Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

Pengertian / arti kalibrasi adalah proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu alat kesehatan
(UUT=Unit Under Test) dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan
tersertifikasi atau dengan standar yang lebih tinggi

Sedangkan pengertian menurut para ahli / arti kalibrasi ISO/IEC Guide 17025 adalah
serangkaian kegiatan yang membentuk hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh instrumen
ukur atau sistem pengukuran, atau nilai yang diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang
sudah diketahui yang berkaitan dari besaran yang diukur dalam kondisi tertentu. Dengan kata
lain, kalibrasi adalah kegiatan untuk menentukan kebenaran konvensional nilai penunjukkan alat
ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu telusur
(traceable) ke standar nasional untuk satuan ukuran dan/atau internasional.

Sistem manajemen baik itu sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008, sistem manajemen
lingkungan ISO 14001 : 2005, ataupun sistem manajemen kesehatan keselamatan kerja OHSAS
18001 : 2008 juga mempersyaratkan dalam salah satu klausulnya bahwa peralatan yang
digunakan dalam suatu perusahaan yang berpengaruh terhadap mutu, lingkungan, ataupun
kesehatan harus dikalibrasi ataupun diverivikasi secara berkala.

kalibrasi dapat dilakukan oleh :

- Pertama-tama teknisi vendor alat yang bersangkutan *) sesuai contract

- BPFK (Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan)

- Teknisi Supplier Alat Kesehatan (Pihak Ke III)

- Teknisi Biomedical Engineering RS yang bersangkutan


BAB II

DASAR TEORI

1. Kalibrasi Infuse Pump dengan IDA (Infusion Device Analyzer)

A. Pengertian dan Fungsi Infusion Pump


Infusion pump adalah suatu alat untuk mengatur jumlah cairan / obat yang masukkan
kedalam sirkulasi darah pasien secara langsung melalui vena. Nama lain Inffusion Pump
adalah alat infus

B. Komponen Alat
 Alarm control
 Pump sistem
 Sensor tetesan
 Kontrol gelembung udara
 Pengatur jumlah tetesan
 Display

C. Sistem kerja
 Buzzer drive / Buzzer volume variable circuit akan berbunyi dan digunakan sebagai
sumber alarm.
 Motor drive circuit, yang digunakan pada unit ini adalah motor stepper untuk motor
penggerak, rasio dari motor tersebut adalah: PK244-01 4V : 2 phasa, 1,8˚ / step.
Tegangan pada motor akan senantiasa dipilih pada masing-masing kecepatan
digunakan untuk menstabilkan output putaran. Proses kenaikan tegangan motor
dilakukan oleh tipe switching regulator untuk mengurangi kerugian tegangan yang
hilang. Spesifikasi tegangan dapat dipilih yaitu sebanyak 32 step.
 Nurse call I/O circuit, nurse call relay dikontrol oleh sinyal nurse call relay dari CPU
atau signal run out of control stop.
 Air in-line detection circuit, untuk mendeteksi keberadaan gelembung pada pipa atau
selang pada infus pump, untuk mendeteksi the air in-line maka diigunakan ultrasonic
sensor.
 Delivery detection circuit, digunakan untuk mendeteksi berapa besar tetesan yang
sudah dikeluarkan atau diberikan. Tetesan pada drip chamber dideteksi dengan infra
red emitting element yang terletak pada drop sensor probe.
 Occlusion detection circuit, rangkaian ini berguna untuk mendeteksi terjadinya
penyumbatan saat terjadi tekanan internal pada selang keluaran, dimana pendeteksian
secara mekanik diatur pada bagian terendah dari fingger unit. Oclusion plunger yang
menggunakan magnet akan mendeteksi posisi yang berubah dikarenakan oleh
bergeraknya tabung / selang.
 Door detection circuit, mendeteksi keadaan door, dimana akan terdeteksi oleh magnet
yang dipasang pada pintu dan semua bagian element dihubungkan pada display circuit.
 Fail safe circuit, berguna untuk mengetahui keadaan bekerjanya control circuit dan
display circuit board CPU yang akan digunakan untuk berkomunikasi dengan bagian
lain pada saat status operasi dengan CPU.

Gambar IDA (Infusion Device Analyzer)

Infusion Device Analyzer :


Infusion Device Analyzer adalah suatu alat untuk menguji unjuk kerja suatu alat infusion
pump. Alat ini mengukur flow dan volume cairan infus yang diberikan alat infusion pump dan
juga mengukur occlusion-pressurenya. Lingkup standar uji untuk pengujian ini adalah IEC
60601-2-24 Ed. 1.0 en : Medical electrical equipment - Part 2-24: Particular requirements for the
safety of infusion pumps and controllers. Yang mengukur Flow Rate ±10% dan Oclusion dengan
nilai Max 45 Psi.

