Dokumen : IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD
Edisi : 01
MODUL Revisi : 06
PRAKTIKUM
Berlaku Efektif : 11 Maret 2019
Halaman : ii dari ii
DAFTAR ISI
Nama :
NIM :
MODUL I
PENGENALAN SISTEM DIGITAL DAN KOMPONEN
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian sistem digital.
2. Mahasiswa mengenal dan memahami fungsi dari komponen elektronika dan software yang
digunakan dalam praktikum.
II. Teori
1. Sistem Digital
Sistem dapat diartikan sebagai suatu himpunan benda atau elemen-elemen yang
bekerja sama yang saling berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk suatu
keseluruhan. Digital dapat diartikan sebagai nilai diskrit dari suatu kondisi yang diwakili
oleh 1 dan 0.
Sistem Digital banyak menggantikan kerja yang sebelumnya menggunakan teknik
analog. Alasan-alasannya adalah sebagai berikut:
a. Sistem digital lebih mudah dirancang. Hal ini terjadi karena digunakan rangkaian
pengalih yang tidak memerlukan nilai tegangan atau arus yang pasti, hanya rentangan
(tinggi/rendah) yang diperlukan.
b. Penyimpanan informasi yang lebih mudah. Juga dilakukan oleh rangkaian pengalih
khusus yang dapat menyesuaikan informasi tersebut dan menahannya selama
diperlukan.
c. Ketepatan dan ketelitiannya lebih tinggi. Sistem digital dapat menangani ketelitian
sebanyak angka yang diperlukan hanya dengan menambahkan rangkaian pengalih.
d. Operasinya dapat dengan mudah diprogramkan.
e. Lebih kebal terhadap noise. Perubahan tegangan yang tidak teratur dapat
mengakibatkan error pada rangkaian elektronika.
f. Rangkaian digital dibuat dalam rangkaian terpadu.
2. Dasar Elektronika
Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam
suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari
ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian
dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 1 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
Sirkuit Analog atau rangkaian analog adalah jenis rangkaian elektronika yang dipakai
untuk memproses signal atau isyarat yang bersifat kontiniu. Perubahan signal dalam
rangkaian Analog ini adalah sedikit demi sedikit meliputi semua titik pada amplitudo
signal maximum dan minimumnya. Hal ini berbeda dengan watak dalam signal digital, di
mana signal hanya dua macam tingkat saja: tinggi (menyatakan 1) dan rendah
(menyatakan 0). Contoh sirkuit analog: Amplifier atau Penguat Opamp (Operational
Amplifier) termasuk negative feedback, Amplifier Daya FET (Field Effect Amplifier),
JFET, MOSFET, MESFET, MODFET, HEMT, CMOS, N-MOS, P-MOS, Pass-
Transistor.
Sirkuit Digital atau rangkaian digital adalah sistem elektronika yang menggunakan
isyarat digital. Elektronika digital adalah representasi dari aljabar boolean dan digunakan
di komputer, telpon genggam dan berbagai produk konsumen lainnya. Dalam sebuah
sirkuit digital, sinyal direpresentasikan dengan satu dari dua macam kondisi yaitu 1 (high,
active, true) dan 0 (low, nonactive, false). Atau jika direspresentasikan dalam tegangan 1
dapat berarti tegangan maksimum (umumnya 5 V atau 3 V) dan 0 berarti tegangan
minimum (umumnya 0 V, tapi ada pula yang 2,5 V). hal ini dikarenakan varian dari bahan
pembuatnya. Contoh sirkuit digital: Gerbang logika flip-flop, Penghitung atau pencacah
(counter), Register multiplekser (MUX) dan DEMUX, Penjumlah (adder), Pengurang
(subtractor), Pengganda (multiplier), mikroprosesor, mikrokontroler, ADC, DAC, Atmel
AVR, Digital Signal Processor (DSP), FPGA (Field-Programmable Gate Array), ASIC,
FPAA, Embedded-FPGA, CPLD, semua jenis komputer digital (komputer super,
mainframe, komputer mini, komputer pribadi, desk-top, laptop, PDA, Smart Card,
smartphone).
