Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

HUKUM KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
ACKNES NILA DESI TUMALA
NIM : 13 74201 1 002

UNIVERSITAS BOJONEGORO
FAKULTAS HUKUM

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan hidayah-
Nya, makalah yang kami tulis dengan judul Hukum dibidang Kesehatan dapat
terselesaikan dengan baik.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan yang diberikan kepada kami.
Kami menyadari apabila makalah yang kami tulis ini jauh dari sempurna.Maka dari
itu kami memohon saran serta kritiknya baik dari Bapak/Ibu Dosen maupun teman-teman,
supaya kami dapat merefisi makalah ini sehingga menjadi lebih baik.
Semoga makalah yang kami tulis ini dapat bermanfaat, memberikan tambahan
wawasan bagi teman-teman mahasiswa keperawatan dan semoga bisa menjadi bahan
referensi untuk pembelajaran kita bersama.

Penulis
Daftar Isi
Hal
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
BAB 2TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Hukum
2.2 Sejarah Singkat Asal Mula Hukum
2.3 Jenis-jenis Hukum Kesehatan
2.4 Pengaruh Teknologi Terhadap Peningkatan Tuntutan Hak Pasien dan Perawat
2.5 Deklarasi Helsinki
2.6 Hospital By Laws
2.6.1. Definisi Hospital By Laws
2.6.2. Ciri-ciri Hospital By Laws yang Bertanggung Jawab
2.6.3. Fungsi dan Manfaat Hospital By Laws
2.6.4. Bentuk-bentuk Hospital
2.6.5. Hakikat Hospital By Laws
BAB 3PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hukum kesehatan adalah kaidah atau peraturan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban tenaga kesehatan, individu dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan,
aspek organisasi kesehatan dan aspek sarana kesehatan. Selain itu, hukum kesehatan juga
dapat didefinisikan sebagai segala ketentuan atau peraturan hukum yang berhubungan
langsung dengan pemeliharaan dan pelayanan kesehatan.

Hukum kesehatan berperan untuk mengusahakan adanya keseimbangan tatanan di


dalam upaya pelaksanaan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta
memberikan jaminan kepastian hukum sesuai dengan hukum kesehatan yang berlaku.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, rumusan masalahnya adalah :
bagaimana peran hukum di Indonesia pada bidang kesehatan ?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih luas mengenai
hukum kesehatan dan peranannya di Indonesia.

1.4 Manfaat

Hasil dari makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik sebagai media
informasi maupun sarana belajar untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam hal
hukum khususnya dibidang kesehatan, sehingga dapat dijadikan sebagai bekal supaya kita
berhati-hati dalam bertindak ketika melakukan sebuah asuhan keperawatan.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Hukum

Hukum kesehatan adalah kaidah atau peraturan hukum yang mengatur hak dan
kewajiban tenaga kesehatan, individu dan masyarakat dalam pelaksanaan upaya kesehatan,
aspek organisasi kesehatan dan aspek sarana kesehatan.
Hukum kesehatan menurut Anggaran Dasar Perhimpunan Hukum Kesehatan
Indonesia (PERHUKI) adalah semua ketentuan hukum yang berhubungan langsung dengan
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan dan penerapannya.
Hukum kesehatan (Health Law) menurut:
1. Van Der Mijn: Hukum Kesehatan diartikan sebagai hukum yang berhubungan langsung
dengan pemeliharaan kesehatan, meliputi: penerapan perangkat hukum perdata, pidana dan
tata usaha negara.
Health law is the body of rules which relate directly to the care of health, as the application
of general civils, criminal and administration law
2. Leenen: Hukum kesehatan sebagai keseluruhan aktivitas yuridis dan peraturan hukum di
bidang kesehatan serta studi ilmiahnya.
Secara ringkas hukum kesehatan adalah:
a. Kumpulan peraturan yang mengatur tetang hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan
b. Seperangkat kaidah yang mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan upaya dan
pemeliharaan di bidang kesehatan.
c. rangkaian peraturan perundang-undangan dalam bidang kesehatan yang mengatur pelayanan
medik dan sarana medic

