Anda di halaman 1dari 8

SPEKTRUM GARIS BERBAGAI JENIS ATOM

Ratnasari B1), Desak Made Rianti2), Hasmawati3)


Nur Arizkah

Laboratorium Fisika Modern Universitas Negeri Makassar


e-mail : 1ratnasari.bahar1998@gmail.com, 2desakmaderi356@gmail.com, 3hasmawatiabbas106@gmail.com,

Abstrak. Telah dilakukan percobaan mengenai spektrum garis berbagai jenis atom. Percobaan ini bertujuan
untuk menentukan panjang gelombang spektrum garis atom gas mulia dan logam. Gas yang digunakan pada
percobaan ini adalah gas helium (He). Proses pengambilan data dilakukan dengan cara melakukan pengamatan
melalui teleskop dan menghimpitkan garis vertikal pada teleskop dengan garis warna yang terbentuk, kemudian
menghitung sudut yang dibentuk melalui skala pada spektrometer. Berdasarkan hasil pengamatan diperoleh
bahwa atom memancarkan spektrum warna yang berupa garis diskrit yang terdiri atas deretan warna yaitu
ungu, biru, hijau 1, hijau 2, jingga, dan merah. Hasil dari analisis data menunjukkan bahwa panjang
gelombang spektrum warna berturut-turrut tersebut yaitu 454 nm, 481 nm, 505 nm, 514,5 nm, 595 nm, 671,5
nm.

Kata kunci: Spektrum garis, Panjang gelombang, Teori atom bohr

Abstract. Experiments have been conducted on the spectrum of various types of atoms. This experiment aims
to determine the wavelength of the line spectrum of noble gas atoms and metals. The gas used in this
experiment is Helium (He). The process of data retrieval is done by making observations through a telescope
and squeezing vertical lines on the telescope with the color lines formed, then calculate the angle formed
through the scale on the spectrometer. Based on observations it was found that atoms emit a color spectrum in
the form of discrete lines consisting of rows of colors namely purple, blue, green 1, green 2, orange, and red.
The results of data analysis show that the wavelength of the color spectrum is 454 nm, 481 nm, 505, 514,5 nm,
599 nm, 671,5 nm.

Key word: bohr atomic theory, Line spectrum, wavelength.

PENDAHULUAN
Neils Hendrik David Bohr (1885-1962) bekerja sama dengan Rutherford di Manchester
selama paruh kedua masa tinggalnya di Inggris. Setelah kembali ke Denmark, Bohr mengkaji
sendiri model atom Rutherford secara teoritis. Setelah mengkaji teori tersebut diketahui bahwa
model atom Rutherford tidak konsisten dengan fisika kalsik. Serta model ini tidak dapat
menjelaskan mengapa sebuah atom bersifat stabil. Dari sinilah Bohr tahu bahwa sebuah fisika baru
perlu digunakan untuk mengatasi masalah ini, yaitu dengan menggunakan teori Planck.
Ide pertama Bohr yaitu membatasi jumlah orbit yang mungkin bagi sebuah elektron dengan
mensyaratkan hanya dapat memiliki nilai-nilai diskrit, yaitu sebuah nilai energi yang terkuantitasi.
Namun Bohr mengalami kendala untuk mengaitkan dengan rumus spektral. Kemudian Bohr
mengetahui persamaan Balmer dan butuh beberapa minggu Bohr menyempurnakan ide model
teoritisnya.
Jika sebuah gas diletakkan di dalam tabung kemudian arus listrik dialirkan ke dalam tabung,
gas akan memancarkan cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh setiap gas berbeda-beda dan
merupakan karakterisktik gas tersebut. Cahaya dipancarkan dalam bentuk spektrum garis dan bukan
spektrum yang kontinyu. Kenyataan bahwa gas memancarkan cahaya dalam bentuk spektrum garis

1
diyakini berkaitan erat dengan struktur atom. Karenanya, spektrum garis atomik dapat digunakan
untuk menguji kebenaran dari sebuah model atom.
Atom dalam suatu unsur dapat menghasilkan spektrum emisi (spektrum diskrit) yang
dapat diamati dengan menggunakan alat spectrometer. Spektrum garis membentuk suatu deretan
warna cahaya dengan panjang gelombang berbeda. Spektrum emisi yang dapat dihasilkan suatu
atom dapat diamati dengan menggunakan alat spektrometer. Spektrum garis membentuk suatu
deretan warna cahaya dengan panjang gelombang berbeda. Adanya spektrum garis yang
dihasilkan setiap unsur yang terdiri atas deretan warna dengan panjang gelombang yang berbeda-
beda pertama kali diamati pada gas hidrogen oleh Niels Bohr.
Percobaan ini dilakukan untuk melakukan pengamatan terhadap spektrum garis yang
dihasilkan oleh berbagai jenis atom gas mulia dan gas logam serta menentukan panjang gelombang
dari setiap spektrum garis yang dihasilkan atom-atom tersebut, adapun pada percobaan ini atom
yang diamati spektrumnya adalah Helium (He).

