Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH TENTANG FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR ARSEN

(As) DALAM URIN MASYARAKAT KELURAHAN


KAWATUNA KECAMATAN MANTIKULORE SULAWESI TENGAH

Disusun oleh :

1. Anik Indri Febriana


2. Chanifah Septiani
3. Dhian Ekawati
4. Erita Alviyanti
5. Hermin Bayu Anggono
LATAR BELAKANG

Unsur arsen (As) merupakan salah satu hasil sampingan dari proses
pengolahan bijih logam non-besi terutama emas, yang mempunyai sifat
sangat beracun dengan dampak merusak lingkungan. Arsen ditemukan
pada beberapa cebakan bijih logam. Penambangan cebakan logam
mengandung As dan pembuangan tailing dengan keterlibatan atmosfir
akan mempercepat mobilisasi unsur tersebut dan selanjutnya memasuki
sistem air permukaan atau merembes ke dalam akifer-akifer air tanah
setempat. Akibat merugikan dari arsen bagi kesehatan manusia adalah
apabila terkandung >100 ppb dalam air minum; dengan gejala keracunan
kronis berupa iritasi usus, kerusakan syaraf dan sel, kelainan kulit atau
melanoma serta kanker usus.

Arsen (As) merupakan unsur kerak bumi yang berjumah besar, yaitu
menempati urutan keduapuluh dari unsur kerak bumi, sehingga sangat
besar kemungkinannya mencemari air tanah dan air minum. Jutaan
manusia bisa terpapar arsen (As), seperti yang pernah terjadi di
Bangladesh, India, Cina (Haryanto,2008).
TINJAUAN PUSTAKA

PENCEMARAN AIR Penggolongan air menurut peruntukkannya


menurut PP No. 20 Tahun 1990, Bab III, Pasal
Pencemaran Air dan PP No. 82 Tahun 7, sebagai berikut :
2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan • Golongan A, yaitu air yang digunakan
Pengendalian Pencemaran Air, menjelaskan sebagai air minum secara langsung tanpa
bahwa pencemaranair adalah : pengolahan terlebih dahulu.
• Golongan B , yaitu air yang dighunakan
“Pencemaran air adalah masuknya atau sebagai air baku air minum.
dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, • Golongan C, yaitu air yang digunakan
dan atau komponen lain ke dalam air oleh untuk keperluan perikanan dan
kegiatan manusia, sehingga kualitas air peternakan.
turun sampai ketingkat tertentu yang • Golongan D, yaitu air yang digunakan
menyebabkan air tidak berfungsi lagi sesuai untuk keperluan pertanian, usaha
dengan peruntukannya. (Pasal 1, angka 2). “ perkotaan, industri, pembangkit listrik
tenaga air.
SUMBER POLUSI AIR

Kurangnya fasilitas kebersihan yang cukup adalah suatu sebab utama


kontaminasi kotoran dan limbah dari sumber - sumber air di daerah urban
dan pabrik. Beberapa Kota Indonesia malah mempunyai suatu sistem
pembuangan kotoran yang tidak sempurna, dan karenanya sebagian besar
rumah tangga sangat mengandalkan tangki kotoran pribadi atau
pembuangan kotoran manusia langsung ke sungai dan kanal. Sumber-
sumber polusi air yang lain adalah pertambangan serta pengaliran air yang
tidak lancar dan tidak teratur, (Putranto, 2011).

Komponen pencemar air menurut Putranto, (2011), dikelompokkan


sebagai berikut :
• Bahan buangan padat
• Bahan buangan organik
• Bahan buangan anorganik
• Bahan buangan olahan bahan makanan
• Bahan buangan cairan berminyak
• Bahan buangan zat kimia
• Bahan buangan berupa panas
 
Pencemaran Air Oleh Logam Berat
Logam berat termasuk golongan logam dengan kriteria- kriteria yang sama dengan logam-
logam lain. Perbedaannya terletak pada pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan
dan atau masuk ke dalam tubuh organisme hidup. Sebagai contoh, bila unsur logam besi (Fe)
masuk ke dalam tubuh, meski dalam jumlah yang sedikit berlebihan, biasanya tidak
menimbulkan pengaruh yang buruk terhadap tubuh. Karena unsur besi (Fe) dibutuhkan dalam
darah untuk mengikat oksigen, sedangkan unsur logam berat beracun yang penting
diantaranya arsen (Hg), tembaga (Cu), bila masuk ke dalam tubuh dalam jumlah berlebihan
akan menimbulkan pengaruh-pengaruh buruk terhadap fungsi fisiologis tubuh.