Kalibrasi Infusiun Pump

A. Persiapan

1. Siapkan peralatan Infusion Pump dan lembar kerja pemeliharaan.

2. Siapkan pula peralatan Infusion Device Analyzer dan Electrical Safety Analyzer beserta
semua kelengkapannya.

B. Pelaksanaan

1. Lakukan pendataan Institusi dan Alat, serta alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Catat suhu dan kelembaban ruangan yang terbaca pada Thermohygrometer.

3. Hubungkan saluran keluaran pada alat Infusion Pump ke saluran masukan pada Infusion
Device Analyzer.

4. Pastikan semua terhubung dengan baik.

5. Hidupkan peralatan Infusion Device Analyzer dengan menekan tombol ON.

6. Lakukan pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat dan catat hasilnya pada lembar kerja.

7. Lakukan pengukuran keselamatan listrik dengan menggunakan Electrical Safety Analyzer


sesuai dengan kelas dan tipe alat.

8. Lakukan pengukuran untuk akurasi aliran/flow sebagai berikut :


a. Aturlah tombol pemilihan pada posisi FLOW, kemudian tekan ENT (Enter).

b. Hidupkan peralatan Infusion Pump dengan menekan tombol ON.

c. Atur besarnya nilai aliran pada Infusion Pump sesuai dengan nilai yang telah ditentukan
pada lembar kerja.

d. Tunggu beberapa saat sampai tanda PRIME pada Infusion Device Analyzer berubah
menjadi AUTOSTART atau START.

e. Perhatikan nilai penunjukan pada Infusion Device Analyzer dan catat dalam lembar kerja.

9. Lakukan pengujian fungsi alarm occlusion (penyumbatan) sebagai berikut:

a. Aturlah tombol pemilihan pada posisi OCCL, kemudian tekan ENT (Enter).

b. Hidupkan peralatan Infusion Pump dengan menekan tombol ON.

c. Atur besarnya nilai aliran pada Infusion Pump sesuai dengan nilai yang telah ditentukan
pada lembar kerja.

d. Tunggu beberapa saat sampai tanda PRIME pada Infusion Device Analyzer berubah
menjadi AUTOSTART atau START.

e. Catat nilai penunjukan tekanan pada Infusion Device Analyzer di lembar kerja saat fungsi
alarm pada Infusion Pump aktif.

10. Bersihkan dan keringkan saluran pada Infusion Device Analyzer menggunakan Syringe yang
bersih.

11. Rapikan peralatan setelah selesai digunakan.

2. Kalibrasi AED (Automatic External Defibrilator) dengan Defibrilator Analyzer

Defibrillator eksternal otomatis/automated external defibrillator (AED) merupakan


perangkat portable kejutan listrik melalui dada ke jantung. Kejutan listrik yang dihasilkan dari
AED dapat menghentikan ritme yang tidak beraturan/irregular dan diharapkan dengan demikian
mampu mengembalikan irama normal jantung pada kasus-kasus sudden cardiac arrest/ serangan 
jantung mendadak. Dengan prinsip kerja pengisian dan pengosongan kapasitor.

Serangan jantung mendadak adalah penurunan tiba-tiba dari fungsi jantung . Jika tidak
ditangani  dalam beberapa menit , dapat dengan cepat menyebabkan kematian, karena kurangnya
suplai darah ke seluruh organ dan bagian tubuh. Sebagian besar kasus serangan jantung
mendadak merupakan akibat dari fibrilasi ventrikel jantung . Fibrilasi ventrikel merupakan
kejadian dimana irama jantung tidak sinkron sehingga mengakibatkan jantung memompa tidak
seperti seharusnya melainkan bergetar (fibrilasi) atau berkontraksi sangat cepat, sehingga jantung
tidak dapat terisi dan terpompa akibat kontraksi yang terlalu cepat dari bilikjantung (ventrikel).
Dalam keadaan demikian jantung harus segera  di de-fibrilasi, karena kesempatan hidup korban
menurun 7 sampai 10 persen untuk setiap menit jika detak jantung normal tidak dikembalikan.

