TEGAS SUTONDO
PENDAHULUAN
Reaktivitas Batang Kendali Tergantung :
Jenis bahan penyerap Boron, Ag, In, Cd, Gd, SS, etc. Xsection: a (E)
~ a (r,z) = N a (r,z)
10
1
B
+
n
5
0
11 *
7
4
B
Li
+
He
+ 2,73 Mev
5
3
2
Tujuan Percobaan :
H
Pengatur
Kompensasi
Pengaman
Max ( r )
(z)
Max ( r )
TERAS REAKTOR
DASAR TEORI
Setiap penarikan batang kendali sebesar dh akan
memberikan kenaikan reaktivitas reaktor sebesar d.
Kenaikan reaktivitas tsb akan menyebabkan kenaikan
populasi neutron (N) atau tingkat daya reaktor (P).
Dinamika perubahan populasi neutron atau tingkat
daya reaktor dinyatakan melalui persamaan kinetika
reaktor
dN t
dt
dC i t
dt
N t iCi t
l
i 1
i
N t i Ci t
t / T 2
P(t) = P0
e t/T1
e
e t/T1 P e t/T1
0
-
T1 =
( )
t
P(t)
ln
P(0)
T2 =
(3)
(2)
P(t) P0 e
t/T
t
P(t)
ln
P(0)
( )
Daya
P(t)
II
III
P0
Waktu (t)
IV
i
l
T
i =1 1 + i T
6
i =1 1 + i T
6
(4)
l = Umur generasi netron, yang didefinisikan sebagai umur netron sejak dilahirkan
dari proses pembelahan sampai dengan diserap oleh nuklida di dalam material
bahan bakar atau bocor keluar dari reaktor.
Harga l untuk reaktor Kartini (menurut dokumentasi GA), l = 3,8999999. 10-5 detik.
DASAR TEORI
Group
(i)
ai = i / eff
1
2
55,72
22,72
0,0124
0,0305
0,033
0,219
6,22
0,1115
0,196
2,3
0,301
0,395
0,61
1,138
0,115
0,23
3,01
0,042
PREAMP
REACTIVITY
COMPUTER
AMPLIFIER
2.5
DETEKTOR FC / CIC
7.5
10
0
METER ARUS
CORE EXCESS
REFLEKTOR
2,5
7,5
10
METER KEITHLEY
Pencatatan t 1,5 x
Pencatatan t 2 x
- 4,5
- 6
- 7,5
- 8
- 6
4,5 - 9
2.
Reaktor dioperasikan kritis pada daya rendah (10 30 watt), dengan batang
kendali yang akan dikalibrasi berada di dalam teras
3.
Catat posisi ke 3 batang kendali, arus yang ditunjukkan oleh picoammeter atau
reset tombol pada RC dan pilih skala penunjukan yang sesuai ($, cents)
4.
Naikkan sedikit kedudukan batang kendali yang dikalibrasi, maka reaktor akan
sedikit super kritis, catat waktu untuk kenaikan daya 1,5 kali (t1,5x) atau waktu
untuk kenaikan daya 2 kali (t2x) dengan stopwatch atau catat kenaikan reaktivitas
pada RC dan Catat juga kedudukan batang kendali (h).
5.
Hitung besarnya perioda stabil reaktor T dan total reaktivitas batang kendali dari
tabel T vs yang tersedia atau berdasarkan persamaan .
6.
7.
Ulangi langkah 3 dan 4 sampai seluruh bagian batang kendali yang dikalibrasi
berada di luar teras.
Daerah I
(%)
Daerah II
Daerah III
Reaktivitas diferensial
100
1
80
0.8
0.6
20
0.4
0.2
Reaktivitas integral
0
0
20
40
50
60
Posisi Batang Kendali (%)
80
100
h
1
2 h
(h) = (tot) sin
H
2
0,35
0,3
2,5
0,25
0,2
1,5
0,15
0,1
Reaktivitas Integral
Reaktivitas Diferensial
0,5
0,05
0
0
20
40
60
Posisi Ketinggian Batang Kendali (%)
80
0
100
3,5
(5)
ex Tot Out
ketika reaktor dalam kondisi padam (subkritik), dengan menganggap reaktivitas batang
kendali yang terbesar tidak ada (diskenariokan macet saat reaktor TRIP).
MP Tot Stuck ex
TOT
f
P=
N fr
P
Vr
( v) dv dQ/dt....... (watt)
0
N A f VR
N fr A
G N A f
3,1 1010 A
dQ / dt
Prosedur Percobaan
Reaktor dioperasikan pada tingkat daya tertentu, dengan sistem pendingin dimatikan
dan tunggu beberapa saat, hingga suhu pendingin di dalam tangki reaktor mengalami
kenaikan.
Amati dan catat suhu air tangki setiap interval tertentu (misal tiap 5 menit) pada sistem
monitor suhu yang tersedia hingga diperoleh data yang cukup (10 data pengamatan sudah
cukup).
