Anda di halaman 1dari 23

PASIEN MONITOR

OLEH :
C H I LYA M I L L AT I I Z Z A ( P 2 7 8 3 8 1 2 1 0 4 5 )
D I A N A R AT M AYA N T I (P27838121048)
D W I W I D YA N I N G T YA S (P27838121052)
F R I Z A S E RV I L E V I A N T O ( P 2 7 8 3 8 1 2 1 0 6 0 )
N O V I TA K U S H E R D I A N T I ( P 2 7 8 3 8 1 2 1 0 6 6 )
Y U D H A P R AT A M A (P27838121081)
AGENDA

1 DEFINISI 4 SIRKUIT DIAGRAM


Definisi dan fungsi dari alat pasien monitor Sirkuit diagram alat pasien monitor GE MAC1200

2 PRINSIP DASAR 5 K A J I A N A L AT
Prinsip dasar kerja pasien monitor Mencakup 16 kompetensi elektromedis

3 BLOK DIAGRAM 6 KESIMPULAN


Blok Diagram pasien monitor secara general Kesimpulan dari pembahasan alat pasien monitor

2
HELLO,
LET ME INTRODUCE PATIENT MONITOR

Pasien monitor atau bedside monitor, banyak terdapat di ruang ICU berfungsi untuk memonitor
tanda-tanda vital tubuh manusia secara terus-menerus. Tanda vital manusia yang dimonitor adalah:
- Detak jantung
- Sinyal EKG
- Respiration Rate
- Tekanan darah
- Saturasi Oksigen
- Temperature tubuh
- Kadar CO2 dalam darah (optional)
P R I N S I P D A S A R A L AT
Pada dasarnya, pasien monitor bekerja dengan mengumpulkan data tanda vital tubuh menggunakan sensor dan elektroda,
mengolahnya menggunakan filter dan amplifier, lalu menampilkan semuanya di saat yang bersamaan pada display LCD alat.
Alat juga dilengkapi dengan printhead yang berfungsi untuk printing hasil EKG pada pasien..

BPM
Ecg signal Suhu
SPO2
Respiration rate
Tekanan darah

4
BLOK DIAGRAM

5
SIRKUIT DIAGRAM

6
KAJIAN ALAT
Enam Belas Kompetensi Dasar Elektromedis
TENTUKAN SPESIFIKASI
A ALAT

NILAI TEKNOLOGI
B ALAT

NILAI KEMAMPUAN
P E R E N C A N A A N ,
P E N E M PATA N C USER
D A N
P E N Y I M PA N A N
TENTUKAN ANGGARAN
LANGKAH – LANGKAH DALAM PERENCANAAN
ALAT MEDIS ADALAH SEBAGAI BERIKUT
D DANA

The Power of PowerPoint | thepopp.com 8


I N S TA L A S I A L AT
Instalasi adalah proses pemasangan peralatan medis ketempatnya

PEMBUKAAN PETI
01
(UNPACKING)

PENEMPATAN ALAT PADA


02
TEMPATNYA

03 PERAKITAN ALAT

PENYAMBUNGAN ALAT
04
DENGAN KELENGKAPANNYA
PENGATURAN,
05 PENGUKURAN KELUARAN,
KALIBRASI
9
PENGOPERASIAN
1. Persiapan
Lepasakan penutup debu
Siapkan aksesori dan pasang sesuai kebutuhan

Hubungkan alat ke terminal pembumian

2. Pemanasan
Hubungkan alat dengan catu daya
Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi ON

Set range alarm setiap parameter : NIBP, Temp, SPO2, ECG

3. Pengoperasian
Perhatikan protap pelayanan
Hubungkan kabel pasien ke obyek (pasien) dengan baik dan benar

Lakukan monitoring

4. Pengemasan/Penyimpanan
Matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF ke posisi OFF
Lepaskan hubungan alat dengan catu daya dan terminal pembumian

Lepaskan kabel pasien dan lakukan pembersihan


Bersihkan alat dan pasang penutup debu

Catat beban kerja alat (dalam jam/pasien)


PEMELIHARAAN
“Pemeliharaan adalah suatu rangkaian kegiatan baik preventif maupun korektif yang dilakukan
untuk menjaga peralatan medis bermutu, aman dan laik pakai”

IPM mencakup semua kegiatan yang dijadwalkan untuk memastikan fungsi peralatan dan mencegah kerusakan atau kegagalan fungsi alat.