2.2 Sejarah Singkat Asal Mula Hukum

Lahirnya hukum kesehatan tidak dapat dipisahkan dengan proses perkembangan


kesehatan sehingga kesehatan sangat diperlukan bagi permasalahan hokum kesehatan.
Dahulu, masyarakat menganggap penyakit sebagai misteri sehingga belum ada seorangpun
yang dapat menguungkapnya dengan benar.Penyakit selalu dihubungkan dengan kekuatan
supranatural, sehingga pengobatan hanya dilakukan oleh pendeta atau tabib saja melalui doa
dan lain sebagainya.
Sejak jaman yunani kuno, ilmu hukum telah menyentuh hampir semua aspek
kehidupan manusia, kecuali bidang kesehatan. Tenaga kesehatan yang ada pada masa itu
mengatur cara kerjanya sendiri dengan kode etik dan sumpah profesi yang berakar kuat pada
tradisi dan berpengaruh kuat dalam masyarakat. Sejalan dengan perkembangan peradaban di
dunia, ilmu dan teknologi kesehatan juga telah berkembang pesat.Persoalan kesehatan bukan
lagi hanya menjadi persoalan antara tenaga kesehatan dan pasiennya, telah banyak pelaku-
pelaku lain yang ikut berperan dalam dunia kesehatan, seperti asuransi kesehatan, industri
alat medis dan farmasi serta masih banyak lagi yang lainnya.Ilmu kesehatan semakin
luas.Tenaga kesehatan telah terspesialisasi. Disisi lain perkembangan pendidikan dan
kesejahteraan masyarakat secara umum juga melahirkan kesadaran bahwa tenaga kesehatan
atau nama lainnya (berbeda-beda) tidak boleh lagi diisolasi dari hukum. Seluruh masyarakat
harus memiliki kedudukan yang setara di hadapan hukum. Dengan adanya berbagai
perkembangan tersebut, maka pada sekitar tahun 1960-an di negara-negara eropa dan amerika
mulai berkembang bidang hukum baru yakni Hukum Kesehatan.
Namun sebenarnya jauh sebelumnya tepatnya pada masa raja Hammurabi tahun 2200
SM di Babylonia, ilmu kedokteran sudah mulai berkembang.Pada masa tersebut praktik
pembedahan sudah mulai dikembangkan dan sudah mulai diatur tentang system imbalan jasa
tenaga medis, status pasien, besar pembayaran dll. Banyak kalangan ahli yang berpendapat
bahwa hokum kesehatan berasal dari babylonia.

2.3 Jenis-jenis Hukum Kesehatan

Ada empat jenis hukum yang mengatur tentang kesehatan, antara lain :
1. Hukum pidana adalah hukum yang mengatur hubungan antar subjek hukum dalam hal
perbuatan-perbuatan yang diharuskan dan dilarang oleh peraturan perundang-undangan dan
berakibat diterapkannya sanksi berupa pemidanaan dan/atau denda bagi para pelanggarnya.
2. Hukum perdata adalah ketentuan yang mengatur hak-hak dan kepentingan antara individu-
individu dalam masyarakat. Hukum perdata dapat disebut juga hukum privat.
3. Sistem hukum agama adalah sistem hukum yang berdasarkan ketentuan agama tertentu.
Sistem hukum agama biasanya terdapat dalam Kitab Suci.
4. Hukum Adat adalah seperangkat norma dan aturan adat/kebiasaan yang berlaku di suatu
wilayah. misalnya di perkampungan pedesaan terpencil yang masih mengikuti hukum adat.
dan memiliki sanksi sesuai dengan aturan hukum yang berlaku di wilayah tertentu.

