Anda di halaman 1dari 4

VOL. 14 NO.

1, APRIL 2016 ISSN 1693-3761

PERBEDAAN KADAR LOGAM BERAT MERKURI (Hg) PADA IKAN TENGGIRI


(Scomberomorus commerson) YANG DIJUAL DI PANTAI KENJERAN
SURABAYA TAHUN 2015
Aida Fithriyah, Rusmiati, Narwati

ABSTRAK
Pantai Kenjeran Surabaya, selain berfungsi sebagai tempat rekreasi laut, juga merupakan
muara bagi sungai-sungai dari kota. Mengingat kali Surabaya dan cabang-cabangnya tercemar
logam berat maka perairan di Pantai Kenjeran juga tercemar. Ikan tenggiri merupakan salah satu
ikan yang banyak dikonsumsi masyarakat Pantai Kenjeran. Namun ikan tenggiri yang berasal dari
Pantai Kenjeran mempunyai potensi sebagai sumber untuk masuknya bahan berbahaya ke tubuh
manusia yaitu dengan adanya merkuri. Sehingga perlu dilakukan pengolahan ikan sebelum
dikonsumsi. Pengolahan ikan dapat menurunkan kadar Hg, salah satunya dengan cara
pengasapan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kadar Hg antara ikan tenggiri
sebelum dan sesudah pengasapan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan rancangan one group pretest
posttest. Sampel yang digunakan sebanyak 16 sampel sebelum dan sesudah pengasapan. Analisis
data dalam penelitian ini menggunakan uji paired t test.
Hasil pemeriksaan Hg ikan tenggiri sebelum dan sesudah pengasapan masing-masing
rata-rata sebesar 0.019150 ppm dan 0.009987 ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pengasapan terbukti mampu menurunkan kadar Hg pada ikan tenggiri sebesar 45.387%.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah ada perbedaan penurunan secara signifikan antara
kadar Hg pada ikan tenggiri sebelum dan sesudah perlakuan pengasapan. Maka dari itu disarankan
perlu dilakukan pengolahan terlebih dahulu pada ikan tenggiri salah satunya dengan cara
pengasapan.

Kata Kunci : Merkuri (Hg), Pengasapan, Ikan Tenggiri

PENDAHULUAN perairan laut telah menimbulkan


Pangan adalah segala sesuatu yang pencemaran terhadap perairan. Penyebab
berasal dari sumber hayati produk pertanian, utama logam berat menjadi bahan pencemar
perkebunan, kehutanan, perikanan, berbahaya yaitu logam berat tidak dapat
peternakan, perairan, dan air, baik yang dihancurkan oleh organisme hidup di
diolah maupun tidak diolah yang lingkungan dan terakumulasi ke lingkungan,
diperuntukkan sebagai makanan dan terutama mengendap di dasar perairan
minuman bagi konsumsi manusia, termasuk membentuk senyawa komplek bersama
bahan tambahan pangan, bahan baku bahan organik dan anorganik secara adsorbsi
pangan, dan bahan lainnya yang digunakan dan kombinasi.
dalam proses penyiapan, pengolahan, dan Salah satu logam berat yang dapat
atau pembuatan makanan atau minuman mencemari sungai dan berbahaya bagi
(UU Pangan, 2012). kesehatan masyarakat, hewan dan biota
Makanan yang kita makan bukan lainnya adalah merkuri. Merkuri merupakan
saja harus memenuhi gizi dan mempunyai logam berat yang berbahaya dan dapat
bentuk yang menarik, tetapi juga harus terjadi secara alamiah di lingkungan, sebagai
aman dalam arti tidak mengandung hasil dari perombakan mineral di alam
mikroorganisme dan bahan-bahan kimia melalui proses cuaca/iklim, dari angin dan
yang dapat menyebabkan penyakit (Anwar, air. Merkuri biasanya ditemukan pada ikan
1996: 01). laut atau kekerangan secara alamiah ± 0,1
Perkembangan industri di Surabaya ppm. Batas maksimum kadar merkuri pada
sangat berkembang pesat. Peningkatan ikan dan olahannya menurut SNI nomor
jumlah industri ini akan selalu diiringi dengan 7387 tahun 2009 adalah 0,5 ppm.
banyak permasalahan lingkungan yang Keracunan merkuri umumnya
disebabkan oleh aktivitas industri tersebut. disebabkan oleh kebiasaan memakan
Dari aktivitas-aktivitas industri itu tentu akan makanan dari laut, terutama sekali ikan,
dihasilkan limbah industri yang dibuang ke udang dan tiram yang telah terkontaminasi
sungai yang kemudian akan bermuara ke oleh merkuri. Awal peristiwa kontaminasi
perairan pantai di Surabaya. merkuri terhadap biota laut adalah
Menurut Djuangsih (1982) dalam masuknya buangan industri yang
Fernanda (2012), logam berat merupakan mengandung merkuri ke dalam badan
bahan buangan yang sering menimbulkan perairan teluk. Selanjutnya dengan adanya
pencemaran laut. Masuknya limbah ini ke proses biomagnifikasi yang bekerja di lautan,

