LISTRIK INDUSTRI
Untuk Mahasiswa
Oleh :
Fitriadi, S.T., M.T.
Witri Onanda, S.T., M.T.
2. Tim Penyusun
Nama/Nip : 1. Fitriadi, ST., MT Nip : 19820314 200212 1 001
: 2. Witri Onanda, ST., MT Nip : 19790627 200604 1 002
4. SKS :3
Mengetahui, Menyetujui,
Direktur Politeknik Negeri Padang Kepala P3AI
Dr. Surfa Yondri, S.T., S.ST., M.Kom. Sukartini, SE., M.Kom., Ak., CA
NIP. 19700609 199903 1 003 NIP. 19730225 200112 2 001
Kata Pengantar
Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Job Sheet Praktek Instalasi Listrik Industri untuk prodi
D-2 Jalur Cepat Pemeliharaan Instalasi Kabel Bertegangan Rendah Jurusan Teknik Elektro
Politeknik Negeri Padang. Job Sheet ini disusun dalam rangka melengkapi perangkat
pembelajaran mata kuliah Praktek Instalasi Listrik Industri.
Penulis mengembangkan Job Sheet ini dengan sajian dan isi materi yang lebih
sederhana dan praktis karena disesuaikan dengan kondisi belajar di prodi D-2 Jalur Cepat
Pemeliharaan Instalasi Kabel Bertegangan Rendah Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Padang. Job Sheet ini dirancang untuk menambah dan melatih kemampuan mahasiswa untuk
melakukan praktikum Instalasi Listrik Industri dengan baik. Penulis mengharapkan masukan
dan kritikan semua pihak terutama dari para dosen yang mengajar mata Mata kuliah Praktek
Instalasi Listrik Industri prodi D-2 Jalur Cepat Pemeliharaan Instalasi Kabel Bertegangan
Rendah Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Padang. Masukan dapat dikirim melalui
email ke alamat fitriadi@pnp.ac.id
Dengan selesainya Job Sheet ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen-
dosen Prodi D-III Teknik Listrik yang telah membimbing dengan baik, kepada kedua orang tua
yang telah mendoakan, kepada teman-teman yang telah memberi semangat dan motivasi
serta kepada dosen kepala yang membantu dalam memvalidasi Job Sheet ini. Semoga Job
Sheet ini dapat bermanfaat dan dapat meningkatkan prestasi akademik prodi D-2 Jalur Cepat
Pemeliharaan Instalasi Kabel Bertegangan Rendah Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri
Padang.
Penulis
Mahasiswa diharapkan dapat berperan aktif dan berinteraksi dengan sumber belajar
yang mendukungnya. Berikut langkah-langkah yang harus diperhatikan agar dapat
menguasai isi job sheet:
1. Bacalah doa sebelum memulai pembelajaran.
2. Bacalah dengan baik standar kompetensi, deskripsi, waktu, dan prasyarat untuk
menggunakan job sheet ini.
3. Bacalah dengan baik dan pahami kerangka isi dalam job sheet
4. Bacalah dengan baik dan pahami tujuan yang akan dicapai setelah mempelajari job
sheet ini.
5. Bacalah dengan cermat dan pahami daftar pertanyaan pada cek kemampuan
sebagai tolak ukur kompetensi yang harus dikuasai dalam job sheet ini.
6. Dianjurkan mempelajari materi urut sesuai BAB
7. Pelajari materi pada Job 1 mengenai syarat-syarat instalasi tenaga berdasarkan
PUIL
8. Pelajari materi pada Job 2 mengenai instalasi motor 3 fasa dengan kendali
magnetik
9. Pelajari materi pada Job 3 mengenai instalasi pada panel daya
10. Pelajari dan Kerjakan tugas Praktikum secara kelompok
11. Bertanyalah kepada dosen atau asisten praktikum jika ada materi yang belum
paham
12. Cermati setiap langkah kerja pada setiap kegiatan belajar
13. Sebaiknya jangan melanjutkan ke materi selanjutnya apabila materi sebelumnya
belum menguasai.
14. Senantiasa mengakhiri pembelajaran dengan berdoa agar ilmu yang diperoleh bisa
bermanfaat.
Setelah melakukan praktek Instalasi Listrik Industri ini maka diharapkan mahasiswa telah
memiliki kompetensi utama, yaitu :
1 Mahasiswa dapat membaca gambar yang terdapat pada joob sheet, untuk Instalasi
Penerangan tiga fasa dan instalasi tenaga tiga fasa
2 Mahasiswa dapat membuat gambar kerja pemasangan Instalasi Penerangan tiga fasa
dan instalasi tenaga tiga fasa
3 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk instalasi penerangan tiga
phasa dengan mengunakan sumber tegangan pada tempat kerja sesuai dengan
pada sheet.
