Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN FISIKA DASASR

“RESONANSI BUNYI DARI GELOMBANG SUARA”


Kamis, 24 Desember 2020

Hana Novelia P (066120213)

A. Tujuan
1. Mengamati dan memahami peristiwa resonansi dari gelombang suara
2. Menentukan kecepatan merambat gelombang suara di udara
3. Menentukan frekuensi dari suatu garputala

B. Dasar Teori
Resonansi merupakan suatu fenomena dimana sebuah sistem yang bergetar dengan amplitudo
yang maksimum akibat adanya impuls gaya yang berubah-ubah yang bekerja pada impuls
tersebut. Kondisi seperti ini dapat terjadi bila frekuensi gaya yang bekerja tersebut berimpit atau
sama dengan frekuensi getar yang tidak diredamkan dari system tersebut.
Dalam teknologi komunikasi, resonansi sangat memegang peranan penting dalam penalaan
(penangkapan) gelombang elektromagnetik (EM) seperti pada pesawat penerima radio, televisi,
telepon seluler dan sebagainya.Seperti yang telah dikemukakan bahwa syarat terjadinya
resonansi adalah adanya sumber gelombang yang mempunyai frekuensi yang sama dengan
frekuensi alamiah suatu benda. . Resonansi bunyi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu sistem
fisis yang diakibatkan oleh sistem fisis lain yang bergetar dengan frekuensi tertentu (Tipler,
1998). Contoh dari peristiwa resonansi bunyi adalah sebuah garpu tala yang digetarkan pada
tabung. Akibat adanya garpu tala yang bergetar maka tabung akan ikut bergetar dan merapat
pada pipa organa tertutup. Pada pipa organa tertutup maka pantulan gelombang resonansi yang
terjadi berupa simpul dan pada pipa organa terbuka berupa perut (Bueche dan Hecht, 2006). Jika
posisi dengung(L1,L2, dst) dapat ditentukan maka akan memudahkan untuk mencari nilai panjang
gelombang yang dihasilkan (Lubis dan lizalidiawati, 2005).
Adapun Persamaan yang digunakan:

Dari Persamaan tersebut diketahui bahwa L1 merupakan jarak saat resonansi pertama
terjadi. Hal ini dilihat pada ketinggian air di tabung resonasi saat tabung reservoir
diturunkan dan diperoleh nilai amplitudo maksimum dengan melihat perubahan tegangan
yang terjadi. Resonansi kedua terjadi bila:

L2 merupakan jarak kolom udara saat terjadi resonansi kedua apabila amplitudo
maksimum ke-2 terlihat saat ada perubahan tegangan kembali .
Dengan didapatkannya nilai ⋋ dari Persamaan (1) dan Persamaan (2), maka nilai cepat
rambat gelombang bunyi di udara (v) dapat dihitung dengan menggunakan Persamaan:
V = f. ⋋
dimana:
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s) f =
frekuensi garpu tala (Hz)
⋋ = panjang gelombang (m)
Cepat rambat bunyi di udara sangat dipengaruhi oleh suhu udara. Semakin tinggi suhu
udara maka nilai cepat rambat bunyi akan semakin besar dan sebaliknya. Bunyi dapat
merambat di udara bebas dengan kecepatan 340 m/s pada suhu 15⁰ C (Wulansari, 2013).
Bunyi merupakan gelombang mekanik jenis longitudinal yang merambat dan sumbernya
berupa benda yang bergetar. Bunyi bisa didengar sebab getaran benda sebagai sumber
bunyi menggetarkan udara di sekitar dan melalui medium udara bunyi merambat sampai
ke gendang telinga, sebenarnya merupakan variasi tekanan udara secara periodik di
sepanjang lintasan perambatannya. Tekanan udara periodik inilah yang mnggetarkan
selaput gendang telinga.Bunyi yang dapat didengar manusia berada pada kawasan
frekuensi pendengaran, yaitu antara 20 Hz sampai dengan 20 kHz (Shoedojo, 2004).
Bunyi bisa didengar sebab getaran benda sebagai sumber bunyi menggetarkan udara di
sekitar dan melalui medium udara bunyi merambat sampai ke gendang telinga,
sebenarnya merupakan variasi tekanan udara secara periodik di sepanjang lintasan
perambatannya.
C. Skema Praktikum
1. Dicatat suhu, tekanan dan kelembaban ruangan sebelum dan sesudah percobaan.
2. Diukur diameter bagian dalam tabung beberapa kali.
3. Diusahakan agar permukaan air dekat dengan ujung atas dengan mengatur
reservoir (jangan sampai tumpah).
4. Digetarkan Garputala yang telah diketahui frekuensinya dengan pemukul
garfutala. Untuk menjamin keamanan tabung gelas lakukanlah permukaan
garfutala jauh dari tabung.
5. Didekatkan garputala yang bergetar pada ujung atas tabung.
6. Dengan pertolongan reservoir turunkan permukaan air perlahan-lahan sehingga
pada suatu tinggi tertentu terjadi resonansi (terdengar suara mengaung). Ini adalah
resonansi ordo pertama.
7. Kedudukan permukaan air.
8. Diturunkan lagi permukaan air sampai terjadi resonansi ordo kedua, catat
kedudukan ini.
9. Diulagi percobaan No. 3 sd 8 untuk memastikan tepatnya tempat-tempat
terjadinya resonansi.
10. Diulangi percobaan No. 3 sd 9 dengan menggunakan garputala yang lain.
D. Data Praktikum
Data Pengamatan