Inspeksi adalah kegiatan terjadwal yang diperlukan untuk memastikan peralatan medis berfungsi dengan benar
Preventive Maintenance (PM) adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan secara terjadwal, untuk memperpanjang umur peralatan dan mencegah kegagalan.
PM berisi kegiatan pembersihan, pelumasan, pengencangan dan penggantian sukucadang rutin
Corrective Maintenance (CM) merupakan kegiatan perbaikan dengan tujuan mengembalikan fungsi peralatan sesuai dengan kondisi awalnya.
PROSEDUR PEMELIHARAAN

1. Persiapan
Siapkan dokumen teknis : Perintah kerja, form laporan kerja, service manual Siapkan bahan pemeliharaan : cairan pembersih, kain/kassa
Siapkan peralatan kerja dan alat ukur Pemberitahuan kepada user

2. Uji Kualitatif
Cek chassis/body alat Cek fuse Cek indicator/display Cek sensor temp Cek Printer/recorder
Cek dudukan alat Cek fitting/konektor Cek fungsi alarm Cek selang dan cuff NIBP

Cek roda/rem Cek control/switch Cek elektroda ecg Cek label-label

Cek kabel power Cek baterai/charger Cek sensor spo2 Cek aksesori

3. Uji Kuantitatif
Lakukan pengukuran tahanan pembumian (≤0.5Ω) Lakukan pengukuran/pengujian SPO2
Lakukan pengukuran kebocoran arus (≤300µA) Lakukan pengukura/pengujian Temperature
Lakukan pengukuran/pengujian ECG Lakukan pengukuran/pengujian NIBP

4. Preventive Maintenance
Lakukan pembersihan Lakukan pelumasan
Lekukan pengencangan Lakukan penggantian jika diperlukan

5. Pelaporan
Isi formular laporan kerja Isi kartu Riwayat alat
Isi kartu pemeliharaan Laporkan hasil pekerjaan kepada pemberi tugas
PERBAIKAN
Perbaikan peralatan terjadi ketika pengguna peralatan melaporkan masalah tentang peralatan tersebut.
CORRECTIVE MAINTENANCE Perbaikan juga dapat terjadi ketika seorang teknisi di bagian IPSRS/Elektromedik menemukan bahwa
peralatan tidak memberikan kinerja seperti yang diharapkan selama IPM.

TROUBLESHOOTING
MUTASI/PEMINDAHAN
Mutasi/pemindahan alat Kesehatan sering terjadi atas beberapa hal :
Pindahnya lokasi/ruangan pelayanan (dimana alat digunakan)
Pertukaran alat antar unit kerja

Pemindahan sementara/peminjaman

Alat sudah tidak digunakan di ruangan asal

“Jika pemindahan tidak tercatat dengan baik, maka akan mengganggu data inventaris dan kegiatan
yang lain seperti IPM dan pengujian/kalibrasi. Untuk itu perlu prosedur yang mengatur tata cara
pemindahan alat Kesehatan.”

Prosedur Pemindahan alat


Ruangan asal menghubungi IPSRS dan pengelola barang
Teknisi melakukan uji fungsi alat untuk mengetahui kondisi awal sebelum pemindahan

Teknisi mencatat data pemindahan pada surat keterangan mutasi barang

Teknisi melakukan pemindahan dan instalasi di ruangan tujuan


Teknisi Kembali melakukan uji fungsi untuk memastikan tidak ada perubahan nilai penunjukkan alat

Teknisi meminta tanda tangan kepala instalasi/ruangan yang dituju jika ruangan berbeda dengan
Ruangan asal
Teknisi mencatat Riwayat mutasi pada kartu Riwayat atau pada system komputer
INVENTARIS
Inventori peralatan medis merupakan data detil peralatan medis
yang berkaitan dengan aspek teknis maupun administrasi.
Inventori harus selalu dikelola/update sehingga data yang terdapat
Dalam data inventori merupakan kondisi terkini.

Pencatatan/inventarisasi memuat beberapa hal berikut :


KODING/LABELING
Sebagai identitas secara unik agar tidak terjadi kesamaan data.

PENCATATAN DATA MERK/MODEL DAN NO SERI


Mencatat merk/model dan no seri yang tercantum pada alat

PENCATATAN NAMA PABRIKAN/DISTRIBUTOR


Berisi nama, alamat, email dan kontak person agen

PENCATATAN LOKASI
Tempat peralatan tersebut digunakan di pelayanan (Departemen/bagian)

PENCATATAN KONDISI
Kondisi peralatan ada 3. Baik, Rusak ringan dan Rusak berat

PENCATATAN SPESIFIKASI TEKNIS


Data kebutuhan sumber listrik (V) atau konsumsi daya (Watt)

PENCATATAN DATA ADMINISTRASI


Berisi data harga pembelian, tanggal pengadaan, masa garansi dan
tanggal penerimaan atau tanggal alat digunakan
TABEL KLASIFIKASI RESIKO
PERENCANAAN PROGRAM PEMELIHARAAN

Dalam menyusun perencanaan pemeliharaan, IPSRS harus memiliki daftar inventaris peralatan. Penyusunan
perencanaan untuk 1 tahun ke depan meliputi:

JADWAL PEMANTAUAN FUNGSI (INSPEKSI)


Melakukan penjadwalan inspeksi untuk setiap alat dengan memperhatikan interval

JADWAL PREVENTIVE MAINTENANCE (PM)


Melakukan penjadwalan PM untuk setiap alat dengan memperhatikan interval

PERENCANAAN KETERSEDIAAN BAHAN PEMELIHARAAN


Menginventarisisr kebutuhan bahan pemeliharaan yang diperlukan untuk IPM 1 tahun kedepan

PERENCANAAN KETERSEDIAAN SUKU CADANG


Menginventarisir kebutuhan sukucadang pengganti yang diperlukan untuk CM

PERENCANAAN USULAN RENCANA ANGGARAN


Menyusun usulan maintenance cost berdasarkan nilai AIC setiap alat

Contoh penetapan interval pemeliharaan bedside monitor :


FUNGSI (DIAGNOSTIK)
Skor EM = 7
RESIKO (KETIDAK TEPATAN TERAPI DAN DIAGNOSA)
Skor EM = 3
MAINTENANCE (BUTUH KALIBRASI NAMUN TIDAK RUTIN PENGGANTIAN PART)
Skor EM = 4
INSIDEN (LEBIH SEKALI DALAM 6 BULAN)
Skor EM = 2

EM = Fungsi + Resiko + Maintenance + Insiden

TOTAL SKOR EM = 16
Bed side monitor tersebut dijadwalkan IPM setidaknya setiap 6 bulan sekali.
KAJIAN EKONOMIS
Dalam penggunaan alat kesehatan untuk pelayanan kesehatan, pasti membutuhkan biaya perawatan, terutama jika alat mengalami kerusakan maka perlu adanya perbaikan yang
membutuhkan biaya. Untuk itu perlu dilakukan kajian ekonomis apakah perbaikan tersebut layak untuk dilaksanakan dengan menggunakan perhitungan batas maximum maintenance
Expenditure Limit (MMEL).

USIA PAKAI
Usia pakai dihitung sejak alat digunakan sampai saat perhitungan dilakukan

USIA TEKNIS
Usia teknis adalah usia harapan alat itu dapat digunakan.

SISA USIA MANFAAT


Sisa usia manfaat adalah usia teknis-usia pakai dibagi usia teknis

MEL FACTOR
Sesuai kutipan Amercian Hospital Association, MEL factor peralatan khusus adalah 90%

HARGA PENGGANTI
Harga alat Kesehatan pada saat perhitungan dengan spesifikasi yang sama

Diketahui harga pengganti bed side monitor adalah Rp. 80.000.000,- dan biaya perbaikan yang ditawarkan
sebesar Rp. 12.000.000,-. Alat tersebut sudah digunakan selama 4 tahun dan usia teknis 7 tahun. Maka :

MMEL = (90%) x ( x 80.000.000


MMEL = Rp. 30.852.000,-
Sehingga perbaikan dengan biaya sebesar Rp. 12.000.000 masih layak untuk dilaksanakan
PENGUJIAN/KALIBRASI

PENGUJIAN adalah keseluruhan tindakan yang meliputi pemeriksaan fisik dan pengukuran untuk membandingkan alat yang diukur dengan standar, atau untuk menentukan besaran
atau kesalahan pengukuran.
KALIBRASI adalah kegiatan peneraan untuk menentukan kebenaran nilai penunjukkan alat ukur dan atau bahan ukur

1. Persiapan 4. Alat ukur yang digunakan


Siapkan dokumen : metode kerja, Multi parameter simulator Electrical safety analyzer
Instruksi kerja, lembar kerja & label
SPO2 simulator Thermohygrometer
Persiapkan alat yang diuji dan alat ukur
Pendataan alat yang diuji NIBP monitor tester

5. Kondisi lingkungan
2. Pengujian
Pemeriksaan fisik
Suhu lingkungan : ±
Kelembaban : 55% RH ± 20$ RH
Pengujian fungsi
Pengujian keselamatan listrik Tegangan jala-jala : 220V ±10%

3. Kalibrasi
Heart rate : 30,60, 120 dan 180 BPM
Respirasi : 15,30,60 dan 120 BPM Tabel Parameter Pengukuran NIBP Tabel Parameter Pengukuran SPO2

Saturasi Oxygen

NIBP
PENGUJIAN KESELAMATAN LISTRIK
INSPEKSI VISUAL
1. Semua sekering sesuai rekomendasi pabrik
2. Tanda keselamatan dan label-label terbaca jelas
3. Kondisi kabel catu daya dan kabel pasien baik