Tinjauan Tentang Logam Berat


Logam merupakan bahan pertama yang dikenal oleh manusia dan digunakan sebagai alat-alat
yang berperan penting dalam sejarah peradaban manusia. Logam berat masih termasuk
golongan logam dengan kriteriakriteria yang sama dengan logam lain. Perbedaannya terletak dari
pengaruh yang dihasilkan bila logam berat ini berikatan dan atau masuk ke dalam organisme
hidup. Berbeda dengan logam biasa, logam berat biasanya menimbulkan efek-efek khusus pada
mahluk hidup (Palar, 1994).
Tinjauan Tentang Arsen

Karakteristik Arsen
Arsen (As) merupakan salah satu hasil sampingan dari proses pengolahan bijih logam
non-besi terutama emas, yang mempunyai sifat beracun dengan dampak merusak
lingkungan. Arsen (As) digunakan untuk campuran logam lain (Pb) dalam pembuatan shot
(partikel bundar berukuran pasir) dan insektisida berbentuk arsenat-Ca dan Pb (Nurhayati,
2009).

Arsen, Arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
simbol As dan nomor atom 33. Arsen (As) adalah metal yang mudah patah, berwarna
keperakan dan sangat toksik. Arsen (As) elemental didapat alam dalam jumlah yang sangat
terbatas, terdapat bersamasama Cu (Nurhayati, 2009).
Karakteristik Arsen

Arsen Inorganik Arsen Organik


Senyawa arsen dengan oksigen, klorin atau Senyawa dengan carbon dan hydrogen
belerang dikenal sebagai arsen inorganik. dikenal sebagai arsen organik. Arsen bentuk
Arsen trioksida (As2O3 atau As4O6) dan organik yang terakumulasi pada ikan dan
arsenat/arsenit merupakan bentuk arsen kerang-kerangan, yaitu arsenobetaine dan
inorganik berbahaya bagi kesehatan manusia. arsenokolin mempunyai sifat nontoksik.
Pada suhu di atas 1.073°C senyawa arsen Sebagaimana diketahui bahwa arsen
trioksida dapat dihasilkan dari hasil samping inorganik lebih beracun dari pada arsen
produksi tembaga dan pembakaran batubara. organik. Senyawa arsen organik sangat jarang
Arsen trioksida mempunyai titik didih 465°C dan mahal. Ikatan carbon-arsen sangat stabil
dan akan menyublim pada suhu lebih rendah. pada kondisi pH Iingkungan dan berpotensi
Kelarutan arsen trioksida dalam air rendah, teroksidasi. Beberapa senyawa methylarsenic
kira-kira 2% pada suhu 25°C dan 8,2% pada sebagaimana di dan trimethylarsenes terjadi
suhu 98°C. Sedikit larut dalam asam secara alami, karena merupakan hasil dari
membentuk asam arsenide (H3As03). Arsen aktivitas biologik.
trioksida sangat cepat larut dalam asam
khlorida dan alkalis (Durrant dan Durrant,
1963; Carapella, 1973).
Sumber Arsen

Arsenik dapat ditemukan dalam bijih tambang berbagai logam seperti emas, timbal, tembaga, timah,
dan zink. Arsenik dilepas ke atmosfer sebagai produk samping dari peleburan bijih tambang nonfero, dari
proses pembuatan pestisida, dan dari pembakaran kaca yang digunakan untuk pembuatan gelas. Karena
senyawa arsenik terkadang dipakai sebagai pestisida, maka debu dan gas yang dilepaskan dari mesin
pemisah biji kapas dan dari mesin pemotong tembakau mengandung arsenik (WHO, 2000).
Sumber alami arsenik dalam air segar erjadi karena erosi permukaan dan erosi batu-batuan vulkanis.
Air dimusim semi yang panas ternyata dapat mengandung arsenik sampai 14 ppm. Organisme laut terpapar
arsenik dalam kosentrasi 0.01-200 ppm, merupakan konsentrasi yang paling tinggi dari semua binatang
yang ada (WHO, 2000).