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 2 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
b. Multimeter Digital
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt/Ohm
meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus
(amper-meter).
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 3 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
d. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian
elektronika karena dia berfungsi sebagai pengatur arus listrik. Dengan resistor listrik dapat
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan
Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain:
Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah
bila terkena cahaya namanya LDR (Light Dependent Resistor) dan Resistor yang yang
nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC (Negative
Thermal Resistance).
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 4 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
Misalkan anda melihat sebuah resistor dengan kode warna sebagai berikut: coklat,
merah, merah, dan emas. Berapa nilai resistansi dari resistor tersebut? (Perlu diingat!
Untuk membaca angka pertama dari kode warna resistor anda harus melihat warna yang
paling dekat dengan ujung sebuah resistor dan biasanya untuk angka ke-1, 2 dan 3 saling
berdekatan sedangkan untuk kode warna dari toleransi agak jauh dari warna-warna yang
lain, sekali lagi lihat tabel).
Warna pertama coklat, berarti angka 1, warna kedua warna merah, berarti angka 2,
warna ketiga warna merah berarti multiflier, perkalian dengan 10 pangkat 2. Kalau
diterjemahkan 12 X 102 = 12 X 100 = 1200. Berarti 1200 Ohm. Dengan nilai toleransi
sebesar 10 %. Akurasi dari resistor tersebut berarti 1200 X (10:100) = 1200 X (1:10) =
120. Jadi nilai sebenarnya dari resistor tersebut adalah maximum 1200 + 120 = 1320 Ohm,
sedangkan nilai minimum nya adalah 1200 - 120 = 1080 Ohm.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 5 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
e. Kapasitor
Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi
listrik dalam bentuk muatan listrik selama selang waktu tertentu tanpa disertai adanya
reaksi kimia. Kapasitor banyak digunakan pada peralatan elektronika seperti pada lampu
kilat kamera, cadangan energi pada komputer saat listrik mati, pelindung sistem RAM pada
komputer dll.
Pada dasarnya, kapasitor terdiri atas sepasang pelat konduktor sejajar dengan
luas A yang dipisahkan oleh jarak d yang kecil. Dua konduktor tersebut dipisahkan oleh
suatu bahan isolator yang disebut bahan dielektrik. Saat kapasitor diberi tegangan,
kapasitor akan menjadi bermuatan. Satu pelat menjadi bermuatan positif dan pelat yang
lainnya bermuatan negatif. Jumlah masing-masing muatan pada kedua pelat tersebut sama.
f. Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya atau tegangan inputnya, memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 6 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
g. Induktor
Bentuk dasar dari sebuah induktor adalah kawat yang dililitkan menjadi sebuah koil.
Induktor mempunyai sifat yang disebut dengan induktansi diri atau lebih sering disebut
dengan induktansi, artinya adalah jika arus meningkat maka medan magnet juga akan
meningkat mengikuti perbesaran dari arus.
Besar energi dalam induktor dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini: W = ½.L.I2.
W adalah energi dalam satuan Joule, L adalah induktansi dalam satuan Henry, I adalah
arus dalam satuan Ampere.
h. Dioda
Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir
dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 7 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya biasa juga disebut sebagai
penyearah.
Dioda Zener biasanya digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi
utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan. Dioda LED akan hidup apabila LED
dialiri arus listrik, fungsi dari LED ini biasanya hanya sebagai indikator atau biasa juga
disebut lampu indikator.
i. Trafo
Trasformator adalah alat yang mempunyai fungsi menaikan atau menurunkan
tegangan input atau menurunkan tegangan output. Trasformator yang berfungsi untuk
menaikan tegangan input adalah trafo step up dan yang menurunkan tegangangan adalah
trafo step down. Cara kerja trasformator: Arus bolak-balik (AC) melewati koil utama
(kumparan primer) yang menginduksi arus bolak-balik di koli kedua (kuparan sekunder).
III. Percobaan
1. Mengukur komponen elektronika dengan menggunakan multimeter digital.
2. Menggunakan software ISIS Proteus.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 8 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
MODUL II
KONVERSI BILANGAN
I. Tujuan
1. Praktikan dapat memahami jenis bilangan desimal, biner, octal, dan hexadecimal.
2. Praktikan dapat memahami konversi bilangan desimal, biner, octal, dan hexadecimal.
II. Teori
Sistem bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item secara fisik.
