PERENCANAAN POROS
Penyusun:
Muhamad Ari, ST., MT
NIP 1974 0828 200312 1001
18
Poros biasanya identik dengan komponen mesin yang berputar, dimana melekat beberapa
komponen mesin lainnya, sehingga disebut juga sebagai poros transmisi. Namun ada kalanya
poros hanya sumbu as statis yang pemasangannya dengan menggunakan baut, seperti pada
poros roda sepeda motor.
Poros yang berfungsi untuk meneruskan putaran dari motor listrik, maka ia akan
mengalami puntiran. Sedangkan jika terdapat komponen lain, yaitu roda gigi, puli dan
sproket, maka komponen
poros. Dalam bab ini akan dibahas beberapa perencanaan poros berdasarkan pembebanannya.
Poros yang hanya mengalami beban puntir dalam operasinya adalah poros transmisi
yang pendek, seperti spindle.
Ketika suatu poros hanya dikenai beban puntir, maka perencanaan poros dapat dinyatakan
dengan persamaan berikut:
19
Persamaan momen inersia polar diatas adalah untuk poros pejal, sedangkan untuk poros
hollow dinyatakan dengan:
do
di
20
Bila poros tersebut mentransmisikan daya sebesar P watt dengan putaran n rpm, maka torsi
yang bekerja pada poros tersebut adalah:
Untuk satuan SI (metrik)
dimana:
T = torsi (Nm)
P = daya (watt)
n = putaran (rpm)
Untuk satuan US (inchi)
dimana:
T = torsi (lb in)
P = daya (hp)
n = putaran (rpm)
Bila poros digerakkan melalui transmisi belt (sabuk) pada puli, maka momen puntir
(torsi) didapatkan dari
dimana F1 dan F2 adalah ketegangan pada sabuk bagian kencang dan kendor, sedangkan R
merupakan jari-jari puli.
Contoh soal
Tentukan diameter poros baja pejal yang mentransmisikan daya 20 kW pada 200 rpm.
Jika poros hollow yang dipakai, tentukan diameter dalam dan luar.
21
di = do x 0,5 = 50 x 0,5 = 25 mm
A
a'
y
x
22
dimana pada gambar diatas terdapat distribusi tegangan tarik dan tekan sepanjang sumbu
tegak (y) dengan nilai
dimana :
M = momen lentur
= tegangan
I = momen inersia
y = jarak dari sumbu netral ke permukaan
atau
penampang berupa lingkaran berjari-jari r maka nilai tegangan maksimum yang terjadi, yaitu:
Sedangkan momen inersia untuk beam dengan penampang lingkaran (poros) dinyatakan
dengan
23
Contoh soal
Sepasang roda kereta mengangkut beban 50 kN pada masing-masing ujung asnya, seperti
pada gambar. Tentukan diameter poros jika tegangan normal yang terjadi tidak lebih dari 100
MPa.
Penyelesaian:
Moment bending:
Nilai momen bending terbesar yang terjadi pada roda dititik C dan D
M = WL = 50 x 103 x 100 = 5 x 106 Nmm
Diameter poros:
24
Jika suatu poros mengalami kombinasi beban puntir dan lentur, maka perencanaan
poros tersebut harus didasarkan pada 2 moment sekaligus. Contoh poros yang mengalami
kondisi seperti ini adalah poros transmisi yang disitu terdapat beberapa komponen mesin lain,
seperti : roda gigi, puli dan sproket.
Beberapa teori telah dikembangkan untuk perencanaan poros dengan kondisi seperti ini.
Maximum Shear Stress Theory (teori tegangan geser maksimum)
untuk poros yang terbuat dari material ulet seperti: mild steel
Maximum Normal Stress Theory ( teori tegangan normal maksimum)
untuk poros yang terbuat dari material getas, seperti: besi tuang
Maximum Distortion Energy Theory
untuk poros yang terbuat dari material ulet
Berdasarkan teori tegangan geser maksimum, tegangan geser maksimum yang terjadi
pada poros:
dimana:
b
25
Contoh soal
Sebuah poros mentransmisikan daya sebesar 10 kW pada putaran 360 rpm. Pada poror
tersebut terdapat sebuah puli dengan massa 20 kg berdiameter 250 mm seperti pada
gambar. Perbandingan kekencangan sabuk pada puli antara yang kencang dan kendor
adalah 2:1. Tentuka diameter poros jika tegangan yield poros 300 N/mm 2 dan faktor
keamanan 3.