Buat grafik linear antara suhu air tangki terhadap waktu T vs t, dan cari tangen arah
(slope) dari garis tersebut (dT/dt), menggunakan cara regresi linear.
o
Waktu [ t ]
( menit )
P = 10 kW
P = 25 kW
P = 50 kW
P = 100 kW
28,8
29,3
30,4
34,2
10
28,9
29,4
30,6
34,7
15
28,9
29,7
30,7
35,1
20
29,0
29,8
31,1
35,5
25
29,1
29,8
31,3
35,9
30
29,1
29,9
31,5
36,3
BEBERAPA METODE
CARA STASIONER SUHU ATR TETAP (SISTEM PENDINGIN JALAN)
P = G . c . T
P = daya reaktor
G = debit air sistem pendingin primer (Cm3 /detik)
c = panas jenis air
c = 4,187 watt .det/gr. 0C
T = beda suhu inlet dan outlet sistem pendingin primer (0C)
Peralatan yang dibutuhkan :
Sistem monitor data operasi reaktor (flow meter, termometer)
PROSEDUR AKSPERIMEN :
Reaktor dioperasikan pada daya tertentu, dengan pendingin primer dimatikan,
tunggu beberapa saat, hingga suhu pendingin di dalam tangki reaktor stabil /
konstan.
Amati dan catat penunjukan suhu pada bagian masukan dan keluaran unit
penukar panas serta laju aliran pendingin pada sistem primer.
CATATAN: HANYA UNTUK FORCE CONVECTION COOLING SYSTEM
40,0
Suhu ATR [ T ] ( oC )
37,5
35,0
32,5
30,0
27,5
Monitor daya = 100 kW
T = 0.0829 t + 33.833
Monitor daya = 50 kW
T = 0.0457 t + 30.133
Monitor daya = 25 kW
T = 0.0246 t + 29.22
Monitor daya = 10 kW
T = 0.012 t + 28.82
25,0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
55
Waktu [ t ] (menit)
dQ
dT
P =
= 60 H
dt
dt
Penunjukan Monitor Daya (kW)
10
25
50
100
0,012
0,0246
0,0457
0,0829
13,714
28,114
52,229
94,743
27,083
11,077
4,267
5,549
(v) dv
N fr A
(v)dv
0
VR
(watt)
(r)
GN A f
VR
Vr
Max ( r )
G N A f
(z)
3,11010 A
Max ( r )
VR
(x, y, z)dx dy dz
0
VR
k x ( x ) / Max ( x )
TERAS REAKTOR
k x k y k z 0
k y ( y) / Max ( y)
k 2r k z 0
PROSEDUR EKSPERIMEN
Pemetaan distribusi fluks neutron relatif di dalam teras pada arah aksial dan
radial pada suatu tingkat daya, menggunakan detektor neutron swadaya (Self Powered
Neutron Detector / SPND).
Pengukuran fluks absolut di ring F (bagian tengah)
Gunakan data rasio fluks di F / fluks RERATA teras ( F/ av = 0,185) untuk
menentukan fluks absolut RERATA teras ( av)
Gunakan persamaan dan data berikut ini untuk menghitung daya reaktor
G
NA
f
av
A
Nfr
GN A f
N fr A
=
=
=
=
=
=
Jarak Radial
(cm)
0
5,5
11,4
15,4
18,6
21,6
P = 25 kW
0,676
0,762
0,806
0,774
0,690
0,492
P = 50 kW
0,112
0,134
0,149
0,136
0,126
0,102
P = 100 kW
0,262
0,316
0,356
0,340
0,320
0,250
P = 25 kW
0,14
0,093
0,083
0,072
0,059
0,051
P = 50 kW
0,192
0,162
0,136
0,12
0,108
0,095
P = 100 kW
0,574
0,438
0,394
0,322
0,234
0,212
1.00
0.95
0.90
0.85
0.80
0.75
0.70
0.65
0
10
15
20
25
30
35
40
1.0
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
0.4
0.3
0
10
15
20
25
N
= ac V - N
t
N = jumlah atom radioisotop yang terbentuk dan
= konstanta peluruhannya
1 - exp (- t1 )
N1 = ac V
1 - exp (- t1 )
A = N1 = ac V
As =
C
{1 - exp - t 1} { exp - (t 2 - t 1 )} { 1 - exp - t c }
C = cacah/detik
As = ac V
V = volume foil
C
ac V{1 - exp - t 1} { exp - (t 2 - t 1 )} { 1 - exp - t c }
FAKTOR MULTIPLIKASI
k
f
aF
aF
f
a
k eff
k eff
k
2
k PNL
1 L B
1 KRITIS
1 SUB KRITIS
1 SUPER KRITIS
: 250 KW
: SILINDER
: GRAFIT
h1
h0
dh