7.1 Instrumentasi
Instrumentasi adalah suatu alat yang dipakai di dalam suatu sistem kontrol
untuk mengatur jalannya suatu proses agar hasil yang diperoleh sesuai dengan
yang diharapkan. Hasil tersebut berada dalam batas daerah tertentu (set poin).
Sedangkan sistem kontrol adalah proses pengaturan atau pengendalian terhadap
satu atau beberapa besaran (variabel) sehingga berada pada suatu harga yang telah
ditetapkan (Marlin, 1995).
VII-1
VII-2
pipa biasanya diatur dengan mengubah output dari alat yang menyebabkan
fluida mengalir dalam sistem pipa.
3. Level Controller (LC)
Level controller adalah instrumentasi untuk mengukur ketinggian
permukaan partikel di dalam suatu peralatan dengan mengatur laju partikel
masuk atau keluar.
4. Level Indicator (LI)
Level indicator merupakan instrumen yang digunakan untuk melihat
ketinggian fluida di dalam tangki.
5. Weigh Feeder (WF)
Weigh feeder merupakan equipment yang digunakan untuk pengukuran
jumlah massa total material (flow rate).
6. Pressure Controller (PC)
Pressure controller merupakan instrumen yang digunakan untuk
mengukur tekanan fluida di dalam tangki.
b. Membuat peraturan tata cara kerja dengan pengawasan yang baik dan
memberi sanksi bagi karyawan yang tidak disiplin.
c. Membekali karyawan dengan ketrampilan menggunakan peralatan-peralatan
dengan benar dan cara-cara mengatasi keselamatan kerja.
7.2.2 Penanggulangan Curative
Pencegahan secara curative dilakukan apabila bahaya sudah terjadi.
Bangunan penting pada pabrik dilengkapi dengan fasilitas jalan yang memadai.
Apabila kebakaran terjadi yang dianggap peka terhadap kebakaran dilengkapi
dengan parit-parit yang dialiri air bekas dari proses yang dianggap tidak
menyebabkan polusi. Selain itu pada ruang-ruang kantor yang menyimpan arsip-
arsip harus disediakan racun api (fire stop).
Pada pabrik disediakan sarana pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K)
dan poliklinik sebagai langkah awal untuk menolong korban sebelum disalurkan
ke rumah sakit. Keselamatan kerja dalam proses produksi dapat ditingkatkan
dengan mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
1. Tidak boleh merokok dan minum minuman berakohol.
2. Tidak boleh minum air kecuali dari keran minum.
3. Setiap ruang gerak harus aman dan tidak licin.
4. Jarak antara mesin-mesin dan peralatan lainnya harus cukup luas.
5. Disediakan fasilitas pengungsian bila terjadi kebakaran (assembly point).
6. Setiap proses yang berbahaya dan sensitif harus diisolasi pelaksanaannya.
7. Tanda-tanda gambar pengaman harus dipasang pada setiap tempat yang
berbahaya.
8. Jangan menangani peralatan yang rusak maupun sambungan-sambungan
listrik tanpa koordinasi, laporkan segera kesalahan yang dijumpai pada
pengawas anda.
9. Dokumen yang harus dilengkapi di perusahaan seperti dokumen SOP,
dokumen master list, dll.
10. Sistem manajemen perusahaan yang sesuai dengan standar ISO, dan SNI.