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 16


VOL. 14 NO. 1, APRIL 2016 ISSN 1693-3761

konsentrasi merkuri yang masuk akan terus oleh masyarakat sekitar Kenjeran adalah
meningkat disamping penambahan yang dengan cara pengasapan. Ikan yang diolah
terus menerus dari buangan pabrik. Merkuri dengan cara pengasapan bukan hanya
yang masuk tersebut kemudian berasosiasi dikonsumsi oleh masyarakat sendiri, namun
dengan sistem rantai makanan, sehingga ikan asap tersebut juga diperjualbelikan
masuk ke dalam tubuh biota perairan dan sebagai oleh-oleh khas Pantai Kenjeran.
ikut termakan oleh manusia bersama Berdasarkan observasi awal yang telah
makanan yang diambil dari perairan yang dilakukan oleh peneliti ikan asap yang paling
tercemar oleh merkuri (Palar, 2012: 104). diminati oleh masyarakat adalah ikan
Pantai Kenjeran selain berfungsi tenggiri, karena rasa dagingnya yang enak,
sebagai tempat rekreasi laut, juga gurih dan tidak amis.
merupakan muara bagi saluran pembuangan Pengolahan ikan dapat menurunkan
limbah rumah penduduk dan sungai-sungai kadar Hg pada ikan. Pada penelitian Sri
dari kota. Mengingat Kali Surabaya dan Rejeki (2004) menyebutkan bahwa
cabang-cabangnya tercemar logam berat pengolahan ikan dengan metode goreng
maka perairan di pantai kenjeran tempat dapat menurunkan kadar Hg sebesar
penangkapan ikan dan kerang-kerangan juga 94,66% dan pengolahan ikan dengan
berpotensi tercemar. (Sudarmaji, dkk., metode bakar dapat menurunkan kadar Hg
2004). sebesar 88,66%.
Beberapa penelitian sebelumnya Dari penelitian diatas diketahui
menyatakan bahwa pantai kenjeran sudah bahwa pengolahan ikan dapat menurunkan
tercemar. Hasil penelitian Agus Taftazani kadar Hg pada ikan. Sehingga perlu
(2007) menyatakan bahwa konsentrasi Hg dilakukan penelitian tentang pengolahan ikan
pada sampel air laut di lokasi pesisir pantai dengan cara pengasapan untuk
melebihi baku mutu menurut KEPMEN LH meminimalisir kadar Hg pada ikan sehingga
No. 51 Tahun 2004 yaitu sebesar tidak lagi menimbulkan masalah kesehatan.
0,00170255 ppm sedangkan batas Tujuan dari penelitian ini adalah
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,001 untuk mengetahui perbedaan kadar Hg pada
ppm. Selain itu, di dalam penelitian tersebut ikan tenggiri sebelum dan sesudah
disebutkan bahwa konsentrasi pada sampel pengasapan.
ikan laut telah melebihi NAB menurut BPOM
No. 032725 Tahun 1989 tentang batas METODE PENELITIAN
maksimum cemaran logam dalam makanan Penelitian yang dilakukan adalah
yaitu sebesar 0,8049 ppm sedangkan batas penelitian eksperimen dengan rancangan
maksimum yang diperbolehkan yaitu 0,5 yang disebut “One Group Pretest Posttest”.
ppm (Taftazani, 2007). Objek penelitian ini adalah ikan
Ikan merupakan bahan makanan tenggiri yang berasal dari Pantai Kenjeran
yang banyak dikonsumsi masyarakat sebagai dengan berat ± 500gr.
salah satu sumber protein hewani. Namun Pengumpulan data dilakukan
ikan juga mempunyai potensi sebagai dengan cara uji laboratorium kadar Hg pada
sumber untuk masuknya bahan berbahaya ikan tenggiri sebelum dan sesudah
ke tubuh manusia yaitu dengan adanya pengasapan dan uji organoleptik pada ikan
merkuri dalam ikan. Salah satu cara untuk tenggiri sebelum dan sesudah pengasapan.
menurunkan kadar merkuri pada ikan adalah Analisis data hasil penelitian diolah
dengan cara pengolahan (Rejeki, 2004). dengan menggunakan program SPSS dengan
Pengolahan ikan yang biasanya dilakukan uji Paired t test