Kegunaan Arsen

Karena arsen dapat berikatan dengan Cu membentuk CuAs sehingga didapat sebagai produk
sampingan pabrik peleburan Cu. Arsen sering digunakan untuk racun tikus, pestisida, herbisida, insektisida
dan keracunan arsen pada manusia sudah dikenal baik yang disengaja maupun tidak disengaja.
Senyawa arsen terutama digunakan di dalam pertanian dan kehutanan.
Dampak Arsen Pada Lingkungan

Pencemaran Lingkungan Oleh Arsen

Pembakaran batubara dan pelelehan logam merupakan sumber


utama pencemaran arsen dalam udara. Pencemaran arsen
terdapat di sekitar pelelehan logam (tembaga dan timah hitam)

Sumber pencemaran arsen juga dapat berasal dari:


1. Pembakaran kayu yang diawetkan oleh senyawa arsen
pentavalen, dapat menaikkan kadar arsen di udara.
2. Pusat listrik tenaga panas bumi (geothermal) yang dapat
menyebabkan kontaminasi arsen pada udara ambient.
3. Pupuk yang di dalamnya mengandung arsen.
 
Keberadaan Arsen di Perairan

Jenis arsen bentuk organik adalah methylarsenic acid dan No Peruntukan Air Kadar yang Peraturan / Dasar Hukum
methylarsenic acid, sedang anorganik dalam bentuk arsenit dan diperbolehkan

arsenat. Kandungan arsen pada air permukaan di lokasi 1 Air minum 0,01 mg/l Permenkes 907 tahun 2002
tercaemar bervariasi yaitu berkisar 1 µg/I. 2 Air bersih 0,05 mg/l Permenkes 416 tahun 1990
3 Air Golongan 0,05 mg/l Kep. Men KLH no 2 tahun 1988
A

(standar air minum)

4 Air Golongan 0,05 mg/l Kep. Men KLH no 2 tahun 1988


B

(perikanan)

5 Air Golongan 0,05 mg/l Kep. Men KLH no 2 tahun 1988


C

(pertanian)

6 Air Golongan D 0,5 mg/l Kep. Men KLH no 2 tahun 1988


Dampak Arsen Pada Kesehatan

Intoksikasi tubuh manusia terhadap arsen dapat berakibat buruk terhadap mata, kulit, darah, dan
liver. Efek arsen terhadap mata adalah gangguan penglihatan dan kontraksi mata pada bagian perifer
sehingga mengganggu daya pandang (visual fields) mata.

Pada kulit menyebabkan berwarna gelap (hiperpigmentasi), penebalan kulit (hiperkeratosis),


timbul seperti bubul (clavus), infeksi kulit (dermatitis) dan mempunyai efek pencetus kanker
(karcinogenik).

Pada darah, menyebabkan kegagalan fungsi sumsum tulang dan terjadinya pancytopenia (yaitu
menurunnya jumlah sel darah perifer).

Pada liver, mempunyai efek yang signifikan pada paparan yang cukup lama (paparan kronis),
berupa meningkatnya aktifitas enzim pada liver (enzim SGOT, SGPT, gamma GT), ichterus (penyakit
kuning), liver cirrhosis (jaringan hatu berubah menjadi jaringan ikat dan ascites) tertimbunnya cairan
dalam ruang perut.
METOLOGI PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat Penelitian


Lokasi penelitian ini adalah Kelurahan Kawatuna Kecamatan Mantikolore, Kota Palu,
Propinsi Sulawesi Tengah yang memiliki luas 396,06 m² dengan jumlah jiwa sebanyak 343.754
jiwa, untuk kecamatan Palu Selatan memiliki penduduk sebanyak 107.867 jiwa dan Kelurahan
Kawatuna sebanyak 3.622 jiwa. Waktu penelitian dilakukan selama 3 bulan yaitu bulan Maret
sampai Mei 2013.

2. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik srngan rancangan cross
sectional study dimana variabel – variabel yang termasuk faktor resiko dan variabel – variabel
yang termasuk efek, diobservasi sekaligus pada waktu yang sama (Notoadmojo, 2002). Cross
sectional study juga berupaya untuk mencari hubungan antara variabel tergantung (efek)
dengan melakukan pengukuran sesaat.
3. Populasi Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat sebanyak 974 Kepala Keluarga
yang tersebar di 6 Rukun Warga (RW) dan 15 Rukun Tetangga (RT). Populasi untuk air
minum adalah seluruh sumber air yang digunakan sebagai air minum oleh masyarakat yang
berada di Kelurahan kawatuna.

4. Sampel Penelitian
Pengertian sampel dalam penelitian ini adalah urin dari Kepala Keluarga (KK) atau
anggota keluarga dan sumber air minum yang berada di Kelurahan Kawatuna, Kecamatan
Mantikulore.
Besar sampel Jumlah sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan proporsi kejadian
atau kasus yang pernah terjadi sebelumnya. Bila tidak diketahui proporsi kasus
sebelumnya, maka ditetapkan proporsi sebesar 0,5 atau 50% (Chandra, 2008) dengan
rumus sampel yang digunakan adalah :
n = p (1 – p)

Keterangan :
n : Jumlah sampel
p : Proporsi (50%)
z = Nilai Z pada derajat kemaknaan. Derajat kemaknaan yang
digunakan adalah 95% dengan nilai Z : 1,96
d = Batas toleransi atau derajat penyimpangan terhadap
populasi yang diinginkan. Nilai d yang digunakan : 0,1
sehingga jumlah sampel dalam penelitian ini adalah :

n = p (1 – p)
n = 0,5 ( 1 – 0,5)
1. Prosedur Pelaksanaan Penelitian.
Tahapan Penelitian
• Mendatangi rumah responden
• Memberikan informed concent atau penjelasan pada responden tentang penelitian.
• Melakukan wawancara dengan responden untuk mengetahui karakteristik responden(umur, jenis
kelamin, pendidikan) konsentrasi As dalam air minum, gejala penyakit, dan jarak tempat tinggal dari
sumber pencemar.
• Melakukan pengambilan sampel air minum dan urine.
• Melakukan pemeriksaan dan pengukuran kandungan arsen (As) di laboratorium

Tehnik Pengambilan Sampel Pengambilan dan Pemeriksaan Sampel Urine


Cara pengambilan unit sampel (urine) adalah sebagai berikut :
• sebelum tidur reponden disarankan minum sebanyak 2 gelas air putih atau aqua.
• Pagi-pagi pada saat bangun mereka diharuskan menampung urin ke dalam tempat yang sudah disediakan
dan terbuat dari polyethilen.
• Pagi hari saat kencing pertama sebanyak 25 cc, setelah urin terkumpul kemudian dikirimkan ke
Laboratorium Kesehatan Makassar untuk diperiksa kadar As -nya.
1. Analisis Data

Analisis Distribusi Frekuensi (Deskriptif).


Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan karakteristik masingmasing variable independen dan
dependen, mengingat dua kategori, maka hasil analisis tersebut disajikan dalam bentuk tabel f rekuensi.

Analisis Bivariat
Dilakukan untuk mengetahui kemaknaan hubungan, ada tidaknya factor risiko antara variabel independen
dengan variabel dependen secara satu per satu. Uji statistic yang digunakan adalah uji Chi- Square, dengan
tabulasi silang 2 x 2, dimana sebelum dilakukan uji variable dengan skala nominal akan di ubah menjadi skala
kategori.

Keterangan :
0i : banyak kasus yang diamati dalam kategori ke-i
Ei : banyak yang diharapkan alam kategori ke-i di bawah Ho k
Σ : penjumlahan semua kategori (k)
i=1
Analisis Multivariat
Analisis multivariat yang dilakukan dengan menggunakan regresi logistic untuk mengetahui pengaruh
masing-masing variable/sub variable yang dilakukan secara bersama-sama dengan rumus sebagai
berikut :

Keterangan :
p : Probabilitas terjadinya suatu kejadian
e : bilangan natural a : nilai konstanta
b : nilai koefisien regresi x : variabel bebas
Hasil analisis multivariate dapat menentukan variabel mana yang mempunyai
pengaruh dan seberapa besar pengaruhnya terhadap konsentrasi As dalam
urine pada masyarakat di Kelurahan Kawatuna Kota Palu Sulawesi Tengah.
 