4 s.d 6 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya dari starting motor Dol (Direc On line) dengan mengunakan sumber
tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet.
7-8 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor pembalik putaran motor dengan mengunakan
sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet.
8-10 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor Bintang Segitiga manual atau otomatis dengan
mengunakan sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet
11-12 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor Dua Kecepatan motor Dahlander dengan
mengunakan sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet
13-14 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk instalasi tenaga pada
tempat kerja sesuai dengan joob sheet.
15-16 Mahasiswa mampu dan bisa memasang kabel dan wiring untuk instalasi tenaga dan
panel utamanya dengan mengunakan sumber tegangan pada tempat kerja sesuai
dengan joob sheet.
17 Mahasiswa dapat melakukan Trouble shooting joob kerja dan pembongkar job
kerja.
18 Mahasiswa dapat menjawab pertanyaan (dalam bentuk UAS).
JOB SHEET 1
SYARAT-SYARAT INSTALASI TENAGA BERDASAR PUIL
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Mahasiswa mampu menjelaskan ketentuan umum perlengkapan listrik
2) Mahasiswa mampu menjelaskan syarat motor listrik
3) Mahasiswa mampu menjelaskan pengawatan perlengkapan listrik
4) Mahasiswa mampu menjelaskan proteksi instalasi listrik
1 Mahasiswa dapat mengiterpresentasikan job sheet Instalasi Penerangan tiga fasa dan
instalasi tenaga tiga fasa sesuai dengan PUIL
2 Mahasiswa dapat membuat gambar kerja pemasangan Instalasi Penerangan tiga fasa
dan instalasi tenaga tiga fasa sesuai dengan ketentuan PUIL
Syarat pengendalian:
1) Motor harus dipasang sedemikian rupa sehingga dapat dijalankan, diperiksa, dan
dipelihara dengan mudah dan aman. (55161, puil 2000)
2) Pemasangan motor harus diusahakan sedemikian rupa sehingga pelat nama motor
mudah terbaca. (55162, puil 2000)
3) Lengkapan pengatur dan perlengkapan kendali harus dapat dijalankan, diperiksa, dan
dipelihara dengan mudah dan aman.( 55163, puil 2000)
4) Motor yang dipasang magun harus dikukuhkan dengan sekrup, baut ataupengukuh
lain yang setaraf.(5517, puil 2000)
5) Motor harus dilindungi dengan tepat di tempat yang kemungkinan besar menimbulkan
kerusakan mekanik. (5518, puil 2000)
pada beban penuh. Waktu tunda gawai proteksi beban lebih tersebut tidak boleh lebih
lama dari yang diperlukan untuk memungkinkan motor diasut dan dipercepat pada
beban penuh. (5543, puil 2000)
Penempatan unsur sensor
Jika pengaman lebur digunakan sebagai proteksi beban lebih, pengaman lebur itu
harus dipasang pada setiap penghantar fase. (55441, puil 2000)
Jika digunakan gawai proteksi yang bukan pengaman lebur, tabel berikut menentukan
penempatan dan jumlah minimum unsur pengindera seperti kumparan trip, relai, dan
pemutus termis. (55442, puil 2000)
Gawai proteksi beban lebih yang bukan pengaman lebur, pemutus termis atau proteksi
termis, harus memutuskan sejumlah penghantar fase yang tak dibumikan secara
cukup serta menghentikan arus ke motor. (5545, puil 2000)
Pemutus termis, relai arus lebih, atau gawai proteksi beban lebih lainnya, yang tidak
mampu memutuskan arus hubung pendek, harus diproteksi secukupnya dengan
gawai proteksi hubung pendek. (5546, puil 2000)
JOB SHEET 2
INSTALASI MOTOR TIGA FASA DENGAN KENDALI MAGNETIK
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Mahasiswa mampu menginterpresentasikan perlengkapan pendukung instalasi
motor listrik
2) Mahasiswa mampu memasang sistem pengendalian motor listrik
4 s.d 6 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya dari starting motor Dol (Direc On line) dengan mengunakan sumber
tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet.
7-8 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor pembalik putaran motor dengan mengunakan
sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet.