METODE EKSPERIMEN
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah spektrometer optik, kisi Rowland, Transformer
6V AC, 12 V AC dan Universal Choke 230 V 50 Hz. Dan bahan yang digunakan yaitu spektrum
lampu Helium (He). Sebelum melakukan percobaan, terlebih dahulu dilakukan pengaturan atau
penyetelan spektrometer optik.

Gambar 2. Rangkaian percobaan spektrum garis berbagai jenis atom

Untuk menunjukkan adanya spektrum garis helium (He), maka bagian teleskop pada
spektrometer optik diputar kearah kanan terlebih dahulu secara perlahan sampai teramati garis warna
pertama pada orde 1. Kemudian mengimpitkan garis vertikal yang ada pada teleskop dengan garis
warna pertama yang teramati dan membaca penunjukan skala pada spektrometer sebagai θkanan
orde 1, selanjutnya terus memutar teleskop secara perlahan sehingga teramati garis-garis warna
yang sama berikutnya sebagai orde 2, serta mencatat setiap penunjukan skalanya sebagai θkanan
untuk orde 2.
Selanjutnya dengan cara yang sama, memutar teleskop pada spektrometer optik secara
perlahan ke arah kiri dan mengulangi langkah yang sama seperti pada pembacaan θkanan serta
membaca masing-masing penunjukan skala pada spektrometer sebagai θkiri untuk masing-masing
orde 1 dan orde 2.
2
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Pengamatan
30 SN = 29 SU dimana, 1 SU = 0,5
30 SN = 1
1
SN = 30
SN = 0,0333
NST = 0,05-0,0333
= 0,0167
1
Δθ = x NST
n
1
= 1 x 0,0167
= 0,0167

N = 600 lines/mm = 6x10-4 lines/nm

Tabel 1. Hasil Pengamatan Spektrum Garis Gas Helium (He)


∆𝒂
Orde Warna Spektrum 𝟐
(Ɵkanan +Ɵkiri) (°)
Ungu |16,1252 ± 0,0334|

Biru |17,2084 ± 0,0334|

Hijau 1 |18,1251 ± 0,0334|


1
Hijau 2 |18,3755 ± 0,0334|

Jingga |21,2921 ± 0,0334|

Merah |24,2500± 0,0334|

Ungu |32,3502 ± 0,0334 |

Biru |34,3251 ± 0,0334 |


Hijau 1 |36,2335± 0,0334 |
2
Hijau 2 |37,2086 ± 0,0334|
Jingga |44,5583 ± 0,0334 |
Merah |52,3337 ± 0,0334|

Analisis Data
Menentukan Panjang gelombang

sin
 2
n. N
Ketidak pastian panjang gelombang

3
𝛿𝜆
Δ𝜆 = | | ΔΔα
𝛿∆𝛼
Δα
sin 2
|𝛿 ( 𝑛𝑁 )|
Δ𝜆 = ΔΔα
𝛿∆𝛼
| |

1 Δα
Δ𝜆 = | cos | ΔΔα
2𝑛𝑁 2
1 Δα
Δ𝜆 | 2𝑛𝑁 cos 2 |
=| ΔΔα
𝜆 Δα |
sin 2
𝑛𝑁
Δα
1 cos 2
Δ𝜆 = | ( ) ΔΔα| 𝜆
2 sin Δα
2
1 ∆∆𝑎
Δ𝜆 = | ( )| 𝜆
2 tan Δα
2
Δ𝜆
KR = 𝑥100%
𝜆
PF = |𝜆 ± Δ𝜆| satuan

