Anda di halaman 1dari 27

Momen Gaya

Momen gaya merupakan salah satu bentuk usaha dengan salah satu titik sebagai titik
acuan. Momen gaya merupakan hasil kali gaya dan jarak terpendek arah garis kerja
terhadap titik tumpu. Momen gaya sering disebut dengan momen putar atau torsi,
diberi lambang τ (dibaca: tau).

τ =F.d

Satuan dari momen gaya atau torsi ini adalah N . m atau joule.

Momen Inersia
Momen inersia yaitu ukuran kelembapan suatu benda untuk berputar. Rumusannya
yaitu sebagai berikut:

I = mr2

Keterangan:

I = momen inersia (kg m2)

m = massa benda (kg)

r = jarak massa ke sumbu putar (m)

Momen inersia bergantung pada :

1. Bentuk benda
2. Massa benda
3. Letak sumbu putar

Jika terdapat banyak partikel maka momen inersia totalnya dapat dirumuskan
sebagai berikut:
Momen inersia benda tegar dapat dihitung menggunakan teknik integral dengan
persamaan :

Untuk benda-benda yang beraturan bentuknya, momen inersianya dapat ditentukan


sesuai dengan tabel :
Momen inersia benda terhadap sembarang sumbu rotasi yang paralel dengan sumbu
pusat massa menggunakan teorema sumbu paralel.

I = Ipm + Md2

Keterangan :

I = momen inersia (kg m2)

Ipm = momen inersia pusat massa (kg m2)

M = massa benda (kg)

d = jarak sumbu rotasi ke pusat massa (m)

Momentum Sudut
Momentum sudut merupakan hasil kali antara momen inersia dan kecepatan sudut.
Dirumuskan sebagai berikut:

L = I.ω

Keterangan :

L = momentum sudut (kg m2 rad/s)

I = momen inersia (kg m2)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

Hubungan Momen Gaya dan Percepatan Sudut


Hubungan antara momen gaya dengan percepatan sudut memenuhi persamaan
Hukum II Newton pada gerak translasi. Pada gerak rotasi, berlaku hubungan

τ=I.α

Keterangan:

τ = momen gaya (Nm)

I = momen inersia ( kg m2)


α = percepatan sudut (rad/s2)

Energi Kinetik Sudut


Yaitu energi kinetik yang dimiliki oleh benda yang berotasi, dirumuskan sebagai
berikut:

EKrot = ½ I.ω2

Keterangan:

EKrot = energi kinetik rotasi (joule)

I = momen inersia (kg m2)

ω = kecepatan sudut (rad/s)

Gabungan Energi Kinetik


Ketika benda menggelinding maka benda memiliki kecepatan linier v untuk bergerak
translasi dan kecepatan sudut untuk bergerak rotasi. Besar energi kinetik totalnya
dirumuskan sebagai berikut:

EK = EKtrans + EKrot

EK = mv2 + Iω

Keterangan:

EK = energi kinetik (joule)

EKrot = energi kinetik rotasi ( joule )

EKtrans = energi kinetik transiasi (joule)

I = momen inersia (kg m2)

= kecepatan sudut (rad/s)

m = massa benda (kg)

v = kecepatan linier (m/s)


Hukum Kekekalan Momentum Sudut
Dijelaskan bahwa apabila tidak ada momentum gaya yang bekerja pada sistem, maka
momentum sudut akan konstan.

L1 = L2

I1 ⍵1 = I2 ⍵2

Keterangan:

L1 = momentum sudut awal (kg m2 rad/s)

I1 = momen inersia awal (kg m2)

⍵1 = kecepatan sudut awal (rad/s)

L2 = momentum sudut akhir (kg m2 rad/s)

I2 = momen inersia akhir (kg m2)

⍵2 = kecepatan sudut akhir (rad/s)

Dinamika Rotasi
Jika benda dalam keadaan diam atau setimbang dan bergerak kelajuan konstan
maka berlaku:

ΣF = 0 dan Στ = 0

Namun jika benda bergerak dengan percepatan tetap maka,

ΣF = m a dan Στ = I. α

Titik Berat Benda


Titik Berat Benda adalah titik tangkap gaya berat benda dimana dipengaruhi oleh
medan magnet.
Keterangan :

X0 = letak titik benda pada sumbu x

Wn = berat benda ke-n

Xn = letak titik berat benda ke-n pada sumbu x

Y0 = letak titik berat benda ke sumbu y

Yn = letak titik berat benda ke-n pada sumbu y

Untuk nilai percepatan gravitasi g yang dapat dianggap konstan,maka titik pusat
massa dirumuskan sebagai berikut:

Keterangan :

Xpm = pusat massa benda pada sumbu x

mn = massa benda ke-n

xn = pusat massa benda ke-n pada sumbu x

Ypm = pusat massa benda pada sumbu y

yn = pusat massa benda ke-n pada sumbu y

Titik berat benda homogen :


Benda berbentuk ruang ( dimensi tiga)

