Oleh :
Ruangan kelas V SDN 80 Ngoresan ini memiliki fungsi sebagai tempat belajar para
siswa, ruangan ini berada di lantai 2, dengan ukuran 7,3x7,3 m2. Ruangan ini memiliki
dinding berwarna krem, menggunakan plafond gypsum board berwarna putih dengan list
cokelat, untuk lantainya menggunakan keramik putih berukuran 30x30. Ruangan ini
menghadap ke arah selatan, pada sekitar ruangan kelas terdapat beberapa pohon yang
rindang. Bukaan pada ruangan terdapat pada fasad bagian utara dan selatan. Jenis ventilasi
yang digunakan pada ruangan ini yaitu cross ventilation, lubang untuk pergantian udara ada
pada dua sisi dinding yaitu pada sisi utara dan selatan sehingga arus udara mengalir melintasi
seluruh bagian ruang
Pengukuran dilakukan mulai pukul 06.30 hingga pukul 07.00, pada saat pengukuran
cuaca cerah dengan sedikit mendung, suhu didalam ruangan berkisar antara 26-31 derajat
celcius dan hembusan udara jarang dirasakan. Hembusan udara yang dapat dirasakan
hanyalah berkisar antara 0,0 - 1,0 m/s.
Gambar 1. Denah ruangan dan posisi pengukuran
1. Lakukan pengukuran terhadap ruangan menggunakan alat laser distance meter, catat
luas dari ruangan serta luas dari bukaan
2. Jika sudah melakukan pengukuran, lalu dilakukan pembuatan denah eksisting ruangan
serta penentuan titik pengukuran
3. Lakukan pengukuran pada titik yang telah ditentukan menggunakan alat anemometer,
pengukuran ini dilakukan 3 kali untuk mendapatkan hasil rata-rata
4. Catat hasil dari pengukuran kecepatan angin dan juga suhu, jika sudah lakukan
penelitian dengan mengambil kesimpulan dari hasil yang sudah diukur
Hasil Pengukuran :
Hasil Pengukuran
Cuaca : Berawan
Titik Ukur
Pengkondisian : Alami
Hasil Pengukuran
Cuaca : Berawan
Titik Ukur
Pengkondisian : Alami
Hasil Pengukuran
Cuaca : Berawan
Titik Ukur
Pengkondisian : Alami
2. Timur 24,82 m2 0 m2
4. Barat 24,82 m2 0 m2
Pembahasan :
Penghawaan alami adalah penghawaan yang sumbernya dari tiupan angin yang sudah
tersedia di alam (bukan hasil rekayasa). Udara bersih yang kita hirup dan uap air dari nafas
yang kita keluarkan sama sama membutuhkan angin untuk proses sirkulasi, sehingga ruang
yang sirkulasi udaranya lancar akan terasa nyaman. Kelancaran sirkulasi udara dapat kita
ciptakan dengan adanya lubang/bukaan (jendela, lubang ventilasi) pada fasad bangunan.
Luasnya bukaan, letak/posisi bukaan sangat mempengaruhi sirkulasi udara dalam ruang, yang
berarti juga sangat mempengaruhi kenyamanan penghuninya.
Luas bukaan pada ruangan ini sudah memenuhi standar bukaan yang sudah
ditentukan, untuk temperatur dari ruangan ini rata rata 26-30˚C, hal ini meleibihi batas
kenyamanan termal yang berada di angka 22.5-29.5˚C. Pengukuran titik pertama suhunya
26.7˚C, sedangkan pada titik terakhir terjadi perbedaan suhu menjadi 30.1˚C. Hal ini
disebabkan adanya aktifitas pada setiap titik pengukuran.
Pada saat pengukuran titik 1 sampai titik terakhir kecepatan angin diruangan tersebut
rata rata 0.1 M/s, namun hasil pengukuran tetap berbeda antar setiap titik pengkuran. Dari
hasil tersebut dapat dikategorikan efek penyegaran yang dapat dirasakan sekitar 0.5-0.7 ˚C,
dan paling nyaman untuk pengguna, namun karena suhu yang hangat menjadi terasa sedikit
panas.
Kesimpulan :
1. Luas bukaan pada ruangan ini sudah sesuai dan dapat memberikan hawa yang nyaman,
namun penurunan suhu tidak signifikan, dan spabila menginginkan kondisi yang lebih
nyaman lagi luas bukaan dapat ditambahkan
2. Temperatur dari ruangan ini rata rata 26-30˚C, hal ini melebihi batas kenyamanan termal
yang berada di angka 22.5-29.5˚C
3. Dari hasil tersebut dapat dikategorikan efek penyegaran yang dapat dirasakan sekitar
0.5-0.7 ˚C, dan paling nyaman untuk pengguna, namun karena suhu yang hangat
menjadi terasa sedikit panas.
Daftar Pustaka
Jurnal Sinektika Vol.14 No.1, 2014, Khoirul Anam, Riza Zahrul Islam, Tingkat
Pencapaian Penghawaan Alami pada Omah Sinten Heritage Hotel dan Resto di Surakarta