Pengukuran 1
No
d( m ) r (m) e (m )
1 0,0360 0,018 0,0108

2 0,0357 0,01785 0,01071

x 0,03585 0,01793 0,01076

Petunjuk: Untuk menghitung gunakan: 𝑒 = 0.6𝑟

Percobaan pertama (garpu tala 1)


No 𝐿0 𝐿1 𝑓 𝑣 𝑒

1 0,077 0,256 918 328,644 0,0125

2 0,078 0,256 918 328,808 0,0110

𝑥 0,0775 0,256 918 327,726 0,0118

Percobaan kedua (garpu tala 2)


No 𝐿0 𝐿1 𝑣 𝑓 𝑒

1 0,131 0,403 327,726 602,438 0,0050

2 0,129 0,392 327,726 623,053 0,0025

𝑥 0,130 0,398 327,726 612,745 0,004

E. Perhitungan
Pengukuran 1

a. perhitungan jari-jari (r) r = 1/2d


 Perhitungan 1
r = 1/2 .0,0360
= 0,018 m
 Perhitungan 2
r = 1/2 .0,0357
= 0,01785 m

 Rata – rata jari jari

(r) x

x
= 0,01793 m

 Rata – rata diameter (d)

x
= 0,0359 m

b. perhitungan (e)

e = 0,6 . r

 Perhitungan 1
e = 0,6 . 0,018
= 0,0108 m
 Perhitungan 2
e = 0,6 . 0,01785
= 0,01071 m

 Rata – rata

(e) x

x
= 0,01076 m

Percobaan pertama (garpu tala 1)

a. perhitungan (v)
V= 2F(L1-L0)

 Perhitungan 1
V= 2F(L1-L0)

= 2.918 (0,256-0,077)

= 328,644 m/s

 Perhitungan 2
V= 2F(L1-L0)

= 2. 918 (0,256-0,078)

= 326,808 m/s

 Rata – rata (v)

x
x

= 327,726 m/s

b. Perhitungan (e)
 Perhitungan 1

e=

= 0,0125 m

 Perrhitungan 2

e=

= 0,0110 m

 Rata – rata

(e) x
x

= 0,0118 m

 Rata – rata

L0 x
x
= 0,0775 m

 Rata – rata L1 x

x
= 0,256 m

 Rata – rata f x

x
= 918 Hz

Percobaan kedua (garpu tala 2)

a. Perhitungan (f)

f=

 Perhitungan 1 f =

= 602,438 Hz

 Perhitungan 2 f =

= 623,053 Hz

 Rata – rata x

x
= 612,745 Hz

b. Perhitungan (e)

e=
 Perhitungan 1 e=

= 0,0050 m

 Perhitungan 2 e=

= 0,0025 m

 Rata – rata (e) x

x
= 0,0038 m

 Rata – rata L0

x
= 0,130 m

 Rata – rata L1 x

x
= 0,398 m

 Rata – rata (v) x

x
= 327,726 m/s
F. Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan dalam dua tahap yaitu pada garpu tala 1 dan
garpu tala 2. Diketahui Diameter pada pengukuran 1 adalah 0,0360m dan 0,0357m. Dalam
mencari jari-jari menggunakan rumus 𝑟 = 𝐷/2 didapatkan data jari-jari sebesar 0,018m dan
0,01785m. untuk mecari e dapat digunakan rumus 𝑒 = 0,6 𝑥 𝑗𝑎𝑟𝑖 − 𝑗𝑎𝑟𝑖.

Pada percobaan garpu tala 1 diketahui 𝐿0 sebesar 0,077 m dan 0,078 m dengan rata-rata
sebesar 0,0775m.

Kemudian diketehaui L1 diketahui sebesar 0,256m dan f sebesar 918 Hz. Selanjutnya
untuk mencari 𝑣 dapat digunakan rumus 𝑉 = 2 ⋅ 𝑓(𝐿1 − 𝐿0) dan didapatkan data praktikum sebesar
328,644 m/s dan 328,808m/s dengan rata-rata 327,726m/s. Untuk mencari e dapat menggunakan
rumus 𝑒 = 𝐿1−3𝐿0 mendapatkan hasil 2 0,0125m dan 0,0110m dengan rata-rata 0,0118m.

