Anda di halaman 1dari 6

Dari Sini Dimulai

Friday, May 10, 2013


Mengenal Turbin Uap
1. Perkembangan Turbin Uap
Proses menghasilkan tenaga tergantung pada beberapa proses konversi energi, mula
i dengan energi kimia dalam bahan bakar fosil atau energi nuklir dalam atom. ene
rgi ini diubah menjadi energi panas, yang kemudian ditransfer ke fluida kerja, d
alam kasus ini kita coba menganalisa, uap (Steam). Energi panas diubah menjadi e
nergi mekanik dengan bantuan kecepatan tinggi turbin rotor dan konversi akhir me
njadi energi listrik dibuat melalui suatu listrik generator di aplikasi-pembangk
it tenaga listrik. Presentasi dalam bagian ini berfokus pada penerapan daya list
rik, namun juga relevan dengan aplikasi lain, seperti sebagai penggerak kapal.
Di seluruh dunia, industri-pembangkit listrik bergantung terutama pada turbin ua
p untuk produksi energi listrik. Di Amerika Serikat, sekitar 77% dari kapasitas
terpasang pembangkit listrik adalah turbin uap-driven. Dari sisa 23%, tenaga air
instalasi berkontribusi 13%, akun turbin gas untuk 9%, dan sisanya 1% merupakan
dibagi di antara sumber daya panas bumi, diesel, dan solar. Akibatnya, lebih da
ri 99% dari listrik daya yang dihasilkan di Amerika Serikat dikembangkan oleh tu
rbomachinery satu desain atau lain, dengan turbin uap tercatat sejauh ini bagian
terbesar dari beban. Turbin uap memiliki hidup yang panjang dan penting setelah
dilakukan pengembangan yang praktis pada akhir abad ke-19 disebabkan upaya yang
dipimpin oleh CA Parsons dan G. DELAVAL. Perkembangan yang signifikan datang cu
kup cepat pada hari-hari awal di bidang propulsi kapal dan kemudian di industri
pembangkit listrik.
Kondisi uap pada klep penutup (throttle) progresif naik, memberikan kontribusi u
ntuk meningkatkan produksi daya dan efisiensi termal. Hal Itu munculnya energi
nuklir baru sebagai sumber panas untuk produksi listrik memiliki efek sebaliknya
di akhir 1950-an. Kondisi uap jatuh untuk mengakomodasi desain reaktor, dan har
ga satuan panas mengalami langkah kenaikan perubahan. Pada saat ini, satuan fos
il klep penutup kondisi uap dasarnya telah diselesaikan di luar pada 2400 psi da
n 1000 F dengan pemanasan ulang (Single reheat) sampai 1000 F. Lebih lanjut kemaju
an dalam Pembangkit tenaga uap dicapai dengan menggunakan boiler melalui pengha
taran tekanan uap superkritis pada tekanan 3500-4500 psi. Sebuah pabrik uap unik
dengan memanfaatkan uap maju kondisi ini Eddystone No 1, yang dirancang untuk m
emberikan uap pada 5000 psi dan 1200 F ke klep penutup, dengan memanaskan ulang (
reheat) sampai 1050 F dan kedua panaskan (Second reheat) juga sampai 1050 F. Ukura
n unit meningkat pesat pada periode 1950-1970, sedangkan ukuran unit maksimum me
ningkat 200-1200 mW (peningkatan enam kali lipat) dalam rentang 20 tahun ini. Pa
da 1970-an, ukuran unit yang stabil, dengan unit baru umumnya dinilai secara sub
stansial kurang maksimal ukuran.
Pada saat ini, bagaimanapun, ukuran yang diharapkan dari unit baru adalah sangat
kurang, muncul untuk menjadi di kisaran 350-500 mW. Dalam hal tingkat panas (at
au efisiensi termal), perubahan belum begitu dramatis. kecenderungan umum menunj
ukkan penurunan daya heat rate stasiun selama periode 80-tahun adalah disajikan
pada Gambar. 1.

