Anda di halaman 1dari 8

I.

TUJUAN
Memverifikasi hukum Malus : I = I0.cos2 α

II. Dasar Teori


Cahaya alami/ natural (cahaya tidak terpolarisasi) merupakan gelombang
elektromagnetik dengan medan magnet dan medan listrik mengarah ke segala arah dan
saling tegak lurus dengan arah rambatan gelombang serta ditampilkan dalam derajat
sama. Setiap deretan gelombangnya, dipancarkan oleh suatu atom dalam suatu pancaran
terpolarisasi bidang. Kumpulan radiasi spontan beberapa atom menghasilkan cahaya
alami. Pada semua metode polarisasi cahaya, setiap komponen dengan arah bidang
polarisasi terpisah secara keseluruhan atau sebagian. Ilustrasi cahaya tidak terpolarisasi
dan cahaya terpolarisasi disajikan pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 (a) cahaya tidak terpolarisasi; (b) cahaya terpolarisasi


Instrumen untuk mengubah cahaya tidak terpolarisasi (alami) menjadi cahaya
terpolarisasi disebut dengan Polarisator (Polarizer). Bila suatu cahaya alami dengan
intensitas (I0) dating mengenai filter polarisasi, maka intensitas cahaya yang
ditransmisikan (I) adalah :
I = I0 cos2 α
yang mana α adalah sudut antara bidang getar cahaya datang pada analyzer dengan
bidang filter polarisasi. Dalam hal ini filter polarisasi hanya mentransmisikan komponen
vektor listrik dalam arah polarisasi. Komponen listrik ini sebanding dengan cos α.
Karena rapat energi medan sebanding dengan kuadrat kuat medan, maka intensitas
cahaya (energi yang mengalir per satuan waktu) sebanding dengan kuadrat cosinus.
Dalam percobaan ini, intensitas cahaya diukur menggunakan elemen solar silicon yang

1
mempunyai arus hubungan pendek sebanding dengan intensitas cahaya datang pada sel.
Arus rangkaian pendek ini diukur melalui penurunan tegangan melalui resistor kecil.
Bila U0 merupakan tegangan pada sudut α =0, dan tegangan Uα pada sudut α.
Uα I 2
= =cos α
U0 I0
III. ALAT DAN BAHAN
1 Holder lampu Halogen 100 W 45064
1 Lampu Halogen, 12 V/100 W 45063
1 Picture slider 45066
1 Iris diafragma 46026
1 Pasang filter polarisasi 47240
1 Bangku optis kecil 46043
6 Leybold multiclamps 30101
1 Batang statif 25 cm 30041
1 Lensa, f = 100 mm 46003
1 Holder untuk plug-in unit 46021
1 Photocell BPY 47 57862
1 Microvoltmeter 53213
1 Resistor 10 ohm, 2 W 57720
2 Kabel penghubung 100 cm (merah) 50130
2 Kabel penghubung 100 cm (biru) 50131

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


a. Susunan Peralatan
a. Susunlah peralatan seperti Gambar 4.1.

Gambar 4.1 Seting eksperimen


Polarisasi (hukum Malus), pengukuran dalam cm

2
diambil dari ujung sebelah kiri.

Keterangan:
(1) Lampu halogen (0) (2) Pictures slider
(3) Iris diafragma (17); (4) Lensa, f=100 mm (31)
(5) Filter polarisasi (7); (6) Analyzer (52)
(7) Holder komponen fotosel (70); (8) Micromultimeter
(9) Resistor
b. Hidupkan multimeter dan atur pada batas ukur 0,15 V.
c. Hubungkan kabel ke bagian input multimeter, kemudian pasang tahanan
seperti tampak pada gambar. Hubungkan kabel ke fotosel.
d. Dengan menggeser holder lampu, bentuklah bayangan lampu tepat di
tengah lensa.
e. Geser lensa (4) sedemikian, sehingga bayangan tajam diafragma terbentuk pada
fotosel.
f. Pasanglah kedua filter polarisasi pada 0֯ (kedua penggesernya menunjuk
keatas).
g. Tutup iris diafragma sedemikian, sehingga pada multimeter terbaca 10 mV.

