Anda di halaman 1dari 17

DATA PENGAMATAN

PRAKTIKUM KONSERVASI SUMBERDAYA PERAIRAN 2023


Kelompok 6B
Nama anggota :
1. Alzarotun Fasiroh L1A020010
2. Salsabiilaa Intan Baiduri L1A020022
3. Widia Gusti Rahmah L1A020024
4. Wildan Tsalas Mufadhil L1A020026
5. Asmi Ulya Palupi L1A020080

Acara I Praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan Secara In-Situ Aspek Kualitas Air
 Aspek yang dicari
 Fisika  Suhu Air, Kekeruhan, Salinitas
 Kimia  pH, DO
 Alat bahan yang dibutuhkan
Termometer, keping saschi disk, handrefactormeter, kertas lakmus/ ph meter, botol
winkler, pipet, tisu, larutan KOH-KI, H2SO4 pekat, Na2CO3 0,01 N, MnSO4.
 Pengukuran dilakukan dengan mengambil sampel air menggunakan botol Winkler
sebanyak 250 mL. Pengambilan sampel air dilakukan dengan hati-hati, jangan sampai
terjadi gelembung udara dalam botol. Sampel air dalam botol, ditambah MnSO4 dan
KOH-KI masing-masing sebanyak 1 mL. Botol sampel ditutup, lalu dihomogenkan
dengan membolak-balikan botol sebanyak ± 15 kali dan didiamkan beberapa saat sampai
terbentuk endapan berwarna coklat. Setelah itu ke dalam botol tersebut ditambahkan
H2SO4 pekat 1 mL. Botol kemudian ditutup dan dihomogenkan kembali sampai semua
endapan larut. Selanjutnya diambil sebanyak 100 mL dan dimasukkan ke dalam
erlenmeyer, kemudian ditambahkan indikator amilum 0,5% sebanyak 10 tetes yang
menyebabkan warnanya berubah menjadi biru tua. Selanjuttnya, dititrasi dengan
Na2S2O3 0,025 N sampai warna biru tepat hilang. Volume Na2S2O3 0,025 N yang
dipergunakan untuk titrasi dicatat.

Aspek
Fisika Kimia
Stasiun
Salinitas Kekeruhan
Suhu (°C) (ppt) (m) pH DO
1 29°C 18 0,65 m 6 1,6 mg/L
2 29°C 18 0,50 m 5 1 mg/L
3 30°C 18 0,55 m 6 1,2 mg/L
Lampiran ACARA 1

Lampiran 1. Perhitungan Kekeruhan

1. Stasiun 1
d 1+ d 2
Kekeruhan (m) =
2
50+80
=
2
= 65 cm
= 0,65 m
2. Stasiun 2
d 1+ d 2
Kekeruhan (m) =
2
40+60
=
2
= 50 cm
= 0,50 m
3. Stasiun 3
d 1+ d 2
Kekeruhan (m) =
2
40+70
=
2
= 55 cm
= 0,55 m

Lampiran 2. Perhitungan DO

1. Stasiun 1
1.000
DO = x p x q x8
100

1.000
= x 0 ,8 x 0,025 x 8
100
= 1,6 mg/L
2. Stasiun 2
1.000
DO = x p x q x8
100

1.000
= x 0 ,5 x 0,025 x 8
100
= 1 mg/L
3. Stasiun 3
1.000
DO = x p x q x8
100

1.000
= x 0 ,6 x 0,025 x 8
100
= 1,2 mg/L

Acara II Praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan Secara In-Situ Aspek Biologi Air
 Aspek yang dicari
Biologi Data
Makrobenthos Keanekaragaman jenis, keseragaman, dominansi
makrobenthos

 Alat bahan yang dibutuhkan


Transek 1m x 1m, larutan formalin 4%, akuades, nampan plastik, kantong plastik 1kg
kertas label, dan alat tulis.
Makrobenthos
Transek 1 x 1 m
Stasiu Keanekaragaman Keseragaman Dominansi
n Nama spesies Jumlah (H’) (E) (D)
Cerithidea cingulat 14 0,539 0,301 0,431
1 Melampus coffeus 6 1,386 0,774 0,431
Hemigrapsus sanguineus 4 1,792 1,000 0,431
Total 24 1,792
Neritina pulluger 14 0,452 0,146 0,483
2 Chicoreus capucinu 1 3,091 1,000 0,483
Melampus nucleolus 1 3,091 1,000 0,483
Cassidula aurisfelis 6 1,299 0,420 0,483
Total
3 Batillaria attramentaria 3 1,386 1,000 0,625
Neritina pullugera 9 0,288 0,208 0,625
Total 12 1,386
Acara III Praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan Secara In-Situ Aspek Hewan Dan
Vegetasi Darat
 Alat dan bahan: Transek 1x1 m, 5x5 m, 10x10 m
Alat dan bahan keterangan
Tali rafia
Gunting
Patok/kayu/paku
Meteran kain
Alat tulis
Alat dokumentasi