Sistem terdapat beberapa sistem bilangan yang biasa kita kenal yaitu sistem bilangan puluhan
(Desimal), sistem bilangan Biner (Binary Digit), sistem bilangan Octal, dan sistem bilangan
hexadecimal.
Sistem bilangan desimal adalah sistem bilangan yang kita gunakan sehari-hari. Sistem
bilangan ini disusun oleh sepuluh simbol angka yang mempunyai nilai yang berbeda satu
sama lain dan karena itu dikatakan bahwa dasar/basis atau akar (base,radix) dari sistem
bilangan ini adalah sepuluh.
Sistem bilangan biner hanya mempunyai dua macam simbol angka, yaitu 0 dan 1, oleh
karena itu dasar dari sistem bilangan biner adalah dua. Sistem bilangan biner ini
dipopolerkan oleh Jhon Von Neumann.
Sistem bilangan Octal mempunyai delapan macam simbol angka, yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7
sehingga dasar daripada sistem bilangan octal ini adalah delapan.
Sistem bilangan hexadecimal terdiri dari 16 simbol angka sehingga bilangan dasarnya
adalah 16. Jadi, ke-16 simbol angka hexadecimal adalah: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C,
D, E, F.
Sistem bilangan oktal dan hexadesimal banyak dipakai dalam sistem digital karena
mudahnya cara pengubahan dari biner ke octal, biner ke hexadesimal, dan sebaliknya.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 9 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 10 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
3 F
1000 1111
0011 1010
3 A
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 11 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
III. Tugas
1. Dengan menggunakan 3 digit terakhir NIM kamu, konversikan bilangan tersebut kedalam
bilangan biner, octal, dan hexadecimal.
2. Konversikan bilangan berikut:
a. 101110001(2) = ...... (8)
b. 2018(10) = …… (16)
c. 154(8) = ……(16)
d. 2AF3(16) = ……(2)
e. 33CD(16) = ……(8)
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 12 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
3. Dengan menggunakan 3 digit terakhir NIM kamu kemudian tambahkan tanggal lahir kamu
dibelakang koma (misalnya nim kamu 112 dan tanggal lahir kamu 13 maka tulis 112,13)
kemudian konversikan kedalam bilangan biner, octal, dan hexadecimal.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 13 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
MODUL III
RANGKAIAN KOMBINASI DAN ALJABAR BOOLEAN
I. Tujuan
1. Praktikan dapat memahami antara input dan output pada rangkaian logika AND, OR,
NOT, XOR, NAND, dan XNOR.
2. Praktikan dapat mempelajari ungkapan aljabar Boolean dalam rangkaian logika.
3. Praktikan dapat menyatakan rangkaian-rangkaian logika menggunakan notasi-notasi
seperti yang dipakai dalam aljabar Boolean
II. Teori
Gerbang logika adalah rangkaian yang mempunyai output dengan keadaan. Dalam logika
positif, logika 0 (Low) mempunyai level tegangan yang rendah. Untuk TTL tegangan ini
berkisar 0 sampai dengan 0,5 Volt. Logika 1 (High) menggunakan level tegangan yang paling
tinggi. Untuk TTL tegangan ini berkisar 2,4 sampai dengan 5 Volt.
Ada tiga gerbang dasar logika yaitu AND, OR, dan NOT, sedangkan NAND, NOR, XOR,
XNOR merupakan komponen bentukan dari gerbang-gerbang dasar ini. Berikut adalah
penjelasan dari Gerbang Logika dan Aljabar Boolean:
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 14 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Gambar 3.6 IC TTL Gerbang NAND (7400) Tabel Kebenaran 3.3(AND)
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 15 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
d. Gerbang Logika OR
A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 16 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 17 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
2. Aljabar Boolean
a. Hukum Asosiatif
1. Buatlah rangkaian gambar 3.14 (a) pada kerangka panel dengan
menggunakan panel gerbang AND.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan titik A, B,
dan C logika 0 atau 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.8
3. Untuk gambar rangkaian 3.14 (b) ulangi percobaan di atas.
b. Hukum Idempotent
1. Buatlah rangkaian gambar Buatlah rangkaian gambar 3.15 (b) pada kerangka
panel dengan menggunakan panel gerbang OR.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan titik A logika 0 atau
1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.9 dan catat logika keluaran F1 pada tabel
tersebut.
3. Untuk gambar rangkaian 3.15 (b) ulangi percobaan di atas.
c. Hukum Komplementasi
1. Buatlah rangkaian gambar 3.16 (c) pada kerangka panel dengan menggunakan
panel gerbang OR dan NOT.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan titik A logika 0 atau 1
sesuai dengan tabel kebenaran 3.10.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 18 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
3. Ulangi langkah percobaan di atas untuk gambar rangkaian 3.16 (c) dengan
Menggunakan Panel AND dan NOT.
e. Hukum Distributif
1. Buatlah rangkaian gambar 3.18 (e) pada kerangka panel dengan
menggunakan panel gerbang AND dan OR.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan A dan B sesuai
dengan tabel kebenaran 3.12.
3. Ulangi langkah percobaan di atas untuk gambar rangkaian 3.18 (e).
f. Hukum De Morgan I
1. Buatlah rangkaian gambar 3.19 (f) pada kerangka panel dengan menggunakan
panel gerbang NAND.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan A dan B logika 0 atau
logika 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.13.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 19 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
g. Hukum De Morgan II
1. Buatlah rangkaian gambar 3.20 (g) pada kerangka panel dengan
menggunakan panel gerbang NAND.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan A dan B logika 0 atau
logika 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.14.
3. Ulangi langkah percobaan di atas untuk gambar rangkaian 3.20 (g).
Gambar 3.19 (f) Hukum De Morgan I Gambar 3.20 (g) Hukum De Morgan II
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 20 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
III. TUGAS
1. Buatlah rangkaian berikut menggunakan ISIS Proteus:
a. A + (B.C) = X
b. (A+B) . C = X
c. (A+B) . A' = X
d. (A.B) + B = X
2. Buktikan persamaan berikut:
a. A + A’B = A + B
b. Y + X'Z + XY' = X + Y + Z
c. A'B + B'C' + AB + B'C = 1
3. Sederhanakan fungsi logika dengan aljabar:
a. F = ABC + AB’C + A’BC
b. F = AB’CD + A’BCD + AB’C’D’ + ABC’D’
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 21 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
MODUL IV
PROTOBOARD
I. Tujuan
1. Mahasiswa mengerti kegunaan protoboard
2. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian di protoboard
II. Teori
Protoboard atau breadboard adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat konstruksi
rangkaian elektronika sementara dengan tujuan uji coba dan eksperimen (Prototype).
Kelebihannya adalah rangkaian dapat dibongkar pasang dan tidak memerlukan solder.
Sehingga dapat menghemat biaya dan waktu. Uji coba pada protoboard perlu dilakukan
sebelum diterapkan pada PCB (Print Circuit Board) dimana rangkaian akan dirakit secara
permanen.
Protoboard berupa papan yang memiliki lubang-lubang yang hubungan antar-lubangnya
tersusun secara horizontal dan vertikal. Lubang-lubang tersebut berfungsi sebagai tempat
terpasangnya kaki-kaki dari komponen elektronika dan kawat kabel (jumper). Untuk
mengaktifkan rangkaian, diperlukan daya yang nantinya masuk melalui salah satu lubang pada
protoboard.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 22 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
Kabel Jumper
Tidak lengkap kiranya, jika sudah mengetahui breadboard tidak melengkapinya dengan
kabel jumpernya, kabel yang khusus ujung pinnya disesuaikan dengan lubang-lubang
breadboard, ujungnya agak kaku dan tengahnya lentur atau lemas seperti kabel biasa.
Kabel jumper ini juga ada beberapa macam, dan juga panjang pendeknya disesuaikan
keperluan. Di samping untuk elektronika dasar, kabel jumper dan breadboard juga digunakan
untuk project Arduino, robotik, mikrokontroler dan lain-lain.
Keterbatasan Protoboard
1. Tingkat Frekuensi
Frekuensi yang mampu ditangani oleh suatu BreadBoard ialah <=10 MHz. Hal ini
disebabkan adanya Kapasitansi Tersebar (Stray Capacitance) pada BreadBoard. Jika ada
dua konduktor yang terpisah dengan jarak tertentu dapat dianggap sebagai sebuah
Kapasitor. Meskipun jarak antara dua konduktor tersebut cukup jauh, Efek Kapasitansi
tetap ada walaupun sangat kecil. Peristiwa itulah yang menyebabkan Kapasitansi Tersebar
(Stray Capacitance). Efek Kapasitansi Tersebar dapat membuat kebocoran sinyal antara
sirkuit lainnya (Keadaan Crosstalk). Hal ini akan berefek pada keterbatasan suatu
rangkaian untuk bekerja pada frekuensi yang tinggi.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 23 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 24 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
MODUL V
FLIP FLOP
I. Tujuan
1. Praktikan dapat memahami cara kerja berbagai jenis Flip-Flop.
2. Praktikan dapat membuat simulasi rangkaian berbagai jenis Flip-Flop pada ISIS Proteus.
3. Praktikan dapat merangkai berbagai jenis rangkaian Flip-Flop pada ProtoBoard.
II. Teori
Flip-Flop adalah rangkaian digital yang digunakan untuk menyimpan satu bit secara semi
permanen sampai ada suatu perintah untuk menghapus atau mengganti isi dari bit yang
disimpan. Prinsip dasar dari flip-flop adalah suatu komponen elektronika dasar seperti
transistor, resistor, dan dioda yang dirangkai menjadi suatu gerbang logika yang dapat bekerja
secara sekuensial.
Rangkaian logika sekuensial adalah rangkaian logika yang kondisi keluarannya
dipengaruhi oleh masukan dan keadaan keluaran sebelumnya atau dapat dikatakan rangkaian
yang bekerja berdasarkan urutan waktu. Ciri rangkaian logika sekuensial yang utama adalah
adanya jalur umpan balik (feedback) di dalam rangkaiannya.
Flip-Flop merupakan rangkaian logika yang memiliki output Q1 dan Q2 yang selalu
berlawanan kondisinya. Ada dua jenis Flip-Flop yaitu Astabil Flip-Flop dan Bistabil Flip-Flop.
Bistabil Flip-Flop (yang dibahas pada modul ini) merupakan Flip-Flop yang outputnya akan
tetap selama tidak dilakukan perubahan. Jenis-jenisnya antara lain:
1. RS Flip-Flop
Suatu RS Flip-Flop mempunyai dua kedudukan stabil. Dalam keadaan tidak bekerja,
informasi input pada RS Flip-Flop tipe in adalah R = 0 dan S = 0. Flip-flop bereaksi dengan
cepat apabila data pada salah satu inputnya berubah. Suatu pulsa set (S = 1) membuat Flip-
Flop dalam keadaan Set yaitu Q = 1, sedangkan pulsa Reset (R = 1) membuat Flip-Flop
Reset misalnya Q' = 1. Penggabungan input tidak boleh dilakukan karena akan
menghasilkan kedudukan yang tidak tentu. Gerbang yang dipakai adalah Gerbang NAND.
Flip-flop RS atau SR (Set-Reset) merupakan dasar dari flip-flop jenis lain. Flip-flop
ini mempunyai 2 masukan: satu disebut S (SET) yang dipakai untuk menyetel (membuat
keluaran flip-flop berkeadaan 1) dan yang lain disebut R (RESET) yang dipakai untuk me-
reset (membuat keluaran berkeadaan 0).