Pada percobaan kedua menggunakan garpu tala 2 didapatkan Lo sebesar 0,131 m dan 0,
129 m dengan rata-rata sebesar 0,130 m. Kemudian didapatkan L1, sebesar 0,403 m dan 0,392 m
dengan rata-rata 0,398m. Hasil dari v adalah hasil dari perhitungan rata-rata dari garpu tala 1
yaitu 327,726m/s. Dicari f dengan rumus 𝑓 = 𝑣
, didapatkan f sebesar 602,438 Hz 623,053
Hz

2(𝐿1−𝐿0)

dan didapatkan rata-rata sebesar 612,746 Hz. Digunakan rumus 𝑒 = 𝐿1−3𝐿0 mendapatkan hasil 2
0,0050m dan 0,0025m dengan rata-rata 0,004m.
Kesimpulan

Dari praktikum fisika dasar kali ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
• Resonansi terjadi apabila frekuensi garpu tala sama dengan gelombang bunyi pada kolom
udara.
• Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang bergetar
karena keduanya memiliki frekuensi yang sama atau memiliki frekuensi.
• Perambatan gelombang memerlukan medium Gelombang menjalar adalah suatu
penjalaran gangguan, energi atas atau momentum.
• Gelombang datang secara terus menerus maka akan terjadi resonansi
Daftar Pustaka

Hamdani.2020, “Jurnal_Pendidikan_Informatika_dan_Sains”

Tipler, Paul A. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid 1. Erlangga: Jakarta.
Wulansari, Mulya. (2013). “Cepat Rambat Bunyi”
Soal praktikum
1. Lengkapi data praktikum diatas
Jawab : sudah pada slide sebelumnya
2. Berikan kesimpulan mengenai praktikum ini
Jawab :
Dari praktikum fisika dasar kali ini didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
• Resonansi terjadi apabila frekuensi garpu tala sama dengan gelombang bunyi pada kolom
udara.
• Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang bergetar
karena keduanya memiliki frekuensi yang sama atau memiliki frekuensi.
• Perambatan gelombang memerlukan medium Gelombang menjalar adalah suatu
penjalaran gangguan, energi atas atau momentum.
• Gelombang datang secara terus menerus maka akan terjadi resonansi

3. Apa arti nilai e dan mungkinkah bernilai 0 ? Jelaskan


Jawab : Nilai e merupakan faktor koresi yang bernilai kurang lebih 0,6r e
memungkinkan bernilai 0 apabila Panjang gelombang dan perut gelombang
simpangnya tepat pada ujung tabung

4. Apakah yang disebut pelayangan itu ? Bagaimanakah terjadinya pelayangan dan


tergantung dari apakah banyaknya pelayangan tiap detiknya ?
Jawab :
Pelayangan adalah peristiwa perubahan frekuensi bunyi yang berubah ubah dengan
tajam karena ada dua sumber bunyi dengan perbedaan frekuensi yang kecil.
Pelayangan akan terjadi jika dua sumber bunyi menghasilkan frekuensi gelombang
yang mempunyai beda frekuensi yang kecil. Kedua gelombang bunyi akan saling
berinterferensi dan tingkat suara pada posisi tertentu naik dan turun secara bergantian.
Peristiwa menurun atau meningkatnya kenyaringan secara berkala yang terdengar
ketika dua nada dengan frekuensi yang sedikit berbeda dibunyikan pada saat yang
bersamaan disebut pelayangan. Gelombang akan saling memperkuat dan
memperlemah satu sama lain bergerak di dalam atau di luar dari fasenya.
Kuat dan lemahnya bunyi yang terdengar tergantung pada besar kecil amplitudo
gelombang bunyi. Demikian juga kuat dan lemahnya pelayangan bunyi bergantung
pada amplitudo gelombang bunyi yang berinterferensi.

Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam satu detik disebut
frekuensi pelayangan bunyi yang besarnya sama dengan selisih antara dua
gelombang bunyi yang berinterferensi tersebut.

5. Sebuah sumber bunyi beresonansi pertama kali pada saat tinggi kolom udara 50cm. Jika
frekuensi sumber bunyi adalah 250Hz , maka kamu hitunglah: panjang gelombangnya
dan panjang kolom ketiga saat terjadi resonansi?

Jawab :

Dik :

I = 50 cm = 0,5 m

F = 250 Hz

Dit : panjang gelombang λ ?

Panjang kolom ketiga saat terjadi resonasi I ?

a. panjang gelombang

l = (2n - 1) 1/4 . λ

0,5 = (2.1 – 1) 1/4 . λ

λ = 0,5/0,25

λ= 2 m

b. panjang kolom ke 3

l = (2n - 1) 1/4 . λ

I3 = (2.3 – 1 ) 1/4 . 2

I3 = 2,5 m

Anda mungkin juga menyukai