Gambar 1. Perkembangan Pembangkit Tenaga Uap


Munculnya pemanasan air umpan regeneratif pada
angkah perubahan dalam tingkat panas. Penurunan
ar dari pemanasan uap. Perbaikan bertahap terus
ni dilengkapi dengan teknologi siklus gabungan,

tahun 1920 membawa pengurangan l


lebih lanjut dibawa oleh pengant
dalam sistem uap dan baru-baru i
turbin / steam turbin gas sistem

(lihat Gambar. 2). Dalam periode waktu yang sama bahwa ukuran unit yang berubah
dengan faktor enam (1950-1970), Nilai panas berkurang dari 20%, perubahan yang
mencakup siklus gabungan. Pada kenyataannya, perbaikan bahkan kurang, peraturan
sebagai lingkungan dan energi yang dibutuhkan untuk memuaskan mereka dapat mengk
onsumsi sampai 6% atau lebih dari daya yang dihasilkan suatu unit. Laju peningka
tan tingkat turbin siklus panas jelas menurun.

Gambar 2. Unit nilai panas berbahan bakar fosil sebagai fungsi waktu.
2. Prinsip kerja Turbin Uap
Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :
Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap diru
bah menjadi energi kinetis dan uap mengalami pengembangan.Tekanan uap pada saat
keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi
sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam
nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang b
erbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir mel
alui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan d
ari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan
kemudian memutar roda dan poros turbin.
Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya se
bagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berj
alan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat meninggalkan sudu turbin dimanfaat
kan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki
baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak di
pasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna untuk mengubah arah ke
cepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang t
epat.
Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat seke
cil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungk
in. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan ene
rgi relatif kecil.

Gambar 3. Ilustrasi kerja Turbin Uap

Gambar 4. Skema Kerja Turbin Uap

3. Komponen-Komponen Turbin Uap


Komponen utama turbin uap terdiri dari:
Rumah turbin (casing), umumnya terdiri dari belahan tutup atas dan rumah bagian
bawah
Poros dan piringan sudu jalan (rotor)
Piringan sudu arah dan nosel
Bantalan aksial dan radial
Penyekat (umumnya dari jenis labirint)
Peralatan kontrol uap (steam chest)

Gambar 5. Ilustrasi 3 D Turbin Uap

Gambar 6. Bagian-bagian turbin uap


4. Klasifikasi Turbin Uap
Turbin Uap dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kategori yang berbeda berdasa
rkan pada konstruksinya, prinsip kerjanya dan menurut peoses penurunan tekanan u
ap sebagai berikut:
a. Klasifikasi Turbin berdasarkan Prinsip Kerjanya
1.
Turbin Impulse
Turbin ini merubah arah dari aliran fluida berkecepatan tinggi menghasilkan puta
ran impuls dari turbin dan penurunan energi kinetik dari aliran fluida. Tidak ad
a perubahan tekanan yang terjadi pada fluida, penurunan tekanan terjadi di nozzl
e.
Ciri-ciri dari turbin impuls antara lain:
Proses pengembangan uap / penurunan tekanan seluruhnya terjadi pada sudu d
iam / nosel.
Akibat tekanan dalam turbin sama sehingga disebut dengan Tekanan Rata
.

Gambar 7. Prinsip Kerja Turbin Impuls

2. Turbin Reaksi
Turbin ini menghasilkan torsi dengan menggunakan tekanan atau massa gas atau flu
ida. Tekanan dari fluida berubah pada saat melewati sudu rotor. Pada turbin jeni
s ini diperlukan semacam sudu pada casing untuk mengontrol fluida kerja seperti
yang bekerja pada turbin tipe multistage atau turbin ini harus terendam penuh pa
da fluida kerja (seperti pada kincir angin).
Gambar 8. Prinsip Kerja Turbin Reaksi
Ciri-ciri turbin ini adalah :
-

Penurunan tekanan uap sebagian terjadi di Nosel dan Sudu Gerak

ingkat.

Adanya perbedaan tekanan didalam turbin sehingga disebut Tekanan Bert

Gambar 9. Perbandingan Turbin Impuls dan Turbin Reaksi

b. Klasifikasi turbin uap berdasarkan pada tingkat penurunan Tekanan Dalam Turb
in
Turbin Tunggal ( Single Stage )
Dengan kecepatan satu tingkat atau lebih turbin ini cocok untuk untuk daya kecil
, misalnya penggerak kompresor, blower, dll.
Turbin Bertingkat (Aksi dan Reaksi ).
Disini sudu-sudu turbin dibuat bertingkat, biasanya cocok untuk daya besar. Pada
turbin bertingkat terdapat deretan sudu 2 atau lebih. Sehingga turbin tersebut
terjadi distribusi kecepatan / tekanan.
c. Klasifikasi turbin berdasarkan Proses Penurunan Tekanan Uap
Turbin Kondensasi.
Tekanan keluar turbin kurang dari 1 atm dan dimasukkan kedalam kompresor.
Turbin Tekanan Lawan.
Apabila tekanan sisi keluar turbin masih besar dari 1 atm
pat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin lain.

sehingga masih da

Turbin Ekstraksi.
Didalam turbin ini sebagian uap dalam turbin diekstraksi untuk roses pemanasan l
ain, misalnya proses industri.