 Data yang dibutuhkan


Aspek Hewan Aspek Vegetasi Darat
1. Nama spesies 1. Pohon (10x10m) [ciri= diameter > 10 cm]
2. Jumlah individu  Jenis
3. Foto dan video spesiesnya  Jumlah
 Diameter
2. Anakan(5x5m) [ciri= diameter 1,5 cm < x < 10 cm]
 Jenis
 Jumlah
3. Semai(1x1) [ciri= diameter < 1,5 cm]
 Jenis
 Jumlah
4. Foto dan video spesiesnya
Masing-masing transek 3 ulangan

 Data yang dihitung


Aspek Hewan Aspek Vegetasi Darat
1. Keragaman jenis 1. Keragaman jenis
2. Dominansi 2. Kepadatan
3. Dominansi
Acara III Praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan Secara In-Situ Aspek Hewan Dan
Vegetasi Darat
 Alat dan bahan: Transek 1x1 m, 5x5 m, 10x10 m
Alat dan bahan keterangan
Tali rafia
Gunting
Patok/kayu/paku
Meteran kain
Alat tulis
Alat dokumentasi

 Data yang dibutuhkan


Aspek Hewan Aspek Vegetasi Darat
4. Nama spesies 5. Pohon (10x10m) [ciri= diameter > 10 cm]
5. Jumlah individu  Jenis
6. Foto dan video spesiesnya  Jumlah
 Diameter
6. Anakan(5x5m) [ciri= diameter 1,5 cm < x < 10 cm]
 Jenis
 Jumlah
7. Semai(1x1) [ciri= diameter < 1,5 cm]
 Jenis
 Jumlah
8. Foto dan video spesiesnya
Masing-masing transek 3 ulangan

 Data yang dihitung


Aspek Hewan Aspek Vegetasi Darat
3. Keragaman jenis 4. Keragaman jenis
4. Dominansi 5. Kepadatan
6. Dominansi
1. Data Hewan Darat
Stasiun 1
Plot 1
1x1 5x5 10x10
Ikan gelodok = 3  Ikan gelodok = 4  Ikan gelodok = 35
 Kepiting bakau =12  Kepiting bakau = 9

Plot 2
1x1 5x5 10x10
 Ikan gelodok = 3  Ikan gelodok = 3
 Laba-laba = 2  Laba-laba = 4
 Kepiting bakau = 3
Plot 3
1x1 5x5 10x10
 Tokek = 1
 Ikan gelodok 1
 Kepiting bakau = 1

Stasiun 2
Plot 1
1x1 5x5 10x10
Plot 2
1x1 5x5 10x10

Plot 3
1x1 5x5 10x10
Mudskipper = 2  Kepiting = 1  Kepiting = 2
 Mudskipper = 3  Mudskipper = 5
2. Data Vegetasi Darat
Stasiun 1
Plot 1
1x1 5x5 10x10
Semai Anakan Pohon
 Jenis : Rhizopora  Jenis : Rhizopora  Jenis : Rhizopora
mucronata mucronata mucronata
 Jumlah : 6  Jumlah : 10  Jumlah : 20
 Diameter :
1. 19,43 cm
2. 12,42 cm
3. 17,83 cm
4. 14,01 cm
5. 10.51 cm
6. 11.46 cm
7. 12,42 cm
8. 11.78 cm
9. 10.51 cm
10. 13,38 cm
11. 12,42 cm
12. 14,65 cm
13. 12,10 cm
14. 11,78 cm
15. 11,46 cm
16. 12,42 cm
17. 12,42 cm
18. 12,42 cm
19. 13,06 cm
20. 21,02 cm
Plot 2
1x1 5x5 10x10
Semai Anakan Pohon
 Jenis : Rhizopora  Jenis : Rhizopora  Jenis : Rhizopora
mucronata mucronata mucronata
 Jumlah : 2  Jumlah : 6  Jumlah : 9
 Diameter :
1. 12,26 cm
2. 10,83 cm
3. 10,19 cm
4. 12,58 cm
5. 10,99 cm
6. 12,58 cm
7. 16,56 cm
8. 14,01 cm
9. 11,15 cm

