Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR 2

KISI DIFRAKSI

Dosen Pengampu: Hadi Pramono M, Pd.

Di susun oleh:

Nama : Rosianah
NIM : 1413162040
Kelas/Semester : Biologi-A/II
Kelompok :4
Asisten Praktikum : Sutisna
Vivi Sophie Elfada

LABORATORIUM BIOLOGI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2014
KISI DIFRAKSI

A.Tujuan

Menentukan panjang gelombang (λ) cahaya tampak

B. Dasar Teori

Suatu sifat gelombang yang menarik adalah bahwa gelombang dapat


dibelokkan oleh rintangan. Secara makroskopis, difraksi dikenal sebagai gejala
penyebaran arah yang dialami seberkas gelombang ketika menjalar melalui suatu
celah sempit atau tepi tajam sebuah benda. Gejala ini juga dianggap sebagai salah
satu ciri khas gelombang yang tidak memiliki partikel, karena sebuah partikel
yang bergerak bebas melalui suatu celah tidak akan mengalami perubahan arah.
(Fransesco,1618)
Ditinjau secara makroskopis, gelombang elektromagnet yang tiba pada
permukaan sebuah layar (screen) akan menggetarkan elektron bagian luar dari
atom-atom layar itu. Diumpamakan cahaya yang ditinjau bersifat monokromatis
yang berarti bahwa medan listriknya berosilasi dengan frekuensi tertentu. Maka
setelah tercapai keadaan stasioner dalam waktu singkat, elektron-elektron tersebut
akan berosilasi dengan frekuensi tertentu dan dengan frekuensi yang sama. Antara
gelombang datang dan semua gelombang radiasi elektron akan terjadi proses
interferensi yang mantap. (Grimaldi,1663)
Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya.
Alat ini terdiri dari sejumlah besar slit-slit paralel yang berjarak sama. Suatu kisi
dapat dibuat dengan cara memotong garis-garis paralel di atas permukaan plat
gelas dengan mesin terukur berpresisi tinggi. Celah diantara goresan-goresan
adalah transparan terhadap cahaya dan arena itu bertindak sebagai celah-celah
yang terpisah. Sebuah kisi dapat mempunyai ribuan garis per sentimeter. Dari data
banyaknya garis per sentimeter kita dapat menentukan jarak antar celah atau yang
disebut dengan tetapan kisi (d) , jika terdapat N garis per satuan panjang, maka
tetapan kisi d adalah kebalikan dari N, yaitu: d =1/N
(Suparmono,2005:27)
Difraksi adalah penyebaran gelombang, contohnya cahaya, karena adanya
halangan. Semakin kecil halangan, penyebaran gelombang semakin besar. Hal ini
bisa diterangkan oleh prinsip Huygens, tiap bagian celah berlaku sebagai sebuah
sumber gelombang. Dengan demikian, cahaya dari satu bagian celah dapat
berinterferensi dengan cahaya dari bagian yang lain dan intensitas resultannya
pada layar bergantung pada arah θ yang dirumuskan sebagai berikut:

I = Io sin [β/ β]2

dengan Io adalah intensitas cahaya awal dan β beda fase yang besarnya adalah β=
(πd/λ) sin θ. Agar mendapatkan pola interferensi cahaya pada layar maka harus
digunakan dua sumber cahaya yang koheren (cahaya dengan beda fase tetap).
Percobaan Young menggunakan satu sumber cahaya tetapi dipisahkan menjadi
dua bagian yang koheren, sedangkan percobaan Fresnel menggunakan dua sumber
koheren, sehingga pada layar terjadi pola-pola terang (interferensi konstruktif =
maksimum) dan gelap (interferensi destruktif = minimum). (Anonim,2009)
Pembelokan gelombang yang disebabkan oleh adanya penghalang berupa
celah disebut difraksi gelombang. Sama halnya dengan gelombang, cahaya yang
dilewatkan pada sebuah celah sempit juga akan mengalami lenturan. Difraksi
cahaya terjadi juga pada celah sempit yang terpisah sejajar satu sama lain pada
jarak yang sama. Celah sempit yang demikian disebut kisi difraksi. Semakin
banyak celah pada sebuah kisi, semakin tajam pola difraksi yang dihasilkan pada
layar. (Widiatmoko, 2008)
Jika berkas cahaya monokhromatis dijatuhkan pada sebuah kisi, sebagian
akan diteruskan sedangkan sebagian lagi akan dibelokkan. Akibat pelenturan
tersebut, apabila kita melihat suatu sumber cahaya monokhromatis dengan
perantaraan sebuah kisi, akan tampak suatu pola difraksi berupa pitapita terang.
Intensitas pita-pita terang mencapai maksimun pada pita pusat dan pita-pita
lainnya yang terletak dikiri dan kanan pita pusat. Intensitas pita berkurang untuk
warna yang sama bila pitanya jauh dari pita pusat. Pita-pita terang terjadi bila
selisih lintasan dari cahaya yang keluar dari dua celah kisi yang berurutan
memenuhi persamaan:
m λ= d sin θ atau d.Y/L = m λ

