A. Tujuan
1. Mengamati dan memahami peristiwa resonansi dari gelombang suara
2. Menentukan kecepatan merambat gelombang suara di udara
3. Menentukan frekuensi dari suatu garputala
B. Dasar Teori
Resonansi merupakan suatu fenomena dimana sebuah sistem yang bergetar dengan amplitudo
yang maksimum akibat adanya impuls gaya yang berubah-ubah yang bekerja pada impuls
tersebut. Kondisi seperti ini dapat terjadi bila frekuensi gaya yang bekerja tersebut berimpit atau
sama dengan frekuensi getar yang tidak diredamkan dari system tersebut.
Dalam teknologi komunikasi, resonansi sangat memegang peranan penting dalam penalaan
(penangkapan) gelombang elektromagnetik (EM) seperti pada pesawat penerima radio, televisi,
telepon seluler dan sebagainya.Seperti yang telah dikemukakan bahwa syarat terjadinya
resonansi adalah adanya sumber gelombang yang mempunyai frekuensi yang sama dengan
frekuensi alamiah suatu benda. . Resonansi bunyi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu sistem
fisis yang diakibatkan oleh sistem fisis lain yang bergetar dengan frekuensi tertentu (Tipler,
1998). Contoh dari peristiwa resonansi bunyi adalah sebuah garpu tala yang digetarkan pada
tabung. Akibat adanya garpu tala yang bergetar maka tabung akan ikut bergetar dan merapat
pada pipa organa tertutup. Pada pipa organa tertutup maka pantulan gelombang resonansi yang
terjadi berupa simpul dan pada pipa organa terbuka berupa perut (Bueche dan Hecht, 2006). Jika
posisi dengung(L1,L2, dst) dapat ditentukan maka akan memudahkan untuk mencari nilai panjang
gelombang yang dihasilkan (Lubis dan lizalidiawati, 2005).
Adapun Persamaan yang digunakan:
Dari Persamaan tersebut diketahui bahwa L1 merupakan jarak saat resonansi pertama
terjadi. Hal ini dilihat pada ketinggian air di tabung resonasi saat tabung reservoir
diturunkan dan diperoleh nilai amplitudo maksimum dengan melihat perubahan tegangan
yang terjadi. Resonansi kedua terjadi bila:
L2 merupakan jarak kolom udara saat terjadi resonansi kedua apabila amplitudo
maksimum ke-2 terlihat saat ada perubahan tegangan kembali .
Dengan didapatkannya nilai ⋋ dari Persamaan (1) dan Persamaan (2), maka nilai cepat
rambat gelombang bunyi di udara (v) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan:
V = f. ⋋
dimana:
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s) f =
frekuensi garpu tala (Hz)
⋋ = panjang gelombang (m)
Cepat rambat bunyi di udara sangat dipengaruhi oleh suhu udara. Semakin tinggi suhu
udara maka nilai cepat rambat bunyi akan semakin besar dan sebaliknya. Bunyi dapat
merambat di udara bebas dengan kecepatan 340 m/s pada suhu 15⁰ C (Wulansari, 2013).
Bunyi merupakan gelombang mekanik jenis longitudinal yang merambat dan sumbernya
berupa benda yang bergetar. Bunyi bisa didengar sebab getaran benda sebagai sumber
bunyi menggetarkan udara di sekitar dan melalui medium udara bunyi merambat sampai
ke gendang telinga, sebenarnya merupakan variasi tekanan udara secara periodik di
sepanjang lintasan perambatannya. Tekanan udara periodik inilah yang mnggetarkan
selaput gendang telinga.Bunyi yang dapat didengar manusia berada pada kawasan
frekuensi pendengaran, yaitu antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz (Shoedojo, 2004).
Bunyi bisa didengar sebab getaran benda sebagai sumber bunyi menggetarkan udara di
sekitar dan melalui medium udara bunyi merambat sampai ke gendang telinga,
sebenarnya merupakan variasi tekanan udara secara periodik di sepanjang lintasan
perambatannya.
C. Skema Praktikum
1. Dicatat suhu, tekanan dan kelembaban ruangan sebelum dan sesudah percobaan.
2. Diukur diameter bagian dalam tabung beberapa kali.
3. Diusahakan agar permukaan air dekat dengan ujung atas dengan mengatur
reservoir (jangan sampai tumpah).
4. Digetarkan Garputala yang telah diketahui frekuensinya dengan pemukul
garfutala. Untuk menjamin keamanan tabung gelas lakukanlah permukaan
garfutala jauh dari tabung.
5. Didekatkan garputala yang bergetar pada ujung atas tabung.
6. Dengan pertolongan reservoir turunkan permukaan air perlahan-lahan sehingga
pada suatu tinggi tertentu terjadi resonansi (terdengar suara mengaung). Ini adalah
resonansi ordo pertama.
7. Kedudukan permukaan air.
8. Diturunkan lagi permukaan air sampai terjadi resonansi ordo kedua, catat
kedudukan ini.
9. Diulagi percobaan No. 3 sd 8 untuk memastikan tepatnya tempat-tempat
terjadinya resonansi.
