi dengan Senyawa
menerus. Hal ini dikarenan sifat Logam. Jakarta : Penerbit
logam berat As tidak dapat terurai, Universitas Indonesia
dan bisa terakumulasi dalam tubuh. Kasan R, Rompas M. Rizald,
3. Kerang yang terdapat di Tondano Rumampuk D. C. Natalie. 2015.
telah mengandung logam berat As, Telaah Kandungan Arsen Pada
tetapi msih bisa untuk di konsumsi, Sedimen Di Estuari Sungai
namun tidak secaraa continue atau Marisa, Kabupaten Pohuwato,
secara terus menerus. Hal ini Gorontalo. Jurnal Pesisir dan Laut
dikarenan sifat logam berat As tidak Tropis. Uversitas Sam Ratulangi,
dapat terurai, dan bisa terakumulasi Manado.
dalam tubuh. Kitong T. M, Abidjulu J, Koleangan S.
4. Perlu adanya pengurangan sumber J. H. 2012. AnalisisMerkuri (Hg),
masuknya As kedalam air, seperti danArsen (As) di Sedimen Sungai
pestisida, serta limbah-limbah Ranoyapo Kecamatan Amurang
rumah tangga, agar tidak terjadi Sulawesi Utara. Jurnal MIPA
akumulasi As di daerah aliran UNSRAT Online. Universitas
sungai Tondano. Sam Ratulangi
Lasut E. Henry, Kawung J. Nikson,
DAFTAR PUSTAKA Lasut T. Markus. 2016.
Agustina T. 2014. Kontaminasi Logam Kandungan Arsen (As), Berbentuk
Berat Pada Makanan Dan Suspensi Dan Terlarut, Di
Dampaknya Pada Kesehatan. Perairan Teluk Manado. Jurnal
TJP. Fakultas Teknik. UNNES Pesisir dan Laut Tropis.
Bahar N. Sri, Daud A, Indar. Resiko Universitas Sam Ratulangi.
Paparan Arsen Pada Masyarakat Mulia, MR. 2005. Kesehatan
Sekitar Sungai Pangkajene Lingkungan. Yogyakarta: Graha
Kecamatan Bungoro Kabupaten Ilmu.

10
Mukono H. J. 2005. Toksikologi Berat dalam Pangan.Badan
Lingkungan. Surabaya: Airlangga Standarisasi Nasional. ICS
University Press. 67.220.20.
Palar H. 2012. Pencemaran dan Suparjo, MN. 2009. Kondisi
Toksikologi Logam Berat. Jakarta: pencemaran Perairan Sungai
RinekaCipta Babon Semarang. Jurnal Saintek
Pollution Control Departmen. Thailand. Perikanan Fakultas Perikanan dan
Ryadi, ALS. 2016. Ilmu Kesehatan Ilmu Kelautan. Universitas
Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Diponegoro. Semarang. Vol 4 (2).
Andi. Sofarini Dini, Rahman Abdur, Ridwan
Rochyatun., Lestari., Rozak. 2004. Ichsan. 2010. Studi Analisis
Kondisi Perairan Muara Sungai Pengujian Logam Berat Pada
Digul dan Perairan Laut Arafura Badan Air, Biota dan Sedimen Di
Dilihat dari Kandungan Logam Perairan Muara DAS Barito.
Berat. Oseanologi dan Limnologi Jurnal Penelitian. Universitas
di lndonesia No. 36:15-31 ISSN Lambung Mangkurat.
0125 - 9830. Wijayanti T. 2017. Profil Pencemaran
Peraturan Pemerintah Republik Logam Berat Pada Perairan
Indonesia No. 38 Tahun Daerah Aliran Sungai (DAS)
2011.Tentang Sungai. GrinduluPacitan. Skripsi.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun Program Studi Pendidikan
2001. Tentang Pengelolaan Biologi.IKIP Budi Utomo
Kualitas Air dan Pengendalian Malang.
Pencemaran Air. 2001. Jakarta. Widowati, Sustiono, Jusuf. 2008. Efek
Sembel T. D. 2015. Toksikologi Toksik Logam: Pencegahan dan
Lingkungan. Yogyakarta.Andi Penanggulangan Pencemaran.
Offset. Yogyakarta: Andi Offset.
Setiawan H. & Subiandono E. 2015.
Konsentrasi Logam Berat Pada
Air Dan Sedimen Di Perairan
Pesisir Provinsi Sulawesi Selatan.
Jurnal Indonesian Forest Reha
bilitation. Vol (3).
Standar Nasional Indonesia 7387:2009.
Batas Maksimum Cemaran Logam

11

Anda mungkin juga menyukai