dimana :
m = orde pola difraksi (0,1,2,.........)
d = jarak antara dua garis kisi (konstanta kisi)
λ = panjang gelombang cahaya yang digunakan
θ = sudut lenturan (difraksi)
Y= jarak terang pusat dengan orde ke-n
L= jaral layar ke kisi difraksi
(Sutrisno, 1983: 43)
Jika cahaya yang digunakan berupa cahaya polikhromatis, kita akan
melihat suatu spectrum warna. Spektrum yan paling jelas terlihat adalah spektrum
dari orde pertama (m=1). (Anonim,2012)

C. Alat dan Bahan

 Kisi difraksi
 Sumber cahaya
 Mistar 100 cm
 Lensa cenbung
 Statif dan penjepit

D. Prosedur Kerja

1. Letakkan kisi seperti gambar di bawah, dengan jarak 100 cm dari layer (L
= 100 cm)
2. Kemudian diamati spectrum yang terjadi melalui kisi
3. Ukurlah jarak antara dua buah pita seorde yang berwarna sama, lalu
masukkan data kedalam tabel
4. Setelah itu diulangi langkah ke-4 untuk L = 95 cm, 90 cm, 85 cm, dan 80
cm.
E. Hasil Pengamatan

1. Tabel Pengamatan kisi 100 mm

No Kisi Spektrum m p (m) l (m) d (m) λ (m)


warna (orde)
1 100 mm Ungu 1 0,007 18 x 10-2 0,01 3,8 x 10-4
Biru 1 0,008 18 x 10-2 0,01 4,4 x 10-4
Hijau 1 0,009 18 x 10-2 0,01 5 x 10-4
Kuning 1 0,010 18 x 10-2 0,01 5 x 10-4
Merah 1 0,012 18 x 10-2 0,01 6 x 10-4
Hijau 2 0,018 18 x 10-2 0,01 5 x 10-4
Kuning 2 0,019 18 x 10-2 0,01 5,2 x 10-4
Merah 2 0,023 18 x 10-2 0,01 6,3 x 10-4
Ungu 2 0,025 18 x 10-2 0,01 6,9 x 10-4
Hijau 3 0,030 18 x 10-2 0,01 5 x 10-4
Kuning 3 0,034 18 x 10-2 0,01 6,2 x 10-4
Merah 3 0,038 18 x 10-2 0,01 7 x 10-4
Hijau 4 0,046 18 x 10-2 0,01 6,3 x 10-4
Kuning 4 0,053 18 x 10-2 0,01 7,3 x 10-4
Merah 4 0,054 18 x 10-2 0,01 7,5 x 10-4

