Anda di halaman 1dari 35

JOB SHEET

PRAKTEK INSTALASI 2021

LISTRIK INDUSTRI

Untuk Mahasiswa

Oleh :
Fitriadi, S.T., M.T.
Witri Onanda, S.T., M.T.

POLITEKNIK NEGERI PADANG


JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

LEMBAR PENGESAHAN JOB SHEET

1. Judul Job Sheet : Praktek Instalasi Listrik Industri

2. Tim Penyusun
Nama/Nip : 1. Fitriadi, ST., MT Nip : 19820314 200212 1 001
: 2. Witri Onanda, ST., MT Nip : 19790627 200604 1 002

3. Semester : III (Tiga)

4. SKS :3

Disetujui untuk digandakan dan digunakan sebagai media pembelajaran di lingkungan


Politeknik Negeri Padang.

Padang, 18 November 2021


Mengetahui
Ketua Jurusan Teknik Elektro Penulis Job Sheet

Rikki Vitria, S.ST., M.Sc.Eng Fitriadi, ST., MT


NIP. 19761019 200212 1 002 NIP. 19820314 200212 1 001

Mengetahui, Menyetujui,
Direktur Politeknik Negeri Padang Kepala P3AI

Dr. Surfa Yondri, S.T., S.ST., M.Kom. Sukartini, SE., M.Kom., Ak., CA
NIP. 19700609 199903 1 003 NIP. 19730225 200112 2 001

Praktek Instalasi Listrik Industri | 1


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

Kata Pengantar

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Job Sheet Praktek Instalasi Listrik Industri untuk prodi
D-2 Jalur Cepat Pemeliharaan Instalasi Kabel Bertegangan Rendah Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Padang. Job Sheet ini disusun dalam rangka melengkapi perangkat
pembelajaran mata kuliah Praktek Instalasi Listrik Industri.
Penulis mengembangkan Job Sheet ini dengan sajian dan isi materi yang lebih
sederhana dan praktis karena disesuaikan dengan kondisi belajar di prodi D-2 Jalur Cepat
Pemeliharaan Instalasi Kabel Bertegangan Rendah Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Padang. Job Sheet ini dirancang untuk menambah dan melatih kemampuan mahasiswa untuk
melakukan praktikum Instalasi Listrik Industri dengan baik. Penulis mengharapkan masukan
dan kritikan semua pihak terutama dari para dosen yang mengajar mata Mata kuliah Praktek
Instalasi Listrik Industri prodi D-2 Jalur Cepat Pemeliharaan Instalasi Kabel Bertegangan
Rendah Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang. Masukan dapat dikirim melalui
email ke alamat fitriadi@pnp.ac.id
Dengan selesainya Job Sheet ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen-
dosen Prodi D-III Teknik Listrik yang telah membimbing dengan baik, kepada kedua orang tua
yang telah mendoakan, kepada teman-teman yang telah memberi semangat dan motivasi
serta kepada dosen kepala yang membantu dalam memvalidasi Job Sheet ini. Semoga Job
Sheet ini dapat bermanfaat dan dapat meningkatkan prestasi akademik prodi D-2 Jalur Cepat
Pemeliharaan Instalasi Kabel Bertegangan Rendah Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Padang.

Padang, November 2021

Penulis

Praktek Instalasi Listrik Industri | 2


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

PETUNJUK PENGGUNAAN JOB SHEET

Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dan berinteraksi dengan sumber belajar
yang mendukungnya. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan agar dapat
menguasai isi job sheet:
1. Bacalah doa sebelum memulai pembelajaran.
2. Bacalah dengan baik standar kompetensi, deskripsi, waktu, dan prasyarat untuk
menggunakan job sheet ini.
3. Bacalah dengan baik dan pahami kerangka isi dalam job sheet
4. Bacalah dengan baik dan pahami tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari job
sheet ini.
5. Bacalah dengan cermat dan pahami daftar pertanyaan pada cek kemampuan
sebagai tolak ukur kompetensi yang harus dikuasai dalam job sheet ini.
6. Dianjurkan mempelajari materi urut sesuai BAB
7. Pelajari materi pada Job 1 mengenai syarat-syarat instalasi tenaga berdasarkan
PUIL
8. Pelajari materi pada Job 2 mengenai instalasi motor 3 fasa dengan kendali
magnetik
9. Pelajari materi pada Job 3 mengenai instalasi pada panel daya
10. Pelajari dan Kerjakan tugas Praktikum secara kelompok
11. Bertanyalah kepada dosen atau asisten praktikum jika ada materi yang belum
paham
12. Cermati setiap langkah kerja pada setiap kegiatan belajar
13. Sebaiknya jangan melanjutkan ke materi selanjutnya apabila materi sebelumnya
belum menguasai.
14. Senantiasa mengakhiri pembelajaran dengan berdoa agar ilmu yang diperoleh bisa
bermanfaat.

Praktek Instalasi Listrik Industri | 3


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

I. CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH

Setelah melakukan praktek Instalasi Listrik Industri ini maka diharapkan mahasiswa telah
memiliki kompetensi utama, yaitu :

1. Mahasiswa dapat menginterpresentasikan job sheet Instalasi Penerangan dan


instalasi tenaga tiga fasa pada gambar kerja.
2. Mahasiswa Mampu mengidentifikasi material instalasi listrik terpasang terkait dengan
jenis material, ukuran, dan merk dagang.
3. Mahasiswa mampu melaksanakan pemasangan komponen dan pengkabelan untuk
instalasi penerangan dan instalasi tenaga tiga fasa.
4. Mahasiswa mampu menyeleksi kesesuaian pemeliharaan dengan standar
pemeliharaan yang berlaku.
5. Mahasiswa mampu memberikan saran terkait dengan perbaikan instalasi agar sesuai
dengan standar pemeliharaan yang berlaku.
6. Mahasiswa mampu mennyusun laporan pelaksanaan tugas koordinasi.

