Anda di halaman 1dari 41

No.

Dokumen : IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD
Edisi : 01
MODUL Revisi : 06
PRAKTIKUM
Berlaku Efektif : 11 Maret 2019
Halaman : ii dari ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i


DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
MODUL I PENGENALAN SISTEM DIGITAL DAN KOMPONEN................................ 1
MODUL II KONVERSI BILANGAN ................................................................................... 9
MODUL III RANGKAIAN KOMBINASI DAN ALJABAR BOOLEAN ......................... 14
MODUL IV PROTOBOARD ................................................................................................. 21
MODUL V FLIP FLOP........................................................................................................... 24
MODUL VI BCD TO DECIMAL DAN BCD TO SEGMENT DECODER ...................... 29
MODUL VII PCB .................................................................................................................... 31
MODUL VIII PROJEK SISTEM DIGITAL ........................................................................ 35

Nama :

NIM :

Laboratorium Jaringan–Modul Praktikum Sistem Digital


Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

MODUL I
PENGENALAN SISTEM DIGITAL DAN KOMPONEN

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat memahami pengertian sistem digital.
2. Mahasiswa mengenal dan memahami fungsi dari komponen elektronika dan software yang
digunakan dalam praktikum.

II. Teori
1. Sistem Digital
Sistem dapat diartikan sebagai suatu himpunan benda atau elemen-elemen yang
bekerja sama yang saling berinteraksi satu sama lain sehingga membentuk suatu
keseluruhan. Digital dapat diartikan sebagai nilai diskrit dari suatu kondisi yang diwakili
oleh 1 dan 0.
Sistem Digital banyak menggantikan kerja yang sebelumnya menggunakan teknik
analog. Alasan-alasannya adalah sebagai berikut:
a. Sistem digital lebih mudah dirancang. Hal ini terjadi karena digunakan rangkaian
pengalih yang tidak memerlukan nilai tegangan atau arus yang pasti, hanya rentangan
(tinggi/rendah) yang diperlukan.
b. Penyimpanan informasi yang lebih mudah. Juga dilakukan oleh rangkaian pengalih
khusus yang dapat menyesuaikan informasi tersebut dan menahannya selama
diperlukan.
c. Ketepatan dan ketelitiannya lebih tinggi. Sistem digital dapat menangani ketelitian
sebanyak angka yang diperlukan hanya dengan menambahkan rangkaian pengalih.
d. Operasinya dapat dengan mudah diprogramkan.
e. Lebih kebal terhadap noise. Perubahan tegangan yang tidak teratur dapat
mengakibatkan error pada rangkaian elektronika.
f. Rangkaian digital dibuat dalam rangkaian terpadu.

Contoh rangkaian sistem digital:


a. Jam Digital
b. Kamera Digital
c. Penunjuk Suhu Digital
d. Robot
e. Komputer

2. Dasar Elektronika

Elektronika merupakan ilmu yang mempelajari alat listrik arus lemah yang
dioperasikan dengan cara mengontrol aliran elektron atau partikel bermuatan listrik dalam
suatu alat seperti komputer, peralatan elektronik, termokopel, semikonduktor, dan lain
sebagainya. Ilmu yang mempelajari alat-alat seperti ini merupakan cabang dari
ilmu fisika, sementara bentuk desain dan pembuatan sirkuit elektroniknya adalah bagian
dari teknik elektro, teknik komputer, dan ilmu/teknik elektronika dan instrumentasi.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 1 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

Sirkuit Analog atau rangkaian analog adalah jenis rangkaian elektronika yang dipakai
untuk memproses signal atau isyarat yang bersifat kontiniu. Perubahan signal dalam
rangkaian Analog ini adalah sedikit demi sedikit meliputi semua titik pada amplitudo
signal maximum dan minimumnya. Hal ini berbeda dengan watak dalam signal digital, di
mana signal hanya dua macam tingkat saja: tinggi (menyatakan 1) dan rendah
(menyatakan 0). Contoh sirkuit analog: Amplifier atau Penguat Opamp (Operational
Amplifier) termasuk negative feedback, Amplifier Daya FET (Field Effect Amplifier),
JFET, MOSFET, MESFET, MODFET, HEMT, CMOS, N-MOS, P-MOS, Pass-
Transistor.

Sirkuit Digital atau rangkaian digital adalah sistem elektronika yang menggunakan
isyarat digital. Elektronika digital adalah representasi dari aljabar boolean dan digunakan
di komputer, telpon genggam dan berbagai produk konsumen lainnya. Dalam sebuah
sirkuit digital, sinyal direpresentasikan dengan satu dari dua macam kondisi yaitu 1 (high,
active, true) dan 0 (low, nonactive, false). Atau jika direspresentasikan dalam tegangan 1
dapat berarti tegangan maksimum (umumnya 5 V atau 3 V) dan 0 berarti tegangan
minimum (umumnya 0 V, tapi ada pula yang 2,5 V). hal ini dikarenakan varian dari bahan
pembuatnya. Contoh sirkuit digital: Gerbang logika flip-flop, Penghitung atau pencacah
(counter), Register multiplekser (MUX) dan DEMUX, Penjumlah (adder), Pengurang
(subtractor), Pengganda (multiplier), mikroprosesor, mikrokontroler, ADC, DAC, Atmel
AVR, Digital Signal Processor (DSP), FPGA (Field-Programmable Gate Array), ASIC,
FPAA, Embedded-FPGA, CPLD, semua jenis komputer digital (komputer super,
mainframe, komputer mini, komputer pribadi, desk-top, laptop, PDA, Smart Card,
smartphone).