2. a) Tabel pengamatan kisi 300 mm

No Kisi Spektrum m p (m) l (m) d (m) λ (m)


warna (orde)
2 300 mm Ungu 1 0,02 0,22 0,003 2,7 x 10-4
Biru 1 0,022 0,22 0,003 3,0 x 10-4
Hijau 1 0,025 0,22 0,003 3,4 x 10-4
Kuning 1 0,026 0,22 0,003 3,5 x 10-4
Orange 1 0,027 0,22 0,003 3,6 x 10-4
Merah 1 0,03 0,22 0,003 4,1 x 10-4
Ungu 1 0,04 0,22 0,003 5,4 x 10-4
Biru 1 0,05 0,22 0,003 6,8 x 10-4
Hijau 1 0,055 0,22 0,003 7,5 x 10-4
Kuning 1 0,057 0,22 0,003 10,2 x 10-3
Orange 1 0,058 0,22 0,003 7,9 x 10-4
Merah 1 0,06 0,22 0,003 8,1 x 10-4

b) Perhitungan kisi 300 mm


a. Orde 1
d= 1 = 1 = 0,003 mm
N 300

(Ungu) λ = d . p (Kuning) λ = d . p
l.m l.m
= 0,003 . 0,04 = 0,003 . 0,026
0,22 . 1 0,22 . 1
= 0,00006 = 0,000078
0,22 0,22
= 0,00027 m = 0,00035
= 2,7 x 10-4 m = 3,5 x 10-4 m
(Biru) λ = d . p (Orange) λ = d . p
l.m l.m
= 0,003 . 0,022 = 0,003 . 0,027
0,22 . 1 0,22 . 1
= 0,00006 = 0,000081
0,22 0,22
= 0,0003 m = 0,00036
= 3 x 10-4 m = 3,6 x 10-4 m
(Hijau) λ = d . p (Merah) λ = d . p
l.m l.m
= 0,003 . 0,025 = 0,003 . 0,03
0,22 . 1 0,22 . 1
= 0,000075 = 0,00009
0,22 . 1 0,22
= 0,00034 = 0,00041
= 3,4 x 10-4 m = 4,1 x 10-4
b. Orde 2 = 0,00012
(Ungu) λ = d . p 0,22
l.m = 0,00054 m
= 0,003 . 0,04 = 5,4 x 10-4 m
0,22 . 1 (Biru) λ = d . p
l.m = 0,000225
= 0,003 . 0,05 0,22
0,22 . 1 = 0,00102
= 0,00015 = 10,2 x 10-3 m
0,22 (Orange) λ = d . p
= 0,00068 m l.m
= 6,8 x 10-4 m = 0,003 . 0,058
(Hijau) λ = d . p 0,22 . 1
l.m = 0,000174
= 0,003 . 0,055 0,22
0,22 . 1 = 0,00079
= 0,000165 = 7,9 x 10-4 m
0,22 . 1 (Merah) λ = d . p
= 0,00075 l.m
= 7,5 x 10-4 m = 0,003 . 0,06
0,22 . 1
(Kuning) λ = d . p = 0,00018
l.m 0,22
= 0,003 . 0,057 = 0,00081
0,22 . 1 = 8,1 x 10-4m

3. Tabel pengamatan 600 mm

No Kisi Spektrum m p (m) l (m) d (m) λ (m)