PENGUKURAN TAHANAN PEMBUMIAN


1. Alat ukur yang dapat mengalirkan arus sekurang-kurangnya 200mA dalam 500mΩ
2. Jika menggunakan pengukuran arus searah, maka harus diulang pada polaritas yang berlawanan
3. Resistansi antara konektor pembumian alat dengan pembumian, tidak lebih dari 200mΩ
4. Resistansi antara kabel catu daya dengan pembumian tidak lebih dari 300mΩ

PENGUKURAN ARUS BOCOR


1. Peralatan diputuskan dari catu daya utama PENGUJIAN KINERJA
2. Sakelar pada alat harus dalam posisi ON
3. Ukur kebocoran arus KALIBRASI HEART RATE
4. Kebocoran arus tidak boleh lebih dari 500mA 1. Pasang elektroda ECG pada alat ukur MPS
2. Hidupkan alat yang diuji dan alat ukur
3. Lakukan pengukuran dengan parameter : 30,60,120,180 BPM
Tabel Parameter Pengukuran SPO2 4. Catat nilai pengukuran pada lembar kerja
KALIBRASI RESPIRASI
1. Pasang elektroda ECG pada alat ukur MPS
2. Hidupkan alat yang diuji dan alat ukur MPS
3. Lakukan pengukuran dengan parameter : 15,30,60,120 BPM
4. Catat nilai pengukuran pada lembar kerja

KALIBRASI SPO2
1. Pasang probe SPO2 pada finger pulse oxymeter
2. Hidupkan alat yang diukur dan hidupkan juga SPO2 simulator
3. Operasikan SPO2 simulator sesuai table parameter pengukuran SPO2
Tabel Parameter Pengukuran NIBP 4. Catat nilai pengukuran pada lembar kerja

KALIBRASI NIBP
1. Hubungkan selang NIBP ke NIBP monitor tester
2. Hidupkan alat yang diukur dan hidupkan juga NIBP monitor tester
3. Set NIBP monitor tester dengan kondisi memakai cuff internal
4. Operasikan NIBP monitor tester sesuai table parameter pengukuran NIBP
5. Catat nilai pengukuran pada lembar kerja
PRINSIP KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Keselamatan Kerja merupakan orientasi utama dalam pelayanan rumah sakit. Program keselamatan mencakup semua aspek, baik keselamatan pasien, pengunjung/ tamu dan pekerja
rumah sakit. Keselamatan kerja perlu didukung beberapa hal, antara lain:

MUTU ALAT PETUGAS PELAKSANA SERTIFIKASI


Peralatan medis dan nonmedis harus Sertifikasi peralatan medis harus selalu
Pengoperasian dan pemeliharaan prasarana serta
memenuhi standar pelayanan, persyaratan diperbarukan untuk menjamin kelayakan fungsi
peralatan medis harus dilakukan oleh petugas
mutu, keamanan, keselamatan dan laik alat Kesehatan.
yang berkompeten di bidangnya
pakai

APD UNIT K3 PPI


Alat pelindung diri tersedia dan dilakukan Staf Pencegahan Pengendalian Infeksi (PPI)
Staf Instalasi K3 harus dilibatkan dalam
klasifikasi resiko dan tata cara penggunaan harus dilibatkan dalam memberikan penyuluhan
memberikan penyuluhan, rekomendasi serta
APD di setiap ruangan pelayanan. mengenai pengendalian infeksi
pemantauan terkait keselamatan dan keamanan
KEBUTUHAN SARANA PRASARANA PENDUKUNG
Untuk menjamin ketersediaan peralatan medis yang siap pakai dan untuk meminimalisir waktu down time alat, maka teknisi elektromedis harus
menyiapkan beberapa hal untuk mendukung upaya tersebut.

Pada bed side monitor ada beberapa hal yang perlu disiapkan antara lain :

Dokumen Bahan
Teknis Pemeliharaan
SOP pengoperasian, pemeliharaan, Cairan pembersih sesuai rekomendasi
Instruksi kerja, lembar kerja dan label pabrik, kain/kassa

Peralatan Kerja Sukucadang


Pengganti
Toolkit untuk adjustment dan Kabel ECG, SPO2 sensor, Temp sensor,
pengencangan dan alat ukur standar cuff dan tube NIBP
untuk pengujian
UJI PRODUKSI
ISO 13485:2016 menjadi pedoman bagi industri medis tentang bagaimana membuat dan memelihara peralatan medis yang berkualitas.

Secara khusus memastikan peralatan medis tetap dalam kondisi baik saat pendistribusian.

Alat Kesehatan yang beredar harus dilengkapi test report diantaranya :

Product Manufacturing Report


Test Report Biocompatibility

Test Clinical Evaluation

Inspection Report for Finishing Product


THANK YOU!
ANY QUESTIONS?

Anda mungkin juga menyukai