II. CAPAIAN PEMBELAJARAN SUB-MATA KULIAH (CPMK)

Minggu ke- Kemampuan Yang Diharapkan (Sub-CPMK)

1 Mahasiswa dapat membaca gambar yang terdapat pada joob sheet, untuk Instalasi
Penerangan tiga fasa dan instalasi tenaga tiga fasa
2 Mahasiswa dapat membuat gambar kerja pemasangan Instalasi Penerangan tiga fasa
dan instalasi tenaga tiga fasa

3 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk instalasi penerangan tiga
phasa dengan mengunakan sumber tegangan pada tempat kerja sesuai dengan
pada sheet.

4 s.d 6 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya dari starting motor Dol (Direc On line) dengan mengunakan sumber
tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet.

7-8 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor pembalik putaran motor dengan mengunakan
sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet.
8-10 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor Bintang Segitiga manual atau otomatis dengan
mengunakan sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet

Praktek Instalasi Listrik Industri | 4


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

Minggu ke- Kemampuan Yang Diharapkan (Sub-CPMK)

11-12 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor Dua Kecepatan motor Dahlander dengan
mengunakan sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet
13-14 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk instalasi tenaga pada
tempat kerja sesuai dengan joob sheet.
15-16 Mahasiswa mampu dan bisa memasang kabel dan wiring untuk instalasi tenaga dan
panel utamanya dengan mengunakan sumber tegangan pada tempat kerja sesuai
dengan joob sheet.
17 Mahasiswa dapat melakukan Trouble shooting joob kerja dan pembongkar job
kerja.
18 Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan (dalam bentuk UAS).

Praktek Instalasi Listrik Industri | 5


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

JOB SHEET 1
SYARAT-SYARAT INSTALASI TENAGA BERDASAR PUIL

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Mahasiswa mampu menjelaskan ketentuan umum perlengkapan listrik
2) Mahasiswa mampu menjelaskan syarat motor listrik
3) Mahasiswa mampu menjelaskan pengawatan perlengkapan listrik
4) Mahasiswa mampu menjelaskan proteksi instalasi listrik

II. CAPAIAN PEMBELAJARAN SUB- MATA KULIAH

Minggu ke- Kemampuan Yang Diharapkan (Sub-CPMK)

1 Mahasiswa dapat mengiterpresentasikan job sheet Instalasi Penerangan tiga fasa dan
instalasi tenaga tiga fasa sesuai dengan PUIL
2 Mahasiswa dapat membuat gambar kerja pemasangan Instalasi Penerangan tiga fasa
dan instalasi tenaga tiga fasa sesuai dengan ketentuan PUIL

III. DASAR TEORI


Maksud dan tujuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik ialah agar pengusahaan
instalasi listrik terselenggara dengan baik, untuk menjamin keselamatan manusia dari bahaya
kejut listrik, keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya, keamanan gedung serta
isinya dari kebakaran akibat listrik, dan perlindungan lingkungan. Persyaratan Umum Instalasi
Listrik ini berlaku untuk semua pengusahaan instalasi listrik tegangan rendah arus bolak-balik
sampai dengan 1000 V dalam bangunan dan sekitarnya baik perancangan, pemasangan,
pemeriksaan dan pengujian, pelayanan, pemeliharaan maupun pengawasannya dengan
memperhatikan ketentuan yang terkait. (PUIL 2000)

3.1 KETENTUAN UMUM PERLENGKAPAN LISTRIK


Dalam melakukan instalasi tenaga listrik, diperlukan perlengkapan listrik yang harus
memiliki ketentuan-ketentuan tertentu. Prihanto (2013) menjelaskan ketentuan umum
perlengkapan listrik mengisyaratkan agar pelaksana lapangan dalam membuat suatu
perancangan dan pelaksanaan instalasi listrik dapat memperoleh keandalan dan keamanan
dalam pemakaiannya. Ketentuan perlengkapan listrik telah diatur oleh PUIL.

Praktek Instalasi Listrik Industri | 6


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

Ketentuan umum perlengkapan listrik sesuai PUIL diantaranya:


1) Disyaratkan perlengkapan listrik harus dirancang sedemikian rupa sehingga dalam
kerja normal tidak membahayakan atau merusak, dipasang secara baik dan harus
tahan terhadap kerusakan mekanis, termal dan kimiawi. (5111, PUIL 2000)
2) Perlengkapan listrik harus dipasang, dihubungkan dan diproteksi sedemikian rupa
sehingga pelayanan dan pemeliharaannya dalam keadaan kerja tidak menyebabkan
bahan yang mudah terbakar menyala. (5121, PUIL 2000)
3) Perlengkapan listrik harus disusun dan dipasang sedemikian rupa sehingga
pelayanan, pemeliharaan dan pemeriksaan dapat dilakukan dengan aman (5131,
PUIL 2000)
4) Bagian aktif perlengkapan listrik disyaratkan isolasi bagian aktif atau bagian yang
mengalirkan arus harus tahan lembab dan tidak mudah terbakar. (5141, PUIL 2000)
5) Selungkup logam dan rangka logam perlengkapan listrik yang bertegangan ke bumi
di atas 50 V, harus dibumikan secara baik dan tepat, dan harus dilengkapi dengan
sekrup atau terminal untuk pembumian (5151, PUIL 2000)
6) Agar tahan terhadap tegangan lebih, perlengkapan listrik harus mempunyai ketahanan
terhadap tegangan impuls pengenal yang tidak lebih kecil dari tingkat tegangan lebih
yang berlaku di tempat instalasi
7) Untuk melayani perlengkapan listrik, setiap peranti yang mempunyai daya minimal 1,5
KW harus dapat dihubungkan dan diputuskan dengan sakelar. Perlengkapan untuk
melayani sakelar motor dan mesin lain yang digerakkan dengan listrik, harus dipasang
sedekat mungkin dengan mesin yang bersangkutan. (518, PUIL 2000)
8) Pada perlengkapan listrik harus dicantumkan keterangan teknis (pemberian tanda)
yang perlu (5191, puil 2000).