Plot 3
1x1 5x5 10x10
Semai Anakan Pohon
 Jenis : Rhizopora  Jenis : Rhizopora  Jenis : Rhizopora
mucronata mucronata mucronata
 Jumlah : 3  Jumlah : 11  Jumlah : 7
 Diameter :
1. 13,85 cm
2. 13,06 cm
3. 11,15 cm
4. 10,75 cm
5. 11,39 cm
6. 16,24 cm
7. 15,29 cm

Stasiun 2
Ulangan 1
1x1 5x5 10x10
Semai Anakan Pohon
 Jenis : Rhizopora  Jenis : Rhizopora  Jenis :
mucronata mucronata 2. Rhizopora
 Jumlah : 10  Jumlah : 16 mucronata
3. Bruguiera
gymnorrhiza
 Jumlah : 8
 Diameter :
Rhizopora mucronata
8. 17.83 cm
9. 15.28 cm
10. 18.31 cm
11. 10.51 cm
Bruguiera gymnorrhiza
12. 18.47 cm
13. 14.96 cm
14. 15.28 cm
15. 31.84 cm
16. 11.46 cm
17. 26.75 cm
18. 14.33 cm
19. 11.14 cm
20. 12.42 cm
21. 15.60 cm
Ulangan 2
1x1 5x5 10x10
Semai Anakan Pohon
 Jenis : Rhizopora  Jenis : Rhizopora  Jenis : Rhizopora
mucronata mucronata mucronata
 Jumlah : 2  Jumlah : 9  Jumlah : 10
 Diameter :
1. 13,22 cm
2. 13,06 cm
3. 22,20 cm
4. 27,39 cm
5. 30,58 cm
6. 13,38 cm
7. 32,71 cm
8. 22,30 cm
9. 23,89 cm
10. 21,34 cm

Ulangan 3
1x1 5x5 10x10
Semai Anakan Pohon
Jumlah : 6  Jenis : Rhizopora  Jenis :
mucronata 4. Rhizopora
 Jumlah : 5 mucronata
5. Avicennia alba
 Jumlah : 8
 Diameter :
Rhizopora mucronata
22. 10,83 cm
23. 10,83 cm
24. 10,30 cm
25. 11,57 cm
Avicennia alba
26. 17,52 cm
27. 15,92 cm
28. 14,49 cm
1. 22,93 cm
Acara IV Praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan Secara In-Situ Aspek Keberadaan
Dan History Lokasi Konservasi
 Metode wawancara
 Perlengkapan: alat dokumetasi dan alat tulis
 Aspek-aspek yang diperhatikan berkaitan dengan konservasi mangrove di pantai Tritih
 Data yang dibutuhkan
Data Primer (Wawancara) Data Sekunder
Menyiapkan 10 pertanyaan berbobot sesuai -
aspek (disiapkan oleh asisten)

