MAGNET
LAPORAN AWAL
140310180014
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2021
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.2 Tujuan 1
2.3 Permeabilitas 5
DAFTAR PUSTAKA 20
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan magnetik adalah bahan-bahan yang dapat ditarik atau ditolak ketika
ditempatkan pada suatu medan magnet eksternal dan dapat dimagnetisasi sendiri.
Suatu bahan akan bersifat magnet jika momen magnetnya memiliki arah yang sama
(tersusun teratur) dan suatu bahan yang bukan magnet, momen magnetnya
mempunyai arah sembarang (tidak teratur) sehingga efeknya akan saling meniadakan
yang mengakibatkan tidak ada kutub-kutub magnet pada ujung-ujung logam. Kutub
magnet adalah daerah yang berada di ujung-ujung magnet dan akan memiliki
kekuatan magnet yang paling besar (Rusdi, 2010).
Menurut sifat bahannya, bahan magnet ini terbagi menjadi 5 jenis, yaitu:
Gambar 2.1 Arah momen magnetik bahan diamagnetik (Sumber: (Rusdi, 2010))
bahan ini hanya ditemukan pada campuran dua unsur antara paramagnetik dan
ferromagnetik seperti Fe3Oa (Yelfianhar, 2016).
2.3 Permeabilitas
konstanta pembanding antara rapat fluks magnetik (B) dengan kuat medan magnet
(H) yang dihasilkan magnet, dan dapat ditulis:
B
=μ o (2)
H
μ=μ o . μr (3)
B=μ o . μr . H (4)
Keterangan:
Jika magnetisasi linier terhadap intensitas magnet pada persamaan (1). Maka
induksi magnet juga linier terhadap intensitas magnet:
⃗
B=μ o ⃗
H + μo ⃗
M
⃗
B=μ o ⃗
H + μo χm ⃗
H
⃗
B=μ o (1+ χ m ) ⃗
H
⃗
B=μ ⃗
H (5)
Medan magnet adalah ruangan di sekitar kutub magnet, yang gaya tarik/tolaknya
masih dirasakan oleh magnet lain. Kuat medan magnet di suatu titik di dalam medan
magnet ialah besar gaya pada suatu satuan kuat kutub di titik itu di dalam medan
2
magnet m adalah kuat kutub yang menimbulkan medan magnet dalam Ampere-meter.
Kuat medan titik itu dalam : N/Am atau Weber/m2 (Monter, t.thn.).
Jika suatu logam diletakan di dekat magnet, maka logam tersebut akan
mendapatkan gaya magnet berupa gaya tarik. Semakin jauh logam tersebut dari
magnet, maka semakin kecil gaya tarik yang ia alami. Gejala tersebut menunjukan
bahwa gaya di sekitar magnet terdapat medan magnet. Garis gaya adalah lintasan
kutub utara dalam medan magnet atau garis yang bentuknya demikian hingga kuat
medan di tiap titik dinyatakan oleh garis singgungnya. Sejalan dengan faham ini,
garis-garis gaya keluar dari kutub-kutub dan masuk ke dalam kutub Selatan. Untuk
membuat pola garis-garis gaya dapat dengan jalan menaburkan serbuk besi disekitar
sebuah magnet. Rapat garis-garis gaya (flux density) = B adalah jumlah garis gaya
tiap satuan luas yang tegak lurus kuat medan.
φ
B= (6)
A
Pada tahun 1820, Hans Christian Oersted menemukan bahwa ketika jarum
kompas diletakkan di dekat kawat berarus listrik, jarum mengalami penyimpangan.
Apa yang ditemukan Oersted adalah bahwa arus listrik menghasilkan medan magnet.
Jika perubahan medan magnetik dapat menghasilkan medan listrik, maka sebaliknya
perubahan medan listrik dapat menghasilkan medan magnet. Medan magnet yang
ditimbulkan oleh arus listrik disebut medan magnet induksi. Peristiwa timbulnya
medan magnet yang disebabkan oleh adanya arus listrik disebut induksi magnet
(Ardiansyah, et al., 2019).
Induksi Magnet (B) sering disebut rapat fluks magnet, kuat medan magnet atau
intensitas medan magnet. Induksi magnet merupakan respon dari bahan ketika pada
bahan tersebut terdapat medan magnet (H) yang ditimbulkan oleh arus listrik. Induksi
magnet merupakan besaran Vektor yang memiliki nilaidan arah.
2. Arah medan magnetik tergantung pada arah arus listrik yang melalui kawat.
Besar induksi magnetik di satu titik di sekitar elemen arus, sebanding dengan
panjang elemen arus, besar kuat arus, sinus sudut yang diapit arah arus dengan
jaraknya sampai titik tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya.
I . ∆l . sinθ
∆ B=k (7)
r2
μo −7 weber
Dimana: k = =10
4π A.m
μo I . ∆ l sinθ
Maka: dB= (8)
4π r
2
Apabila sebuah kumparan dialiri arus, di dalam kumparan tersebut akan timbul
medan magnetik. Selanjutnya, apabila arus yang mengalir besarnya berubah-ubah
terhadap waktu akan menghasilkan fluks magnetik yang berubah terhadap waktu.
Perubahan fluks magnetik ini dapat menginduksi rangkaian itu sendiri, sehingga di
dalamnya timbul ggl induksi. Saat terjadi induksi pada kumparan maka ggl induksi ε
sebanding dengan laju perubahan arus yang dirumuskan
∆L
ε =−L (9)
∆t
2
Solenoide adalah gulungan kawat yang di gulung seperti spiral. Bila kedalam
solenoide dialirkan arus listrik, di dalam selenoide terjadi medan magnet dapat
ditentukan dengan tangan (Monter, t.thn.).