3.2 SYARAT MOTOR LISTRIK


Syarat motor listrik (551 puil 2000) menyebutkan bahwa :
1) Pada pelat nama setiap motor harus terdapat keterangan atau tanda mengenai hal
berikut:
a) Nama pembuat;
b) Tegangan pengenal;
c) Arus beban pengenal;
d) Daya pengenal;
e) Frekuensi pengenal dan jumlah fase untuk motor arus bolak-balik;

Praktek Instalasi Listrik Industri | 7


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

f) Putaran per menit pengenal;


g) Suhu lingkungan pengenal dan kenaikan suhu pengenal;
h) Kelas isolasi;
i) Tegangan kerja dan arus beban penuh sekunder untuk motor induksi rotor lilit;
2) Setiap motor dan lengkapannya yang hendak dipasang harus dalam keadaan baik
serta dirancang dengan tepat untuk maksud penggunaannya dan sesuai dengan
keadaan lingkungan tempat motor dan lengkapan tersebut akan digunakan. (5512, puil
2000)
3) Motor harus tahan tetes, tahan percikan air, tahan hujan, kedap air, atau memiliki
kualitas lain yang sesuai dengan keadaan lingkungan tempat motor itu hendak
dipasang. (5513, puil 2000)
4) Motor terbuka yang mempunyai komutator atau cincin pengumpul, harus ditempatkan
atau dilindungi sedemikian rupa sehingga bunga api tidak dapat mencapai bahan yang
mudah terbakar di sekitarnya. (5514, puil 2000)
5) Motor harus dipasang sedemikian rupa sehingga pertukaran udara sebagai
pendinginnya cukup terjamin.(5515, puil 2000)

Syarat pengendalian:
1) Motor harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dijalankan, diperiksa, dan
dipelihara dengan mudah dan aman. (55161, puil 2000)
2) Pemasangan motor harus diusahakan sedemikian rupa sehingga pelat nama motor
mudah terbaca. (55162, puil 2000)
3) Lengkapan pengatur dan perlengkapan kendali harus dapat dijalankan, diperiksa, dan
dipelihara dengan mudah dan aman.( 55163, puil 2000)
4) Motor yang dipasang magun harus dikukuhkan dengan sekrup, baut ataupengukuh
lain yang setaraf.(5517, puil 2000)
5) Motor harus dilindungi dengan tepat di tempat yang kemungkinan besar menimbulkan
kerusakan mekanik. (5518, puil 2000)

Praktek Instalasi Listrik Industri | 8


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

3.3 SYARAT PENGAWATAN PERLENGKAPAN LISTRIK


Dalam melakukan kegiatan pengawatan perlengkapan listrik harus memperhatikan
syarat-syarat tertentu agar proses pengawatan berjalan dengan baik, aman dan lancar.
Sesuai PUIL, syarat pengawatan perlengkapan listrik yaitu:
1) Pengawatan perlengkapan listrik dengan menggunakan kabel fleksibel harus sesuai
dengan maksud dan daerah penggunaannya. Kabel fleksibel hanya dapat digunakan
untuk: (a) pengkawatan lampu gantung, (b) pengkawatan armature penerangan, (c)
pengkawatan lif, (d) pengkawatan Derek atau kran jalan.pengkawatan lampu dan
piranti randah. (5212, puil 2000)
2) Kabel fleksibel tidak boleh digunakan dalam hal: (5213, puil 2000)
a) sebagai pengganti perkawatan pasangan tetap suatu bangunan
b) melewati lubang pada dinding, langit-langit atau lantai.
c) Melalui lubang pada pintu, candela dan semacamnya.
d) kabel fleksibel sedapat mungkin digunakan dalam satu potongan yang utuh

3.4 SYARAT PROTEKSI INSTALASI LISTRIK


Selain memperhatikan ketentuan instalasi listrik yang sesuai PUIL, dalam praktik
instalasi tenaga listrik juga harus memperhatikan system proteksinya. Tujuan adanya proteksi
adalah untuk melindungi dan mengamankan komponen instalasi tenaga listrik.
1) Proteksi Beban Lebih
Proteksi beban lebih (arus lebih) dimaksudkan untuk melindungi motor, dan
perlengkapan kendali motor, terhadap pemanasan berlebihan sebagai akibat beban lebih,
atau sebagai akibat motor tak dapat diasut.(5541, puil 2000). Beban lebih atau arus lebih pada
waktu motor beroperasi, bila bertahan cukup lama, akan mengakibatkan kerusakan atau
pemanasan yang berbahaya pada motor tersebut.
Penggunaan proteksi beban lebih
 Dalam lingkungan dengan gas, uap, atau debu yang mudah terbakar atau mudah
meledak, setiap motor yang dipasang tetap, harus diproteksi terhadap beban lebih.
(55421, puil 2000)
 Setiap motor fase tiga atau motor berdaya pengenal 1 PK atau lebih yang dipasang
tetap dan dijalankan tanpa pengawasan, harus diproteksi terhadap beban lebih.
(55422, puil 2000)
 Gawai proteksi yang dimaksud di atas (3) & (4) tidak boleh mempunyai nilai pengenal,
atau disetel pada nilai yang lebih tinggi dari yang diperlukan untuk mengasutmotor