Panjang gelombang setiap spektrum warna


Orde 1
a. Ungu
Panjang gelombang

sin
 2
n. N
∆α
sin
λungu = n.N
2

sin 16,1252
λungu = 𝑙𝑖𝑛𝑒
1×6×10−4
𝑛𝑚
λungu = 0,0462895 X 104 nm

λungu = 463 nm

Ketidak pastian panjang gelombang


1 ∆∆𝑎
Δ𝜆 = | ( )| 𝜆
2 tan Δα
2
1 0,0334
Δ𝜆 = | ( )| 463 𝑛𝑚
2 tan 16,1251

4
1 0,0334
Δ𝜆 = | ( )| 463 𝑛𝑚
2 0,289111694

Δ𝜆 = 26,74433501 nm

Δ𝜆
KR = 𝑥100%
𝜆
26,74433501 nm
KR = 𝑥100%
463 nm

= 5,8 % (2 AB)

PF = |𝜆 ± Δ𝜆|nm

𝜆 = |4,6 ± 0,3| x 102 nm

Dengan menggunakan cara yang sama, maka diperoleh nilai λ dari setiap analisis data yaitu
sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Analisis data Spektrum Garis Gas Helium pada Orde 1 dan 2
Orde Warna Panjang Gelombang (nm)
Spektrum
Ungu |4,6 ± 0,3| x 102
1
Biru |4,9 ± 0,3| x 102

Hijau 1 |5,2 ± 0,3| x 102


Hijau 2 |5,2 ± 0,3| x 102

Jingga |605 ± 26|

Merah |684 ± 25|

2 Ungu |445 ± 12 |

Biru |469 ± 12 |

Hijau 1 |492 ± 11 |
Hijau 2 |504 ± 11|

Jingga |585 ± 11 |
Merah |659 ± 8|

Menentukan 𝝀𝒓𝒂𝒕𝒂−𝒓𝒂𝒕𝒂
∆𝜆 +∆𝜆
𝜆̅ = 1 2 2
Ketidakpastian 𝜆𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
∆𝜆̅ = ∆𝜆1 + ∆𝜆2

5
Δ𝜆
KR = 𝑥100%
𝜆
PF = |𝜆̅ ± ∆𝜆̅| satuan

Panjang gelombang rata-rata


a. Ungu
Nilai 𝜆𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎

∆𝜆1 +∆𝜆2
𝜆̅ = 2
m

463+445
𝜆̅𝑢𝑛𝑔𝑢 =
2

𝜆̅𝑢𝑛𝑔𝑢 = 454 nm

Ketidakpastian 𝜆𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
∆𝜆̅ = ∆𝜆1 + ∆𝜆2
∆𝜆̅𝑢𝑛𝑔𝑢 = 26,7443+11,7327
= 38,477 nm

Ketidakpastian Relatif
Δ𝜆
KR = 𝑥100%
𝜆
38,477 nm
KR = 454 nm × 100%

= 8,5 % (2 AB)

Pelaporan Fisika
PF = | 𝜆̅ ± ∆𝜆̅| satuan
λ = |4,5 ± 0,4 | x 102 nm

Dengan menggunakan cara yang sama, maka diperoleh nilai 𝜆𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎 dari setiap analisis
data yaitu sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Analisis rata-rata data Spektrum Garis Gas Helium


Warna Spektrum λ Rata-rata λ Teori
(nm) (nm)
Ungu 454 380-450
Biru 481 450-495
Hijau 1 505 495-570
Hijau 2 514,5 495-570
Jingga 595 590-620
Merah 671,5 620-750
Pembahasan
Pada percobaan spektrum garis berbagai jenis atom, dimana pada percobaan ini memiliki
tujuan yaitu menunjukkan adanya spectrum diskrit/garis atom hydrogen/ gas mulia dan logam