HASIL DAN PEMBAHASAN


Tabel I
HASIL PENGUKURAN KADAR Hg PADA IKAN TENGGIRI SEBELUM DAN SESUDAH
PENGASAPAN
Kadar Hg pada Ikan tenggiri Penurunan kadar Hg
Perbedaan kadar Hg
(ppm) sebelum dan
No sebelum dan sesudah
sesudah pengasapan
Sebelum Sesudah pengasapan
(%)
1. 0.0144 0.0092 0.0052 36.1%
2. 0.0121 0.0063 0.0058 47.9%
3. 0.0298 0.0124 0.0174 58.4%
4. 0.0276 0.0119 0.0157 56.9%
5. 0.0127 0.0084 0.0043 33.9%
6. 0.0131 0.0072 0.0059 45.0%
7. 0.0156 0.0093 0.0063 40.4%
8. 0.0164 0.0096 0.0068 41.5%

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 17


VOL. 14 NO. 1, APRIL 2016 ISSN 1693-3761

9. 0.0129 0.0087 0.0042 32.6%


10. 0.0118 0.0065 0.0053 44.9%
11. 0.0287 0.0141 0.0146 50.9%
12. 0.0281 0.0139 0.0142 50.5%
13. 0.0252 0.0108 0.0144 57.1%
14. 0.0273 0.0125 0.0148 54.2%
15. 0.0148 0.0098 0.0050 33.8%
16. 0.0159 0.0092 0.0067 42.1%
Rata
0.019150 0.009987 0.009162 45.387%
-rata
Sumber : Data Primer
mudah menguap (Palar, 2012). Selain itu
Hasil Pengukuran Kadar Hg Pada Ikan asam asetat yang terkandung dalam asap
Tenggiri Sebelum Pengasapan memiliki kemampuan mengikat senyawa
Berdasarkan Tabel I hasil merkuri dengan reaksi kimia sebagai berikut:
pemeriksaan laboratorium kadar Hg rata-rata 2CH3Hg + 2CH3COOH 2CH3 –
sebesar 0,019150 ppm sehingga kadar Hg Hg – CH2COOH + 2H+
pada ikan tenggiri masih dibawah nilai Dari reaksi kimia tersebut diketahui
ambang batas yang diperbolehkan oleh SNI metil merkuri bereaksi dengan asam,
nomor 7387 tentang batas maksimum merkuri bisa berkurang karena ion merkuri
cemaran logam berat dalam pangan tahun yang berasal dari metil lepas dan bergabung
2009 yaitu sebesar 0,05 ppm. dengan asam asetat (Saputro, dkk, 2013).
Awal peristiwa kontaminasi merkuri Perbedaan Penurunan Kadar Hg Pada
terhadap biota laut adalah masuknya Ikan Tenggiri Sebelum dan Sesudah
buangan industri yang mengandung merkuri Pengasapan
ke dalam badan perairan Pantai Kenjeran. Perbedaan penurunan kadar Hg
Selanjutnya dengan adanya proses pada ikan tenggiri setelah dilakukan
biomagnifikasi yang bekerja di lautan, kadar pengasapan yang ditunjukkan pada tabel I
merkuri yang masuk akan terus ditingkatkan yaitu rata-rata sebesar 0.009162 ppm. Dan
disamping penambahan yang terus menerus persentase penurunan kadar Hg pada ikan
dari buangan pabrik. Merkuri yang masuk tenggiri setelah dilakukan pengasapan yaitu
tersebut kemudian berasosiasi dengan sebesar 45.387%.
sistem rantai makanan, sehingga masuk ke Hasil tersebut menjelaskan bahwa
dalam tubuh biota perairan dan ikut pengasapan terbukti mampu menurunkan
termakan oleh manusia bersama makanan kadar Hg dalam ikan tenggiri.
yang diambil dari perairan yang tercemar Untuk membuktikan tingkat
oleh merkuri (Palar, 2012: 104). significant dari hasil penurunan kadar Hg
Bahaya dari mengkonsumsi produk dilakukan uji paired t test. Adapun hasil dari
laut yang tercemar logam berat mekruri uji Paired t test diperoleh hasil P= 0.000 < α
dengan kadar berlebih akan menimbulkan (0.05) yang menunjukkan bahwa ada
keracunan baik keracunan akut maupun perbedaan penurunan secara signifikan
keracunan kronis. antara kadar Hg pada ikan tenggiri sebelum
Hasil Pengukuran Kadar Hg Pada Ikan dan sesudah pengasapan. Sehingga dapat
Tenggiri Sesudah Pengasapan diketahui bahwa pengasapan terbukti efektif
Berdasarkan Tabel I hasil dalam menurunkan kadar Hg pada ikan
pemeriksaan laboratorium kadar Hg pada tenggiri.
ikan tenggiri sesudah pengasapan rata-rata
sebesar 0,009987 ppm, sehingga kadar Hg KESIMPULAN
pada ikan tenggiri masih dibawah nilai Dari hasil penelitian yang telah dilakukan
ambang batas yang diperbolehkan oleh SNI dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan
nomor 7387 tentang batas maksimum secara signifikan antara kadar logam berat
cemaran logam berat dalam pangan tahun merkuri pada ikan tenggiri sebelum dan
2009 yaitu sebesar 0,05 ppm. sesudah perlakuan pengasapan dengan
Pada Tabel I ditunjukkan bahwa persentase penurunan kadar Hg pada ikan
Kadar Hg pada ikan tenggiri setelah tenggiri setelah dilakukan pengasapan yaitu
dilakukan pengasapan lebih kecil dari pada rata-rata sebesar 45.387%
sebelum pengasapan. Penurunan kadar Hg
pada ikan tenggiri tersebut terjadi karena SARAN
proses penguapan Hg dalam tubuh ikan Peneliti selanjutnya disarankan untuk
tenggiri akibat pengaruh pemanasan. Suhu melakukan penelitian tentang pengolahan
pada saat proses pengasapan adalah 60- ikan dengan cara pengasapan dalam
70°C, mengingat salah satu sifat Hg adalah