Praktek Instalasi Listrik Industri | 9


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

pada beban penuh. Waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih
lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada
beban penuh. (5543, puil 2000)
Penempatan unsur sensor
 Jika pengaman lebur digunakan sebagai proteksi beban lebih, pengaman lebur itu
harus dipasang pada setiap penghantar fase. (55441, puil 2000)
 Jika digunakan gawai proteksi yang bukan pengaman lebur, tabel berikut menentukan
penempatan dan jumlah minimum unsur pengindera seperti kumparan trip, relai, dan
pemutus termis. (55442, puil 2000)
 Gawai proteksi beban lebih yang bukan pengaman lebur, pemutus termis atau proteksi
termis, harus memutuskan sejumlah penghantar fase yang tak dibumikan secara
cukup serta menghentikan arus ke motor. (5545, puil 2000)
 Pemutus termis, relai arus lebih, atau gawai proteksi beban lebih lainnya, yang tidak
mampu memutuskan arus hubung pendek, harus diproteksi secukupnya dengan
gawai proteksi hubung pendek. (5546, puil 2000)

Praktek Instalasi Listrik Industri | 10


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

JOB SHEET 2
INSTALASI MOTOR TIGA FASA DENGAN KENDALI MAGNETIK

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Mahasiswa mampu menginterpresentasikan perlengkapan pendukung instalasi
motor listrik
2) Mahasiswa mampu memasang sistem pengendalian motor listrik

II. CAPAIAN PEMBELAJARAN SUB-MATA KULIAH

Minggu ke- Kemampuan Yang Diharapkan (Sub-CPMK)

4 s.d 6 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya dari starting motor Dol (Direc On line) dengan mengunakan sumber
tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet.

7-8 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor pembalik putaran motor dengan mengunakan
sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet.
8-10 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor Bintang Segitiga manual atau otomatis dengan
mengunakan sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet
11-12 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor Dua Kecepatan motor Dahlander dengan
mengunakan sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet

III. DASAR TEORI


Dalam melakukan praktek instalasi listrik industri, tentunya harus ada peralatan
pendukungnya dan sistem kendali yang digunakan. Peralatan yang digunakan untuk instalasi
listrik di antaranya adalah:

3.1 PERLENGKAPAN PENDUKUNG INSTALASI LISTRIK INDUSTRI

1) Thermal Over-load Relay


Dalam instalasi motor listrik, dibutuhkan pengaman terhadap beban lebih dengan
tujuan untuk menjaga dan melindungi motor listrik dari kerusakan yang fatal akibat gangguan

Praktek Instalasi Listrik Industri | 11


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

beban lebih. Thermal Over-load Relay biasanya dipasang didekat sakelar magnet. Gambar 1
menunjukkan diagram kontak dan bentuk fisik Thermal Overload Relay (TOR):

Gambar 1. Diagram kontak dan bentuk fisik Thermal Overload Relay (TOR)

Thermal Overload Relay (TOR) adalah salah satu pengaman motor listrik dari arus
yang berlebihan. Bila Arus yang melewati motor listrik terlalu besar maka akan merusak
beban, oleh sebab itu TOR akan memutuskan rangkaian apabila ada arus listrik yang melebihi
batas beban. Cara kerjanya seperti azas bimetal, yaitu ada dua buah logam yang koefisien
muainya berbeda digandeng jadi satu, sehingga kalau panas akan melengkung. Pemuaian ini
didesain untuk memutus rangkaian bila motor terlalu panas.
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban
(motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau memberi perlindungan kepada
motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih
antara lain:
• Terlalu besarnya beban mekanik dari motor listrik
• Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak
• Terjadinya hubung singkat
• Terbukanya salah satu fasa dari motor listrik 3 fasa.

Gambar 2. Berikut merupakan penyambungan TOR pada Kontaktor Magnet

Praktek Instalasi Listrik Industri | 12


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

3) Miniatur Circuit Breaker (MCB)


MCB berfungsi sebagai pengaman arus lebih. Bekerjanya bila pada rangkaian yang
diamankan mendapat beban yang berlebihan diatas rating arus MCB
, maka bimetal menjadi panas dan melengkung memutuskan kontak listrik untuk
mengamankan rangkaian. Dalam suatu instalasi motor dengan kapasitas arus beban besar
yaitu di atas 100 Ampere, MCB harus dipasang berdekatan dengan pengaman lebur. Simbol
dan bentuk fisik MCB ditunjukkan pada gambar 3:

(a) (b) (c)


Gambar 3. (a) Simbol MCB, (b) MCB 3 Fasa, (c) MCB 1 Fasa

Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan kapasitas dari
MCB tersebut dengan 220 V. Beberapa kegunaan MCB:
 Membatasi Penggunaan Listrik
 Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
 Mengamankan Instalasi Listrik
 Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk
mendeteksi kerusakan instalasi listrik.

3) Kontaktor Magnit
Kontaktor magnit adalah sebuah komponen yang berfungsi sebagai penghubung atau
kontak dengan kapasitas yang besar dengan menggunakan daya minimal. Kontaktor
merupakan jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan
diberi energi. The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor
magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung dan membuka
rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan
membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu,

Praktek Instalasi Listrik Industri | 13


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik.Umumnya terdiri dari 3 pole kontak utama
dan kontak bantu (aux. contact). Lambang dan bentuk fisik kontaktor ditunjukkan pada
Gambar 4.

(a) (b)
Gambar 4. (a) Simbol Kontaktor, (b) Bentuk fisik Kontaktor Magnet

Kontaktor akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85 % dari tegangan kerja,
bila tegangan turun kontaktor akan bergetar. Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas
kemampuan arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak
normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC).
Kontak NO berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila
kontaktor bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat
kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu
membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja
membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.