5. Siklus Turbin Uap


Siklus Rankine
Siklus Rankine setelah diciptakan langsung diterima sebagai standar pembangkit d
aya yang menggunakan uap (Steam). Siklus Rankie nyata yang digunakan dalam insta
lasi pembangkit daya jauh lebih rumit dari pada siklus Rankine ideal asli yang s
ederhana. Siklus merupakan siklus paling banyak digunakan untuk pembangkit daya
listrik sekarang ini. oleh karena Siklus Rankine merupakan siklus uap air maka p
aling baik siklus ini digambarkan pada diagram P-v dan T-s dengan garis yang men
unjukan uap jenuh dan cair jenuh. fluida kerjanya adalah (H2O).

Gambar 10. Siklus Rankine

Siklus ideal yang terjadi didalam turbin adalah siklus Renkine ; Air pada siklus
1 dipompakan, kondisinya adalah isentropik s1 = s2 masuk ke boiler dengan t
ekanan yang sama dengan tekanan di kondenser tetapi Boiler menyerap panas sedang
kan kondenser melepaskan panas, kemudian dari boiler masuk ke turbin dengan kond
isi super panas h3 = h4 dan keluaran dari turbin berbentuk uap jenuh di
mana laju aliran massa yang masuk ke turbin sama dengan laju aliran massa keluar
dari turbin, ini dapat digambarkan dengan menggunakan diagram T-s berikut:
Gambar 11. Diagram Temperatur (T) - Enthalpy (s)

Menurut Hukum pertama Thermodinamika, kerja yang dihasilkan oleh suatu proses si
klus adalah sama dengan Jumlah Perpindahan Kalor pada fluida kerja selama proses
siklus tersebut berlangsung. Jadi untuk proses Siklus
1 2 2 3 3 4 1
Dengan rumus:
W = o T dS
W = Kerja per satuan berat fluida kerja
Ds = Luas 1 2 - 2 2 3 4 - 1 pada diagaram ( T s )
Dalam kenyataan Siklus sistem Turbin Uap menyimpang dari Siklus Ideal (Siklu
s Rankine ) antara lain karena faktor tersebut dibawah ini :
Kerugian dalam pipa atau saluran fluida kerja, misalnya kerugian gesekan dan ke
rugian kalor ke atmosfer disekitarnya .
Kerugian tekanan dalam ketel uap
Kerugian energi didalam turbin karena adanya gesekan pada fluida kerja dan bagia
n-bagian dari turbin.

Referensi :
Arismunandar, Penggerak Mula Turbin, ITB Bandung, 1988
Shlyakin P. Steam Turbines, Theory and Design, Foreign Language Houses, Moscow
Stodola A., Steam and Gas Turbines, Vol 1, Mc. Graw Hill Book Company Inc. New Y
ork
Myer Kutz, Mechanical Engineer s Handbook : Energy and Power Vol 4 Third Editio
n. John Wiley & Sons. Inc. 2006
Yuriadi K. Thermodinamika Terapan, Pusat Pengembangan Bahan Ajar Universitas Mer
cu Buana. Jakarta
http://www.agussuwasono.com/artikel/mechanical/566-prinsip-dasar-turbin-uap.htm
l
---__--Video Turbin Uap
Video Turbin Uap Buatan James Watt
Iriansyah Putra
4 comments:
Kerja TerbaruMarch 6, 2014 at 3:14 PM
Makasih infonya gan
Reply
Info Lowongan TerkiniMarch 6, 2014 at 3:18 PM
nice post
Reply

loker migasApril 10, 2014 at 2:20 PM


loker industrial
lowongan kerja tambang
loker terkini
Reply
dian plate heat exchangerOctober 11, 2014 at 10:43 PM
Mau tahu juga cara kerja Heat Exchanger kunjungi www.dianheatexchanger.blogspot.
com
Reply
Load more...

Home
View web version
Powered by Blogger

Anda mungkin juga menyukai