6
lainnya, menentukan panjang gelombang spectrum garis atom gas mulia dan logam, dan
menggunakan rumus balmer untuk menentukan konstanta Rydberg. Dalam percobaan ini hanya
mengamati spektrum garis gas helium (He) dan kemudian menghitung panjang gelombang dengan
menganalisis data nilai hasil pengamatan dari setiap spektrum garis warna yang muncul atau nampak.
Berdasarkan hasil pengamatan diketahui bahwa pada saat teleskop diputar ke kanan secara
perlahan maka akan teramati spektrum garis diskrit untuk warna yang berbeda-beda. Adapun warna
spektrum garis yang berhasil teramati berturut-turut adalah ungu, biru, hijau 1, hijau 2, jingga, dan
merah dengan nilai panjang gelombang yang berbeda-beda untuk masing-masing warna. Setelah
warna merah teleskop yang masih diputar secara perlahan akan kembali teramati spektrum garis
warna ungu yang menandakan bahwa spektrum garis telah memasuki orde ke dua. Begitupun
sebaliknya ketika teleskop diputar secara perlahan ke arah kiri maka akan teramati warna spektrum
garis yang sama ketika teleskop diputar ke kanan.
Hasil pengamatan yang kami peroleh sudah sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
setiap atom memancarkan spektrum warna yang berbeda-beda dengan panjang gelombang
yang berbeda pula. Spektrum garis warna merah memiliki panjang gelombang yang terpanjang,
sedangkan yang terpendek adalah spektrum garis warna ungu. Warna yang muncul di teleskop yang
teramati pada saat praktikum yang kami lakukan hampir sama dengan warna spektrum garis gas
helium. Dari hasil analisis data diatas, dapat dilihat bahwa terdapat nilai panjang gelombang yang
agak menyimpang atau tidak sesuai dengan nilai panjang gelombang berdasarkan teori. Warna
spektrum garis yang memiliki panjang gelombang menyimpang adalah ungu 454 nm yang
seharusnya berada pada rentang nilai panjang gelombang 380-450 nm namun nyatanya berada pada
rentang panjang gelombang 450-495 nm yang seharusnya ditempati spektrum garis warna biru.
Perbedaan panjang gelombang yang diperoleh secara praktikum dengan secara teori
diakibatkan karena kurangnya telitinya praktikan, dalam mensejajarkan garis vertical yang ada pada
teleskop dengan warna spektrum garis yang teramati pada teleskop, sehingga menyebabkan adanya
perbedaan dalam penunjukkan skala pada spectrometer, dan ketika melihat garis yang berhimpit
antara skala utama dan skala nonius dan juga kurang cermat melakukan pembacaan penunjukkan
skala yang terbentuk antara penunjukkan skala utama dengan penunjukkan skala noniusnya yang
diakibatkan karena tempat pengambilan data berada pada ruang gelap dan minimnya cahaya sehingga
mengakibatkan kelirunya kami saat membaca penunjukkan skala.
Setelah menghitung nilai panjang gelombang, kami juga membuktikan apakah persamaan
deret Balmer juga berlaku untuk atom helium. Berdasarkan hasil pengamatan dan hasil analisis data
kami memperoleh bahwa persamaan deret Balmer tidak berlaku pada atom helium. Persamaan
Balmer tersebut dapat digunakan pada gas helium apabila konstanta Balmer (B) untuk setiap panjang
gelombang nilainya kosntan. Namun berdasarakan percobaan dan hasil analsisi data, kami
mendapatkan nilai konstanta Balmer berbeda untuk setiap panjang gelombang.

KESIMPULAN
1. Pada proses praktikum dapat dilihat bahwa gas helium (He) menghasilkan warna-warna garis
spektra yang diantaranya yaitu: ungu, nila, hijau tua, hijau muda, jingga, dan merah serta memiliki
panjang gelombang yang berbeda satu sama lain. spektrum garis gas helium dapat dilihat pada
θkanan maupun θkiri spektrometer.
2. Panjang gelombang spektrum garis atom gas helium yang kami peroleh untuk setiap warna yaitu
ungu: 454 nm, biru: 481 nm, hijau tua: 505 nm, hijau muda: 514,5 nm, jingga: 595 nm dan merah:
671,5 nm. Nilai panjang gelombang untuk setiap spektrum warna berbeda-beda dikarenakan

7
setiap spektrm warna memiliki cirri khas nya tersendiri. Spektrum warna merah memiliki panjang
gelombang yang paling besar dan spektrum warna ungu memilki panjang gelombang warna
paling kecil.
3. Pengaplikasian dari rumus deret Balmer tidak cocok untuk digunakan pada gas atom helium (He).
Persamaan Balmer dapat digunakan pada gas helium apabila konstanta Balmer (B) untuk setiap
panjang gelombang nilainya kosntan.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Giancoli, Douglas C. 2001. Fisika. Jakarta: Erlangga

[2] Krane, Kenneth. 2014. Fisika Modern (Terjemahan Hans J. Wospakrik) Jakarta : UI Press

[3] Rosana, Dadan, dkk. 2003. Konsep Dasar Fisika Modern. Yogyakarta. JICA

[4] Subaer, dkk. 2013. Penuntun Praktikum Eksperimen Fisika I. Unit Laboratorium Fisika Modern
Jurusan Fisika FMIPA UNM

Anda mungkin juga menyukai