Anda di halaman 1dari 21

Rabu, 19 Februari 2020

LAPORAN PROSES MANUFAKTUR 3

DISUSUN OLEH :
Nama : Alhakim Refiyandra Hidayat
NIM : 219441029
Kelas : 1 AED
Nama : Indra Ramdan
NIM : 219441038
Kelas : 1 AED

DOSEN dan PLP


Dosen : Aris Budiyarto
PLP : Adi Chandra Prasetyo

TEKNIK OTOMASI MANUFAKTUR DAN MEKATRONIKA


PRODI TEKNOLOGI REKAYASA OTOMASI
POLITEKNIK MANUFAKTUR NEGERI BANDUNG
2020
A. Tujuan
1. Memahami prinsip dasar proses manufaktur dalam bidang elektronika.
2. Dapat membuat dan mencetak layout PCB.
3. Dapat membuat dan merancang rangkaian counter.
4. Memahami prinsip kerja gerbang logika, digital dan mikroprosessor.
B. Alat dan Bahan
1. Papan PCB;
2. Resistor 500 Ω 10 buah;
3. Limit switch kecil 1 buah;
4. Optocoupler 1 buah;
5. IC 7448 1 buah;
6. IC 7490 2 buah;
7. Transistor 1 buah;
8. Connector 9 buah;
9. Push Button 1 buah;
10. Segment 2 buah;
11. Socket IC 16 kaki 2 buah;
12. Socket IC 14 kaki 3 buah.
C. Dasar Teori
Produksi dalam pengertian sederhana adalah seluruh proses dan operasi
untuk memproduksi barang atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari
sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input
produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku,
mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi
merupakan produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah,
informasi, dan sebagainya.
Kata “Manufacture” dalam bahasa inggris atau manufaktur (dalam
bahasa Indonesia) berasal dari bahasa latin, yaitu : manus = tangan (hand), factus
= membuat (make). Pada abad-abad yang lalu dalam bahasa inggris manufacture
berarti made by hand atau dibuat dengan tangan. Namun pada masa modern kata
manufaktur lebih sering dikaitkan dengan bantuan permesinan dan kontrol
komputer.
Proses manufaktur adalah penambahan dan pengaplikasian bahan fisik
maupun kimia untuk merubah bentuk geometri bahan atau penampilan
permukaan dalam pembuatan komponen suatu produk. Proses manufaktur
membutuhkan komponen-komponen sedrehana untuk diproses sehingga menjadi
barang yang lebih kompleks. Misalnya kompoen seperti baut, mur, plat besi an
lain-lain yang meripakan komponen dasar yang dapat dirakit menjadi komponen
lebih rumit dan mempunyaoi nilai yang lebih besar da berguna.
Pada praktik proses manufaktur 3 para mahasiswa di berikan arahan
untuk mendesain, menganalisa serta membuat sebuah produk untuk menghitung
atau mencacah (Counter) dengan menggunakan komponen elektronika dan
PCB dengan flow chart sebagai berikut.

Keterangan :
1. Sesuatu yang bisa kita hitung dengan Counter, contohnya seperti
menghitung manusia, benda , gerakan roda maupun hewan.
2. Sensor, karena akan membuat sebuah Counter maka kita dapat
menggunakan sensor infra merah yaitu optocoupler.
3. Counter, untuk membuat sebuah alat penghitung kita membutuhkan
rangkaian untuk di sambungkan dengan clock atau sensor sehingga counter
yang kita butuhkan dapat berjalan sesuai yang kita inginkan.
4. VDU, singkatannya adalah visual device unit yaitu berupa keluaran untuk
alat yang akan dibuat pada prosman 3, contohnya ada lcd dan 7-segment.
Counter adalah rangkaian logika sekuensial yang dapat berfungsi untuk
menghitung jumlah pulsa yang masuk yang dinyatakan bilangan biner. Hampir
seluruh peralatan elektronik yang mempergunakan sistem digital di dalam
rangkaiannya berisi suatu alat yang dapat mengontrol urutan operasi program.
Alat tersebut dinamakan dengan pencacah atau counter.
Rangkaian penghitung atau pencacah digital (Counter) merupakan
rangkaian “clock” sekuensial yang hampir sama, yaitu terdiri dari gerbang flip-
flop dan gerbang kombinasi dengan sistem sambungan umpan balik (feedback)
adalah suatu istilah yang biasa digunakan pada elektronika digital dalam
menghitung bilangan logika. Counter atau penghitung atau pencacah dalam
bahasa kita, merupakan penghitung yang dimaksud dalam teknik digital
merupakan bagian register yang terpenting, karena keberadaannya merupakan
sebuah penentu awal dari kondisi sekuensial biner. Gerbang-gerbang logika di
dalam counter dihubungkan pada masing-masing saluran untuk memproduksi
penjelasan gambaran awal dari kondisi sekuensial biner. Oleh karena itu counter
adalah merupakan register khusus, yang mempunyai kesamaan, maka yang
membedakan hanya dalam pemberian nama saja.
Counter secara teori maupun praktek, dalam melakukan penghitungan bias
bersifat naik, dan turun (up-down counter), serta bisa di-reset sesuai dengan yang
dikehendaki. Karena merupakan rangkaian yang komprehensif dengan
komponen analog lain, maka jenis komponen IC digital yang digunakan adalah
merupakan pengembangan dari komponen teknik digital pada pembelajaran
elektronika dasar, artinya tidak lagi menggunakan IC Flip-flop dasar dalam
menyusun rangkaian counter, tetapi lebih cenderung mengaplikasikan IC counter
yang tersedia. Contoh IC counter jenis TTL dengan seri tipe 74LS90, 74LS92,
dan IC tipe 74LS93. IC tipe seri 74LS90 merupakan IC yang berfungsi sebagai
pengubah “BCD to Decimal”, 74LS92 berfungsi sebagai “BCD to Duodecimal”,
dan 74LS93 merupakan IC yang berfungsi sebagai pengubah “BCD to
Hexadecimal”. Sehingga dalam aplikasinya rangkaian counter yang akan
dibangun dalam simulasi nantinya merupakan kombinasi komponen digital
dengan komponen analog. dipenghitung naik dan penghitung turun (up-down
counter), fungsi sistem reset, dan aplikasi sistem kontrol ON/OFF sederhana
yang dikombinasikan dengan rangkaian analog driver yang telah dipelajari pada
semester sebelumnya. Di sini, peserta didik akan diajarkan aplikasi komponen
elektronika pasif, komponen aktif, dan komponen digital terutama jenis TTL dan
analog yang dijadikan satu unit kesatuan rangkaian yang komprehensif dalam
aplikasi rangkaian sistem kontrol digital ON/OFF sederhana. Gambar berikut
merepresentasikan blok diagram rangkaian counter digital.
Prinsip kerja Optocoupler

Optocoupler adalah komponen elektronika yang berfungsi sebagai


penghubung berdasarkan cahaya optik. Pada dasarnya Optocoupler terdiri dari 2
bagian utama yaitu Transmitter yang berfungsi sebagai pengirim cahaya optik
dan Receiver yang berfungsi sebagai pendeteksi sumber cahaya. Masing-masing
bagian Optocoupler (Transmitter dan Receiver) tidak memiliki hubungan
konduktif rangkaian secara langsung tetapi dibuat sedemikian rupa dalam atau
kemasan komponen.
Pada prinsipnya, Optocoupler dengan kombinasi LED-Phototransistor
adalah Optocoupler yang terdiri dari sebuah komponen LED (Light Emitting
Diode) yang memancarkan cahaya infra merah (IR LED) dan sebuah komponen
semikonduktor yang peka terhadap cahaya (Phototransistor) sebagai bagian yang
digunakan untuk mendeteksi cahaya infra merah yang dipancarkan oleh IR LED.
Untuk lebih jelas mengenai Prinsip kerja Optocoupler, silakan lihat rangkaian
internal komponen Optocoupler dibawah ini :
Dari gambar diatas dapat dijelaskan bahwa Arus listrik yang mengalir
melalui IR LED akan menyebabkan IR LED memancarkan sinyal cahaya Infra
merahnya. Intensitas Cahaya tergantung pada jumlah arus listrik yang mengalir
pada IR LED tersebut. Kelebihan Cahaya Infra Merah adalah pada ketahanannya
yang lebih baik jika dibandingkan dengan Cahaya yang tampak. Cahaya Infra
Merah tidak dapat dilihat dengan mata telanjang. Cahaya Infra Merah yang
dipancarkan tersebut akan dideteksi oleh Phototransistor dan menyebabkan
terjadinya hubungan atau Switch ON pada Phototransistor. Prinsip kerja
Phototransistor hampir sama dengan Transistor Bipolar biasa, yang membedakan
adalah Terminal Basis (Base) Phototransistor merupakan penerima yang peka
terhadap cahaya.
D. Metodologi Praktikum
1. Membuat Rangkaian Schematic dan Board di Aplikasi EAGLE
Rangakaian schematic counter :

Rangkaian board counter:


2. Meng-create file GERBER dari PCB EAGLE melalui ALTIUM
DESIGNER
a. Buka aplikasi ALTIUM, lalu tekan “open”.

b. Kemudian, pilih file board dari EAGLE. Untuk mencari file board
EAGLE, caranya adalah pilih “All file (*.*)” seperti gambar di bawah
ini.

c. Setelah itu, akan muncul file board dari EAGLE seperti gambar di
bawah ini.
d. Tekan open, lalu akan muncul tampilan seperti ini, tekan next.

e. Next.

f. Next.
g. Next, lalu ALTIUM akan memproses board tersebut untuk
menampilkan hasil convert.

h. Convert sudah selesai, akan terlihat seperti ini.


i. Sekarang, mengubah board ini untuk di-convert ke aplikasi PCB
PROTOTYPE, menjadi gerber files. Pertama, buka file lalu tekan
“Fabrication Outputs dan pilih “Gerber files”.

j. Ganti formatnya menjadi 2:3, lalu tekan ok.

k. Tekan “Layers” lalu centang “Bottom”.


l. Tekan “Drill Drawing” lalu centang seperti gambar di bawah ini,

m. Setelah itu, export lalu pilih “Gerber”.

n. Tekan OK.
o. Tekan OK.

3. Meng-create data file untuk DRILLING


a. Sekarang adalah cara mengubah ke “NC Drills Files”. Pertama,
kembali lagi ke board lalu tekan lagi “Fabrication Outputs”, pilih “NC
Drills Files”.
b. Pilih formatnya menjadi 2:3.

c. Tekan OK.

d. Lalu akan muncul tampilan seperti ini.


e. Setelah itu tekan export, pilih “Save Drill”.

f. Ikuti langkah terakhir seperti gambar di bawah ini


4. Menggunakan mesin Routing PCB EP2006H
a) Nyalakan mesin Routing PCB EP2006H
b) Buka aplikasi PCB PROTOTYPE
c) Pilih File -> pilih New -> masukan gerber file dan drill file yang sudah
di buat menggunakan Altium -> pilih OKE

d) Pindahkan drill atau titik-titik lubang ke gerber


e) Pilih Arrange Area ( Letakan sesuai gambar)

f) Pilih Surface Inspect.


g) Tekan OKE.
h) Ganti atau masukan mata bor.
i) Tekan oke ( jika ada peringatan Fail, maka templekan kabel ind ke badan
bor sampai tulisan Fail berubah menjadi Work).
j) Lalu tekan OKE.
k) Pilih Endgrave.
l) Lalu tekan OKE.
m) Setelah routing gerber selesai, pilih Home.
n) Lalu, melubangi PCB, pilih Drill.
o) Mesin akan meminta ganti bor yang khusus untuk membuat lubang
p) Setelah bor di ganti, tekan OKE.
q) Akan muncul peringatan Fail, maka tempelkan kabel ind ke badan bor
sampai tulisan Fail berubah menjadi Work, lalu tekan OK.
r) Tunggu sampai selesai, jika sudah selesai, pilih Home.
s) Lepas PCB dari mesin dan Matikan mesin routing.
E. Analisa Data
Suatu rangkaian pencacah terpadu pasti memiliki suatu system kerja.
System kerja dari Counter up/Down sendiri adalah system yang mencacah atau
menghitung suatu bilangan decimal. Dimana segala sesuatu nya di perintahkan
oleh masukan yang diberikan. Selang waktu yang digunakan dalam mencacah
setiap decimal yang diperintahkan dalam masukan di atur oleh IC Timer 555 (IC
Clock). Keluaran yang diberikan dari rangkaian terpadu Counter Up/Down
merupakan angka decimal yang telah di konversi dari bilangan biner. Dimana
bilangan biner ini merupakan perintah keluaran yang diberikan oleh suatu IC flip-
flop ayng digunakan dalam suatu rangkaian.

Rangkaian Clock generator merupakan rangkaian pembangkit pulsa


sebagai sumber pembangkit pulsa yang berfungsi sebagai detak jantung dari
counter 4-bit blok berikutnya, tentunya IC counter harus tersambung sumber
catu daya (power supply) dc sebesar 5V untuk IC counter jenis TTL, dan 15V
untuk IC counter jenis C-MOS.
Jika counter sudah mendapatkan input pulsa clock dari clock generator, dan
telah terhubung dengan power supply 5V dc, maka output IC counter akan
menghitung naik terus sampai batas tertinggi sesuai dengan fungsi dari IC
counter yang digunakan masing-masing. Tentu saja untuk dapat menghitung naik
atau turun sampai batas tertentu atau sampai batas yang sesuai fungsi dari
masing-masing jenis counter, ada persyaratan dan tabel fungsi reset dan aturan
tabel fungsi kebenaran yang harus dilakukan, karena setiap industri pembuat IC
counter tersebut selalu menyertakan buku manual berupa data sheet berupa tabel
kebenaran, tabel fungsi reset, dan tabel diagram pulsa, serta spesifikasi data
sebagai petunjuk teknis untuk kelengkapan perancangan rangkaian aplikasi dari
setiap IC tersebut.
Rangkaian Counter yang kami buat menggunakan IC 7448 yang berfungsi
sebagai penghasil pulsa yang akan digunakan oleh IC Decade Counter 7490
sebagai sinyal Clock. IC 7448 kita buat dalam rangkaian Astable karena pada
Rangkaian Astable ini kita dapat menentukan siklus high dan siklus low yang
stabil sesuai dengan perubahan nilai besaran dari ketiga komponen berikut ini
R1, VR1 dan C1. Karena sifat gelombang atau sinyal yang dihasilkan ini stabil
maka rangkaian Astabel IC 7448 ini sering digunakan sebagai clock untuk
rangkaian diatas, contohnya Rangkaian Counter Dua Digit Seven Segment
diatas.
Untuk Sumber Clock dari Digit kedua Seven segment diatas diambil dari
IC7490 yang pertama sehingga begitu selesai melakukan perhitungan hingga ke
angka Sembilan pada seven Segment pertama akan berpindah ke digit kedua.
Di Rangkaian Counter Dua Digit Seven Segment diatas juga dilengkapi
dengan tombol reset yang berfungsi untuk mengeset nilai dari counter kembali
ke awal sehingga seven segment akan menampilkan nilai 00 kembali.
Skema rangkaian counter diatas sengaja menggunakan gerbang penyulut
schmiit trigger karena berfungsi sebagai peredam bounching dari hentakan saklar
mekanik. Anda juga bisa menggunakan gerbang schmitt trigger dan
menghubungkan langsung saklar input ke pin clock IC 7490
IC 7490 adalah encoder, decoder sekaligus driver dalam satu komponen
IC; sedang seven segment yang digunakan adalah common cathode (cc). Proses
penghitungan tidak dapat dimanipulasi. Dapat digunakan pada rangkaian
penghitung jumlah kendaraan dalam sistem parkir (ditambahkan rangkaian
sensor), papan skor pertandingan, dan papan angka untuk ganti pemain.
IC 7448 ini berfungsi untuk menyederhanakan penggunaan dekoder
desimal ke biner atau 7-segmen decoder pada rangkaian counter/pencacah.
Sehingga kita tidak memerlukan IC 7447 lagi. Output dari IC ini adalah active
‘high” sehingga dibutuhkan 7 segmen yang komon katoda (negatif). Dan IC 7490
merupakan gerbang logika dengan 3 input, yang berfungsi untuk mengatur reset

F. Kesimpulan

Dari praktikum kali ini, kami dapat simpulkan bahwa rangkaian


penghitung atau pencacah digital (Counter) merupakan rangkaian “clock”
sekuensial yang hampir sama, yaitu terdiri dari gerbang flip-flop dan gerbang
kombinasi dengan sistem sambungan umpan balik (feedback) adalah suatu istilah
yang biasa digunakan pada elektronika digital dalam menghitung bilangan
logika. Counter atau penghitung atau pencacah dalam bahasa kita, merupakan
penghitung yang dimaksud dalam teknik digital merupakan bagian register yang
terpenting, karena keberadaannya merupakan sebuah penentu awal dari kondisi
sekuensial biner. Gerbang-gerbang logika di dalam counter dihubungkan pada
masing-masing saluran untuk memproduksi penjelasan gambaran awal dari
kondisi sekuensial biner. Oleh karena itu counter adalah merupakan register
khusus, yang mempunyai kesamaan, maka yang membedakan hanya dalam
pemberian nama saja.

Selain itu, setelah mempelajari mata kuliah proses manufaktur 3 kita


merasa bahwa logika dan penalaran kita terasah dan memahami bahwa segala
macam elektronik di ciptakan atas dasar problem and solution, dimana gerbang
logika dan rangkaian elektrik yang di rangkai sedemikian rupa bisa di terapkan
di segala macam masalah yang berhubungan dengan kehidupan. Langkah yang
harus disiapkan adalah dengan melakukan planning dan desain sehingga muncul
flow chart, yang nantinya bisa di jadikan konsep awal rancangan projek, lalu
mencari komponen yang tepat untuk kita gunakan sehingga menjadi output yang
di inginkan.

Anda mungkin juga menyukai