2.4 Pengaruh Teknologi Terhadap Peningkatan Tuntutan Hak Pasien dan Perawat

Dengan perkembangan IPTEK yang semakin modern, dapat pula mempengaruhi


peningankatan tuntutan hak pasien dan perawat. Contohnya internet, dengan adanya internet
si pasien dengan mudahnya mencari informasi mengenai penyakitnya, obatnya, bahkan
sampai asuhan keperawatan yang kita lakukan apakah sudah memenuhi standart operasional
atau belum, apabila belum si pasien akan menuntut si perawat. Begitu sebaliknya, si perawat
juga ingin mendapat perlindungan. Apabila sewaktu-waktu ia ditanggung gugat, ia dapat
mempertanggung jawabkannya. Kata lain, semakin berkembangnya jaman perawat semakin
dekat dengan hukum. Melakukan semua harus sesuai dengan standart operasional dan hati-
hati.

2.5 Deklarasi Helsinki

Pada tahun 1964 World Medical Association dalam sidangnya yang ke-18
mengeluarkan serangkaian peraturan untuk penelitian pada manusia yang dikenal dengan
Deklarasi Helsinki I.
Deklarasi Helsinki (1964) : Riset klinik terhadap manusia tidak boleh dilaksanakan
tanpa persetujuan yang bersangkutan setelah ia mendapatkan penjelasan.

Beberapa isi dari deklarasi Helsinki diantaranya yaitu :


1. Arti penelitian tersebut harus sebanding dengan resiko yang dihadapi oleh subjek penelitian
2. Kepentingan orang percobaan selalu dipertimbangkandiatas kepentingan ilmu pengetahuan
3. Eksperimen tersebut harus sesuai dengan prinsip ilmiah dan harus didasarkan pada baik
penelitian laboratorium maupun penelitian hewan percobaan dan harus didasarkan atas
pengetahuan yang cukup yang tercermin/tersirat dari kepustakaan ilmiah
4. Bentuk dan pelaksanaan penelitian tersebut harus jelas dan tertulis dan harus dinilai oleh
sebuah panitia yang independen
5. Penelitian tersebut harus dilaksanakan oleh peneliti yang berkualitas baik dan harus diawasi
seorang dokter
6. Integritas psikis dan fisik dari subjek harus dijaga dan dilindungi
7. Tiap eksperimen harus diakhiri jika ternyata ada kemungkinan kerugian, invaliditas dan
kematian.

2.6 Hospital By Laws

2.6.1. Definisi Hospital By Laws

Berasal dari dua kata : yaituhospital (rumah sakit )danBylaws( peraturan institusi ). Jadi
pengertian dari hospital by laws adalah seperangkat peraturan yang dibuat oleh rumah sakit
(secara sepihak) dan hakikatnya hanya berlaku dirumah sakit yang bersangkutan. Tetapi
dapat mengikat pihak-pihak lain seperti pasien sepanjang mereka sepakat dirawat di rumah
sakit yang bersangkutan Peraturan Internal Rumah Sakit dan Staff Medik.

2.6.2. Ciri-ciri Hospital By Laws yang Bertanggung Jawab

Menurut Husein Karbala, ciri-ciri hospital bylaws yang bertanggung jawab adalah:
- Tidak menyimpang dari hukum yang berlaku
- Tidak menyimpang dari peraturan perundang-undangan yang berlaku
- Tidak menyimpang dari ketertiban umum dan kesusilaan.
Ciri lain : tidak bertentangan dengan hak azasi manusia.