4) Saklar Impuls
Saklar impuls adalah salah satu jenis saklar yang bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik dengan posisi saklar yang akan berubah setiap impuls bekerja ketika ada
tegangan yang masuk ke coil. Dalam pengoperasiannya, saklar impuls harus dikombinasikan
dengan saklar tekan (push button). Saklar tekan adalah saklar yang dapat menghubungkan
dan memutuskan aliran listrik tanpa adanya penguncian. Dalam mengontrol sebuah beban
(ON atau OFF), saklar tekan berfungsi sebagai kontrol bantu sehingga apabila ada sinyal dari
saklar tekan maka impuls akan bekerja dan membuat beban akan ON atau OFF.

Praktek Instalasi Listrik Industri | 14


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

Tabel 1. Simbol saklar impuls


Simbol Pengertian Simbol

Simbol saklar impuls pada diagram lokasi

Simbol saklar impuls pada diagram pengawatan

Simbol saklar impuls pada diagram kerja

Gambar 5. Bentuk fisik saklar impuls

3.2 SISTEM PENGENDALIAN MOTOR LISTRIK


Sistem pengendalian motor listrik adalah adalah sejumlah kegiatan mulai dari
memasang, merakit, mengamankan, dan mengoperasikan motor hingga peralatan tersebut
dapat bekerja dengan aman. Pengawatan motor listrik adalah kegiatan merakit atau
menghubungkan motor listrik dengan pelengkapan-perlengkapannya sehingga membentuk
suatu sistem instalasi motor listrik. Sistem pengendalian motor listrik bisa dilakukan secara
manual, semi otomatis dan otomatis.

1) Sistem Pengendalian Motor Listrik Secara Manual


Sistem pengendalian motor listrik secara manual adalah sistem pengawatan,
pengamanan, dan pengoperasian motor listrik dengan menggunakan peralatan mekanik yang
dilakukan oleh manusia.

Praktek Instalasi Listrik Industri | 15


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

a. Pengendalian Motor Listrik dengan Saklar ON/OFF


Dengan sakelar ON/OFF motor dapat dihubungkan langsung dengan tegangan jala- jala.
Biasanya sakelar ON-OFF digunakan untuk mengoperasikan motor yang berdaya kecil,
misalnya: motor gergaji; motor gerida; motor bor; dan lain sebagainya. Contoh
Rangkaiannya ditunjukkan pada gambar 6.

Gambar 6. Pengawatan Motor Listrik menggunakan Sakelar ON/OFF

b. Pengendalian Motor dengan Saklar TPST dan TPDT


Motor 3 fasa banyak digunakan pada semua mesin industri, baik untuk daya kecil
maupun untuk daya besar. Untuk motor 3 fasa yang berdaya kecil dapat dioperasikan secara
manual dengan menggunakan sakelar TPST atau TPDT.

Praktek Instalasi Listrik Industri | 16


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

Gambar 7. Pengawatan Motor 3 Fasa menggunakan Sakelar TPST

Gambar 7. Pengawatan Motor 3 Fasa menggunakan Sakelar TPDT

2) Sistem Pengendalian Motor Listrik Secara Semi Otomatis


Sistem pengendalian motor listrik secara semi otomatis pada umumnya digunakan
kontaktor. Penggunaan sarana ini di dalam sistem instalasi motor listrik, banyak diperoleh
keuntungan, di ataranya adalah: (a) pelayanan menjadi mudah; (b) memungkinkan pelayanan
dari jarak yang jauh; (c) keamanan motor lebih terjamin. Satu hal penting yang harus
diperhatikan dalam menggunakan kontaktor magnet adalah: memeriksa berapa tegangan

Praktek Instalasi Listrik Industri | 17


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

kerja belitan magnet dari kontaktor tersebut. Pada umumnya tegangan kerjanya adalah 220
V, tetapi ada juga yang bertegangan 110 volt, 380 Volt, dan tegangan ekstra rendah. Dalam
pengawatannya harus hati-hati jangan sampai tegangan yang dihubungkan melebihi
kapasitas tegangan kerja coil kontaktor, hal ini akan berakibat fatal, yaitu coil langsung
terbakar. Komponen utama dalam pengendalian motor secara semi otomatis diantaranya
Kontaktor Magnit, Overload Load, Timer, Push Button ON-OFF, Push Button dan OFF-REF-
FWD

Contoh Gambar rangkaian kendali semi-otomatis:


1) Rangkaian Motor 3 fasa yang dilayani dari dua tempat dengan kontraktor magnit

Gambar 8. Motor 3 fasa yang dilayani dari dua tempat dengan kontraktor magnit

2) Rangkaian Forward-Reverse Motor 3 fasa dengan kontraktor magnet


Pengendalian Forward-Reverse Motor 3 fasa dengan kontraktor magnet, motor akan
berputar ke kanan (forward) jika terminal belitan/winding motor menerima tegangan RST
dengan R terhubung dengan U, S terhubung dengan V dan T terhubung dengan W. Dan motor
akan berputar ke arah sebaliknya (reverse) jika terminal winding motor menerima tegangan
RST dengan R terhubung dengan U, S terhubung dengan W dan T terhubung dengan V.

Praktek Instalasi Listrik Industri | 18


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

Dengan kata lain tegangan RST dibalik menjadi RTS. Membalik dengan polaritas yang lain
juga bisa, seperti R dengan S, atau R dengan T.
Untuk mengubah atau membalik polaritas tegangan RST itu biasanya digunakan
rangkaian pengendali mekanik dan magnetik yaitu rangkaian kontaktor. Dan sebagai
pengaman motor dipasang juga pelindung motor (thermal overload). Bentuk rangkaiannya
ditunjukan pada gambar. 9 melihatkan rangkaian diagram utama/daya dan rangkaian kontrol
pengendalian Forward-Reverse Motor 3 fasa dengan kontraktor magnet.

