PEMODELAN LENTURAN/LENDUTAN
Dalam perencanaan suatu bagian mesin atau struktur selain
perhitungan tegangan (stress) yang terjadi akibat beban yang bekerja,
besarnya lenturan seringkali harus diperhitungkan. Hal ini disebabkan
walaupun tegangan yang terjadi masih lebih kecil daripada tegangan
yang diijinkan oleh kekuatan bahan, bisa terjadi besar lenturan akibat
beban yang bekerja melebihi batas yang diijinkan. Keadaan demikian
dapat menyebabkan kerusakan yang serius pada bagian mesin
seperti :
a. Keretakan pada bahan
b. Bantalan pada poros yang berputar cepat rusak.
c. Bidang kontak antara roda-roda gigi menjadi tidak sempurna.
Besarnya lenturan yang terjadi pada suatu bagian mesin terutama
tergantung kepada beberapa faktor sbb.
a. Sifat kekakuan bahan (modulus elastisitas)
b. Posisi batang terhadap beban dan dimensi batang, yang
biasanya ditunjukkan dalam besaran momen inertia batang.
c. Besarnya beban yang diterima
Lenturan pada suatu batang dapat terjadi akibat adanya beban
gaya geser atau momen lentur. Lenturan akibat beban geser umumnya
sangat kecil dibandingkan dengan lenturan akibat beban momen.
Lenturan akibat beban geser biasanya hanya diperhitungkan untuk
batang yang sangat pendek, sehingga proporsi terhadap lenturan yang
terjadi karena beban momen menjadi cukup berarti. Penyelesaian
kasus
lenturan
dapat
digunakan
dengan
metode
analitis,
eksperimental maupun dengan metode numerik.
1. Metode Analitis dengan Metode Castigliano
Metode ini merupakan metode yang paling banyak dipakai untuk
pemecahan masalah lenturan yang terjadi pada suatu struktur atau
batang.
Metode ini dikembangkan oleh seorang insinyur Italia
bernama Alberto Castigliano pada tahun 1873. Teori dasar metode ini
dikembangkan berdasarkan perhitungan besar energi yang tersimpan
didalam suatu batang akibat beban yang bekerja padanya.
Prinsip kekekalan energi dapat dipakai sebagai dasar
pembahasan metode ini, yaitu energi input harus selalu sama dengan
output ditambah energi yang hilang dan lain-lain. Pada suatu batang
yang terbebani energi inputnya adalah kerja yang dilakukan oleh
beban, sedang outputnya adalah energi yang tersimpan didalam
batang karena batang tidak melakukan kerja.
Teori dasar dari metode Castigliano, yang secara umum dapat
dijabarkan sebagai : "Apabila energi strain yang tersimpan
didalam batang dapat dinyatakan dalam fungsi gaya-gaya yang
bekerja padanya, turunan partial fungsi tsb. terhadap salah
satu gaya adalah sama dengan lenturan yang terjadi pada titik
bekerjanya gaya tersebut."
Besar lenturan (yi) yang terjadi pada suatu titik dimana bekerja gaya P i
adalah :
1
M
U
1
yi =
=
.. (1)
M
dx
Pi
EI 0
Pi
2. Pemodelan kasus lendutan dengan metode elemen hingga
2.1 Elemen Beam
Lendutan batang dijelaskan dalam elemen beam sebagai fungsi
perpindahan v(x).
Fungsi differensial dari kesetimbangan elemen
beam dalam kondisi tidak mengalami pembebanan yaitu :
L
4v
=0
x4
y, v
EI
M1, 1
x, u
L
M2, 2
Y 1, v 1
Y2, v2
v1
v
2
1 0
0 1
0
0
1 L
L2
L3
0 1 2L
2L2
a1
a
2
a3
a4
a1
0
L3
a
L3
2
1 0
=
2
L3 3L 2L
a3
L
a4
2
0
0
0
0
3L L2
2
L
v1
1
v2
2
2
+
v
+
v
+
1 1
1
2
2
1
L
L
L2
L2
L2
L3
2x3
x3
v
+
2
2
L2
L3
L
L
x3
x2
+ 2
L
L
2
3
x
x
N3(x) = 3
-2
L
L
N2(x) = x 2
x
x2
+ 2
.. (4)
L
L
N1(x), N2(x), N3(x) dan N4(x) adalah Shape Function.