Sternum Padle

Appex Padle

Gambar penggunaan AED


Gambar Defibrilator Analyzer

Defibrillator Analyzer :

Merupakan suatu alat untuk menguji fungsi dan unjuk kerja alat defibrillator.
Defibrillator analyzer ini secara akurat menguji karakteristik-karakteristik keluaran dari
defibrillator seperti besarnya keluaran energi (Joule) serta mengukur waktu pengisian (charge
time) dari defibrillator dan juga bisa menguji parameter-parameter untuk non-invasive
pacemakers. Lingkup standar ujinya adalah IEC 60601-2-4 Ed. 2.0 b : Medical electrical
equipment - Part 2-4: Particular requirements for the safety of cardiac defibrillators.

A. Persiapan

1. Siapkan AED dan lembar kerja pemeliharaan.

2. Siapkan pula peralatan Defibrilator Analyzer dan Electrical Safety Analyzer beserta semua
kelengkapannya.

B. Pelaksanaan

1. Lakukan pendataan Institusi dan Alat, serta alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Catat suhu dan kelembaban ruangan yang terbaca pada Thermohygrometer.

3. Pastikan semua terhubung dengan baik.

4. Hidupkan peralatan Defibrillator Analyzer dengan menekan tombol ON.

5. Lakukan pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat dan catat hasilnya pada lembar kerja.
6. Lakukan pengukuran keselamatan listrik dengan menggunakan Electrical Safety Analyzer
sesuai dengan kelas dan tipe alat.

7. Lakukan pengkalibrasi besar keluaran energi (joule) pada AED, sebagai berikut

B. Cetak hasil pemeriksaan


a. Hubungkan alat dengan catu daya
b. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON, dan biarkan alat
melakukan self test
c. Aturlah besaran energi (joule) pada AED yang akan di kalibrasi
d. Cek system pengisian energy (charge) dan pembuangan energy (discharge)
e. Lakukan pemanasan secukupnya
f. Perhatikan protap pelayanan
g. Pasang lead ECG yang disediakan
h. Set energy sesuai dengan yang dibutuhkan
i. Lakukan pengisian energy dengan menekan tombol pengisian (charge),perhatikan
indicator
j. Lakukan tindakan defibrilasi
k. Lakukan pembuangan energy dengan menekan tombol pembuangan (discharge),
perhatikan indikator

3. Kalibrasi USG Dengan Phantom USG

Ultrasonography (USG) adalah pemeriksaan dalam bidang penunjang diagnostik yang


memanfaatkan gelombang ultrasonik dengan frekuensi yang tinggi dalam menghasilkan imajing,
tanpa menggunakan radiasi, tidak menimbulkan rasa sakit (non traumatic), tidak menimbulkan
efek samping (non invasif), relatif murah, pemeriksaannya relatif cepat,dan persiapan pasien
serta peralatannya relatif mudah. Gelombang suara ultrasound memiliki frekuensi lebih dari
20.000Hz, tapi yang dimamfaatkan dalam teknik ultrasonography (kedokteran) hanya gelombang
suara dengan frekuensi 1-10 MHz
Sifat dasar ultrasound :
- Sangat lambat bila melalui media yang bersifat gas, dan sangat cepat bila melalui media
padat.
- Semakin padat suatu media maka semakin cepat kecepatan suaranya.
- Apabila melalui suatu media maka akan terjadi atenuasi.

Komponen utama pesawat USG:

1. Pulser adalah alat yang berfungsi sebagai penghasil tegangan untuk merangsang kristal pada
transducer dan membangkitkan pulsa ultrasound.
2. Transducer adalah alat yang berfungsi sebagai transmitter (pemancar) sekaligus sebagai
recevier (penerima). Dalam fungsinya sebagai pemancar, transducer merubah energi listrik
menjadi energi mekanik berupa getaran suara berfrekuensi tinggi. Fungsi recevier pada
transducer merubah energi mekanik menjadi listrik.
3. Tabung sinar katoda adalah alat untuk menampilkan gambaran ultrasound. Pada tabung ini
terdapat tabung hampa udara yg memiliki beda potensial yang tinggi antara anoda dan katoda.
4. Printer adalah alat yang digunakan untuk mendokumentasikan gambaran yang ditampilkan
oleh tabung sinar katoda.
5. Display adalah alat peraga hasil gambaran scanning pada TV monitor.

Gambar phantom USG


Ultrasound Phantom :
Phantom ini digunakan untuk mensimulasikan karakteristik-karakteristik ultrasound yang
sering ditemukan dalam tubuh manusia. Karakteritik-karakteristik ultrasound yang dapat
disimulasikan dengan alat ini adalah linieritas, axial and lateral resolution, depth calibration,
dan juga dead zone measurement.