μ 0 NA ∆ I
Karena Bϕ=BA=
l
Sehingga
∆ ΦB μ N2 A
L=N dan L= 0 (12)
∆I l
Keterangan:
L = Induksi diri solenoida atau toroida (H)
μ0 = Permeabilitas udara (4 π × 10-7 Wb/Am)
N = Jumlah lilitan
A = Luas penampang (m2)
l = Panjang solenoida atau toroida (m)
2
ΣV =0 (13)
V C +V L=0 (14)
−Q dl
Dimana V C = dan V L=−L
C dt
Sehingga, hukum kirchoff II untuk rangkaian dibawah ini adalah:
−Q dl
−L =0 (15)
C dt
2
dQ
Dengan I¿− (16)
dt
−Q
C
−L
d dQ
dt dt
=0 ( )
d2 Q Q
L + =0
dt 2 LC
(17)
2 1
Dengan ω = , maka: (18)
Lc
2
d Q 2
L 2 + ω Q=0
dt
( D 2 +ω 2 ) Q=0 (19)
D=±Q (20)
Sehingga solusi dari rangkaian ini adalah:
Q= A e−iωt + B eiωt (21)
Nilai tegangan pada masing-masing komponen pada rangkaian ini:
V L=I m Rsinωt (21)
( 1
)
V L=I m ω L sin ωt− π
2
(22)
V =I ω sin ( ωt+ π )
1
C m C (23)
2
2 1
Karena nilai ω = , maka:
LC
ω=
√ 1
LC
(24)
2 πf =
√ 1
LC
(25)
1
L= 2 2 (26)
4π C fr
2
L. I
μm = (27)
N2 A
μm
χ= −1 (28)
μo
Dengan:
Mulai A
Menentukan frekuensi
resonansi sesudah bahan
Mengulangi langkah- magnet dimasukkan
langkah di atas dengan
masing-masing bahan
Selesai
12
13
()
μ0 a 3
melingkar adalah : B=
2a r
Persamaan tersebut diintegralkan dengan panjang dl:
()
μ0 3
a ¿ a
B= ∫ dl sin β=
2a r l r
rdβ rdβ B=μ 0∈ ¿ ∫ sin β dβ ¿
sin β= maka dl= 2l
dl sin β
μ0 ∈¿ 90 °
() ∫ sin β dβ ¿
2
a dβ B=
B=μ 0∈ ¿ ∫ ¿ 2l β
2l r sin β
2l |
B=μ 0∈ ¿ (−cos β ) 90° ¿
β
Maka besar medan magnet di pusat solenoida akibat pengaruh setengah panjang
solenoida adalah:
μ0 ∈¿
B= cos β ¿
2l
14
15
dI
- Untuk VL: V L=L
dt
dI
Loop Kirchoff : V −V L =0 ; L =V m sin ( ωt )
dt
V L=V
dI V m
V L=V m sin ( ωt ) ; = sin ( ωt )
dt L
Vm
∫ dI
dt
dt=∫
L
sin ( ωt ) dt
−V m
I= cos ( ωt )+C
L
1
Nilai I=0 saat ω= π dan C=0
2
−V m
I= cos ( ωt )
L
( )
1 Vm
I =I m sin ωt− π ; I m=
2 ωL
V L=I × L
(1
V L=I m sin ωt− π ωL
2 )
1
V L=I m ω L sin( ωt− ¿ π )¿
2
- Untuk VC:
1
V C =I m ωC sin(ωt− ¿ π )¿
2
- Untuk V0:
V 0=V ( 0 )=V m sin ω ( 0 )
V C =0
5. Tunkan persamaan untuk Daya dan Faktor Kualitas!
Jawab: P ( t ) =I 2 ( t ) R
Daya rata-rata dalam 1 periode:
18
( )
T T T
1 1 1
P= ∫ P (t ) dt = ∫ R I 2 ( t ) dt=R ∫ I 2 ( t ) dt
⃗
T 0 T 0 T 0
√
T
Arus rata-rata kuadrat: I rms = 1 ∫ I 2 tdt
T 0
ω0 ω0
1
LC 1 √ 1 L
f
Q= 0 =
2π f0 L
=
√
1
=
1 L
√
√
Q= = = = = atau ∆t R RC R C
2
∆ ω 2s R R √ LC R C
L
L
6. Dari persamaan di atas tuliskan persamaan impedansi dan frekuensi
resonansinya!
Jawab :
LC paralel
1
=
1
−
1
=
1
ZLC J X L J X c ωL
−ωC
1
J [ ]
[ ]
1 J (1−ωLωC)
ZLC=J =
1 ωL dan Z=√ R 2+(X L −X c )2
−ωC
ωL
Impedansi Z=R+ ZLC
J ( 1−ωLωC )
Z=R+
ωC
1 1
Frekuensi resonansi ω 0= dan f r=
√ LC 2 π √ (LC )
19
Factor Kualitas: Q=
ω0 1 L
=
∆ω R C √
⃗
M
Suseptibilitas: χ m =
⃗
H
B
Permeabilitas: magnetik: μ0 =
H
B
dan non-magnetik: μ0 μr =
H
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah, A. A., Resti & Nana, 2019. Medan Magnet. Ilmu Fisika.
R., F. & R., E., 2018. Rancang Bangun Alat Percobaan Resonansi Rangkaian RLC
Menggunakan Sistem Digital. Inovasi Fisika Indonesia, Volume VII, pp. 54-
56.
Sunaryo & Widyawidura, W., 2010. Metode Pembelajaran Bahan Magnet dan
Identifikasi Kandungan Senyawa Pasir Alam Menggunakan Prinsip Dasar
Fisika. Cakrawala Pendidikan, XXIX(1), pp. 68-70.
20