2.6.3. Fungsi dan Manfaat Hospital By Laws

Fungsi :
- Mengatur kewenangan dan kewajiban pemilik, direksi, manajer, profesional dan tenaga
kerja lainnya.
- Mengatur hak dan kewajiban klien.
- Mengatur hal-hal yang berkaitan dengan kewajiban rumah sakit terhadap pemerintah serta
lembaga penegakan hukum serta lembaga penegakan hukum.
- Mengatur tatalaksana melaksanakan kewajiban, kewenagan dan hak.
Manfaat :
- Sebagai pedoman bagi semua yang bekerja di rumah sakit rumah sakit
- Sebagai sarana untuk menjamin efektivitas, efisiensi serta mutu bagi pelaksanaan tugas
dan efisiensi serta mutu bagi pelaksanaan tugas dankewajiban rumah sakit kepada
masyarakat.
- Sebagai pedoman bagi klien.
- Sebagai prasyarat akreditasi institusi.
- Sebagai sarana perlindungan hukum bagi Sebagai sarana perlindungan hukum bagisemua
pihak.
- Sebagai acuan bagi penyelesaian sengketa, baik di dalam atau di luar pengadilan.

2.6.4. Bentuk-bentuk Hospital

Menurut Guwandi, bentuk hospital bylaws:


- Peraturan Rumah Sakit
- Standard Operating Procedure(SOP)
- Surat Keputusan
- Surat Penugasan
- Pengumuman
- Pemberitahuan
Perlu dilakukan sosialisasi agar hospital bylaws dapat diketahui oleh pihak-pihakyang
berkepentingan.

2.6.5. Hakikat Hospital By Laws

Regulasi yang dibuat oleh rumah sakit dan hanya berlaku di rumah sakit yang bersangkutan
Prasyarat bagi rumah sakit agar dapat melaksanakan tugas dan kewenangan denganbaik baik.
Prasyarat dalam upaya mewujudkan visi, misi dan tujuan institusi
Transformasi atau diskresi dari berbagai peraturan perundangundangan yang ada agar
peraturan perundang-undangan yang ada agar supaya lebih profesional, termasuk peraturan
dari pihak pemilik rumah sakit dari pihak pemilik rumah sakit
Aturan tentang hak dan kewajiban pemilik, direksi, manajer, profesional, tenaga kerja lainnya
dan klien
Acuan bagi penyelesaian sengketa hukum asalkan validitasnya dapat dipertanggung
jawabkan
Acuan bagi penyelesaian sengketa di luar Pengadilan PISM (Peraturan Internal Staf Medis )
Staf medis sebagai core busines di RS
Untuk menjaga mutu pelayanan kesehatan, perlu peraturan sendiri yang dapat mengatur
stafmedis secara internal
Mengenai: self governing, self ccontrolling dan self disiplining dalam otonomi kolektif
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Hukum Kesehatan sangat penting karena dalam kehidupan seorang perawat atau
tenaga medis lainnya sangat dekat dengan hukum.Hukum kesehatan berperan untuk
mengusahakan adanya keseimbangan tatanan di dalam upaya pelaksanaan kesehatan yang
dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat serta memberikan jaminan kepastian hukum
sesuai dengan hukum kesehatan yang berlaku.Selain itu, hukum di bidang kesehatan berperan
untuk melindungi segala aspek dalam diri tenaga kesehatan jika sewaktu-waktu terdapat
tuntutan atau gugatan dari pihak pasien maupun keluarga.

3.2 Saran

Sebagai tenaga kesehatan yang dekat dengan hukum, kita harus senantiasa berhati-
hati dalam melakukan tindakan asuhan keperawatan, melakukan semua sesuai dengan
standart operasional prosedur (SOP).
DAFTAR PUSTAKA

Soeparto, Pitono (dkk) . 2006. Etik dan Hukum di Bidang Kesehatan. Surabaya : Airlangga
University Press
Taadi. 2012. Hukum Kesehatan : Sanksi dan motivasi bagi perawat. Jakarta : EGC
G:\sejarah-perkembangan-hukum-kesehatan.html
G:\Hukum.htm
G:\hukum-kesehatan.html
G:\kuliah hukum kesehatan _ Budiyanto's Blog.htm
Akses tanggal : 17 Oktober 2013

Anda mungkin juga menyukai