3. Pengenalan Komponen dan Software

a. Papan Protoboard (Breadboard)


Breadboard adalah suatu alat yang digunakan untuk melakukan implementasi dari
rancangan elektronika secara flexible dan rangkaian uji coba sebelum rangkaian tersebut
dirakit pada PCB permanent. Implementasi ini bertujuan untuk uji coba karena biasanya
membutuhkan bongkar pasang yang cepat dan kokoh.
Breadboard memiliki lubang-lubang tempat terpasangnya kaki-kaki komponen dan
kawat kabel (jumper). Lubang-lubang tersebut adalah terdiri dari soket (dari bahan
konduktur) dan tersusun sedemikian rupa sehingga ada lubang-lubang yang tersusun
secara vertical dan horizontal.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 2 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

Gambar 1.1 Protoboard

b. Multimeter Digital
Multimeter adalah alat pengukur listrik yang sering dikenal sebagai VOM (Volt/Ohm
meter) yang dapat mengukur tegangan (voltmeter), hambatan (ohm-meter), maupun arus
(amper-meter).

Gambar 1.2 Multimeter Digital (sumber: http://www.all-sun.com)

c. Software ISIS Proteus


Proteus merupakan software yang digunakan untuk melakukan simulasi rangkaian
elektronika sebelum kita membuat rangkaian elektronika yang sebenarnya. Pada proteus
kita juga dapat membuat sirkuit rangkaian elektronikanya.

Gambar 1.3 Software ISIS Proteus

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 3 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

Gambar 1.4 Software ISIS Proteus

d. Resistor
Resistor adalah komponen elektronika yang selalu digunakan dalam setiap rangkaian
elektronika karena dia berfungsi sebagai pengatur arus listrik. Dengan resistor listrik dapat
didistribusikan sesuai dengan kebutuhan

Rumusnya adalah sebagai berikut:


R = V/I
dimana:
R = Tahanan dengan satuan Ohm
V = Tegangan dengan satuan Volt
I = Arus dengan satuan Ampere

Ada juga Resistor yang dapat diubah-ubah nilai resistansinya antara lain:
Potensiometer dan Trimpot. Selain itu ada juga Resistor yang nilai resistansinya berubah
bila terkena cahaya namanya LDR (Light Dependent Resistor) dan Resistor yang yang
nilai resistansinya berubah tergantung dari suhu disekitarnya namanya NTC (Negative
Thermal Resistance).

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 4 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

Kode Warna Applet Warna Nilai Toleransi


Hitam 0 -
Coklat 1 -
Merah 2 -
Orange 3 -
Kuning 4 -
Hijau 5 -
Biru 6 -
Ungu 7 -
Abu-abu 8 -
Putih 9 -
Emas 0.1 10 %
Perak 0.01 1%

Misalkan anda melihat sebuah resistor dengan kode warna sebagai berikut: coklat,
merah, merah, dan emas. Berapa nilai resistansi dari resistor tersebut? (Perlu diingat!
Untuk membaca angka pertama dari kode warna resistor anda harus melihat warna yang
paling dekat dengan ujung sebuah resistor dan biasanya untuk angka ke-1, 2 dan 3 saling
berdekatan sedangkan untuk kode warna dari toleransi agak jauh dari warna-warna yang
lain, sekali lagi lihat tabel).

Warna pertama coklat, berarti angka 1, warna kedua warna merah, berarti angka 2,
warna ketiga warna merah berarti multiflier, perkalian dengan 10 pangkat 2. Kalau
diterjemahkan 12 X 102 = 12 X 100 = 1200. Berarti 1200 Ohm. Dengan nilai toleransi
sebesar 10 %. Akurasi dari resistor tersebut berarti 1200 X (10:100) = 1200 X (1:10) =
120. Jadi nilai sebenarnya dari resistor tersebut adalah maximum 1200 + 120 = 1320 Ohm,
sedangkan nilai minimum nya adalah 1200 - 120 = 1080 Ohm.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 5 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

e. Kapasitor
Kapasitor atau kondensor adalah komponen elektronika yang dapat menyimpan energi
listrik dalam bentuk muatan listrik selama selang waktu tertentu tanpa disertai adanya
reaksi kimia. Kapasitor banyak digunakan pada peralatan elektronika seperti pada lampu
kilat kamera, cadangan energi pada komputer saat listrik mati, pelindung sistem RAM pada
komputer dll.
Pada dasarnya, kapasitor terdiri atas sepasang pelat konduktor sejajar dengan
luas A yang dipisahkan oleh jarak d yang kecil. Dua konduktor tersebut dipisahkan oleh
suatu bahan isolator yang disebut bahan dielektrik. Saat kapasitor diberi tegangan,
kapasitor akan menjadi bermuatan. Satu pelat menjadi bermuatan positif dan pelat yang
lainnya bermuatan negatif. Jumlah masing-masing muatan pada kedua pelat tersebut sama.

Kapasitor Varco Kapasitor kertas

Kapasitor keramik Kapasitor plastik Kapasitor elektrolit

f. Transistor
Transistor adalah komponen elektronika yang dipakai sebagai penguat, sebagai sirkuit
pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi sinyal atau sebagai
fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran listrik, dimana berdasarkan arus
inputnya atau tegangan inputnya, memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat
dari sirkuit sumber listriknya.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 6 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

g. Induktor

Bentuk dasar dari sebuah induktor adalah kawat yang dililitkan menjadi sebuah koil.
Induktor mempunyai sifat yang disebut dengan induktansi diri atau lebih sering disebut
dengan induktansi, artinya adalah jika arus meningkat maka medan magnet juga akan
meningkat mengikuti perbesaran dari arus.
Besar energi dalam induktor dapat dinyatakan dengan rumus berikut ini: W = ½.L.I2.
W adalah energi dalam satuan Joule, L adalah induktansi dalam satuan Henry, I adalah
arus dalam satuan Ampere.

h. Dioda

Fungsi paling umum dari dioda adalah untuk memperbolehkan arus listrik mengalir
dalam suatu arah (disebut kondisi panjar maju) dan untuk menahan arus dari arah

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 7 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

sebaliknya (disebut kondisi panjar mundur). Karenanya biasa juga disebut sebagai
penyearah.
Dioda Zener biasanya digunakan secara luas dalam sirkuit elektronik. Fungsi
utamanya adalah untuk menstabilkan tegangan. Dioda LED akan hidup apabila LED
dialiri arus listrik, fungsi dari LED ini biasanya hanya sebagai indikator atau biasa juga
disebut lampu indikator.

i. Trafo
Trasformator adalah alat yang mempunyai fungsi menaikan atau menurunkan
tegangan input atau menurunkan tegangan output. Trasformator yang berfungsi untuk
menaikan tegangan input adalah trafo step up dan yang menurunkan tegangangan adalah
trafo step down. Cara kerja trasformator: Arus bolak-balik (AC) melewati koil utama
(kumparan primer) yang menginduksi arus bolak-balik di koli kedua (kuparan sekunder).

III. Percobaan
1. Mengukur komponen elektronika dengan menggunakan multimeter digital.
2. Menggunakan software ISIS Proteus.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 8 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

MODUL II
KONVERSI BILANGAN

I. Tujuan
1. Praktikan dapat memahami jenis bilangan desimal, biner, octal, dan hexadecimal.
2. Praktikan dapat memahami konversi bilangan desimal, biner, octal, dan hexadecimal.

II. Teori
Sistem bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu item secara fisik.
Sistem terdapat beberapa sistem bilangan yang biasa kita kenal yaitu sistem bilangan puluhan
(Desimal), sistem bilangan Biner (Binary Digit), sistem bilangan Octal, dan sistem bilangan
hexadecimal.
 Sistem bilangan desimal adalah sistem bilangan yang kita gunakan sehari-hari. Sistem
bilangan ini disusun oleh sepuluh simbol angka yang mempunyai nilai yang berbeda satu
sama lain dan karena itu dikatakan bahwa dasar/basis atau akar (base,radix) dari sistem
bilangan ini adalah sepuluh.
 Sistem bilangan biner hanya mempunyai dua macam simbol angka, yaitu 0 dan 1, oleh
karena itu dasar dari sistem bilangan biner adalah dua. Sistem bilangan biner ini
dipopolerkan oleh Jhon Von Neumann.
 Sistem bilangan Octal mempunyai delapan macam simbol angka, yaitu 0,1,2,3,4,5,6,7
sehingga dasar daripada sistem bilangan octal ini adalah delapan.
 Sistem bilangan hexadecimal terdiri dari 16 simbol angka sehingga bilangan dasarnya
adalah 16. Jadi, ke-16 simbol angka hexadecimal adalah: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, A, B, C,
D, E, F.
 Sistem bilangan oktal dan hexadesimal banyak dipakai dalam sistem digital karena
mudahnya cara pengubahan dari biner ke octal, biner ke hexadesimal, dan sebaliknya.

a. Konversi bilangan Biner ke Desimal


Cara mengkonversi bilangan biner ke desimal adalah dengan mengalikan satu per satu
bilangan dengan 2 (basis biner) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling
kanan kemudian hasilnya dijumlahkan. Contoh mengkonversi bilangan biner 11001(2) ke
bilangan desimal adalah sebagai berikut:

11001(2) = (1×20) + (0×21) + (0×22) + (1×23) + (1×24) = 1 + 0 + 0 + 8 + 16 = 25(10)


b. Konversi bilangan Desimal ke Biner
Cara konversi bilangan desimal ke biner adalah dengan membagi bilangan desimal
dengan 2 dan menyimpan sisa bagi per setiap pembagian hingga hasil baginya < 2. Hasil
konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Contoh
konversi bilangan decimal 25(10) ke bilangan biner adalah sebagai berikut:
25/2 = 12 sisa bagi 1
12/2 = 6 sisa bagi 0
6/2 = 3 sisa bagi 0
3/2 = 1 sisa bagi 1

Jadi, bilangan 25(10) = 11001(2)

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 9 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

c. Konversi bilangan Octal ke Desimal


Cara mengkonversi bilangan octal ke desimal adalah dengan mengalikan satu per satu
bilangan dengan 8 (basis octal) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan paling
kanan kemudian hasilnya dijumlahkan. Contoh mengkonversi bilangan octal 137(8) ke
desimal adalah sebagai berikut:

137(8) = (7×80) + ( 3×81) + (1×82) = 7 + 24 + 64 = 95(10)

d. Konversi Bilangan Desimal ke Octal


Cara konversi bilangan desimal ke octal adalah dengan membagi bilangan desimal
dengan 8 dan menyimpan sisa bagi per setiap pembagian terus hingga hasil baginya < 8.
Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal. Contoh
konversi bilangan 3722(8) ke bilangan desimal adalah sebagai berikut:
3722/8 = 465 sisa bagi 2
465/8 = 58 sisa bagi 1
58/8 = 7 sisa bagi 2

Jadi, bilangan 3722(8) = 7212(10)

e. Konversi bilangan Hexadesimal ke Desimal


Cara mengkonversi bilangan hexadesimal ke desimal adalah dengan mengalikan satu
per satu bilangan dengan 16 (basis hexa) pangkat 0 atau 1 atau 2 dst dimulai dari bilangan
paling kanan kemudian hasilnya dijumlahkan. Contoh megkonversi bilangan hexadesimal
79AF(16) ke desimal adalah sebagai berikut:

79AF(16) = (15×160)+(10×161)+(9×162)+(7×163) = 15+160+2304+28627 = 31151(10)

f. Konversi bilangan Desimal ke Hexadesimal


Cara konversi bilangan desimal ke hexadesimal adalah dengan membagi bilangan
desimal dengan 16 dan menyimpan sisa bagi per seitap pembagian hingga hasil baginya <
16. Hasil konversi adalah urutan sisa bagi dari yang paling akhir hingga paling awal.
Apabila sisa bagi diatas 9 maka angkanya diubah, untuk nilai 10 angkanya A, nilai 11
angkanya B, nilai 12 angkanya C, nilai 13 angkanya D, nilai 14 angkanya E, nilai 15
angkanya F. Contoh konversi bilangan 2123(10) ke bilangan hexadecimal adalah sebagai
berikut:
2123/16 = 132 sisa bagi 11
132/16 = 8 sisa bagi 4

Jadi, bilangan 2123(10) = 84B

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 10 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

g. Konversi bilangan Octal ke Biner


Konversi bilangan octal ke biner caranya dengan membagi bilangan octal dengan dua
dan menyimpan sisa bagi per setiap pembagiannya hingga hasil baginya <2 dimana hasil
konversi adalah urutan sisa bagi dari akhir hingga awal. Cara lain untuk mengkonversi
bilangan octal ke biner adalah dengan memecah bilangan octal tersebut persatuan bilangan
kemudian masing-masing bilangan diubah kebentuk biner tiga angka. Maksudnya
misalkan kita mengkonversi nilai 2 binernya bukan 10 melainkan 010. Setelah itu hasil
seluruhnya diurutkan kembali. Contoh konversi bilangan 54(8) kebilangan biner dalah
sebagai berikut:
5 4
101 100

Jadi, bilangan 54(8) = 101100(2)

h. Konversi bilangan Biner ke Octal


Konversi bilangan biner ke octal yakni dengan mengelompokkan bilangan biner menjadi
tiga dimulai dari sebelah kanan kemudian masing-masing kelompok dikonversikan
kedalam angka desimal dan hasilnya diurutkan. Contoh konversi bilangan 110110001(2) ke
bilangan octal adalah sebagai berikut:

110 110 001


6 6 1

Jadi, bilangan 110110001(2) = 661(8)

i. Konversi bilangan Hexadesimal ke Biner


Sama dengan cara konversi bilangan octal ke biner, bedanya kalau bilangan octal
binernya harus 3 digit, sedangkan bilangan hexadesimal binernya 4 digit. Misal kita
konversi 2 hexa menjadi biner hasilnya bukan 10 melainkan 0010. Contoh konversi
bilangan 8F(16) ke bilangan biner adalah sebagai berikut:

3 F
1000 1111

Jadi, bilangan 8F(16) = 10001111(2)

j. Konversi bilangan Biner ke Hexadesimal


Teknik yang sama pada konversi biner ke octal. Hanya saja pengelompokan binernya
bukan 3 digit bilangan biner sebagaimana pada bilangan octal melainkan harus 4 digit
bilangan biner. Contoh konversi bilangan 111010(2) ke hexadecimal adalah sebagai berikut:

0011 1010
3 A

Jadi, bilangan 111010(2) = 3A(16)

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 11 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

k. Konversi bilangan Octal ke Hexadesimal


Teknik mengkonversi bilangan octal ke hexadesimal adalah dengan mengubah
bilangan octal menjadi bilangan biner terlebih dahulu kemudian mengubah binernya
menjadi hexa. Ringkasnya octal->biner->hexa.

l. Konversi bilangan Hexadesimal ke Octal


Begitu juga dengan konversi hexabdesimal ke octal yakni dengan mengubah bilangan
hexa ke bilangan biner terlebih dahulu kemudian diubah menjadi bilangan octal.
Ringkasnya hexa->biner>octal.

m. Konversi bilangan Pecahan Desimal ke biner


Konversi bilangan pecahan decimal ke biner hampir sama dengan mengkonversi
bilangan desimal ke biner seperti biasa yakni membagi bilangan desimal tersebut dengan
2. Sedangkan bilangan yang berada dibelakang koma dikonversi dengan cari melakukan
operasi perkalian 2 pada bilangan pecahan tersebut. Contoh konversi bilangan 162,375(10)
ke bilangan biner adalah sebagai berikut:
162/2 = 81 sisa bagi 0 0,375 × 2 = 0,75
81/2 = 40 sisa bagi 1 0,75 × 2 = 1,5
40/2 = 20 sisa bagi 0 0,5 × 2 = 1
20/2 = 10 sisa bagi 0
10/2 = 5 sisa bagi 0
5/2 = 2 sisa bagi 1
2/2 = 1 sisa bagi 0

Jadi, bilangan 162,375(10) = 10100010,011(2)

n. Konversi Pecahan Desimal ke Octal


Konversi pecahan desimal ke octal caranya sama dengan mengkonversi bilangan
pecahan desimal ke biner, hanya saja kali ini konversi dilakukan dilakukan dengan cara
memebagi bilangan desimal dengan 8 dan mengkali bilangan dibelakang koma dengan 8.

o. Konversi Pecahan Desimal ke Hexadesimal


Konversi pecahan desimal ke hexadesimal caranya sama seperti cara yang diatas hanya
saja kali ini konversi dilakukan dilakukan dengan cara memebagi bilangan desimal dengan
16 dan mengkali bilangan dibelakang koma dengan 16.

III. Tugas
1. Dengan menggunakan 3 digit terakhir NIM kamu, konversikan bilangan tersebut kedalam
bilangan biner, octal, dan hexadecimal.
2. Konversikan bilangan berikut:
a. 101110001(2) = ...... (8)
b. 2018(10) = …… (16)
c. 154(8) = ……(16)
d. 2AF3(16) = ……(2)
e. 33CD(16) = ……(8)
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 12 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

3. Dengan menggunakan 3 digit terakhir NIM kamu kemudian tambahkan tanggal lahir kamu
dibelakang koma (misalnya nim kamu 112 dan tanggal lahir kamu 13 maka tulis 112,13)
kemudian konversikan kedalam bilangan biner, octal, dan hexadecimal.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 13 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

MODUL III
RANGKAIAN KOMBINASI DAN ALJABAR BOOLEAN

I. Tujuan
1. Praktikan dapat memahami antara input dan output pada rangkaian logika AND, OR,
NOT, XOR, NAND, dan XNOR.
2. Praktikan dapat mempelajari ungkapan aljabar Boolean dalam rangkaian logika.
3. Praktikan dapat menyatakan rangkaian-rangkaian logika menggunakan notasi-notasi
seperti yang dipakai dalam aljabar Boolean

II. Teori
Gerbang logika adalah rangkaian yang mempunyai output dengan keadaan. Dalam logika
positif, logika 0 (Low) mempunyai level tegangan yang rendah. Untuk TTL tegangan ini
berkisar 0 sampai dengan 0,5 Volt. Logika 1 (High) menggunakan level tegangan yang paling
tinggi. Untuk TTL tegangan ini berkisar 2,4 sampai dengan 5 Volt.
Ada tiga gerbang dasar logika yaitu AND, OR, dan NOT, sedangkan NAND, NOR, XOR,
XNOR merupakan komponen bentukan dari gerbang-gerbang dasar ini. Berikut adalah
penjelasan dari Gerbang Logika dan Aljabar Boolean:

1. Rangkaian Gerbang Logika


a. Gerbang Logika NOT
1. Desain rangkaian seperti gambar 3.1 dengan menggunakan ISIS Proteus.
2. Ujilah gerbang tersebut NOT dengan cara memberi masukan-masukan A
logika 0 atau 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.1.

Gambar 3.1 Gerbang Logika NOT

Gambar 3.2 IC TTL Gerbang NOT (7404) Tabel Kebenaran 3.1(NOT)

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 14 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

b. Gerbang Logika AND


1. Desainlah rangkaian seperti gambar 3.3 dengan menggunakan ISIS Proteus.
2. Ujilah gerbang AND tersebut dengan cara memberi masukan-masukan A dan
B logika 0 atau 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.2.

Gambar 3.3 Gerbang Logika AND

Gambar 3.4 IC TTL Gerbang AND (7408) Tabel Kebenaran 3.2(AND)

c. Gerbang Logika NAND


1. Desain rangkaian seperti gambar 3.5 dengan menggunakan ISIS Proteus.
2. Ujilah gerbang tersebut NAND dengan cara memberi masukan-masukan A
dan B logika 0 atau 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.3.

Gambar 3.5 Gerbang Logika NAND

A B Y
0 0 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Gambar 3.6 IC TTL Gerbang NAND (7400) Tabel Kebenaran 3.3(AND)

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 15 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

d. Gerbang Logika OR

3. Desain rangkaian seperti gambar 3.7 dengan menggunakan ISIS Proteus.


4. Ujilah gerbang tersebut OR dengan cara memberi masukan-masukan A dan
B logika 0 atau 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.4.

Gambar 3.7 Gerbang Logika OR

A B Y
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

Gambar 3.8 IC TTL Gerbang OR (7432) Tabel Kebenaran 3.4(OR)

e. Gerbang Logika NOR


1. Desain rangkaian seperti gambar 3.9 dengan menggunakan ISIS Proteus.
2. Ujilah gerbang tersebut NOR dengan cara memberi masukan-masukan A
dan B logika 0 atau 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.5.

Gambar 3.9 Gerbang Logika NOR

Gambar 3.10 IC TTL Gerbang NOR (7402) Tabel Kebenaran 3.5(NOR)

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 16 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

f. Gerbang Logika XOR


1. Desain rangkaian seperti gambar 3.11 dengan menggunakan ISIS Proteus.
2. Ujilah gerbang tersebut XOR dengan cara memberi masukan-masukan A dan
B logika 0 atau 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.6.

Gambar 3.11 Gerbang Logika XOR

Gambar 3.12 IC TTL Gerbang XOR (7486) Tabel Kebenaran 3.6(XOR)

g. Gerbang Logika XNOR


1. Desain rangkaian seperti gambar 3.13 dengan menggunakan ISIS Proteus.
2. Ujilah gerbang tersebut XNOR dengan cara memberi masukan-masukan A
dan B logika 0 atau 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.7.

Gambar 3.13 Gerbang Logika XNOR

Tabel Kebenaran 3.7(XNOR)

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 17 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

2. Aljabar Boolean
a. Hukum Asosiatif
1. Buatlah rangkaian gambar 3.14 (a) pada kerangka panel dengan
menggunakan panel gerbang AND.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan titik A, B,
dan C logika 0 atau 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.8
3. Untuk gambar rangkaian 3.14 (b) ulangi percobaan di atas.

Gambar 3.14 (a) Hukum Asosiatif

b. Hukum Idempotent
1. Buatlah rangkaian gambar Buatlah rangkaian gambar 3.15 (b) pada kerangka
panel dengan menggunakan panel gerbang OR.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan titik A logika 0 atau
1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.9 dan catat logika keluaran F1 pada tabel
tersebut.
3. Untuk gambar rangkaian 3.15 (b) ulangi percobaan di atas.

Gambar 3.15 (b) Hukum Idempotent

c. Hukum Komplementasi
1. Buatlah rangkaian gambar 3.16 (c) pada kerangka panel dengan menggunakan
panel gerbang OR dan NOT.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan titik A logika 0 atau 1
sesuai dengan tabel kebenaran 3.10.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 18 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

3. Ulangi langkah percobaan di atas untuk gambar rangkaian 3.16 (c) dengan
Menggunakan Panel AND dan NOT.

Gambar 3.16 (c) Hukum Komplementasi


d. Hukum Absorbsi
1. Buatlah rangkaian gambar 3.17 (d) pada kerangka panel dengan menggunakan
panel gerbang AND dan OR.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan A dan B sesuai dengan
tabel kebenaran 3.11.
3. Ulangi langkah percobaan di atas untuk gambar rangkaian 3.17 (d).

Gambar 3.17 (d) Hukum Absorbsi

e. Hukum Distributif
1. Buatlah rangkaian gambar 3.18 (e) pada kerangka panel dengan
menggunakan panel gerbang AND dan OR.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan A dan B sesuai
dengan tabel kebenaran 3.12.
3. Ulangi langkah percobaan di atas untuk gambar rangkaian 3.18 (e).

Gambar 3.18 (e) Hukum Distributif

f. Hukum De Morgan I
1. Buatlah rangkaian gambar 3.19 (f) pada kerangka panel dengan menggunakan
panel gerbang NAND.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan A dan B logika 0 atau
logika 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.13.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 19 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

3. Ulangi langkah percobaan di atas untuk gambar rangkaian 3.19 (f).

g. Hukum De Morgan II
1. Buatlah rangkaian gambar 3.20 (g) pada kerangka panel dengan
menggunakan panel gerbang NAND.
2. Ujilah rangkaian tersebut dengan memberikan masukan A dan B logika 0 atau
logika 1 sesuai dengan tabel kebenaran 3.14.
3. Ulangi langkah percobaan di atas untuk gambar rangkaian 3.20 (g).

Gambar 3.19 (f) Hukum De Morgan I Gambar 3.20 (g) Hukum De Morgan II

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 20 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

III. TUGAS
1. Buatlah rangkaian berikut menggunakan ISIS Proteus:
a. A + (B.C) = X
b. (A+B) . C = X
c. (A+B) . A' = X
d. (A.B) + B = X
2. Buktikan persamaan berikut:
a. A + A’B = A + B
b. Y + X'Z + XY' = X + Y + Z
c. A'B + B'C' + AB + B'C = 1
3. Sederhanakan fungsi logika dengan aljabar:
a. F = ABC + AB’C + A’BC
b. F = AB’CD + A’BCD + AB’C’D’ + ABC’D’

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 21 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

MODUL IV
PROTOBOARD

I. Tujuan
1. Mahasiswa mengerti kegunaan protoboard
2. Mahasiswa dapat merangkai rangkaian di protoboard

II. Teori
Protoboard atau breadboard adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat konstruksi
rangkaian elektronika sementara dengan tujuan uji coba dan eksperimen (Prototype).
Kelebihannya adalah rangkaian dapat dibongkar pasang dan tidak memerlukan solder.
Sehingga dapat menghemat biaya dan waktu. Uji coba pada protoboard perlu dilakukan
sebelum diterapkan pada PCB (Print Circuit Board) dimana rangkaian akan dirakit secara
permanen.
Protoboard berupa papan yang memiliki lubang-lubang yang hubungan antar-lubangnya
tersusun secara horizontal dan vertikal. Lubang-lubang tersebut berfungsi sebagai tempat
terpasangnya kaki-kaki dari komponen elektronika dan kawat kabel (jumper). Untuk
mengaktifkan rangkaian, diperlukan daya yang nantinya masuk melalui salah satu lubang pada
protoboard.

Papan protoboard (breadboard) (sumber: itb.ac.id)

a. Pada kode A terdapat lubang-lubang breadboard yang saling berhubungan secara


vertical. Setiap satu baris terdiri dari 5 lubang yang saling terhubung.
b. Pada kode B terdapat lubang-lubang breadboard yang saling berhubungan secara
horizontal. Setiap satu baris terdiri dari 25 lubang yang terhubung secara berbanjar.
c. Pada kode C terdapat suatu pembatas (parit) yang menjadi pemisah antara bagian
atasnya tidak terhubung dengan bagian bawah.
d. Pada kode D terdapat pemisah antar bagian yang tersusun secara horizontal tadi yaitu
memisahkan bagian sebelah kiri, dengan bagian sebelah kanan. Ditandai dengan
jarak yang lebih lebar dari jarak yang lain.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 22 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

Kabel Jumper

Tidak lengkap kiranya, jika sudah mengetahui breadboard tidak melengkapinya dengan
kabel jumpernya, kabel yang khusus ujung pinnya disesuaikan dengan lubang-lubang
breadboard, ujungnya agak kaku dan tengahnya lentur atau lemas seperti kabel biasa.

Kabel jumper ini juga ada beberapa macam, dan juga panjang pendeknya disesuaikan
keperluan. Di samping untuk elektronika dasar, kabel jumper dan breadboard juga digunakan
untuk project Arduino, robotik, mikrokontroler dan lain-lain.

Keterbatasan Protoboard

1. Tingkat Frekuensi
Frekuensi yang mampu ditangani oleh suatu BreadBoard ialah <=10 MHz. Hal ini
disebabkan adanya Kapasitansi Tersebar (Stray Capacitance) pada BreadBoard. Jika ada
dua konduktor yang terpisah dengan jarak tertentu dapat dianggap sebagai sebuah
Kapasitor. Meskipun jarak antara dua konduktor tersebut cukup jauh, Efek Kapasitansi
tetap ada walaupun sangat kecil. Peristiwa itulah yang menyebabkan Kapasitansi Tersebar
(Stray Capacitance). Efek Kapasitansi Tersebar dapat membuat kebocoran sinyal antara
sirkuit lainnya (Keadaan Crosstalk). Hal ini akan berefek pada keterbatasan suatu
rangkaian untuk bekerja pada frekuensi yang tinggi.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 23 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

Tapi beberapa orang pernah mencoba untuk menggunakan BreadBoard pada


Frekuensi +-20 MHz. Katanya, hal yang harus diperhatikan adalah bagaimana kita
menyusun komponen-komponen di breadboard agar tidak memberi efek buruk antara satu
komponen dengan komponen yang lainnya.