Persamaan stiffness dari elemen beam didapat dengan menggunakan
teorema Castigliano yaitu :
U
Fi =
.. (5)
qi
Dengan :
Fi = nodal force / moment
U = strain energy
q = perpindahan / rotasi nodal dof
i = jumlah dof
Strain energy elemen beam dengan uniform cross section adalah :
3
N4(x) =
EI
U=
2
2v
0 x2
L
dx
.. (6)
2v
= N1(x) v1 + N2(x) 1 + N3(x) v2 + N4(x) 2 .. (7)
x2
6
x
dengan :
N1 (x) = - 2 + 12 3
L
L
x
4
N2 (x) = +6 2
L
L
6
x
N3 (x) = 2 - 12 3
L
L
x
2
N4 (x) = +6 2
.. (8)
L
L
U
EI
=
vi
2
Yi =
2v
2
x vi
2v
dx
2
x
2
0
=EI
dengan :
k11 = E I
N1 (x) N1 (x)
k12 = E I
N1(x) N2(x)
k13 = E I
N1(x) N3(x)
k14 = E I
N1(x) N4(x)
6
x
k11 = E I - 2 12 3
L
L
0
EI
= 12
L3
EI
dx =
L4
72x2 48x3
36x
L
L2
Y1
M
1
EI
=
L
Y2
M 2
12 6
12 6
2
L
L
L2 L
6
6
4
2
L
L
12
6
12
6
2
L2
L L
L
6
6
2
L
L
v1
1
v2
2
PL
EI
2EI
2L
EI
2E I
M2, 2
Y1, v1
3
M3, 3
Y 2, v 2
2L
Y3, v3
Y1
M K][ global as embly
1
Y2 k1][ &[k2]
M2
Y3
M
3
v1
1
v2
2
v3
3
Y1
[
K
]
g
l
o
b
a
l
a
s
e
m
b
l
y
P
PL [k1]&[k2]
Y 3
0
0
v2
2
0
3
v2
v2
v3
k 1
12
L2
6
L
EI
simetri
3
L
simetri
3
L2
3
L2
3
L
3
L2
12
L2
6
L
12
L2
6 v1
L
2 1
6 v2
L
4 2
k 2 EI
L
3 v2
L
2 2
3 v3
L
4 3
12
L2
K G 2 EI
2L
12
L2
6
4
L
12 3
L2 L2
6
L
6
L
6 3
L L
44
v1
v2
3 3
L2 L 2
3
2 v3
L
3 3
3
L2 L
4
12
L2
Y1
M
1
P
2 EI
PL 2 L
Y3
0
12
L2
6
4
L
12 3
L2 L2
6
L
15
P
2
2 EI L
PL
2L
0
2
6 3
L L
44
6
L
3
L
8
0
3 3
L2 L
3
2
L
3 3
L2 L
4
0
0
0
v2
2
0
3
3
L
2
v2
v2
L3
=
2
2
276 EI
3
3
28
18
30
L
L
51
39
2
L2
L
111
L2
P
PL
v2
PL3
=
2
276 EI
3
10
33
L
9
L
y
A
G
x
P
A
0,22
0,35
0,595
0,74
0,815
1,325
1,535
1,685
1,9
2,7
LENDUTAN (mm)
E
F
6,27
8,2
9,16
12,5
11,985
16
14,89
19,88
17,855
23,82
20,78
27,585
23,615
31,49
26,4
35,249
29,32
38,96
32,1
42,57
G
8,39
12,63
16,72
20,74
24,98
29
33,115
37,6
40,81
44,905
P (gr)
200
300
400
500
600
700
800
900
1000
1100
A
0,9
1,35
1,78
2,235
2,67
2,96
3,2
3,71
P
4,05
4,46
LENDUTAN (mm)
E
F
15,5
20,085
22,28
29,5
28,935
38,93
36,385 48,115
43,12
57,39
50
66,36
56,93
75,36
63,755
84,22
70,125
92,52
76,645 101,23
G
22,01
32,26
42,49
52,56
62,56
72,35
82,08
91,58
100,81
109,86
Gambar 3.
Castigliano
EI.y =
(Px2) dx =
P L3
3
P L3
y=
3 EI
20,8642
31,2963
41,7284
52,1605
62,5926
73,0247
83,4568
93,8889
104,3210
114,7531
10
M2, 2
M1, 1
Y1, v1
Y2, v2
M3, 3
M4, 4
Y3, v3
Y4, v4
M5, 5
M6, 6
Y5, v5
M7, 7 M8, 8
Y6, v6
Y7, v7 Y8, v8
12