8-10 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor Bintang Segitiga manual atau otomatis dengan
mengunakan sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet
11-12 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk Rangkaian kontrol dan
rangkaian daya untuk starting motor Dua Kecepatan motor Dahlander dengan
mengunakan sumber tegangan pada panel yang ada sesuai dengan joob sheet
beban lebih. Thermal Over-load Relay biasanya dipasang didekat sakelar magnet. Gambar 1
menunjukkan diagram kontak dan bentuk fisik Thermal Overload Relay (TOR):
Gambar 1. Diagram kontak dan bentuk fisik Thermal Overload Relay (TOR)
Thermal Overload Relay (TOR) adalah salah satu pengaman motor listrik dari arus
yang berlebihan. Bila Arus yang melewati motor listrik terlalu besar maka akan merusak
beban, oleh sebab itu TOR akan memutuskan rangkaian apabila ada arus listrik yang melebihi
batas beban. Cara kerjanya seperti azas bimetal, yaitu ada dua buah logam yang koefisien
muainya berbeda digandeng jadi satu, sehingga kalau panas akan melengkung. Pemuaian ini
didesain untuk memutus rangkaian bila motor terlalu panas.
Relay ini dihubungkan dengan kontaktor pada kontak utama 2, 4, 6 sebelum ke beban
(motor listrik). Gunanya untuk mengamankan motor listrik atau memberi perlindungan kepada
motor listrik dari kerusakan akibat beban lebih. Beberapa penyebab terjadinya beban lebih
antara lain:
• Terlalu besarnya beban mekanik dari motor listrik
• Arus start yang tertalu besar atau motor listrik berhenti secara mendadak
• Terjadinya hubung singkat
• Terbukanya salah satu fasa dari motor listrik 3 fasa.
Cara mengetahui daya maximum dari MCB adalah dengan mengalikan kapasitas dari
MCB tersebut dengan 220 V. Beberapa kegunaan MCB:
Membatasi Penggunaan Listrik
Mematikan listrik apabila terjadi hubungan singkat ( Korslet )
Mengamankan Instalasi Listrik
Membagi rumah menjadi beberapa bagian listrik, sehingga lebih mudah untuk
mendeteksi kerusakan instalasi listrik.
3) Kontaktor Magnit
Kontaktor magnit adalah sebuah komponen yang berfungsi sebagai penghubung atau
kontak dengan kapasitas yang besar dengan menggunakan daya minimal. Kontaktor
merupakan jenis saklar yang bekerja secara magnetik yaitu kontak bekerja apabila kumparan
diberi energi. The National Manufacture Assosiation (NEMA) mendefinisikan kontaktor
magnetis sebagai alat yang digerakan secara magnetis untuk menyambung dan membuka
rangkaian daya listrik. Tidak seperti relay, kontaktor dirancang untuk menyambung dan
membuka rangkaian daya listrik tanpa merusak. Beban-beban tersebut meliputi lampu,
pemanas, transformator, kapasitor, dan motor listrik.Umumnya terdiri dari 3 pole kontak utama
dan kontak bantu (aux. contact). Lambang dan bentuk fisik kontaktor ditunjukkan pada
Gambar 4.
(a) (b)
Gambar 4. (a) Simbol Kontaktor, (b) Bentuk fisik Kontaktor Magnet
Kontaktor akan bekerja normal bila tegangannya mencapai 85 % dari tegangan kerja,
bila tegangan turun kontaktor akan bergetar. Ukuran dari kontaktor ditentukan oleh batas
kemampuan arusnya. Biasanya pada kontaktor terdapat beberapa kontak, yaitu kontak
normal membuka (Normally Open = NO) dan kontak normal menutup (Normally Close = NC).
Kontak NO berarti saat kontaktor magnet belum bekerja kedudukannya membuka dan bila
kontaktor bekerja kontak itu menutup/menghubung. Sedangkan kontak NC berarti saat
kontaktor belum bekerja kedudukan kontaknya menutup dan bila kontaktor bekerja kontak itu
membuka. Jadi fungsi kerja kontak NO dan NC berlawanan. Kontak NO dan NC bekerja
membuka sesaat lebih cepat sebelum kontak NO menutup.