Keterangan:

x0 = titik berat benda pada sumbu x

Vn = volume benda ke-n

xn = titik berat benda ke-n pada sumbu x

Y0 = titik berat benda pada sumbu y

Yn = titik berat benda ke-n pada sumbu y

Benda berbentuk luasan (dimensi dua)

Keterangan:

X0 = titik berat benda pada sumbu x

An = luas benda ke-n

Xn = titik berat benda ke-n pada sumbu x

Y0 = titik berat benda pada dumbu y

Yn = titik berat benda ke-n pada sumbu y

Benda berbentuk garis (dimensi satu)


Keterangan:

X0 = titik berat benda pada sumbu x

In = panjang benda ke-n

Xn = titik berat benda ke-n pada sumbu x

Y0 = titik berat benda pada sumbu y

Yn = titik berat benda ke-n pada sumbu y

Titik Berat Benda Teratur


Titik berat bentuk teratur linear

Titik berat benda teratur berbentuk luas bidang homogen


Titik berat benda teratur berbentuk bidang ruang homogen
CONTOH SOAL & PEMBAHASAN
Soal No.1 (UN 2013)
Dua bola masing masing massanya m1 = 2 kg dan m2 = 3 kg di hubungkan dengan
batang ringan tak bermassa seperti pada gambar.

Jika sistem bola diputar pada sumbu di titik a maka besar momen inersia sistem bola
adalah....

A. 0,24 kg.m2
B. 0,27 kg.m2
C. 0,30 kg.m2
D. 0,31 kg.m2
E. 0,35 kg.m2

PEMBAHASAN :

Diketahui:

r1 = 0,2 m

r2 = 0,3 m

Menentukan momen inersia total

I=m1 r12+ m2 r12

I=2(0,2)2 +3(0,3)2

I=0,08+0,27

I=0,35 kg.m2
Jawaban : E
Soal No.2 (UM UGM 2008)
Batang homogen bermassa m, dalam kondisi setimbang sepeti pada gambar.

Dengan percepatan gravitasi g, besar torsi yang dialami tiang penumpu terhadap
titik tancapnya, A adalah ....

A. 4 mgh
B. 2 mgh
C. mgh
D. mgh/2
E. mgh/4

PEMBAHASAN :
Untuk menyelesaikan soal tersebut perhatikan gambar berikut!
Jawaban : D

Soal No.3 (UN 2008)


Gaya F1 , F2 , F3 bekerja pada batang ABCD seperti pada gambar!

Jika massa batang diabaikan, maka nilai momen gaya terhadap titik A adalah...

A. 15 N.m
B. 18 N.m
C. 35 N.m
D. 53 N.m
E. 68 N.m
PEMBAHASAN :

Jawaban : D

Soal No.4 (UM UGM 2008)


sistem katrol sepeti pada gambar, katrol tanpa silinder pejal homogen yang dapat
berotasi tanpa gesekan terhadap sumbunya yang tetap. Massa beban m1 = m, massa
katrol M = 2m, massa beban m2 = 3 m dan diameter katrol d. Bila percepatan
gravitasi g dan sistem bergerak tanpa pengaruh luar ,percepatan sudut rotasi katrol
sebesar ....
A. 2g/5d
B. 3g/5d
C. 4g/5d
D. 6g/5d
E. g/d

PEMBAHASAN :

Jawaban : C

Soal No.5 (UN 2014)


Sebuah katrol dari sebuah pejal dengan tali yang dililitkan pada sisi luarnya
ditampilkan seperti gambar.

Gesekan katrol diabaikan. Jika momen inersia katrol I = β dan tali ditarik Dengan
gaya tetap F maka nilai F setara dengan...

A. F = α. Β.R
B. F = α. Β2.R
C. F = α. (Β.R)-1
D. F = α. Β.(R)-1
E. F = (α. Β)-1.R

PEMBAHASAN :

Menentukan gaya F dari persamaan torsi:

τ = I α = F. R

Karena I = β, maka

R . F = α. β

F = α. β.(R)-1

Jawaban : D

Soal No.6 (SIMAK UI 2013)


Balok m1 = 3 kg dan balok m2 = 4 kg dihubungkan dengan tali melalui sebuah katrol
(momen inersia katrol I = MR2) Seperti pada gambar. Massa katrol = 2 kg, jari -
jari katrol R = 10 cm, dan percepatan gravitasi g = 10 m/s 2. Kecepatan balok setelah
bergerak sejauh 40 cm adalah ....

A. 1 m/s
B. √2 m/s
C. 2 m/s
D. √6 m/s
E. 4 m/s

PEMBAHASAN :
Jawaban : A

Soal No.7 (UN 2012)


Letak titik berat bangun bidang seperti pada gambar di samping dari sumbu X
adalah..