HASIL PENELITIAN
1. Analisis Univariat
Karakteristik Responden
Jenis Kelamin, Kelompok Umur, Tingkat Pendidikan, dan Jenis Pekerjaan Responden.
Karakteristik responden di Kelurahan kawatuna disajikan pada tabel
Distribusi responden berdasarkan jenis kelamin, kelompok umur, tingkat pendidikan, dan jenis
pekerjaan di Kelurahan Kawatuna Kecamatan Mantikulore Kota Palu Tahun 2013
2. Analisis Bivariat
Dalam analisis bivariat ini dijabarkan hasil penelitian tentang hubungan antara variabel bebas yaitu lama
tinggal, jenis pekerjaan, jarak tempat tinggal dari sumber pencemar, dan kadar As dalam sumber air minum
dengan variabel terikat yaitu kadar As dalam urin. Untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yang
berhubungan dengan kadar As dalam urin digunakan perhitungan Chi-square. Analisis bivariat dilakukan dengan
membuat tabel silang (crosstab) dua kali dua.
a. Hubungan Antara Jarak Tempat Tinggal dari Sumber Pencemar dengan Kadar As Dalam Urin
Hasil analisis hubungan jarak tempat tinggal dari sumber pencemar dengan kadar as dalam urin dapat dilihat
pada tabel
Tabel : Hubungan Jarak Tempat Tinggal Dari Sumber Pencemar Dengan Kadar As Dalam Urin Di Kelurahan
Kawatuna Kecamatan Mantikulore Kota Palu Tahun 2013
Hasil analisis statistik bivariat dengan melihat hasil uji Chi Square menunjukkan p-value
penelitian sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara jarak
tempat tinggal dari pencemar dengan kadar As dalam urin masyarakat.

Gambar 8. Grafik Jarak Tempat Tinggal Dari Pencemar dengan Kadar


As Dalam Urin
b) Hubungan antara Kadar As dalam Sumber Air Minum dengan Kadar As dalam Urin

Hasil analisis statistik bivariat dengan melihat hasil uji Chi Square menunjukkan p-value
penelitian sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan antara jarak
tempat tinggal dari pencemar dengan kadar As dalam urin masyarakat.
As dalam sumber air minum
0.06

0.05

As dalam urin
0.04

0.03

As Urine
0.02

0.01

0.0404
0.0404

0.0521
0.0404
0.0404

0.0404
0.0404
0.0404

0.0404
0.0404
0.0404

0.0404
0.0404
0.0404

0.0404

0.0404

0.0404
Grafik Kadar As Dalam Sumber Air Minum dengan Kadar As Dalam Urin
3. Analisis Multivariat

Hasil analisis bivariat yang mempunyai nilai probabilitas ≤ 0,025 dilanjutkan analisisnya dengan
menggunakan analisis statistik multivariat regresi logistik dengan metode enter. Semua variabel yang
merupakan faktor risiko dimasukkan ke dalam proses interasi, selanjutnya variabel yang tidak berpengaruh
dikeluarkan satu per satu sampai diperoleh variabel yang diperkirakan berperan penting dengan kadar As
dalam urin. Pemilihan variabel multivariat
Analisa ini dimaksud untuk menentukan faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap kadar As dalam urin
masyarakat di Kelurahan Kawatuna Tahun 2013.
Hasil analisa yang dijadikan model analisis multivariat dapat dilihat pada tabel
No Variabel Kategori p-value Kesimpulan

1 Jenis Pekerjaan 1. Bukan Bekerja tambang 0,000 Bermakna


2. Bekerja tambang

2 0,792
Lama Tinggal 1. ≤ 2 tahun 2. > Tidak
2 tahun Bermakna
3.
3 1. > 500 meter 0,000 Bermakna
2. ≤ 500 meter
Jarak tempat tinggal
dari pencemar