4) Saklar Impuls
Saklar impuls adalah salah satu jenis saklar yang bekerja berdasarkan prinsip
elektromagnetik dengan posisi saklar yang akan berubah setiap impuls bekerja ketika ada
tegangan yang masuk ke coil. Dalam pengoperasiannya, saklar impuls harus dikombinasikan
dengan saklar tekan (push button). Saklar tekan adalah saklar yang dapat menghubungkan
dan memutuskan aliran listrik tanpa adanya penguncian. Dalam mengontrol sebuah beban
(ON atau OFF), saklar tekan berfungsi sebagai kontrol bantu sehingga apabila ada sinyal dari
saklar tekan maka impuls akan bekerja dan membuat beban akan ON atau OFF.
kerja belitan magnet dari kontaktor tersebut. Pada umumnya tegangan kerjanya adalah 220
V, tetapi ada juga yang bertegangan 110 volt, 380 Volt, dan tegangan ekstra rendah. Dalam
pengawatannya harus hati-hati jangan sampai tegangan yang dihubungkan melebihi
kapasitas tegangan kerja coil kontaktor, hal ini akan berakibat fatal, yaitu coil langsung
terbakar. Komponen utama dalam pengendalian motor secara semi otomatis diantaranya
Kontaktor Magnit, Overload Load, Timer, Push Button ON-OFF, Push Button dan OFF-REF-
FWD
Gambar 8. Motor 3 fasa yang dilayani dari dua tempat dengan kontraktor magnit
Dengan kata lain tegangan RST dibalik menjadi RTS. Membalik dengan polaritas yang lain
juga bisa, seperti R dengan S, atau R dengan T.
Untuk mengubah atau membalik polaritas tegangan RST itu biasanya digunakan
rangkaian pengendali mekanik dan magnetik yaitu rangkaian kontaktor. Dan sebagai
pengaman motor dipasang juga pelindung motor (thermal overload). Bentuk rangkaiannya
ditunjukan pada gambar. 9 melihatkan rangkaian diagram utama/daya dan rangkaian kontrol
pengendalian Forward-Reverse Motor 3 fasa dengan kontraktor magnet.
(a) (b)
Gambar. 9. Pengendalian Forward-Reverse motor 3 fasa dengan kontraktor magnet
(a) Rangkaian diagram utama/daya (b) Rangkaian kontrol.
menjalankan motor dapat dipilih starter yang umum dipakai antara lain : saklar rotary Star
Delta, atau dengan menggunakan rangkaian kontaktor magnet. Gambar.10 di bawah adalah
rangkaian daya pengendalian motor listrik 3 fasa dengan menggunakan rangkaian kontaktor
.
Dari gambar di atas dapat kita lihat rangkaian tersebut menggunakan 3 buah
kontaktor. Kontaktor 1 berfungsi sebagai penyalur daya utama ke motor untuk masuk terminal
utama, sedangkan kontaktor 2 dan 3 berturut – turut adalah penyambung hubungan Star-
Delta.
V. Gambar Rangkaian
5.1
5.2
5.3
VII. Latihan
Jawablah pertanyaan berikut ini dengan tepat
1. Sebutkan perlengkapan pendukung instalasi tenaga listrik!
2. Jelaskan fungsi dan cara kerja Thermal Overload Relay!
3. Jelaskan pengertian Time Delay Relay!
4. Jelaskan dan sebutkan macam-macam Sistem Pengendalian Motor Listrik!
VIII. Penilaian
LEMBAR PENILAIAN
JUDUL JOBSHEET :
NAMA MAHASISWA :
KELAS :
INSTRUKTUR/DOSEN
.…………………
JOB SHEET 3
INSTALASI PADA PANEL DAYA
I. TUJUAN PEMBELAJARAN
1) Mahasiswa mampu menjelaskan Ketentuan Pemasangan Instalasi Pada Panel
2) Mahasiswa mampu menjelaskan Pengelompokan Panel
3) Mahasiswa mampu menjelaskan Pengelompokan Beban pada Panel
4) Mahasiswa mampu menjelaskan Ketentuan Pengawatan Panel Daya
5) Mahasiswa mampu menjelaskan Rancangan Tata Letak Instalasi Tenaga pada
Panel Daya
13-14 Mahasiswa mampu dan bisa memasang komponen untuk instalasi tenaga pada
tempat kerja sesuai dengan joob sheet.
15-16 Mahasiswa mampu dan bisa memasang kabel dan wiring untuk instalasi tenaga dan
panel utamanya dengan mengunakan sumber tegangan pada tempat kerja sesuai
dengan joob sheet.
e) Terminal kabel kendali harus ditempatkan terpisah dari terminal saluran daya.