(a) (b)
Gambar. 9. Pengendalian Forward-Reverse motor 3 fasa dengan kontraktor magnet
(a) Rangkaian diagram utama/daya (b) Rangkaian kontrol.

3) Rangkaian pengendalian Motor Listrik 3 Fasa dengan Star-Delta


Hubungan star dengan kebutuhan arus yang tinggi memberi hasil putaran motor listrik
dengan kecepatan rendah tapi memiliki torsi yang tinggi, hal ini cocok digunakan untuk
memulai putaran awal pada motor listrik. Sedangkan hubungan delta membutuhkan arus yang
lebih besar sehingga kecepatan putaran motor listrik tinggi. Metode pengendalian motor listrik
Star-Delta mengkombinasikan 2 hubungan tersebut secara berurutan.
Pengendalian Motor listrik dengan Star-Delta banyak digunakan untuk menjalankan
motor induksi rotor sangkar yang mempunyai daya di atas 5 kW (atau sekitar 7 HP). Untuk

Praktek Instalasi Listrik Industri | 19


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

menjalankan motor dapat dipilih starter yang umum dipakai antara lain : saklar rotary Star
Delta, atau dengan menggunakan rangkaian kontaktor magnet. Gambar.10 di bawah adalah
rangkaian daya pengendalian motor listrik 3 fasa dengan menggunakan rangkaian kontaktor
.

Gambar.10. Rangkaian daya Star-Delta motor listrik 3 fasa

Dari gambar di atas dapat kita lihat rangkaian tersebut menggunakan 3 buah
kontaktor. Kontaktor 1 berfungsi sebagai penyalur daya utama ke motor untuk masuk terminal
utama, sedangkan kontaktor 2 dan 3 berturut – turut adalah penyambung hubungan Star-
Delta.

Praktek Instalasi Listrik Industri | 20


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

Gambar.11. Rangkaian kontrol Star-Delta motor listrik 3 fasa

IV. Alat dan Bahan

- Obeng – - MCB 3 Fasa


- Obeng + - MCB 1 Fasa
- Tang Kombinasi - Kabel Jumper
- Tespen - Motor 3 Fasa
- Kontaktor
- TOR/OL
- Push Button NO/NC

Praktek Instalasi Listrik Industri | 21


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

V. Gambar Rangkaian
5.1

5.2

Praktek Instalasi Listrik Industri | 22


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

5.3

Praktek Instalasi Listrik Industri | 23


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

VI. Langkah Kerja


6.1 Pengendalian motor tiga fasa secara DOL
1. Awali praktikum instalasi dengan doa.
2. Buat gambar rangkaian control dan rangkaian daya sesuai dengan gambar
rangkaian 5.1.
3. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
4. Cek alat dan bahan apakah masih berfungsi dengan baik
5. Gunakan APD keselematan kerja dengan baik.
6. Buatlah rangkaian pada box panel sesuai dengan gambar rangkaian 5.1.
7. Lakukan pengecekan dan pengujian rangkaian kontrol dan rangkaian daya
tanpa beban
8. Analisa cara kerja rangkaian
6.2 Pengendalian Forward-Reverse Motor 3 fasa
1. Kerjakan kembali langkah 1-5 pada langkah kerja 6.1 untuk gambar
rangkaian 5.2.
2. Buatlah rangkaian pada box panel sesuai dengan gambar rangkaian 5.2
3. Lakukan pengecekan dan pengujian rangkaian kontrol dan rangkaian daya
tanpa beban
4. Analisa cara kerja rangkaian
6.3 Pengendalian Star-Delta Motor 3 fasa
1. Kerjakan kembali langkah 1-5 pada langkah kerja 6.1 untuk gambar
rangkaian 5.3.
2. Buatlah rangkaian pada box panel sesuai dengan gambar rangkaian 5.3
3. Lakukan pengecekan dan pengujian rangkaian kontrol dan rangkaian daya
tanpa beban
4. Analisa cara kerja rangkaian

VII. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat
1. Sebutkan perlengkapan pendukung instalasi tenaga listrik!
2. Jelaskan fungsi dan cara kerja Thermal Overload Relay!
3. Jelaskan pengertian Time Delay Relay!
4. Jelaskan dan sebutkan macam-macam Sistem Pengendalian Motor Listrik!

Praktek Instalasi Listrik Industri | 24


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

VIII. Penilaian

LEMBAR PENILAIAN

JUDUL JOBSHEET :

NAMA MAHASISWA :

KELAS :

SKOR SKOR YANG


BOBOT ASPEK YANG DINILAI
MAKSIMAL DIPEROLEH
SIKAP, PERILAKU KERJA
….…..
15%
….…..
HASIL KERJA (SKILL) / PRODUK
….…..
….…..
….…..
75% ….…..
….…..
….…..
….…..
PENYELESAIAN KERJA
10% ….…..
….…..
100% JUMLAH SKOR 100 ….……….