10. Diulangi percobaan No. 3 sd 9 dengan menggunakan garputala yang lain.
D. Data Praktikum
Data Pengamatan
Pengukuran 1
No
d( m ) r (m) e (m )
1 0,0360 0,018 0,0108
E. Perhitungan
Pengukuran 1
(r) x
x
= 0,01793 m
x
= 0,0359 m
b. perhitungan (e)
e = 0,6 . r
Perhitungan 1
e = 0,6 . 0,018
= 0,0108 m
Perhitungan 2
e = 0,6 . 0,01785
= 0,01071 m
Rata – rata
(e) x
x
= 0,01076 m
a. perhitungan (v)
V= 2F(L1-L0)
Perhitungan 1
V= 2F(L1-L0)
= 2.918 (0,256-0,077)
= 328,644 m/s
Perhitungan 2
V= 2F(L1-L0)
= 2. 918 (0,256-0,078)
= 326,808 m/s
x
x
= 327,726 m/s
b. Perhitungan (e)
Perhitungan 1
e=
= 0,0125 m
Perrhitungan 2
e=
= 0,0110 m
Rata – rata
(e) x
x
= 0,0118 m
Rata – rata
L0 x
x
= 0,0775 m
Rata – rata L1 x
x
= 0,256 m
Rata – rata f x
x
= 918 Hz
a. Perhitungan (f)
f=
Perhitungan 1 f =
= 602,438 Hz
Perhitungan 2 f =
= 623,053 Hz
Rata – rata x
x
= 612,745 Hz
b. Perhitungan (e)
e=
Perhitungan 1 e=
= 0,0050 m
Perhitungan 2 e=
= 0,0025 m
x
= 0,0038 m
Rata – rata L0
x
= 0,130 m
Rata – rata L1 x
x
= 0,398 m
x
= 327,726 m/s
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dalam dua tahap yaitu pada garpu tala 1 dan
garpu tala 2. Diketahui Diameter pada pengukuran 1 adalah 0,0360m dan 0,0357m. Dalam
mencari jari-jari menggunakan rumus 𝑟 = 𝐷/2 didapatkan data jari-jari sebesar 0,018m dan
0,01785m. untuk mecari e dapat digunakan rumus 𝑒 = 0,6 𝑥 𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖.
Pada percobaan garpu tala 1 diketahui 𝐿0 sebesar 0,077 m dan 0,078 m dengan rata-rata
sebesar 0,0775m.
Kemudian diketehaui L1 diketahui sebesar 0,256m dan f sebesar 918 Hz. Selanjutnya
untuk mencari 𝑣 dapat digunakan rumus 𝑉 = 2 ⋅ 𝑓(𝐿1 − 𝐿0) dan didapatkan data praktikum sebesar
328,644 m/s dan 328,808m/s dengan rata-rata 327,726m/s. Untuk mencari e dapat menggunakan
rumus 𝑒 = 𝐿1−3𝐿0 mendapatkan hasil 2 0,0125m dan 0,0110m dengan rata-rata 0,0118m.
Pada percobaan kedua menggunakan garpu tala 2 didapatkan Lo sebesar 0,131 m dan 0,
129 m dengan rata-rata sebesar 0,130 m. Kemudian didapatkan L1, sebesar 0,403 m dan 0,392 m
dengan rata-rata 0,398m. Hasil dari v adalah hasil dari perhitungan rata-rata dari garpu tala 1
yaitu 327,726m/s. Dicari f dengan rumus 𝑓 = 𝑣
, didapatkan f sebesar 602,438 Hz 623,053
Hz
2(𝐿1−𝐿0)
dan didapatkan rata-rata sebesar 612,746 Hz. Digunakan rumus 𝑒 = 𝐿1−3𝐿0 mendapatkan hasil 2
0,0050m dan 0,0025m dengan rata-rata 0,004m.
Kesimpulan
Dari praktikum fisika dasar kali ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
• Resonansi terjadi apabila frekuensi garpu tala sama dengan gelombang bunyi pada kolom
udara.
• Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang bergetar
karena keduanya memiliki frekuensi yang sama atau memiliki frekuensi.
• Perambatan gelombang memerlukan medium Gelombang menjalar adalah suatu
penjalaran gangguan, energi atas atau momentum.
• Gelombang datang secara terus menerus maka akan terjadi resonansi
Daftar Pustaka
Hamdani.2020, “Jurnal_Pendidikan_Informatika_dan_Sains”
Tipler, Paul A. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Wulansari, Mulya. (2013). “Cepat Rambat Bunyi”
Soal praktikum
1. Lengkapi data praktikum diatas
Jawab : sudah pada slide sebelumnya
2. Berikan kesimpulan mengenai praktikum ini
Jawab :
Dari praktikum fisika dasar kali ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
• Resonansi terjadi apabila frekuensi garpu tala sama dengan gelombang bunyi pada kolom
udara.
• Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang bergetar
karena keduanya memiliki frekuensi yang sama atau memiliki frekuensi.
• Perambatan gelombang memerlukan medium Gelombang menjalar adalah suatu
penjalaran gangguan, energi atas atau momentum.
• Gelombang datang secara terus menerus maka akan terjadi resonansi
Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam satu detik disebut
frekuensi pelayangan bunyi yang besarnya sama dengan selisih antara dua
gelombang bunyi yang berinterferensi tersebut.
5. Sebuah sumber bunyi beresonansi pertama kali pada saat tinggi kolom udara 50cm. Jika
frekuensi sumber bunyi adalah 250Hz , maka kamu hitunglah: panjang gelombangnya
dan panjang kolom ketiga saat terjadi resonansi?
Jawab :
Dik :
I = 50 cm = 0,5 m
F = 250 Hz
a. panjang gelombang
l = (2n - 1) 1/4 . λ
λ = 0,5/0,25
λ= 2 m
b. panjang kolom ke 3
l = (2n - 1) 1/4 . λ
I3 = (2.3 – 1 ) 1/4 . 2
I3 = 2,5 m