(lihat Gambar. 2). Dalam periode waktu yang sama bahwa ukuran unit yang berubah
dengan faktor enam (1950-1970), Nilai panas berkurang dari 20%, perubahan yang
mencakup siklus gabungan. Pada kenyataannya, perbaikan bahkan kurang, peraturan
sebagai lingkungan dan energi yang dibutuhkan untuk memuaskan mereka dapat mengk
onsumsi sampai 6% atau lebih dari daya yang dihasilkan suatu unit. Laju peningka
tan tingkat turbin siklus panas jelas menurun.
Gambar 2. Unit nilai panas berbahan bakar fosil sebagai fungsi waktu.
2. Prinsip kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap diru
bah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.Tekanan uap pada saat
keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi
sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam
nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang b
erbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir mel
alui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan d
ari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan
kemudian memutar roda dan poros turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya se
bagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berj
alan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaat
kan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki
baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak di
pasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna untuk mengubah arah ke
cepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang t
epat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat seke
cil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungk
in. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan ene
rgi relatif kecil.
2. Turbin Reaksi
Turbin ini menghasilkan torsi dengan menggunakan tekanan atau massa gas atau flu
ida. Tekanan dari fluida berubah pada saat melewati sudu rotor. Pada turbin jeni
s ini diperlukan semacam sudu pada casing untuk mengontrol fluida kerja seperti
yang bekerja pada turbin tipe multistage atau turbin ini harus terendam penuh pa
da fluida kerja (seperti pada kincir angin).
Gambar 8. Prinsip Kerja Turbin Reaksi
Ciri-ciri turbin ini adalah :
-
ingkat.
b. Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turb
in
Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil
, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada
turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut
terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
c. Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm
pat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.
sehingga masih da
Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan l
ain, misalnya proses industri.
Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada siklus
1 dipompakan, kondisinya adalah isentropik s1 = s2 masuk ke boiler dengan t
ekanan yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler menyerap panas sedang
kan kondenser melepaskan panas, kemudian dari boiler masuk ke turbin dengan kond
isi super panas h3 = h4 dan keluaran dari turbin berbentuk uap jenuh di
mana laju aliran massa yang masuk ke turbin sama dengan laju aliran massa keluar
dari turbin, ini dapat digambarkan dengan menggunakan diagram T-s berikut:
Gambar 11. Diagram Temperatur (T) - Enthalpy (s)
Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan oleh suatu proses si
klus adalah sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada fluida kerja selama proses
siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses Siklus
1 2 2 3 3 4 1
Dengan rumus:
W = o T dS
W = Kerja per satuan berat fluida kerja
Ds = Luas 1 2 - 2 2 3 4 - 1 pada diagaram ( T s )
Dalam kenyataan Siklus sistem Turbin Uap menyimpang dari Siklus Ideal (Siklu
s Rankine ) antara lain karena faktor tersebut dibawah ini :
Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian gesekan dan ke
rugian kalor ke atmosfer disekitarnya .
Kerugian tekanan dalam ketel uap
Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida kerja dan bagia
n-bagian dari turbin.
Referensi :
Arismunandar, Penggerak Mula Turbin, ITB Bandung, 1988
Shlyakin P. Steam Turbines, Theory and Design, Foreign Language Houses, Moscow
Stodola A., Steam and Gas Turbines, Vol 1, Mc. Graw Hill Book Company Inc. New Y
ork
Myer Kutz, Mechanical Engineer s Handbook : Energy and Power Vol 4 Third Editio
n. John Wiley & Sons. Inc. 2006
Yuriadi K. Thermodinamika Terapan, Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mer
cu Buana. Jakarta
http://www.agussuwasono.com/artikel/mechanical/566-prinsip-dasar-turbin-uap.htm
l
---__--Video Turbin Uap
Video Turbin Uap Buatan James Watt
Iriansyah Putra
4 comments:
Kerja TerbaruMarch 6, 2014 at 3:14 PM
Makasih infonya gan
Reply
Info Lowongan TerkiniMarch 6, 2014 at 3:18 PM
nice post
Reply
Home
View web version
Powered by Blogger