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 18


VOL. 14 NO. 1, APRIL 2016 ISSN 1693-3761

menurunkan kadar Hg dengan variasi suhu Soemirat, Juli, 2009. Toksikologi Lingkungan.
dan waktu pada ikan tenggiri. Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press
DAFTAR RUJUKAN
Anwar et all, 1996. Sanitasi Makanan dan Sujarweni, V Wiratna.2012 . SPSS Untuk
Minuman pada Institusi Pendidikan Paramedis. Yogyakarta, Gava
Tenaga Sanitasi. Jakarta, Pusat Media
Pendidikan Tenaga Kesehatan
Depkes RI. Suyono, 2014. Pencemaran Kesehatan
Lingkungan. Jakarta, Penerbit EGC
Afrianto, Eddy. Liviawaty, Evi, 2000.
Pengawetan dan Pengolahan Ikan. Undang-undang Republik Indonesia Nomor
Yogyakarta, Penerbit Kanisius. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan

Darmono, 2010. Lingkungan Hidup dan Taftazani, Agus, 2007. Distribusi Konsentrasi
Pencemaran. Jakarta, Penerbit Logam Berat Hg dan Cr Pada
Universitas Indonesia Sampel Lingkungan Perairan
Mukono, 2008. Prinsip Dasar Kesehatan Surabaya. Pustek Akselerator dan
Lingkungan. Surabaya, Airlangga Proses Bahan, Prosiding PPI-
University Press. PDIPTN: 37 dan 44

Mukono, 2005. Toksikologi Lingkungan. Sudarmaji,Heru Adi Sutomo dan Suwarni


Surabaya, Airlangga University Agus, 2004. Hubungan Tingkat
Press. Konsumsi Ikan Laut Terhadap Kadar
Mercury Dalam Rambut dan
Notoatmodjo, Soekidjo, 2012. Metodologi Kesehatan Nelayan Di Pantai
Penelitian Kesehatan. Jakarta, PT Kenjeran Surabaya. Jurnal Teknik
Rineka Cipta Lingkungan P3TL-BPPT, Edisi 5
(1):17 dan 23
Palar, Heryando, 2012. Pencemaran dan
Toksikologi Logam Berat. Jakarta, Rejeki, Sri, 2004. Pengaruh Pengolahan
PT Rineka Cipta Terhadap Penurunan Kadar Merkuri
dalam Ikan Keting (Osteogeneiosus
Purnomo, windhu dan Taufan Bramantoro, militaris).
2002. 36 Langkah Praktis Sukses http://adln.lib.unair.ac.id/go.php?id
Menulis Karya Tulis Ilmiah. =jiptunair-gdl-s2-2005-redjekisri-
Surabaya, PT. Revka Petra Medika. 1790&PHPSESSID=e99ecec43aeb91
a73c0e368ce140cf5f. 31 Maret 2015
Saputro, Herawan et all, 2013. Pengaruh
Waktu Perendaman Larutan Cuka Fernanda, Lidya, 2012. Studi Kandungan
Apel dan Tekanan Uap Air Autoclave Logam Berat Timbal (Pb), Nikel
Terhadap Penurunan Kadar Merkuri (Ni), Kromium (Cr) dan Kadmium
Pada Ikan Pari Ayam (Dasyatis (Cd) Pada Kerang Hijau (Perna
sephen) di Pantai Kenjeran viridis) dan Sifat Fraksionasinya
Surabaya. Jurnal Biopress Pada Sedimen Laut. Fakultas
Komoditas Tropis, (Vol:1):23 Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Indonesia. Depo
Soemirat, Juli, 2011. Kesehatan Lingkungan.
Yogyakarta, Gadjah Mada University
Press.

GEMA KESEHATAN LINGKUNGAN 19

Anda mungkin juga menyukai