3
V. DATA PENGAMATAN

No. Batang m (kg) L (m) X1 (m) X2 (m) ∆ x (m)

1 0,987 0,005 0,011 0,006


2 0,987 0,005 0,013 0,008
I Besi
3 0,987 0,005 0,016 0,011
4 0,987 0,005 0,019 0,014
5 0,987 0,005 0,023 0,018
0,5 0,987 0,01 0,013 0,003
II Kuningan 1 0,987 0,01 0,015 0,005
1,5 0,987 0,01 0,018 0,008
2 0,987 0,01 0,022 0,012
0,05 0,987 0,006 0,006 0,000
III Kayu 0,1 0,987 0,006 0,007 0,001
0,15 0,987 0,006 0,007 0,001
0,2 0,987 0,006 0,008 0,002

4
 Diameter batang besi adalah 0.008 m
 Diameter batang kuningan adalah 0.001 m
 Luas kayu adalah L = 0,01, dan t = 0,03 m

VI. ANALISIS DATA


6.1 Perhitungan
6.1.1 Perhitungan Modulus Young Batang Besi
Modulus Young batang dapat dicari dengan menggunakan persamaan:
FL mgL
Y= = 2
A ∆ L πr ∆ L
Untuk batang besi dengan beban 5 kg, didapat:
FL mgL 5 × 9,8 ×0,987 7 2
Y= = = =5,35 ×10 N /m
A ∆ L πr 2 ∆ L 3,14 ×0,004 2 × 0,018

Dengan cara yang sama untuk modulus Young batang besi didapat:
m (kg) L (m) r (m) ∆ L (m) Y¿

7
4 0,987 0,004 0,014 5,50 ×10

7
3 0,987 0,004 0,011 5,25 ×10

7
2 0,987 0,004 0,008 4,81 ×10

7
1 0,987 0,004 0,006 3,21 ×10

6.1.2 Perhitungan Modulus Young Batang Kuningan.


Untuk batang kuningan dengan beban 2 kg,didapat
FL mgL 2 ×9,8 × 0,987
Y= = 2 = =2,05× 109 N /m2
A ∆ L πr ∆ L 3,14 ×0,005 ×0,018
2

5
Dengan cara yang sama untuk modulus Young batang Kuningan didapat:
m (kg) L (m) r (m) ∆ L (m) Y¿

1,5 0,987 0,005 0,008 2,31 ×109

9
1 0,987 0,005 0,005 2,46 ×10

0,5 0,987 0,005 0,003 2,05 ×109

6.1.3 Perhitungan Modulus Young Batang Kayu, l=0,01 m , dant=0,03 m.


Untuk batang kayu dengan beban 0,2 kg,didapat
FL mgL 0,2 ×9,8 × 0,987 5 2
Y= = 2 = =2,05 ×10 N /m
A ∆ L πr ∆ L 3,14 × ( 0,01 ) ( 0,03)×0,002

Dengan cara yang sama untuk modulus Young batang kayu didapat:
m (kg) L (m) l(m) t (m) ∆ L (m) Y¿
0,15 0,987 0,01 0,03 0,001 1,54 ×10
6