Data Kuesioner
Pewawancara 1: Alzarotun Fasiroh
Narasumber 1
Nama : Sri Muji Setianingsih (Petugas loket)
Umur : 53 Tahun
Alamat: Jalan Nusantara Rt 06/Rw 06 Tritih Kulon, Cilacap Utara (asal Jepara)
Daftar Pertanyaan:
1. Bagaimana sejarah Kawasan Ekowisata Tritih?
Jawaban : Kawasan Ekowisata Tritih mulai di namani tumbuhan mangrove sejak tahun
1978. Setelah di tanami pohon, banyak masyarakat yang datang berkunjung setiap
harinya dan pemerintah setempat berinisiatif untuk membangun tempat duduk. Semalin
hari pengunjung di kawasan ekowisata ini semakin bertambah sehingga pemerintah
setembat melakukan peresmian pada 1 Januari 1990. Luwas kawasan ekowisata
mangrove yaitu 10 hektar.
2. Bagaimana cara pengelolaan Kawasan Ekowisata Tritih?
Jawan : Pengelolaan kawasan ekowisata hutan mangrorove di lakukan dengan cara
penjagaan kawasan supaya tidak terjadi penebangan liar. Pembuatan kolam budidaya
kepiting dan ikan untuk membantu perekonomian tempat ekowisata dan pemberian
gubuk tempat istirahat yang di lengkapi oleh kedai minuman dan makanan, penanaman
pohon mangrove di wilayah yang masih sedikit tanaman mangrove. Kemudain
pendekatan sosialisasi terhadap masyarakat juga sudah di adakan yang bertujuan untuk
membentuk kesadaran pentingnya hutan mangrove di wilayah pesisir.
3. Apa saja jenis vegetasi yang ada di kawasan ini?
Jawaban : jenis vegetasi yang berada di kawasan ekowisata Tritih yaitu tanaman bakau.
Tanaman bakau di sini ada Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera sexangula, Ceriops
candolleana, Ceriops decandra, Lumnitzera racemonsa, Nypa fruticans, Rhyzopora
Apiculata, Rhyzopora mucronata, Sonneratia alba, Sonneratia caseolaris, Xylocarpus
granatum, Xylocarpus moluccensis.
4. Apa saja hewan yang ada di Kawasan ini?
Jawaban : Hewan yang ada di kawasan ekowisata yaitu Alap-alap, Bangau tonglong,
Blekok, Bubut jawa, Burung raja udang, Cekakak Hijau, Elang Jawa, Elang, Prenjak
Jawa, Saeran, Kipasan Belang, Gelatik jawa, Burung Kuntul, Ayam Hutan Hijau,
Biawak, Katak Hijau, Tokek, Ular Kobra, Ular sanca, Babi Hutan, Trenggiling, Kera
ekor panjang, Kucing hutan, Linsang Menyero, Burung deruk, ikan glodok, ikan
belang, kerang totok dan kerang tanggal.
5. Bagaimana peran pemerintah dalam pengelolaan Kawasan ini?
Jawaban : kawasan ekowisata mangrove di kelola oleh pihak perhutani yang kemudian
di jalankan oleh LMDH dan Pemda. Untuk pembagian hasil yaitu perhutani 35%,
LMDH 35% dan pemda 30%. Namun pada kenyataannya pihak yang langsung
mengelola kawasan ekowisata yaitu dari pihak perhutani sendiri.
6. Apakah ada peraturan mengenai perlindungan Kawasan Ekowisata Tritih?
Jawaban : peraturan yang di buat oleh pihak perhutani sudah ada undang-undangnya.
Contoh dari peraturannya yaitu di larang menebang pohon, membawa senjata tajam
seperti pesau dan senapan dan dilarang memaku pohon karena dapat merusak pohon.
7. Apakah ada kerja sama dengan instansi terkait konservasi?
Jawaban : kerjasama dengan instansi terkait dapat di contohkan dengan pengambilan
sampel kualitas air yang di lakukan oleh PT. Holcim.
8. Apakah ada peran masyarakat dalam pengelolaan kawasan ini?
Jawaban : peran masyarakat untuk kawasan konservasi yaitu menjaga kawasan
konservasi supaya tidak ada penebangan liar.
9. Bagaimana perbedaan kondisi saat awal didirikan hingga saat ini?
Jawaban : kondisi mangrove pada awal di dirikan masi kecil-kecil dan bagian
mangrove di dekat dermaga banyak yang rusak oleh manusia di karenakan penebangan
oleh masyarakat sebagai kayu bakar. Namun, setelah supsidi gas dan kompor dari
pemerintah, masyarakat sudah mulai mengurangi penebangan mangrove dan beralih ke
pengguna gas LPJ. Setelah di lakukan pembukaan pada tahun 1990 kerusakan terjadi
karena alam misalnya tersambar petir dengan jumlah sekitar 20 pohon. Untuk
perbandingan kondisinya sudah lebih baik sekarang karena masyarakat setempat jauh
lebih besar kesadaran akan lingkungan di sekitarnya.
10. Sarana prasarana apa saja yang dapat mendukung upaya konservasi?
Jawaban : belum ada sarana dan prasarana yang dapat mendukung upaya konservasi di
kawasan ekowisata mangrove. Dulu sempat ada yaitu untuk kolam
Acara V Praktikum Praktikum Konservasi Sumberdaya Perairan Secara Ex-Situ
 Alat : Kuisioner, alat tulis, alat dokumentasi di tambahkan
 Metode : Metode yang digunakan adalah Survei dengan mengumpulkan data cara
pengamatan (observasi) dan penggunaan kuisioner.
 Aspek yang diamati:
Gambar, klasifikasi, morfologi, habitat, distribusi, status konservasi, upaya konservasi.
 Cara Kerja :
a. Mahasiswa mempelajari bahan praktikum online dengan cara mengamati dan
melakukan observasi dari video praktikum.
b. Link video
https://drive.google.com/drive/folders/11xXJNzXJDr_tn4WOc7kwlFw6aL5XoCY3?
usp=share_link
c. Tiap kelompok mendapatkan tugas observasi berdasarkan spesies yang telah
ditentukan
d. Data yang diperoleh dari video praktikum dan referensi lain dikumpulkan menjadi satu
kesatuan sebagai laporan praktikum.

Anda mungkin juga menyukai