INSTRUKTUR/DOSEN

.…………………

Praktek Instalasi Listrik Industri | 25


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

JOB SHEET 3
INSTALASI PADA PANEL DAYA

I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Mahasiswa mampu menjelaskan Ketentuan Pemasangan Instalasi Pada Panel
2) Mahasiswa mampu menjelaskan Pengelompokan Panel
3) Mahasiswa mampu menjelaskan Pengelompokan Beban pada Panel
4) Mahasiswa mampu menjelaskan Ketentuan Pengawatan Panel Daya
5) Mahasiswa mampu menjelaskan Rancangan Tata Letak Instalasi Tenaga pada
Panel Daya

II. CAPAIAN PEMBELAJARAN SUB-MATA KULIAH

Minggu ke- Kemampuan Yang Diharapkan (Sub-CPMK)

13-14 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk instalasi tenaga pada
tempat kerja sesuai dengan joob sheet.
15-16 Mahasiswa mampu dan bisa memasang kabel dan wiring untuk instalasi tenaga dan
panel utamanya dengan mengunakan sumber tegangan pada tempat kerja sesuai
dengan joob sheet.

III. TEORI DASAR

3.1 Ketentuan Pemasangan Instalasi Pada Panel


Pemasangan instalasi dalam panel harus memenuhi persyaratan sesuai dengan
Nomor 621 PUIL 2000 tentang ketentuan umum PHB, di antaranya:
a) PHB harus ditata dan dipasang dengan rapi dan teratur, dan di tempatkan di ruang
yang cukup leluasa.
b) Pemeliharaan dan pelayanan PHB dapat dilaksanakan dengan mudah , aman,
dan bagian-bagian yang penting mudah dicapai
c) Instrumen ukur, tombol, dan sakelar harus dapat dilayani dengan mudah dan
aman tanpa bantuan sarana apapun.
d) Penyambungan saluran masuk dan keluar pada PHB harus menggunakan
terminal sehingga penyambungannya dengan komponen dapat dilakukan dengan
mudah, teratur dan aman.

Praktek Instalasi Listrik Industri | 26


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

e) Terminal kabel kendali harus ditempatkan terpisah dari terminal saluran daya.
f) Semua sambungan dan hubungan penghantar/kabel harus disusun rapi dan
aman
g) Tiap penghantar fase, penghantar netral, dan penghantar pembumi harus dapat
dibedakan secara mudah dengan warna atau tanda yang sesuai.6232, puil 2000)
h) Terminal gawai kendali harus diberi tanda atau lambing yang jelas dan mudah
dilihat, sehingga memudahkan pemeriksaan. (6234, puil 2000)
i) Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu
sakelar, pada setiap hantaran keluar dipasang satu proteksi arus.(6241, puil
2000)
j) Sakelar masuk untuk memutuskan aliran suplai PHB tegangan rendah harus
mempunyai batas kemampuan minimum 10A, dan arus minimum sama besar
dengan arus nominal penghantar masuk tersebut. (6242, puil 2000). Lihat contoh
pada gambar 3.1:

Gambar 3.1. Sakelar masuk untuk memutuskan aliran suplai PHB


(Sumber: Buku PUIL 2000)

Sakelar yang dimaksud dalam 6241 & 6242 (PUIL) di atas tidak diperlukan dalam
hal sebagai berikut:
1) jika PHB mendapat suplai dari saluran keluar suatu PHB lain, yang pada
saluran keluarnya dipasang sakelar yang mudah dicapai dan kedua PHB itu
terletak dalam ruang yang sama, serta jarak antara keduanya tidak lebih dari
5 meter.
2) Jika dengan cara tertentu dapat dilaksanakan pemutusan dan penyambungan
suplai ke PHB tersebut melalui suatu sakelar pembantu, sakelar pembantu
ini harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai.

Praktek Instalasi Listrik Industri | 27


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

3) Jika sakelar itu diganti dengan pemisah, asalkan pada setiap sirkit keluar
dipasang sakelar keluar. (6243, puil 2000)
4) Sakelar masuk harus dipasang dengan ketentuan tidak ada pengaman lebur
dan gawai lainnya yang menjadi bertegangan, kecuali volt meter, lampu
indicator, dan pengaman lebur utama yang dipasang sebelum sakelar masuk,
jika sakelar masuk tersebut dalam keadaan terbuka. (6244, puil 2000).
5) Pada sirkit keluar PHB harus dipasang sakelar keluar, jika sirkit tersebut:
a) Mensuplai tiga buah atau lebih PHB yang lain.
b) Dihubungkan ke tiga buah atau lebih motor atau perlengkapan listrik yang
lain. Hal ini tidak berlaku jika motor tersebut dayanya masing-masing < 1,5
KW dan letaknya dalam ruangan yang sama.
c) Dihubunghkan ke tiga buah atau lebih kotak-kontak yang masing-masing
mempunyai arus nominal lebih dari 16A.
d) Mempunyai arus nominal 100A atau lebih (6251, puil 2000)
6) Ketentuan lain yang harus diperhatikan misalnya : Jika terjadi gangguan tidak
akan meluas; Mudah diperluas bila diperlukan; Mempunyai keandalan yang
tinggi; Konstruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar dan tahan terhadap pengaruh kelembaban.

Contoh Gambar Instalasi pada Panel:


1) Pemasangan Sakelar keluar dilengkapi Pengaman Lebur

Gambar 3.3. Pemasangan Sakelar keluar dilengkapi Pengaman Lebur


(sumber: Prihanto, 2013: 66)

Praktek Instalasi Listrik Industri | 28


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

2) PHB “B & D” tanpa Pemasangan Sakelar Masuk

Gambar 3.3. PHB “B & D” tanpa Pemasangan Sakelar Masuk


(sumber: Prihanto, 2013: 65)

3) Pemasangan MCB Sebagai Sakelar Keluar

Gambar 3.4. Pemasangan MCB Sebagai Sakelar Keluar


(sumber: Prihanto, 2013: 66)

Praktek Instalasi Listrik Industri | 29


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

Menurut Prihanto (2013: 67) panel berfungsi sebagai pembagi daya instalasi. Di suatu
industri biasanya pendistribusian tenaga listrik dibagi atas panel untuk penerangan dan panel
untuk tenaga (motor-motor). Biasanya pada panel tenaga diberi pengaman tegangan nol.
Dengan terpisahnya panel penerangan dan panel tenaga, maka jika terjadi gangguan pada
panel tenaga (pada saat pengaman tegangan nol bekerja) instalasi penerangan tidak
terganggu.