f) Semua sambungan dan hubungan penghantar/kabel harus disusun rapi dan
aman
g) Tiap penghantar fase, penghantar netral, dan penghantar pembumi harus dapat
dibedakan secara mudah dengan warna atau tanda yang sesuai.6232, puil 2000)
h) Terminal gawai kendali harus diberi tanda atau lambing yang jelas dan mudah
dilihat, sehingga memudahkan pemeriksaan. (6234, puil 2000)
i) Pada sisi penghantar masuk dari PHB yang berdiri sendiri harus dipasang satu
sakelar, pada setiap hantaran keluar dipasang satu proteksi arus.(6241, puil
2000)
j) Sakelar masuk untuk memutuskan aliran suplai PHB tegangan rendah harus
mempunyai batas kemampuan minimum 10A, dan arus minimum sama besar
dengan arus nominal penghantar masuk tersebut. (6242, puil 2000). Lihat contoh
pada gambar 3.1:
Sakelar yang dimaksud dalam 6241 & 6242 (PUIL) di atas tidak diperlukan dalam
hal sebagai berikut:
1) jika PHB mendapat suplai dari saluran keluar suatu PHB lain, yang pada
saluran keluarnya dipasang sakelar yang mudah dicapai dan kedua PHB itu
terletak dalam ruang yang sama, serta jarak antara keduanya tidak lebih dari
5 meter.
2) Jika dengan cara tertentu dapat dilaksanakan pemutusan dan penyambungan
suplai ke PHB tersebut melalui suatu sakelar pembantu, sakelar pembantu
ini harus dipasang pada tempat yang mudah dicapai.
3) Jika sakelar itu diganti dengan pemisah, asalkan pada setiap sirkit keluar
dipasang sakelar keluar. (6243, puil 2000)
4) Sakelar masuk harus dipasang dengan ketentuan tidak ada pengaman lebur
dan gawai lainnya yang menjadi bertegangan, kecuali volt meter, lampu
indicator, dan pengaman lebur utama yang dipasang sebelum sakelar masuk,
jika sakelar masuk tersebut dalam keadaan terbuka. (6244, puil 2000).
5) Pada sirkit keluar PHB harus dipasang sakelar keluar, jika sirkit tersebut:
a) Mensuplai tiga buah atau lebih PHB yang lain.
b) Dihubungkan ke tiga buah atau lebih motor atau perlengkapan listrik yang
lain. Hal ini tidak berlaku jika motor tersebut dayanya masing-masing < 1,5
KW dan letaknya dalam ruangan yang sama.
c) Dihubunghkan ke tiga buah atau lebih kotak-kontak yang masing-masing
mempunyai arus nominal lebih dari 16A.
d) Mempunyai arus nominal 100A atau lebih (6251, puil 2000)
6) Ketentuan lain yang harus diperhatikan misalnya : Jika terjadi gangguan tidak
akan meluas; Mudah diperluas bila diperlukan; Mempunyai keandalan yang
tinggi; Konstruksi panel harus kuat, dibuat dari bahan yang tidak mudah
terbakar dan tahan terhadap pengaruh kelembaban.
Menurut Prihanto (2013: 67) panel berfungsi sebagai pembagi daya instalasi. Di suatu
industri biasanya pendistribusian tenaga listrik dibagi atas panel untuk penerangan dan panel
untuk tenaga (motor-motor). Biasanya pada panel tenaga diberi pengaman tegangan nol.
Dengan terpisahnya panel penerangan dan panel tenaga, maka jika terjadi gangguan pada
panel tenaga (pada saat pengaman tegangan nol bekerja) instalasi penerangan tidak
terganggu.
Untuk instalasi yang lebih besar dipasang perlengkapan hubungan bagi (panel) utama
yang memberi suplai kepada dua panel utama lainnya, yaitu tenaga dan penerangan.
Perlengkapan panel-panel terakhir dilengkapi juga dengan saklar utama. Dalam menentukan
perlengkapan-perlengkapan ( komponen-komponen) panel, seperti sakelar, alat pengaman,
penghantar dan lainnya, selain harus dianalisa juga disesuaikan dengan PUIL yang berlaku.
Adapun syarat umum tentang komponen yang dipasang pada PHB menurut 661 PUIL 2000,
di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Komponen yang dipasang pada PHB harus dari jenis yang sesuai dengan syarat
penggunaannya. (6611, puil 2000)
2) Kemampuan komponen yang dipasang pada PHB harus sesuai dengan
keperluan. (6612, puil 2000)
3) Sakelar, pemisah dan pemutus yang dipasang pada PHB harus mempunyai kutub
yang jumlahnya sekurang-kurangnya sama dengan banyaknya fase yang
digunakan. Semua kutub harus dapat dibuka atau ditutup secara serentak. (6621,
puil 2000)
V. Gambar Rangkaian
VII. Latihan
F. Penilaian
LEMBAR PENILAIAN
JUDUL JOBSHEET :
NAMA MAHASISWA :
KELAS :
INSTRUKTUR/DOSEN
.…………………