4 Kadar arsen dalam 1. ≤ 0,050 mg/L 0,000 Bermakna


sumber air minum 2. > 0,050 mg/L

Berdasarkan tabel menunjukkan bahwa variabel yang akan dilakukan model analisis multivariat regresi
logistik adalah jenis pekerjaan, jarak tempat tinggal dari sumber pencemar, dan kadar arsen dalam sumber air
minum masyarakat.
PEMBAHASAN
 

Penelitian faktor yang berhubungan dengan kadar arsen dalam urin masyarakat di Kelurahan
Kawatuna Kecamatan Mantikulore telah dilakukan pada bulan April sampai dengan Mei Tahun
2013.
Pemeriksaan kandungan arsen (As) dengan indikator urin pada masyarakat bertujuan untuk
mengetahui atau mendeteksi keterpaparan arsen dalam tubuh Menurut Kloassan et al (1986),
paparan arsenik pada manusia bisa diamati menggunakan indikator biologis antara lain dalam urin,
darah, kulit, rambut dan kuku
Arsen sebagian besar diekskresikan melalui ginjal; ekskresi urine As dianggap sebagai indikator
biologis yang baik dari pajanan akut dan kronis arsen (U.S. Environmental Protection Agency, 1988)
Sampel The first-morning urine adalah sample pengujian terbaik karena spesimennya lebih
terkonsentrasi karena urine telah berada dalam kandung kemih dalam satu malam (Keir, et al., 2007).
Meskipun pengumpulan urin 24 jam dianggap sebagai sampel optimal karena fluktuasi kurs ekskresi
Arsenik yang masuk ke dalam peredaran darah dapat ditimbun dalam organ seperti hati, ginjal, otot, tulang,
kulit dan rambut. Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi enzim yang
berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim yang berperan dalam proses perbaikan
DNA yang rusak

Waktu paruh arsenik anorganik dalam tubuh manusia adalah sekitar 4 hari atau 65% - 95 %
arsenic dieksresi melalui urin dalam 5 hari. Paparan arsenik yang singkat atau lebih bersifat akut
pada manusia bisa diketahui dengan pemeriksaan dalam urin. Konsentrasi arsenik dalam urin
merupakan indicator arsenik pada jangka pendek (short term exposure), sedangkan untuk paparan
jangka panjang (long term exposure) dengan menggunakan rambut sebagai indikatornya. Namun
demikian, pengujian arsenik di rambut tidak dapat membedakan arsenik yang terakumulasi dari
tubuh dengan arsenik yang menempel ke rambut dari luar tubuh
Kesimpulan
 
Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penenlitian yang telah dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut :
1. Kadar arsen (As) dalam urin masyarakat di Kelurahan Kawatuna Kecamatan Mantikulore Kota Palu
sebagian besar masih dalam kategori normal dimana 74 responden (74%) masih dalam kategori normal
dan 26 responden (26%) dalam kategori tidak normal.
2. Kadar arsen (As) dalam sumber air minum masyarakat di Kelurahan Kawatuna Kecamatan
Mantikulore Kota Palu sebagian besar masih normal yakni 70 responden (70%) menggunakan sumber
air minum yang kadar arsennya masih dalam kategori normal dan 30 responden (30%) menggunakan
sumber air minum yang kadar arsennya tidak normal.
3. Ada hubungan yang bermakna antara faktor jarak tempat tinggal dari sumber pencemar dengan kadar
arsen dalam urin masyarakat di Kelurahan Kawatuna Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Hasil uji chi
square menunjukkan p-value penelitian sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak, artinya ada
hubungan antara jarak tempat tinggal dari sumber pencemar dengan kadar arsen dalam urin
masyarakat.
4. Ada hubungan yang bermakna antara faktor kadar arsen dalam sumber air minum dengan kadar arsen
dalam urin masyarakat di Kelurahan Kawatuna Kecamatan Mantikulore Kota Palu. Hasil uji chi square
menunjukkan p-value penelitian sebesar 0,000 (0,000 < 0,05) berarti Ho ditolak, artinya ada hubungan
antara kadar arsen dalam sumber air minum dengan kadar arsen dalam urin masyarakat.
5. Faktor kadar arsen dalam sumber air minum masyarakat adalah faktor yang paling berpengaruh secara
signifikan terhadap kadar arsen dalam urine masyarakat dengan nilai Wald 5,910 dan sig = 0,015.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai