Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH LISTRIK MAGNET

TEORI DAN APLIKASI DIAMAGNETIK

Dosen Pengampu : Umiatin, M.Si.

DISUSUN OLEH :

Helmalia Triana (1302619055)

Amel Dwi Cahya Putri (1302619057)

Nurmalia Fahrunnisa (1302619063)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan Yang Esa yang telah memberikan rahmat dan
kasih-Nya sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. makalah
ini dapat terselesaikan dengan baik berkat dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Umiatin, M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah listrik magnet serta pihak lain yang terlibat dalam penulisan
dan penyusunan makalah ini.

Makalah ini berisi penjelasan mengenai materi-materi diamagnetik, mulai dari


bahan magnetic, energi magnetic dari sifat diamagnetic, memahami gaya magnet pada
bahan diamagnetic, mengetahui klasifikasi dari fluida magnetic, mengetahui modifikasi
diamagnetic dengan cairan magnetic, serta mengetahui aplikasi dari bahan diamagnetic.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan masukan dan kritikan yang
dapat membangun dan memperbaiki isi dari makalah ini.

Jakarta, 01 Juli 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................i

DAFTAR ISI ...........................................................................................ii

RINGKASAN ..........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan ...........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Bahan Diamagnetik ...........................................................................................3


2.2 Energi Magnetik ...........................................................................................3
2.3 Gaya Magnet pada Bahan Diamagnetik .......................................................4
2.4 Klasifikasi dari Fluida Magnetik ...................................................................4
2.5 Modifikasi Dimagnetik dengan Cairan Magnetik ...........................................6
2.6 Aplikasi dari Bahan Diamagnetik ...................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan .........................................................................................10


3.2 Saran .........................................................................................11

DAFTAR PUSTKA .........................................................................................12

ii
RINGKASAN

Pada bidang biosains, bioteknologi, biokimia analitik, kedokteran, serta ilmu


pengetahuan dan teknologi, banyak menggunakan nano dan micromaterial yang sensitive
secara magnetis. Nano partikel jika diberikan magnet dengan frekuensi tinggi maka akan
menghasilkan panas yang cukup untuk terapi penyakit kanker.

Modifikasi magnetic biasanya mempunyai sekutu yang disebabkan adanya


nanopartikel atau partikel magnet mikro yang berada di dalam pori-pori bahan yang
diolah, atau pada permukaan bahan dan di dalam gel polimer. Medan magnet yang
dihasilkan oleh magnet superkonduktor 10 kali lebih kuat daripada yang dihasilkan oleh
electromagnet dan magnet permanen. Efek magnetic dari bahan polimer diterapkan pada
pemrosesan polimer.

Diamagnetisme dianggap mempunyai sedikit efek pada bahan polimer. Namun,


perspektif tersebut berubah ketika 30 tahun yang lalu, saat magnet superkonduktor
mudah diakses oleh ilmuwan dan insinyur. Sebagian besar efek magnetik dapat dipahami
dari segi energi magnetik. Energi magnet bahan diamagnetik biasanya sangat kecil dan
mungkin sulit untuk dipisahkan dari energi lain seperti termal, gravitasi, listrik, dan
elastis. Meskipun energi magnet bahan diamagnetik jauh lebih kecil daripada bahan
feromagnetik, itu masih efektif.

Defleksi/lendutan atau kelenturan adalah perubahan bentuk pada struktur material


dalam arah y akibat terjadinya gaya vertikal yang diterima pada batang material. Bahan
diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-masing atom atau
molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday & Resnick, 1989). Defleksi
magnetic berbatuan kuantum adalah teknik baru untuk mempelajari sifat magnetik
molekul terisolasi.

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gejala magnet memiliki peran penting hampir disemua alat listrik yang digunakan
dalam industry, bidang penelitian, dan aplikasi teknologi rumah tangga. Generator,
motor, transformator, pemutus rangkaian, televisi, komputer dan telepon semuanya
menggunakan pengaruh magnetic untuk beroperasi.
Saat ini peralatan listrik menggunakan arus bolak-balik dengan frekuensi tinggi.
Oleh karena itu, banyak komponen tersebut menggunakan magnet untuk menjalankan
fungsinya masing-masing. Magnet merupakan benda yang memiliki kemampuan
menarik benda–benda lain yang ada di sekitarnya. Magnet memiliki sifat kemagnetan
yang mampu menarik benda-benda lain yang ada di sekitarnya. Magnet juga memiliki
medan magnet didalamnya.
Bahan magnetic dibedakan menjadi tiga macam yaitu diamagnetic, paramagnetic,
dan feromagnetik. Diamagnetic merupakan penolakan terhadap gaya tarik magnet
yang disebabkan oleh medan magnet luar dan gerakan elektron yang mengorbit inti.
Bahan diamagnetik merupakan bahan yang resultan medan magnet atomis masing-
masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday &
Resnick, 1989).
Makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui bahan magnetic, energi magnetic
dari sifat diamagnetic, memahami gaya magnet pada bahan diamagnetic, mengetahui
klasifikasi dari fluida magnetic, mengetahui modifikasi diamagnetic dengan cairan
magnetic, serta mengetahui aplikasi dari bahan diamagnetic.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan bahan diamagnetic?
1.2.2 Bagaimana energi magnetic dari sifat diamagnetic?
1.2.3 Bagaimana gaya magnet pada bahan diamagnetic?
1.2.4 Bagaimana klasifikasi dari fluida magnetic?
1.2.5 Bagaimana modifikasi diamagnetic dengan cairan magnetic?
1.2.6 Bagaimana aplikasi dari bahan diamagnetic?

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Memenuhi tugas akhir mata kuliah listrik magnet
1.3.2 Mengetahui apa itu bahan diamagnetic
1.3.3 Memahami energi magnetic dari sifat diamagnetic
1.3.4 Memahami gaya magnet pada bahan diamagnetic
1.3.5 Mengetahui klasifikasi dari fluida magnetic
1.3.6 Mengetahui modifikasi diamagnetic dengan cairan magnetic
1.3.7 Mengetahui aplikasi dari bahan diamagnetic

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Bahan Diamagnetik


Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis
masing-masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol
(Halliday & Resnick, 1989).
Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen dipol magnet permanen. Jika
bahan diamagnetik diberi medan magnet luar, maka elektron-elektron dalam atom
akan berubah gerakannya sedemikian hingga menghasilkan resultan medan magnet
atomis yang arahnya berlawanan. Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak
orbital elektron sehingga semua bahan bersifat diamagnetik karena atomnya
mempunyai elektron orbital.
Bahan dapat bersifat magnet apabila susunan atom dalam bahan tersebut
mempunyai spin elektron yang tidak berpasangan. Dalam bahan diamagnetik hampir
semua spin elektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya.
Permeabilitas bahan diamagnetik adalah μ < μ0 dan suseptibilitas magnetiknya χ m
< 0. Contoh bahan diamagnetik yaitu: bismut, perak, emas, tembaga dan seng.

2.2 Energi Magnetik

Sifat diamagnetic bahan terjadi karena suseptibilitas magnetic, x sekitar


105 − 106 untuk bahan diamagnetic dan 103 untuk bahan ferromagnetic. Sebuah
mikropartikel dengan volume V diletakkan medan magnet dengan energi magnet E
seperti persamaan berikut:

𝑥𝑉𝐵 2
𝐸𝑚𝑎𝑔 = − Keterangan : 𝜇𝑜 = 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑒𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑚𝑎𝑔𝑛𝑒𝑡𝑖𝑘
2𝜇𝑜

Energi magnet bahan diamagnetic berada dibawah medan magnet karena negative.
Misalnya saat 𝑥 = −10−6 , 𝐵 = 10 𝑇, 𝑑𝑎𝑛 𝑉 = (0,1𝜇𝑚)3 , 𝐸𝑚𝑎𝑔 = 4 × 10−21 𝐽,
dibandingkan dengan nilai energi panas 𝑘𝐵 𝑇 = 4 × −10−20 𝑠𝑎𝑎𝑡 𝑠𝑢ℎ𝑢 𝑇 =
300𝐾, 𝑑𝑖𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑘𝐵 𝑎𝑑𝑎𝑙𝑎ℎ 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 𝐵𝑜𝑙𝑡𝑧𝑚𝑎𝑛.

3
Gambar di atas menunjukkan bahwa mikropartikel dapat dimanipulasi oleh medan
magnet lemah serendah 0,1 T, yang dengan mudah disuplai oleh elektromagnet dan
magnet permanen. Dengan medan magnet yang lebih kuat, aditif yang lebih kecil
dapat dimanipulasi.

2.3 Gaya Magnet pada Bahan Diamagnetik

Apabila partikel diletakkan dalam medan magnet yang tidak homogen,


sebuah gaya diberikan. Karena energi magnet partikel diamagnetic meningkat , maka
gaya yang bekerja akan mendorong ke area yang lebih rendah. Persamaan gaya
magnet sebagai berikut:

𝑥𝑉
𝐹 = −𝑉𝐸𝑚𝑎𝑔 = 𝑉𝐵2
2𝜇𝑜

Gradien medan magnet yang dihasilkan magnet permanen biasanya tidak


cukup kuat untuk gaya tolak yang cukup besar. Namun, medan magnet yang kuat
dihasilkan oleh magnet superkonduktor yang bisa menghasilkan gaya tolak untuk
mengangkat partikel dimagnetik.

2.4 Klasifikasi Fluida Magnetik

Fluida magnetic merupakan suspense koloid yang stabil dari nanopartikel


magnetic dalam medium cairan kontinu. Kombinasi unik dari fluida dan magnetic
dapat ditemukan dalam cairan magnetic. Ada beberapa metode eksperimen untuk
persiapan rasio cairan magnetic. Yang umum adalah persiapan cairan magnetic oleh
pra-kimia presipitasi atau dengan pengurangan ukuran. Untuk menggambarkan sifat
magnetic, ikatan cairan magnetic, dan jumlah tertentu itu karena magnetisasi dan
suseptibilitas magnet yang harus dianalisis. Magnetisasi cairan magnetic diukur

4
dalam ketergantungan pada medan magnet eksternal, maka akan diperoleh kurva
magnetisasi. Perhatikan gambar kurva magnetisasi di bawah ini:

Pada gambar 1.a, dapat diamati bahwa gaya magnet pada suhu kamar dan 2 K untuk
cairan magnetic berdasarkan minyak mineral dan besi nanopartikel oksida.
Magnetisasi yang baik pada magnet yang lebih tinggi mencapai 3,56 kA/m pada 6 T
suhu ruangan. Pada suhu kamar, magnetisasi menunjukkan nol, termasuk
superparamagnetic dari magnet nanopartikel.

Pada gambar 1.b menunjukkan bahwa suhu bergantung dengan magnetisasi yang
diukur ada magnet nanofluida dengan nanopartikel oksida besi dalam ZFC dan FC.
ZFC maksimum sekitar 230 K yang berasal dari transisi fase minyak. Pada suhu
rendah 30 K terdapat pembatasan suhu dan transisi dari superparamagnetic untuk
pembatasan dari nanopartikel magnet.

Sifat magnetic yang dinamis dari cairan magnetic diteliti dalam medan
magnet AC. Saat mengenai medan magnet AC eksternal, nanopartikel akan
mengalami pembalikan magnetisasi yang berubah melalui dua mekanisme.
Nanopartikel tunggal kecil lebih memilih pembalikan magnetisasi akhir, sementara
partikel yang besar dengan pembatasan magnet secara termal melalui rotasi fisika
(Brownian relaksasi).

5
Gambar 2 di atas menunjukkan spektrum yang didapat pada suhu kamar saat
nanopartikel bebas untuk merespon medan magnet AC bereksitasi melalui kedua
mekanisme laksasi. Kemampuan nanopartikel dari suseptilitas magnet tanpa
disperse dalam jangkauan frekuensi sampai 250 kHz.

2.5 Modifikasi Diamagnetik dengan Cairan Magnetik

A. Modifikasi Diamagnetik Bahan Biologis Menggunakan Cairan Magnetik


1. Biomaterial tumbuhan
Bahan seperti serbuk gergaji, sekam kacang, daun teh bekas, bekas biji-bijian,
bubuk kopi dapat digunakan untuk prosedur sederhana modifikasi magnetic.
Prosedur sederhana menggunakan cairan magnetic perklorat dengan suspense
methanol dari bahan diamagnetic yang akan dimodifikasi. Pencampuran
oksida besi magnetic nanopartikel dari cairan magnetic akan mengendap pada
permukaan partikel. Bahan magnetic tersebut dapat digunakan sebagai
adsorben untuk menghilangkan larut dalam pewarna organik maupun ion
logam berat.
2. Sel mikroba dan mikroalga
Sel mikroba hidup dengan modifikasi magnet yang efisien menggunakan
cairan magnetic. Ragi roti dimodifikasi menggunakan tiga cairan magnetic
dengan kondisi yang berbeda (ferrofluida distabilkan dengan
tetrametilamonium hidroksida dalam 0,1 M glisin NaOH, pH 10,6 ; ferrofluida
distabilkan dengan asetat 0,1 M pH 4,6 ; ferrofluida sitrat dengan 0,1 M glisin
HCL pH 2,2). Hal tersebut untuk membentuk sel ragi yang responsif secara
magnetis dalam waktu singkat karena pengendapan magnet nanaopartikel
oksida besi pada permukaan sel ragi. Sel ragi dapat mengakibatkan berbagai

6
modifikasi magnetic. Modifikasi magnet sel ragi yang aktif akan
menyebabkan akumulasi pengubah magnetic pada ruang periplasmic.
3. Sel eukariotik hewan
Sel eukariotik hewan dimodifikasi dengan ferrofluida mempunyai aplikasi
yang menarik. Untuk menyaring sel baik in vitro dan in vivo, magnet
biokompatibel cairan magnetic digunakan untuk memberi label pada sel
punca. Nanopartikel dapat diambil oleh sel selama budidaya oleh endositosis.
Sel-sel berlabel magnetis memungkinkan baik enable deteksi in vitro dengan
pewarnaan untuk menghasilkan besi ferric ferrocyanide (biru Prusia) atau in
vivo de- pemeriksaan menggunakan visualisasi MRI, karena se-pemendekan
waktu relaksasi T2, yang mengarah sinyal hipointens (gelap). MRI dapat
digunakan untuk mengevaluasi pengerjaan sel, perjalanan waktu migrasi sel,
dan kelangsungan hidup mereka di jaringan yang ditargetkan.
4. Biopolymer
Bio polimer dapat dimodifikasi dengan fluks magnetic. Selulosa bakteri yang
diproduksi komagatibakter sucrofermentans dimodifikasi secara magnetis
dengan cairan magnetic asam perklorat. Selulosa bakteri magnetic digunakan
sebagai pembawa untuk imobilisasi afinitas ligan, enzim, dan sel. Kitosan
magnetic gel dapat dibuat dengan melarutkan kitosan dalam larutan asam
asetat dan menambahkannya secara perlahan dari cairan magnetic.

B. Modifikasi Diamagnetik Bahan Organik dan Anorganik menggunakan


Cairan Magnetik
Tanah liat saponit alami dimodifikasi secara magnetis dengan magnet asam sitrat.
Adsorben digunakan untuk adsorpsi perunggu, merah Kongo, dan nila carmine
dari larutan air. Magnetik sorben nanokomposit digunakan untuk pembuangan
deterjen dari air limbah yang dibuat dari mineral lempung (saponit, palygorskite,
dan spondyle tanah liat). Modifikasi magnetic menyebabkan pengendapan
nanopartikel oksida besi magnetic pada permukaan serat nano tekstil.

7
2.6 Aplikasi dari Bahan Diamagnetik

Sifat diamagnetik bahan ditimbulkan oleh gerak orbital elektron karena atom
mempunyai elektron orbital, maka semua bahan bersifat diamagnetik. Suatu bahan
dapat bersifat magnet apabila susunan atom dalam bahan tersebut mempunyai spin
elektron yang tidak berpasangan. Dalam bahan diamagnetik hampir semua spin
elektron berpasangan, akibatnya bahan ini tidak menarik garis gaya. Permeabilitas
bahan ini: μ < μ0 dengan suseptibilitas magnetik bahan: χm< 0. Material yang disebut
diamagnetik pada umumnya berupa benda yang disebut “non magnetik‟ termasuk
diantaranya air, kayu, senyawa organik seperti minyak bumi dan beberapa jenis
plastik, serta bebrapa logam seperti tembaga, merkuri, emas, bismuth, timbal,
antimon, air raksa, dan phosphor.

 Peran Interaksi Magnetik dan Diamagnetik dalam Optik dan Hamburan


Molekul
Jika seseorang ingin menghitung laju optik invarian pengukur dan
pergeseran energi yang bergantung pada kerentanan magnetik total, diperlukan
terlebih dahulu untuk seseorang itu mempelajari interaksi magnetik dalam optik
molekul. Signifikasi fisik dari istilah diamagnetik memang memiliki spesifikasi
yang benar dalam menghitung renspons kerentanan magnetik keseluruhan
molekul. Kerentanan magnetik adalah jumlah kontribusi spin dan orbital secara
eksplisit yang disorot dalam kerangka elektrodinamika kuantum molekul
Multipolar. Kerentanan magnetik adalah properti pengukur-invarian yang
memanifestasikan dirinya dalam interaksi dua foton dan selalu terukur secara
eksperimental.
Suseptibilitas magnetik total dapat dibagi menjadi dua kontribusi yang
berbeda; yaitu paramagnetik dan diamagnetik. Kerentanan diamagnetik serta
kerentanan paramagnetik tidak terlepas dari pengukur Coulomb. Dan dalam
pengukur Coulomb mereka adalah kuantitas fisik yang dapat dipisahkan secara
sah, asalkan dapat dipahami bahwa jika mereka digabungkan, mereka akan
memberikan prediksi fisik invarian pengukur yang berguna. Ini merupakan salah
satu alasan utama mengapa kopling diamagnetik harus selalu disertakan dalam
proses multifoton.

8
Contoh tertentu dimana kopling diamagnetik menjadi penting dan
menonjol adalah dalam gaya Dispersi Casimir-Polder molekul keadaan dasar.
Namun, untuk molekul yang memiliki spin bukan nol, perilaku spin-paramagnetik
dapat mendominasi kerentanan magnetik secara keseluruhan, dan kontribusi
diamagnetik disini masih memerlukan perhitungan. Peran dan pentingnya mereka
dalam elektrodinamika kuantum molekuler nonrelativistik dalam pengukur
Coulomb dapat diterangi dan disoroti mengenai bagaimana prosess untuk setiap
multifoton. Sebagai contoh indikatif dari teori yang disajikan, kontribusi
diamagnetik untuk hamburan Rayleigh Maju dan Tidak Maju diturunkan dan
dimasukan ke dalam konteks di samping renspons molekul listrik dan magnetik.
Karya tersebut mewakili klarifikasi kopling diamagnetik dalam elektrodinamika
kuantum molekuler, yang selanjutnya harus menawarkan studi interaksi
diamagnetik dalam optik molekuler karena atribut fisiknya yang unik dan inklusi
yang diperlukan dalam proses multifoton.
Peran kopling magnetik antara radiasi dan cahaya dengan cepat menjadi
bidang penelitian yang berkembang, khususnya dengan pengunaan metamaterial
optik yang mengarah pada materi interaksi cahaya magnetik yang ditingkatkan
sehinga dapat diamati, karena alasan inilah kerangka teoritis QED yang sesuai
dengan modifikasi dapat memperhitungkan media dengan tidak homogen dan
dispersif, sehingga menyoroti pentingnya konstribusi magnetik dan diamagnetik
untuk interaksi dalam struktur nanofotonik. Ini merupakan kunci yang dapat
memungkinkan seseorang untuk mengesksplorasi lebih lanjut dalam bidang fisika
molekuler dan optik yang terus berkembang, karena memang pekerjaan eksplorasi
menggunakan metode QED maskroskopik telah menyoroti pentingnya interaksi
diamagnetik dalam sistem badan magnetdielektik.

9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Bahan diamagnetik adalah bahan yang resultan medan magnet atomis masing-
masing atom atau molekulnya nol, tetapi orbit dan spinnya tidak nol (Halliday &
Resnick, 1989). Bahan diamagnetik tidak mempunyai momen dipol magnet
permanen. Jika bahan diamagnetik diberi medan magnet luar, maka elektron-elektron
dalam atom akan berubah gerakannya sedemikian hingga menghasilkan resultan
medan magnet atomis yang arahnya berlawanan.
Modifikasi Diamagnetik dapat dibagi berdasarkan bahan biologis dan bahan
organik serta anorganik menggunakan cairan magnetik. Modifikasi diamagnetik
bahan biologi dapat berasal dari bomaterial tumbuhan, sel mikroba dan mikrolaga, sel
eukariotik hewan, dan biopolymer. Sedangkan modifikasi diamagnetik bahan organik
dan anorganik contohnya adalah tanah liat saponit alami yang dimodifikasi secara
magnetis dengan magnet asam sitrat, adsorben yang digunakan untuk adsorpsi
perunggu, merah Kongo, dan nila carmine dari larutan air. Modifikasi magnetic
menyebabkan pengendapan nanopartikel oksida besi magnetic pada permukaan serat
nano tekstil.
Material yang disebut diamagnetik pada umumnya berupa benda yang disebut
“non magnetik‟ termasuk diantaranya air, kayu, senyawa organik seperti minyak
bumi dan beberapa jenis plastik, serta bebrapa logam seperti tembaga, merkuri, emas,
bismuth, timbal, antimon, air raksa, dan phosphor.

10
3.2 Saran
Dalam sebuah penulisan, tentu perlu dilakukannya penulisan lanjutan guna
meningkatkan ilmu pengetahuan. Dalam membuat makalah, disarankan mencari
referensi yang lebih luas lagi, sehingga pembahasan akan semakin mendalam dan
lebih efektif. Sehingga akan benar-benar memberikan manfaat dimana akan didapat
sebuah pengetahuan yang diterapkan di dalam masyarakat hendaknya. Semoga
nantinya penulis atau yang membaca makalah ini akan mampu melengkapi
kekurangan atau menyempurnakan informasi yang ada dimakalah ini menjadi lebih
lengkap. Harapannya melalui makalah ini pembaca dapat mengembangkan ide dan
menciptakan suatu karya atau penelitian baru berupa makalah atau artikel yang lebih
baik.

11
DAFTAR PUSTAKA

Abadie, dkk. 2012. Modeling and Experimentation of a Passive Low Frequency


Nanoforce Sensor Based on Diamagnetic Levivation. Sensor and actuators A: physical,
hal.227-237.

Christian, dkk. 2020. Relevance of the Quadratic Diamagnetic and Self-Polarization


Terms in Cavity Quantum Electrodynamics. ACS Photonics,7, hal. 975-990.

Forbes, Kayn A. 2018. Role of Magnetic and Diamagnetic Interactions in Molecular


Optics and Scattering. Physical review, A 97, hal. 2-7.

Safarik, dkk. 2020. Modification of Diamagnetic Materials Using Magnetic Fluids.


Ukr.J. Phys, Vol. 65, No.9, hal. 752-757.

Yaakov, dkk. 2020. Quantum-assisted Diamagnetic deflection of molecules. Phys Chem,


22, hal. 14036-14041.

Yamato, Masafumi dan Kimura,Tsunehisa. 2020. Magnetic Processing of Diamagnetic


Materials. Polymers review, 12, hal. 1-10.

12

Anda mungkin juga menyukai