Gambar 3.5. Pengelompokan antara Panel Tenaga & Panel Penerangan


(sumber: Prihanto, 2013: 67)

Untuk instalasi yang lebih besar dipasang perlengkapan hubungan bagi (panel) utama
yang memberi suplai kepada dua panel utama lainnya, yaitu tenaga dan penerangan.
Perlengkapan panel-panel terakhir dilengkapi juga dengan saklar utama. Dalam menentukan
perlengkapan-perlengkapan ( komponen-komponen) panel, seperti sakelar, alat pengaman,
penghantar dan lainnya, selain harus dianalisa juga disesuaikan dengan PUIL yang berlaku.
Adapun syarat umum tentang komponen yang dipasang pada PHB menurut 661 PUIL 2000,
di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Komponen yang dipasang pada PHB harus dari jenis yang sesuai dengan syarat
penggunaannya. (6611, puil 2000)
2) Kemampuan komponen yang dipasang pada PHB harus sesuai dengan
keperluan. (6612, puil 2000)
3) Sakelar, pemisah dan pemutus yang dipasang pada PHB harus mempunyai kutub
yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan banyaknya fase yang
digunakan. Semua kutub harus dapat dibuka atau ditutup secara serentak. (6621,
puil 2000)

Praktek Instalasi Listrik Industri | 30


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

3.3 Pengelompokan Beban pada Panel


Prihanto (2013: 67) mengatakan pada sebuah industri besar yang mempunyai banyak
ruang kerja listrik, tentunya untuk memfasilitasi penyaluran tenaga listrik, diperlukan bebarapa
panel daya dan panel distribusi daya untuk melayani beban-beban listrik penerangan berupa
lampu-lampu penerangan maupun beban-beban listrik tenaga berupa motor-motor listrik
sebagai penggerak mesin. Untuk melaksanakan maksud tersebut, pengelompokan
perlengkapan sirkit, menurut 626, PUIL 2000 dijelaskan sebagai berikut:
Pada PHB yang mempunyai banyak sirkit keluar satu fasa dan tiga fasa, baik untuk
instalasi tenaga maupun untuk instalasi penerangan, gawai proteksi, saklar, dan terminal yang
serupa harus dikelompokkan sehingga:
a) tiap kelompok melayani sebanyak-banyaknya enam buah sirkit;
b) kelompok perlengkapan instalasi tenaga terpisah dari kelompok perlengkapan
instalasi penerangan.
c) kelompok perlengkapan fase tunggal, fase dua, dan fase tiga merupakan
kelompok sendiri-sendiri yang terpisah
Sebaiknya dalam satu panel yang melayani instansi penarangan dan instalasi tenaga
terdapat pemisah saluran. Hal ini dimaksud agar gangguan pada mesin-mesin tidak
mempengaruhi penerangan di tempat itu atau sebaliknya.

IV. Alat dan Bahan


- Obeng – - MCB 3 Fasa
- Obeng + - MCB 1 Fasa
- Tang Kombinasi - Kabel Jumper
- Tespen - Motor 3 Fasa
- Kontaktor
- TOR/OL
- Push Button NO/NC

Praktek Instalasi Listrik Industri | 31


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

V. Gambar Rangkaian

Praktek Instalasi Listrik Industri | 32


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

VI. Langkah Kerja


1. Awali praktikum instalasi dengan doa.
2. Buat gambar rangkaian control dan rangkaian daya sesuai dengan gambar
rangkaian 5.1.
3. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan dalam praktikum
4. Cek alat dan bahan apakah masih berfungsi dengan baik
5. Gunakan APD keselematan kerja dengan baik.
6. Buatlah rangkaian pada box panel utama sesuai dengan gambar rangkaian 5.1.
7. Lakukan pengecekan dan pengujian rangkaian kontrol dan rangkaian daya
tanpa beban
8. Analisa cara kerja rangkaian

VII. Latihan

Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat.


1. Jelaskan ketentuan pemasangan instalasi pada Panel yang diatur oleh PUIL!
2. Gambarkan bagaimana pengelompokan Panel!
3. Jelaskan bagaimana ketentuan pengelompokan beban pada Panel
4. Jelaskan ketentuan pengawatan Panel Daya!
5. Gambarkan contoh tata letak komponen dalam panel!

Praktek Instalasi Listrik Industri | 33


PRAKTIKUM LABORATORIUM/BENGKEL JUDUL PRAKTEK : SEMESTER III
PROGRAM STUDI D2 JALUR CEPAT
INSTALASI LISTRIK JOB KE 1 s.d 3
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK INDUSTRI
NEGERI PADANG

F. Penilaian

LEMBAR PENILAIAN

JUDUL JOBSHEET :

NAMA MAHASISWA :

KELAS :

SKOR SKOR YANG


BOBOT ASPEK YANG DINILAI
MAKSIMAL DIPEROLEH
SIKAP, PERILAKU KERJA
….…..
15%
….…..
HASIL KERJA (SKILL) / PRODUK
….…..
….…..
….…..
75% ….…..
….…..
….…..
….…..
PENYELESAIAN KERJA
10% ….…..
….…..
100% JUMLAH SKOR 100 ….……….

INSTRUKTUR/DOSEN

.…………………

Praktek Instalasi Listrik Industri | 34

Anda mungkin juga menyukai