KIMIA DASAR
CAMPURAN
DISUSUN OLEH :
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak sedikit masalah
yangdihadapi, namun berkat kerja keras serta bantuan dari berbagai pihak, semua
masalah tadi bisa teratasi dengan baik. Olehnya itu saya terima kasih kepada
semua pihak yang telahmembantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
C. RUMUSAN
BAB II PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sementara tak ada perubahan fisik dalam suatu campuran, properti kimia
suatu campuran dapat menyimpang dari komponennya seperti titik
lelehnya. Campuran dapat dipisahkan menjadi komponen aslinya secara
mekanis. Campuran dapat bersifat homogen atau heterogen.
B. TUJUAN
C. RUMUSAN MASALAH
PEMBAHASAN
Campuran adalah gabungan beberapa zat dengan perbandingan tidak tetap tanpa
melalui reaksi kimia. Campuran dibagi menjadi dua yatu campuran homogen dan
campuran heterogen.
a.Campuran homogen
Campuran antara dua zat atau lebih yang partikel-partikel penyusun tidak
dapat dibedakan lagi disebut campuran homogen. Campuran homogen sering
disebut dengan larutan. Contoh campuran homogen, antara lain: campuran air
dengan gula dinamakan larutan gula, campuran air dengan garam dinamakan
larutan garam. Ukuran partikel dalam larutan memiliki diameter sekitar
0,000000001 m, dan tidak dapat dilihat dengan mikroskop. Beberapa contoh
campuran homogen di atas adalah campuran antar zat cair. Adakah campuran
antar logam, sehingga terbentuk campuran homogen? Terdapat campuran antara
logam dengan logam lain sehingga terbentuk campuran homogen. Misal, Stainless
steel banyak digunakan untuk keperluan alat-alat kesehatan dan rumah tangga.
Stainless steel merupakan campuran logam besi, krom, dan nikel.
b.Campuran heerogen
Kelarutan adalah kuantitas maksimal suatu zat kimia terlarut (solut) untuk dapat
larut pada pelarut tertentu membentuk larutan homogen. Kelarutan suatu zat dasarnya
sangat bergantung pada sifat fisika dan kimia solut dan pelarut pada suhu, tekanan dan pH
larutan. Secara luas kelarutan suatu zat pada pelarut tertentu merupakan suatu pengukuran
konsentrasi kejenuhan dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit solut pada pelarut
sampai solut tersebut mengendap (tidak dapat larut lagi).
Faktor yang paling berpengaruh terhadap kelarutan adalah suhu dan tekanan.
Suhu
Kelarutan suatu solut pada pelarut tertentu sangat bergantung pada suhu. Pada
sebagian besar padatan yang dapat larut dalam air, kelarutan akan semakin
meningkat jika suhu dinaikkan melebihi 100 C. Solut ionik yang terlarut pada air
bersuhu tinggi (mendekati suhu kritis) cenderung berkurang karena perubahan
sifat dan struktur molekul air. Selain itu, tetapan dielektrik menyebabkan pelarut
kurang polar.
Kelarutan senyawa organik selalu meningkat dengan naiknya suhu. Inilah yang
mendasari teknik pemurnian dengan rekristalisasi yang memanfaatkan perbedaan
kelarutan solut pada suhu rendah dan tinggi.
tekanan
b.SUSPENSI (CAMPURAN)
Perbandingan campuran
Ukuran Partikel < 10-7 cm 10-7 < s.d <10-5 cm 10-5 cm <
Jumlah Fasa 1 2 2
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau
lebih di mana partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang
dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah).
Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm. Ukuran yang dimaksud dapat
berupa diameter, panjang, lebar, maupun tebal dari suatu partikel.
Contoh lain dari sistem koloid adalah adalah tinta, yang terdiri dari serbuk-
serbuk warna (padat) dengan cairan (air). Selain tinta, masih terdapat banyak
sistem koloid yang lain, seperti mayones, hairspray, jelly, dll.
Koloid terdiri atas fase terdispersi dan medium pendispersi. Medium
pendispersi adalah medium (materi) dimana partikel-partikel koloid terdistribusi.
Sol gas (aerosol padat) merupakan koloid dimana zat padat terdistribusikan dalam
medium gas. Zat padat inilah yang selanjutnya disebut fase terdispersi.
Fase terdispersi maupun medium pendispersi dapat berupa padat, cair atau
gas. Berdasarkan fase terdispersinya, koloid dapat diklasifikasikan
menjadi sol, emulsi dan buih. Selanjutnya sol, emulsi dan buih dikelompokkan
lagi berdasarkan medium pendispersinya.
Baik pendekatan fase terdispersi maupun medium pendispersinya dahulu
tidak cukup bermasalah, hanya lebih memudahkan dalam mengelompokkan sifat-
sifat tiap kelompok. Tabel 2.1 akan memudahkan dalam mengklasifikasikan
koloid.
Klasifikasi dan Contoh Koloid
MEDIUM PENDISPERSI
Catatan:
Tidak ada sistem koloid dengan fase terdispersi dan medium pendispersi
gas, karena dianggap sebagai larutan (campuran homogen).
KOLOID SOL
Sol merupakan jenis koloid dimana fase terdispersinya merupakan zat padat
dan medium pendispersinya bisa berupa padat, cair atau gas sehingga
menghasilkan tiga (3) macam koloid sol, yaitu sol padat, sol cair dan sol gas.
Contoh dari koloid sol yang biasa kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah
cat, tanah liat, dll. Dalam bagian ini yang akan banyak dibahas adalah koloid sol
cair.
1. Sol Padat
Sol padat merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya
adalah paduan logam, gelas berwarna, dan intan hitam.
2. Sol Cair
Sol cair merupakan sol di dalam medium pendispersi cair. Contohnya adalah
cat, tinta, tepung dalam air, tanah liat, dll.
3. Sol Gas (Aerosol Padat)
Sol gas merupakan sol di dalam medium pendispersi padat. Contohnya adalah
debu di udara, asap pembakaran, dll.
.
C. GAYA INTERMOEKUL
Ion-dipole forces => terjadi antara ion dan muatan parsial di salah satu sisi
molekul polar, contoh: HC
PENUTUP
A. KESIMPULAN
http://makalahtugasku.blogspot.co.id/2013/02/campuran-homogen-dan-
heterogen.html
http://idpengertian.com/2015/05/pengertian-dan-contoh-campuran-homogen.html
http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/kuliah_web/2008/DIDAH%20RAHAYU%2
0(0606371)/halaman_9.html
http://kimiaeducation7.blogspot.co.id/2013/03/larutan-suspensi-dan-koloid.html
http://samsulrailfans.blogspot.co.id/2014/02/sistem-larutan-suspensi-dan-
koloid.html