Gambar yang dihasilkan menggunakan phantom USG

Kalibrasi USG

A. Persiapan

1. Siapkan USG dan lembar kerja pemeliharaan.

2. Siapkan pula peralatan phantom usg dan Electrical Safety Analyzer beserta semua
kelengkapannya.

B. Pelaksanaan

1. Lakukan pendataan Institusi dan Alat, serta alat dan bahan yang akan digunakan.

2. Catat suhu dan kelembaban ruangan yang terbaca pada Thermohygrometer.


3. Pastikan semua terhubung dengan baik (probe yang akan digunakan).

4. Lakukan pemeriksaan kondisi fisik dan fungsi alat dan catat hasilnya pada lembar kerja.

5. Lakukan pengukuran keselamatan listrik dengan menggunakan Electrical Safety Analyzer


sesuai dengan kelas dan tipe alat.

6. Lakukan kalibrasi usg, sebagai berikut:

a. Gunakan gel penghantar gelombang ultrasonik pada alas phantom USG.


b. Arahkan probe pada alas phantom usg yang telah diberi gel.
c. Atur grey scale agar gambar yang dihasilkan sesuai dari yang tergelap sampai yang
terang.
d. Rekam hasil gambar.
e. Hitung jarak antar bola-bola yang dihasilkan yakni vertical 20 mm distance dengan
toleransi 2% dan horizontal 30 mm distance dengan tolerasi 5%.
f. Dan ukur blind spot apakah masih sesuai.
7. Bersihkan phantom usg dan probe dari gel.
8. Rapihkan peralatan yang digunakan setelah dipakai.

5. Kalibrasi Pesawat Sinar X

Kalibrator : Piranha

Piranha adalah Solid State Detektor yang dapat mengukur kVp, waktu penyinaran, Dosis, Laju
Dosis, Total Filtrasi, Laju Pulsa, Dose/Pulse, Dose/Frame, mA, dan mAs yang dapat ditampilkan
hasil pengukurannya melalui PDA atau Layar komputer (sudah terpasang software Ortigo).
Parameter uji sebagaimana dimaksud pada ayat (3) yang secara langsung mempengaruhi dosis
radiasi pasien dan menentukan kelayakan operasi Pesawat Sinar-X terhadap pasien meliputi:

a. kolimasi berkas sinar-X;

b. kualitas berkas sinar-X;

c. reproduksibilitas penyinaran;

d. indikator peringatan penyinaran, termasuk timer fluoroskopik;

e. sistem interlock untuk menghentikan penyinaran secara otomatis bila batas prakondisi
keselamatan terlampaui;

f. kebocoran wadah tabung Pesawat Sinar-X;

g. laju dosis radiasi maksimum pada penyinaran fluoroskopik; dan

h. informasi dosis atau laju dosis radiasi yang diterima pasien.

Tujuan

Untuk mengkalibrasi Pesawat X-Ray General Purpose dengan cara memancarkan radiasi ke alat
ukur standar dan membandingkan antara hasil pembacaan alat ukur standar dengan sumber yang
diberikan oleh pesawat X-Ray General Purpose.

Ruang Lingkup

Metode kalibrasi ini digunakan untuk mengkalibrasi X – Ray General Purpose yang memiliki
rentang ukur:

kV = 40 – 125 kV.

mA = - Small Focus : 50 mA, 100 mA.

- Large Focus : 150 mA, 200mA, 250 mA, 300mA.

mAs = 0,5 sec - 1000 sec.


Peralatan yang digunakan

Dokumen Acuan

1. Buku Petunjuk X-Ray General Purpose.

2. Buku Petunjuk Full Function meter.

3. Buku Petunjuk mA / mAs Meter.

4. Radiation Emitting Devices Regulations, Canada Gazette.

5. Guide to The Expression of Uncertainty in Measurement (ISO GUM), 1995.

Kondisi Lingkungan:

Suhu ruang : 23 °C ± 2 °C

Kelembaban nisbi : 55 % RH ± 10 % RH
Prosedur Kalibrasi

Kinerja

1. Posisikan alat ukur standar tepat dibawah tabung dan sesuaikan pancaran radiasinya dengan
mengatur kolimator.

2. Tekan tombol ON pada


alat ukur untuk
mengkalibrasi X-Ray.

3. Tentukan titik setting


untuk KVp meter 60 KVp,
70 KVp, 80 KVp dan 85 KVp.