warna (orde)
3 600 mm Ungu 1 0,025 0,1 1,7 x 10-6 42,5 x 10-8
Biru 1 0,03 0,1 1,7 x 10-6 51 x 10-4
Hijau 1 0,035 0,1 1,7 x 10-6 59,5 x 10-4
Kuning 1 0,04 0,1 1,7 x 10-6 68 x 10-4
Orange 1 0,045 0,1 1,7 x 10-6 76,5 x 10-4
Merah 1 0,05 0,1 1,7 x 10-6 85 x 10-4
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai kisi difraksi. Secara makroskopis,
difraksi dikenal sebagai gejala penyebaran arah yang dialami seberkas gelombang
ketika menjalar melalui suatu celah sempit atau tepi tajam sebuah benda.
Sedangkan berdasarkan teori pengertian kisi difraksi merupakan suatu piranti
untuk menganalisis sumber cahaya.
Pengamatan pada menentukan kisi difraksi dengan cara sebagai berikut:
awalnya letakkan kisi seperti gambar di bawah, dengan jarak 100 cm dari layer
(L=100 cm), kemudian diamati spectrum yang terjadi melalui kisi. Lalu ukurlah
jarak antara dua buah pita seorde yang berwarna sama, lalu masukkan data
kedalam tabel, dan setelah itu diulangi langkah ke-4 untuk L = 95 cm, 90 cm, 85
cm, dan 80 cm.
Praktikum ini mengamati tentang kisi difraksi 100 mm, 300 mm, dan 600
mm. Namun kelompok praktikum saya hanya mengamati kisi difraksi yang 300
mm, berdasarkan hasil pengamatan dan perhitungan pada kisi difraksi 300 mm
terdapat 2 orde dan setiap ordenya terdapat sinar dengan berbagai warna yang
sama diantaranya warna ungu, biru, hijau, kuning, orange dan merah. Pada hasil
perhitungan orde pertama yang berwarna ungu menghasilkan λ = 2,7 x 10 -4 m,
pada warna biru menghasilkan λ = 3 x 10-4 m, pada warna hijau menghasilkan λ =
3,4 x 10-4 m, pada warna kuning menghasilkan λ = 3,5 x 10 -4 m, pada warna
orange menghasilkan λ = 3,6 x 10-4 m dan pada warna merah menghasilkan λ =
4,1 x 10-4 m. Sedangkan, hasil perhitungan orde kedua pada warna ungu
menghasilkan λ = 5,4 x 10-4 m, pada warna biru menghasilkan λ = 6,8 x 10-4 m,
pada warna hijau menghasilkan λ = 7,5 x 10-4 m, pada warna kuning menghasilkan
λ = 10,2 x 10-3 m, pada warna orange menghasilkan λ = 7,9 x 10 -4 m, dan pada
warna merah menghasilkan λ = 8,1 x 10-4 m.
G. Kesimpulan
Setelah dilakukan pengamatan dengan diperoleh hasil pengamatan serta
pembahasan dapat disimpulkan bahwa:
 Kisi difraksi merupakan suatu piranti untuk menganalisis sumber cahaya.
 Pada pengamatan kisi difraksi 300 mm terdapat dua orde. Dari masing-
masing orde terdapat sinar dengan berbagai warna yang sama yaitu: ungu,
biru, hijau, kuning, orange dan merah.
 Hasil perhitungan pada orde pertama yang berwarna ungu menghasilkan λ
= 2,7 x 10-4 m, warna biru menghasilkan λ = 3 x 10 -4 m, warna hijau
menghasilkan λ = 3,4 x 10-4 m, warna kuning menghasilkan λ = 3,5 x 10-4
m, warna orange menghasilkan λ = 3,6 x 10-4 m dan pada warna merah
menghasilkan λ = 4,1 x 10-4 m.
 Hasil perhitungan pada orde kedua yang berwarna ungu menghasilkan λ =
5,4 x 10-4 m, warna biru menghasilkan λ = 6,8 x 10-4 m, warna hijau
menghasilkan λ = 7,5 x 10-4 m, warna kuning menghasilkan λ = 10,2 x 10 -3
m, warna orange menghasilkan λ = 7,9 x 10 -4 m, dan pada warna merah
menghasilkan λ = 8,1 x 10-4 m.

Peer-Assessment
Aspek Maeni Neneng Annisa Neneng Iqlima Rosianah
Kerjasama 1 3 2
Disiplin 2 1 3
Keterampilan 3 2 1
Keaktifan 1 3 2
Jumlah 7 9 8

Cirebon, 17 Maret 2014

Rosianah
DAFTAR PUSTAKA
Supramono, Eddy.2005. Fisika dasar II. Malang: UM Press.
Sutrisno. 1983 Fisika Dasar. Bandung: ITB.
Zaelani,ahmad.2006. Bimbingan Pemantapan Fisika. Bandung: Yrama Widya.
Anonim.2012.http://goes2physic.blogspot.com/2012/02/laporan-praktikum-kisi-
difraksi.html. Diakses pada tanggal 05 April 2014 pukul 19:43 WIB.
LAMPIRAN

Hasil kisi difraksi Penangkapan cahaya


Kisi difraksi
Pemasangan rangkaian
alat kisi difraksi

Layar penangkap

Alat-alat

Rangkaian alat
Rel presisi 100 cm
kisi difraksi

Anda mungkin juga menyukai