0,1 0,987 0,01 0,03 0,001 1,03 ×10


6

0,05 0,987 0,01 0,03 0,000

6.2 Ralat
6.2.1 Ralat Modulus Young Besi
Y¿ Y¿ Y −Y (Y −Y )2

5,35 ×10 7 4,824 ×10 7 0,526 ×10 7 0,276676 ×10 14


7
5,50 ×10 4,824 ×10 7 0,676 ×10 7 0,456976 ×10
14

7
5,25 ×10 4,824 ×10 7 0,426 ×10 7 0,181476 ×10
14

4,81 ×10 7 4,824 ×10 7 -0,014 ×10 7 0,000196 ×10 14

6
7
3,21 ×10 4,824 ×10 7 -1,614 ×10 7 2,604996 ×10
14

∑ ¿2,604996 × 1014

∆Y =
√ ∑ ( Y −Y ) 2 =
n ( n−1 ) √ 2,604996 ×1014
5 ( 5−1 )
=0,426 ×10

(Y ± ∆ Y ¿ Besi = ( 4,824 ×10 7 ± 0,426 ×107 ¿ N /m2


7

6.2.2 Ralat Modulus Young Kuningan


Y¿ Y¿ Y −Y (Y −Y )2

9 9 9 18
2,05 ×10 2,2175 ×10 −0,1675 ×10 0,028 ×10
2,31 ×10 9 2,2175 ×10
9
0,0925 ×10
9
0,009 ×10
18

9 9 9 18
2,46 ×10 2,2175 ×10 0,2425 ×10 0,059 ×10
2,05 ×10 9 2,2175 ×10
9
−0,1675 ×10
9
0,028 ×10
18

∑ ¿ 0,124 ×1018

√ ∑ ( Y −Y ) 2 =

18
0,124 ×10 9
∆Y = =0,102 ×10
n ( n−1 ) 4 ( 4−1 )
(Y ± ∆ Y ¿ Kuningan = (2,2175 ×109 ± 0,102× 109 ¿ N / m2

6.2.3 Ralat Modulus Young Kayu


Y¿ Y¿ Y −Y (Y −Y )2

5
2,05 ×10 -
1,54 ×10 6 -
6
1,03 ×10 -

∑¿

∆Y =
√ ∑ ( Y −Y ) 2 =
n ( n−1 ) √ 4 ( 4−1 )
=

(Y ± ∆ Y ¿ Kayu = ( ± ¿ N /m2

7
VII. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini, membahas mengenai Modulus Young. Modulus
Young merupakan perbandingan antara tegangan dan renggangan. Pada percobaan
ini, pengukuran hanya dilakukan satu kali tiap batang (besi, kuningan dan kayu).
Pada dasarnya, percobaan ini hanyalah untuk mengetahui keelastisitas suatu
benda, apabila pada benda tersebut diberi suatu gaya.
Dalam percobaan kali ini tiap batang diletakkan pada 2 penyangga yang
panjangnya 0,97 meter. Kemudian digantungkan beban pada batang, mulai dari 1
kg samapai 5 kg untuk batang besi, 1 kg samapai 2 kg untuk batang kuningan, dan
50 gram sampai 200 gram untuk batang kayu. Setelah itu, dicatat perubahan
kedudukan kawat penunjuk untuk masing–masing beban.
Dari perhitungan yang sudah dilakukan, didapatkan elastisitas batang besi
adalah (4,824×10 7 ± 0,426 ×107 ¿ N /m 2, Untuk batang kuningan didapatkan
elastisitasnya adalah (2,2175 ×109 ± 0,102× 109 ¿ N /m2, Sedangkan elastisitas
bahan kayu adalah ( ± ¿ N /m2. Elastisitas dari bahan kayu yang
didapatkan sebesar tak hingga hal ini dikarenakan bahan kayu tidak elastis atau
dapat dikatakan kayu merupakan bahan plastis. Semakin besar Modulus Young
maka semakin elastis, sedangkan semakin kecil Modulus Youngnya maka
semakin tidak elastis, dan untuk kayu sendiri Modulus Youngnya tak hingga (
), jadi dapat disimpulkan kayu tidak elastis.

VII. KESIMPULAN
1. Sifat suatu benda yang dapat kembali ke bentuk semula disebut benda elastis,
sedangkan sifat suatu benda yang tidak dapat kembali ke bentuk semula
disebut benda plastis.
2. Kayu merupakan benda plastis.
3. Nilai elastisitas dari bahan besi adalah (4,824 ×10 7 ± 0,426 ×107 ¿ N /m 2.
4. Nilai elastisitas dari bahan kuningan adalah (2,2175 ×109 ± 0,102× 109 ¿ N /m 2.
5. Besi dan kuningan merupakan benda elastis. Dengan elastisitas besi lebih besar
daripada elastisitas kuningan.

Anda mungkin juga menyukai