4. Tentukan titik setting untuk mA/mAs sesuai dengan spesifikasi dari pesawat X-Ray yang akan
dikalibrasi dimana untuk satu titik setting KVp di tentukan empat titik setting mA/mAs.

5. Tentukan titik setting untuk ms sesuai dengan spesifikasi dari pesawat X-Ray yang akan
dikalibrasi dimana untuk satu titik setting KVp di tentukan empat titik setting mA/mAs.

6. Lakukan pengukuran KVp, mA/mAs dan ms sesuai dengan titik setting yang telah ditentukan
dalam metode kerja kalibrasi.

7. Lakukan pengukuran sebanyak 3 (tiga) kali pengambilan data sesuai dengan titik setting.

8. Catat nilai pengambilan data kedalam lembar kerja sesuai dengan data yang terukur pada alat
standar.

9. Rapikan peralatan kerja setelah selesai melakukan kalibrasi.


5. Kalibrasi E.S.U

Electrosurgery analyzer adalah suatu alat yang digunakan untuk menganalisis fungsi dan
unjuk kerja alat electrosurgical berfrekuensi tinggi. Parameter-parameter yang di uji adalah
pengukuran distribusi power secara otomatis, dan crest factor dari alat electrosurgical. Standar
yang digunakan pada pengujian ini adalah IEC 60601-2-2 Ed. 4.0 b : Medical electrical
equipment - Part 2-2: Particular requirements for the safety of high frequency surgical
equipment.

Tujuan

Untuk kalibrasi Electrosurgical Unit (ESU) dengan mengukur energi keluaran (watt)
menggunakan Electrosurgical Analyzer (Standar).

Ruang Lingkup

Metode kalibrasi ini digunakan untuk mengkalibrasi Electro Surgery Unit yang memiliki rentang
ukur:

Range : 0 s/d 400 watt

Akurasi : 1 watt
Dokumen Acuan

1. Buku petunjuk alat Electrosurgical Analyzer.

2. ANSI/AAMI HF 18-1986 American National Standard for Electrosurgical Devices.

3. ECRI 411-20010301.

4. Guide to The Expression of Uncertainty in Measurement (ISO GUM), 1995.

Kondisi Lingkungan

Suhu ruang : 23 °C ± 2 °C

Kelembaban nisbi : 55 % RH ± 10 % RH

Prosedur Kalibrasi

Persiapan

1. Lakukan pendataan administrasi meliputi : data alat pelanggan, daftar alat yang digunakan,
pelaksanaan kalibrasi.

2. Lakukan pengukuran kondisi lingkungan.

3. Lakukan pemeriksaan fisik dan fungsi alat pelanggan.

4. Catat hasil pada lembar kerja.

5. Lakukan instalasi seperti gambar 1.

6. Hidupkan alat ukur dan ESU yang akan diukur untuk pemanasan ± 10 menit.

7. Periksa tombol tombol fungsi pada ESU untuk memastikan fungsi alat.

Prosedur Kalibrasi

Pengukuran keselamatan listrik

Meliputi :
1. Tegangan jala-jala.

2. Tahanan pembumian.

3. Kebocoran arus. Kelas 1 tipe CF

Prosedur Kalibrasi

Kinerja [Pengukuran output Power (Watt)]

1. Siapkan peralatan Electrosurgical Unit dan Electrosurgical Analyzer beserta semua


kelengkapannya.

2. Lakukan instalasi seperti ditunjukkan pada gambar 1 dan pastikan semua terhubung dengan
baik.

3. Hidupkan peralatan dan tunggu 5 s.d 10 menit untuk pemanasan.

4. Pilih mode Continous pada Electrosurgical Analyzer.

5. Lakukan pemilihan mode Daya (Cutting/Coagulation) pada ESU.

6. Pilih Load Impedansi sesuai spesifikasi ESU.

7. Tentukan titik setting pengukuran sebesar 10%, 20% , 30% , 40% , 50% , 60%, 70%, 80%,
dan 90% dari nilai maksimal keluaran ESU, sesuai dengan spesifikasi dari ESU yang dikalibrasi.

8. Lakukan pengukuran sesuai titik setting yang telah ditentukan.

9. Aktifkan keluaran daya dan catat nilai penunjukan daya pada Electrosurgical Analyzer ke
dalam lembar kerja.

10. Lakukan pengambilan data sebanyak 6 (enam) kali pengukuran untuk setiap titik
pengukuran.

Anda mungkin juga menyukai