26
Torsi
= (P1 P2 ) R
= 2122,07 N
Sedangkan
Sehingga :
P1 = 4244,13 N
P2 = 2122,07 N
Berat puli
W = mg = 20(9,81) = 196,2 N
=0
=0
RA = (P1 + P2 + W) RB
27
Pada diagram tersebut nampak bahwa tegangan maksimum terdapat pada titik C, sehingga
diameter poros
d = 52,29 mm
28
Pada pembahasan sebelumnya, pembebanan pada poros baik torsi maupun lentur
diasumsikan sebagai beban statis. Namun dalam kenyataannya poros mengalami pembebanan
yang dinamis, yaitu beban torsi maupun lentur yang berfluktuasi. Untuk merencanakan
sebuah poros dengan kondisi seperti ini, faktor kombinasi beban kejut dan lelah perlu
dipertimbangkan. Faktor kombinasi beban kejut dan lelah untuk torsi dinotasikan K t dan
untuk lentur, Km. Faktor tersebut dalam perencanaan poros berfungsi sebagai faktor pengali
untuk momen torsi (T) maupun momen lentur (M).
Pengunaan faktor ini akan lebih jelas pada pembahasan soal. Pada tabel berikut beberapa nilai
untuk kondisi pembebanan dinamis pada poros.
Contoh soal
Sebuah poros seperti tergambar ditumpu oleh bearing C dan D. Perbandingan kekencangan
sabuk puli adalah 3:1, kekencangan maksimumnya 3000 N. Daya ditransmisikan melalui puli
A, kemudian diteruskan ke puli B. Sifat mekanik untuk material poros
ut
= 400 MPa. Faktor keselamatan = 2,5. Km = 1,5. Kt = 1,2. Tentukan diameter poros.
29
Penyelesaian:
Tegangan geser ijin:
Torsi:
Kekencangan sabuk pada puli A dilambangkan dengan P1A dan P2A
P2A = 1000 N
Torsi = (P1A P2A ) R
= (3000 1000) 100
= 200000 Nmm
Kekencangan sabuk pada puli B dilambangkan dengan P 1B dan P2B
P1B = 3P2B
Torsi = (P1B P2B ) R
200000 = (3P2B P2B) 250
P2B = 400 N
P1B = 3 x 400 = 1200 N
Gaya pada puli
Gaya arah horisontal (PH) = P1B + P2B = 1200 + 400 = 1600 N
Gaya arah vertikal (Pv) = P1A + P2A = 3000 + 1000 = 4000 N
30
=0
=0
Diameter poros:
31
32
Jenis
pembebanan
Poros pejal
Poros hollow
Torsi
Lentur
Torsi dan
lentur
Teori
tegangan
geser
maksimum
Teori
tegangan
normal
maksimum
Teori
distorsi
energi
maksimum
33
34
1. Sebuah poros pejal mengalami momen lentur 3000 Nm dan torsi 10000Nm. Poros
terbuat dari baja dengan tegangan tarik maksimum 700 MPa dan tegangan geser
maksimum 500 MPa. Dengan asumsi faktor keamanan 6, tentukan diameter poros
tersebut.
2. Sebuah poros sepanjang 3 meter terbuat dari mild steel digunakan untuk
mentransmisikan daya 100 kW pada putaran 300 rpm. Pada poros tersebut terdapat
dua puli yang masing-masing beratnya 1500 N dan terletak 1 meter dari kedua ujung
poros. Jika tegangan geser ijin 60 N/mm2, tentukan diameter poros.
3. Sebuah poros mentransmisikan daya 20 kW pada putaran 200 rpm. Pada tengahtengah poros terdapat beban 900 N dan di kedua ujung poros sepanjang 2,5 meter
ditumpu oleh bearing. Tentukan diameter poros, jika tegangan geser ijin 42 MPa dan
tegangan tarik atau tekan tidak lebih dari 56 MPa.
Berapa diameter poros jika beban diberikan secara perlahan-lahan.
4. Sebuah poros horisontal AD ditumpu bearing pada A dan B dan terdapat puli pada C
dan D, mentransmisikan daya 75 kW pada putaran 500 rpm dari puli D yang
diteruskan ke puli C seperti pada gambar. Hitung diameter poros.
Data:
P1 = 2P2 (keduanya horisontal)
Q1 = 2Q2 (keduanya vertikal)
Jari-jari puli C = 220 mm
Jari-jari puli D = 160 mm
Tegangan geser ijin 45 MPa.
35
5. Sebuah poros digunakan untuk menggerakan mesin berputar 1500 rpm. Puli A, B dan
bearing C, D terletak pada poros seperti tergambar. Begitu juga kekencangan sabuk.
Tentukan diameter poros jika faktor kombinasi beban kejut dan lelah untuk torsi dan
lentur masing-masing 1,2 dan 1,5. Tegangan geser ijin material poros 100 MPa
36