A. 4,5 cm
B. 4 cm
C. 3,5 cm
D. 3 cm
E. 2 cm
PEMBAHASAN :
Gambar di bagi menjadi dua bagian

Jawaban : E

Soal No.8 (UM UGM 2013)


Benda bermassa M berbentuk silinder pejal/massif homogen dengan jari – jari R
diliit dengan tali halus (massa tali diabaikan). Ujung tali dimatikan di titik tetap dan
benda dibiarkan terjatuh berotasi seperti gambar. Dengan percepatan gravitasi g,
besar tegangan tali pada sistem tersebut adalah ...
A. Mg
B. 2Mg/3
C. Mg/2
D. Mg/3
E. Mg/4

PEMBAHASAN :

Jawaban : D

Soal No.9 (UN 2009)

Sebuah katrol pejal bermassa (M) dan jari-jarinya (R) seperti pada gambar! Salah
satu ujung tak bermassa dililitkan pada katrol,ujung tali yang tali di gantungi beban
m kg percepatan sudut katrol (α), jika beban dilepas. Jika pada katrol ditempelkan
plastisin A yang yang bermassa M, untuk menghasilkan percepatan sudut yang
sama beban harus dijadikan...

A. 3/4 m kg
B. 3/2 m kg
C. 2 m kg
D. 3 m kg
E. 4 m kg
PEMBAHASAN :

Jawaban : C

Soal No.10 (UMB PTN 2009)


Papan loncat serbamasa sepanjang 4 m bermasa 50 kg ditahan dua tempat A dan B
seperti pada gambar. Jarak A dan jarak B adalah 0,5 m dan jarak B ke C adalah 3 m.
Seorang peloncat indah meloncat dan ujung papan loncat di titik C dengan menjejakan
kakinya 103 N (papan diangap tegar). Gaya yang diberikan penahan di titik A pada saat
peloncat indah tersebut menjejakan kakinya ke papan loncat adalah
.....

A. 8,0 kN
B. 7,5 kN
C. 7,0 kN
D. 6,5 kN
E. 6,0 kN

PEMBAHASAN :

Titik berat papan yaitu di titik O, dimana titik O = ½ x panjang papan = ½ x 4 m =


2m

AB = 0,5 m

BC = 3 m,

OB = 1 m,

berat papan Wp= 500 N,

berat orang W= 103 N

sumbu rotasi yaitu titik B, syarat kesetimbangan adalah:

∑τ=0

AB. NA - OB.Wp -BC.W=0

0,5. NA - 1(500)- 3(1.000)=0

NA = 7.000 N = 7,0 kN
Jawaban : C
Soal No.11 (UN 2005)

Pada sistem kesetimbangan benda tegar seperti pada gambar tersebut, batang A
homogen dengan panjang 80 cm beratnya 18N pada ujung B digantung beban yang
beratnya 30 N. Batang ditahan oleh tali BC jika jarak AC = 60 cm , tegangan pada tali
adalah...

A. 36 N
B. 48 N
C. 50 N
D. 65 N
E. 80 N

PEMBAHASAN :
Jawaban : D

Soal No.12 (UMPTN 1994)


Sumbu kedua roda muka dan sumbu kedua roda belakang sebuah truk yang bermasa
1.500 kg berjarak 2m. Pusat massa truk 1,5 m di belakang roda muka. Diandaikan
bahwa percepatan gravitasi bumi 10 m/s 2 beban yang dipikul oleh kedua roda muka
truk itu sama dengan ......

A. 1.250N
B. 2.500N
C. 3.750N
D. 3.750N
E. 6.250N

PEMBAHASAN :

Diketahui :

XY = 2 m

PY = 0,5 m
PX = 1,5 m

W = m.g = 1.500 x 10 = 15.000 N

Syarat kesetimbangan :

∑τ=0

W(PY) - Nx(AB)=0

15.000(0,5)- Nx (2) = 0

Nx = 3.750 N

Jawaban : C

Soal No.13 (UN 2014)


Sebuah benda berbentuk silinder berongga (I = mR 2) bergerak menggelinding tanpa
tergelincir mendaki bidang miring kasar dengan kecepatan awal 10 m.s -1 , bidang
miring itu mempunyai sudut elevasi α dengan tan α = 0,75. Jika gravitasi g = 10 m.s -
1 dan kecepatan benda itu berkurang menjadi 5 m.s -1 maka jarak pada bidang miring

yang ditempuh benda tersebut adalah...

A. 12,5 m
B. 10 m
C. 7,5 m
D. 5 m
E. 2,5 m

PEMBAHASAN :
Jawaban : A

Soal No.14 (SNMPTN 2009)

Batang tak bermasa yang panjangnya 2R dapat berputar di sekitar sumbu vertikal
melewati pusatnya seperti yang di tunjukan oleh gambar.

Sistem berputar dengan kecepatan sudut ω ketika kedua masa m berjarak sejauh R
dari sumbu. Masa secara simultan ditarik sejauh R/2 mendekati sumbu oleh gaya yang
arah nya sepanjang batang. Berapakah kecepatan sudut baru sistem?

A. ω/4
B. ω/2
C. ω
D. 2ω
E. 4ω

PEMBAHASAN :

Jawaban : E

Anda mungkin juga menyukai