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 25 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
Gambar Rangkaian:
Skema
Dasar
Skema
Simulasi
-NAND
-SW-SPDT
-LED-
GREEN
Hasil Percobaan:
In Out
Keterangan
R S Q Q'
0 0 Dilarang
0 1 OK
1 0 OK
1 1 Tidak diketahui
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 26 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
2. D Flip – Flop
Pada dasarnya D Flip-Flop dapat dilihat sebagai RS Flip-flop dengan satu input yang
dihubungkan dengan yang lain melalui sebuah Inverter. Sebuah masalah yang terjadi pada
Flip-flop RS adalah saat keadaan R = 1 dan S = 1 harus dihindarkan. Satu cara untuk
mengatasinya adalah dengan mengizinkan hanya sebuah input saja. Flip-Flop-D mampu
mengatasi masalah tersebut. Sifat Flip-Flop ini adalah Output sama dengan input D ketika
clock dirubah.
Gambar Rangkaian:
Skema Dasar
Skema
Simulasi
NOT, AND,
NAND, SW-
SPDT, LED-
GREEN,
CLOCK
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 27 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
Hasil Pengujian
In Out
C D Q Q’
0 ke 1 0
0 ke 1 1
3. JK Flip – Flop
Bekerjanya JK Flip-flop ini sama caranya seperti Clocked-RS-Flip-flop kecuali dengan
input JK = 1 1, input tidak memberikan tanda untuk state tertentu, input selalu membuat
output invert.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 28 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
Gambar Rangkaian:
Skema Dasar
Skema
Simulasi
Hasil Pengujian
In Out
C J K Q Q'
1 ke 0 0 0
1 ke 0 0 1
1 ke 0 1 0
1 ke 0 1 1
III. Percobaan
Lakukan percobaan pembuatan ragkaian Flip-Flop pada ISIS Proteus dan ProtoBoard
berdasarkan teori yang sudah dipelajari dan berikan kesimpulan anda untuk masing-masing
jenis Flip-Flop!
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 29 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
MODUL VI
BCD TO DECIMAL DAN BCD TO 7 SEGMENT DECODER
I. Tujuan
Memahami cara kerja dan fungsi BCD to Decimal dan BCD to 7 Segment Decoder.
II. Teori
BCD (Binary Coded Decimal) to Decimal Decoder adalah rangkaian yang berfungsi
mengontrol tampilan ke bilangan desimal dari kombinasi bilangan biner empat bit. Jadi sebagai
masukannya ada 4 bit bilangan biner dan menghasilkan sepuluh keluaran untuk mengatur
tampilan bilangan desimal sehingga dari kesepuluh keluaran ini hanya satu keluaran yang aktif
untuk setiap kombinasi inputnya. Gambar berikut adalah contoh sebuah BCD to Decimal
Decoder active low. Sedangkan bentuk decoder ini yang active high hanya dengan mengganti
semua gerbang NAND dengan gerbang AND.
A 1
3
B
4
7
D
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 30 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
5V
+V
V+ Gnd
U2 abcdefg. U1 abcdefg.
74LS47 74LS48
A3 g A3 g
A2 f A2 f
A1 e A1 e
A0 d A0 d
c c
b b
a a
test test
RBI RBO RBI RBO
Gambar 6.3 BCD to 7 Segment Decoder7448 (active high) dan 7447 (active low)
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 31 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
MODUL VII
PCB
I. Tujuan
1. Memahami penggunaan ARES didalam Software ISIS Proteus.
2. Dapat membuat sirkuit rangkaian elektronika dengan menggunakan ARES didalam
software ISIS Proteus.
3. Mampu mencetak layout (sirkuit) ke papan PCB polos.
II. Teori
PCB (Printed Circuit Board) atau biasa disebut Papan Sirkuit Cetak adalah sebuah papan
yang penuh dengan jalur-jalur (sirkuit) yang terbuat dari tembaga yang berguna untuk
menghubungkan semua komponen elektronik menjadi satu kesatuan rangkaian elektronika.
PCB digunakan agar rangkaian elektronika yang kita buat sedemikian rupa terlihat rapi,
tanpa perlu adanya kabel yang menghubungkan antar komponen didalamnya.
PCB memiliki dua jenis yaitu PCB Single Layer (PCB satu lapisan) dan PCB Multi Layer
(PCB lebih dari satu lapisan). PCB Single Layer yang pada umumnya dipakai oleh masyarakat,
karena pembuatannya sangat mudah. Sedangkan PCB Multi Layer pada umumnya dibuat oleh
pabrikan, sulit untuk dibuat. PCB Multi Layer ini pada umumnya diterapkan didalam papan
sirkuit Handphone, Motherboard komputer ataupun laptop (6-10 lapisan), dll.
Pada kesempatan kali ini kita akan membuat PCB Single Layer dari sebuah rangkaian
elektronika yang sudah dibuat sebelumnya dengan menggunakan lotion antinyamuk.
III. Percobaan
1. Siapkan rangkaian ISIS yang telah dibuat.
2. Pada bagian ARES, atur semua komponen yang ada agar saling terhubung.
3. Cetak rangkaian ARES berikut dengan 2 cara dibawah ini (pilih salah satu)
Cara 1, Cetak dengan menggunakan kertas biasa, dengan printer toner.
Cara 2, Cetak dengan menggunakan kertas biasa, printer biasa. Kemudian fotocopy hitam
putih.
4. Siapkan Lotion anti-nyamuk (disarankan menggunakan merk Autan), masukkan disebuah
wadah (sebanyak satu tetes).
5. Tambahkan air sedikit (sebanyak dua tetes), kemudian diaduk.
6. Tempelkan rangkaian ares yang telah dicetak tadi kebagian tembaga PCB Polos.
Tempelkan perekat (selotip) dibagian kedua sisi PCB (kiri kanan) dengan kertas agar
kertas tidak bergerak atau berpindah tempat.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 32 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
7. Ambil kuas, kemudian basahi kertas yang ditempel tadi seperti berikut dengan
menggunakan lotion antinyamuk yang telah disiapkan sebelumnya. Basahi secara
keseluruhan.
8. Setelah seluruh permukaan basah, kemudian ambil secarik kertas. Letakkan kertas tersebut
keatas permukaan basah, agar air tersebut diserap oleh secarik kertas. Buat sampai berkali-
kali agar permukaan yang basah itu tidak banyak lagi mengandung air.
9. Kemudian gosok-gosok permukaan tersebut dengan menggunakan ujung obeng. Jangan
sampai sobek, gosok perlahan secara keseluruhan. Disinilah proses perpindahan jalur
yang telah dicetak dikertas tadi berpindah ke PCB polos. Jika sudah yakin semua jalur
menempel, cabut secara perlahan kertasnya.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 33 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
V. Tugas
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 34 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
1. Gambarkanlah skema rangkaian di atas pada ISIS Proteus dan simulasikan kemudian
buatlah layout menggunakan ARES.
2. Print layout yang telah di cetak ke papan PCB.
VI. Peralatan
1. 1 Unit Komputer (telah di install software ISIS Proteus)
2. Adaptor 5V DC
3. IC 555
4. LED 2 Buah
5. Push Button
6. Kabel
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 35 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
MODUL VIII
PROJECT SISTEM DIGITAL
I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerjakan project sistem digital
2. Mahasiswa dapat mengimplementasi project sistemdigital dalam kehidupan sehari-hari
II. Teori
1. Projek Antrian Rumah Sakit
Rangkaian projek antrian rumah sakit merupakan rangkaian yang berfungsi untuk
mensimulasikan bagaimana sistem antrian rumah sakit menggunakan push button dengan
indikator LED dan menggunakan IC 7432.
Peralatan:
1. 1 Unit Komputer (telah di install software ISIS Proteus)
2. Papan protoboard
3. Adaptor 5V DC
4. IC 7432
5. Push button
6. LED
7. Kabel
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 36 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
Skema Rangkaian:
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 37 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 38 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
Peralatan:
1. 1 Unit Komputer (telah di install software ISIS Proteus)
2. Papan protoboard
3. Adaptor 5V DC
4. IC 7493, 7447
5. 7 Segmen Anoda, Push Button dan resistor 220 ohm
6. Rangkaian clock
7. Kabel
Skema Rangkaian:
Skema rangkaian jam digital berikut terdiri dari rangkaian detik (detik satuan dan detik
puluhan), rangkaian menit (menit satuan, menit puluhan) dan rangkaian jam (jam satuan
dan jam puluhan).
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 39 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 40 dari 40