Anda di halaman 1dari 4

BADAN PENGKAJIAN DAN PENERAPAN TEKNOLOGI

Program
Teknologi Pengendalian dan Mitigasi Dampak
Pemanasan Global

TECHNICAL NOTE
N0. 03/TN/ES1.2.9//GW/VII/2014

WP 1.2
Teknologi Restorasi Sungai untuk Kota Hijau

WBS 1
Pengukuran Karbon dan Implementasi Kota Hijau

Dibuat oleh : Diperiksa oleh : Disetujui oleh :

Engineering Staff Leader Group Leader

Anies Ma’rufatin, S.Si Ir. Sudaryono, M.Si Ir. Hendra Tjahjono, MSi

17 Juli 2014 21 Juli 2014 24 Juli 2014


Kegiatan yang dilaporkan dalam Technical Note ini adalah kegiatan eksplorasi literature
tentang:
KUALITAS AIR SUNGAI

Sumber daya air merupakan sumber daya alam primer dalam memenuhi kebutuhan
manusia serta makhluk hidup lainnya. Meningkatnya populasi manusia dan dengan seiring
perkembangan zaman, membuat semakin menurunnya kualitas lingkungan. Fenomena
penurunan kualitas lingkungan salah satunya yakni meningkatnya pencemaran air. Sungai
merupakan jalan air alami dari hulu (sumber mata air) ke hilir yakni mengalir menuju laut,
danau atau sungai lain. Sungai memiliki peran penting dalam memenuhi kebutuhan
masyarakat. Untuk menjaga kualitas air sungai maka sungaai perlu dilindungi dan dijaga
kelestariannya, dioptimalkan fungsi dan manfaatnya serta perlu dikendalikan daya rusaknya
terhadap lingkungan. Penurunan kualitas air sungai dapat menimbulkan gangguan,
kerusakan dan bahaya bagi makhluk hidup yang bergantung pada sumber daya air sungai.
Oleh karena itu perlu ada upaya pelestarian dan pengendalian. Pelestarian kualitas air
sungai merupakan upaya untuk memelihara fungsi air agar kualitasnya tetap pada kondisi
alamiah. Pengelolaan kualitas air sungai dilakukan dengan upaya pengendalian
pencemaran air sungai, yaitu dengan upaya memelihara fungsi air sungai sehingga kualitas
air memenuhi baku mutu (Torimtubun 2013). Pengendalian pencemaran air sungai
merupakan upaya yang dilakukan dalam rangka pencegahan dan penanggulangan
terjadinya pencemaran air serta pemulihan kualitas air sesuai kondisi alaminya sehingga
kualitas air sungai terjaga sesuai dengan peruntukkannya (Agustiningsih et. al 2012)
Menurut Torimtubun (2013), secara umum, penyebab terjadinya pencemaran air
dikarenakan :

1. Berkembangnya industri-industri di Indonesia


Dewasa ini, industri-industri di Indonesia semakin berkembang, baik jumlah,
teknologi, tingkat produksi maupun limbah yang dihasilkan. Industri-industri
khususnya yang berada di dekat aliran sungai cenderung akan membuang
limbahnya ke dalam sungai yang dapat mencemari ekosistem air, karena
pembuangan limbah industri ke dalam sungai dapat menyebabkan berubahnya
susunan kimia, bakteriologi, serta fisik air. Polutan yang di hasilkan oleh pabrik dapat
berupa logam berat (timbal, tembaga, seng, dsb.) dan panas (air yang memilki suhu
tinggi akan sulit menyerap oksigen sehingga biota air menjadi mati).

2. Belum tertanganinya pengendalian limbah rumah tangga


Limbah rumah tangga yang belum terkendali dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan khususnya air sungai. Karena dari limbah rumah tangga dihasilkan
beberapa zat organik dan anorganik yang dibuang dan dialirkan melalui selokan-
selokan dan akhirnya bermuara ke sungai. Selain dalam bentuk zat organik dan
anorganik, dari limbah rumah tangga bisa juga membawa bibit-bibit penyakit yang
dapat menular pada hewan dan manusia sehingga menimbulkan penyakit epidemik
yang luas di masayarakat.

3. Pembuangan limbah pertanian tanpa melalui proses pengolahan


Limbah pertanian biasanya dibuang ke aliran sungai tanpa melalui proses
pengolahan, sehingga dapat mencemari air sungai karena limbah pertanian
mengandung berbagai macam zat pencemar seperti pupuk dan
pestisida.Penggunaan pupuk di daerah pertanian akan mencemari air yang keluar
dari pertanian karena air ini mengandung bahan makanan bagi ganggang dan
tumbuhan air seperti enceng gondok sehingga ganggang dan tumbuhan air tersebut
mengalami pertumbuhan dengan cepat yang dapat menutupi permukaan air dan
berpengaruh buruk pada ikan-ikan dan komponen ekosistem biotik
lainnya.Penggunaan pestisida juga dapat menggagu ekosistem air karena pestisida
bersifat toksit dan akan mematikan hewan-hewan air, burung dan bahkan manusia.

4. Pencemaran air sungai karena proses alam


Proses alam juga berpengaruh pada pencemaran air sungai misalnya terjadinya
gunung meletus, erosi dan iklim.Gunung meletus dan erosi dapat membawa
berbagai bahan pencemaran salah satunya berupa endapan/sediment seperti tanah
dan lumpur yang dapat menyebabkan air menjadi keruh, masuknya sinar matahari
berkurang, dan air kurang mampu mengasimilasi sampah.Iklim juga berpengaruh
pada tingkat pencemaran air sungai misalnya pada musim kemarau volume air pada
sungai akan berkurang, sehingga kemampuan sungai untuk menetralisir bahan
pencemaran juga berkurang.

Tabel 1 Jenis bahan pencemar serta pengaruhnya


Jenis Bahan Pencemar Pengaruhnya
Unsur – unsur renik Kesehatan, biota akuatik
Senyawa organ logam Transpor logam
Polutan anorganik Toksisitas, biota akuatik
Asbestas Kesehatan manusia
Hara-ganggang Eutrofikasi
Radionuklida Toksisitas
Asiditas, Alkalinitas, Salinitas tinggi Kualitas air, kehidupan akuatik
Zat pencemar organik renik Toksisitas
Pestisida Toksisitas, biota akuatik, satwa liar
PCB Kesehatan manusia
Karsinogen Penyebab kanker
Limbah minyak Satwa liar, estetik
Patogen Kesehatan
Detergen Introfikasi, estetik
Sedimen Kualitas air, estetik
Rasa, Bau dan Warna Estetik

Referensi
Agustiningsih, S., Sasongko, S.B., Sudarno. 2012. Analisis Kualitas Air dan Strategi
Pengendalian Pencemaran Air Sungai Blukar Kabupaten Kendal. Jurnal Presipitasi,
Vol. 9, No. 2, September 2012. ISSN 1907 – 187X
Toritumbun, A.A. 2013. Pencemaran Air Sungai. Makalah Program Studi Teknik Kimia,
Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya Malang

Anda mungkin juga menyukai