2. Besar Tegangan, Arus yang Terbatas


Tegangan Maksimal yang pernah diuji pada BreadBoard ialah 100 VDC dengan arus
100uA. Tegangan Maksimal yang pernah diuji pada Breadoard ialah 110VAC dengan arus
rendah (tidak disebutkan nilai tepatnya).

3. Sensitifitas dari Komponen Analog, misalnya Penggunaan Sensor.

4. Kapasitansi dan Induktansi


BreadBoard mempunyai induktansi dan kapasitansi yang bersifat parasit. Kapasitansi
Parasit memiliki arti yang sama dengan Kapasitansi tersebar (Stray Capacitance).
Kapasitansi ini adalah kapasitansi yang tidak dapat dihindari dan tidak diinginkan yang
disebabkan jarak yang dekat antara komponen dalam rangkaian. Jumper-jumper yang
saling berhubungan dapat menambah induktansi dengan tingkat 15nH/ 10mm (panjang
jumper). Efek ini dapat merusak rangkaian.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 24 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

MODUL V
FLIP FLOP

I. Tujuan
1. Praktikan dapat memahami cara kerja berbagai jenis Flip-Flop.
2. Praktikan dapat membuat simulasi rangkaian berbagai jenis Flip-Flop pada ISIS Proteus.
3. Praktikan dapat merangkai berbagai jenis rangkaian Flip-Flop pada ProtoBoard.

II. Teori
Flip-Flop adalah rangkaian digital yang digunakan untuk menyimpan satu bit secara semi
permanen sampai ada suatu perintah untuk menghapus atau mengganti isi dari bit yang
disimpan. Prinsip dasar dari flip-flop adalah suatu komponen elektronika dasar seperti
transistor, resistor, dan dioda yang dirangkai menjadi suatu gerbang logika yang dapat bekerja
secara sekuensial.
Rangkaian logika sekuensial adalah rangkaian logika yang kondisi keluarannya
dipengaruhi oleh masukan dan keadaan keluaran sebelumnya atau dapat dikatakan rangkaian
yang bekerja berdasarkan urutan waktu. Ciri rangkaian logika sekuensial yang utama adalah
adanya jalur umpan balik (feedback) di dalam rangkaiannya.
Flip-Flop merupakan rangkaian logika yang memiliki output Q1 dan Q2 yang selalu
berlawanan kondisinya. Ada dua jenis Flip-Flop yaitu Astabil Flip-Flop dan Bistabil Flip-Flop.
Bistabil Flip-Flop (yang dibahas pada modul ini) merupakan Flip-Flop yang outputnya akan
tetap selama tidak dilakukan perubahan. Jenis-jenisnya antara lain:

1. RS Flip-Flop
Suatu RS Flip-Flop mempunyai dua kedudukan stabil. Dalam keadaan tidak bekerja,
informasi input pada RS Flip-Flop tipe in adalah R = 0 dan S = 0. Flip-flop bereaksi dengan
cepat apabila data pada salah satu inputnya berubah. Suatu pulsa set (S = 1) membuat Flip-
Flop dalam keadaan Set yaitu Q = 1, sedangkan pulsa Reset (R = 1) membuat Flip-Flop
Reset misalnya Q' = 1. Penggabungan input tidak boleh dilakukan karena akan
menghasilkan kedudukan yang tidak tentu. Gerbang yang dipakai adalah Gerbang NAND.
Flip-flop RS atau SR (Set-Reset) merupakan dasar dari flip-flop jenis lain. Flip-flop
ini mempunyai 2 masukan: satu disebut S (SET) yang dipakai untuk menyetel (membuat
keluaran flip-flop berkeadaan 1) dan yang lain disebut R (RESET) yang dipakai untuk me-
reset (membuat keluaran berkeadaan 0).

Percobaan Flip – Flop RS

 Alat/Bahan: * Papan Protoboard


* IC SN 7400
* Kapasitor
* Resistor
* Dioda LED
* Kabel
* Baterai

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 25 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

Gambar Rangkaian:

Skema
Dasar

Skema
Simulasi

-NAND

-SW-SPDT

-LED-
GREEN

 Hasil Percobaan:

In Out
Keterangan
R S Q Q'
0 0 Dilarang
0 1 OK
1 0 OK
1 1 Tidak diketahui

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 26 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

2. D Flip – Flop
Pada dasarnya D Flip-Flop dapat dilihat sebagai RS Flip-flop dengan satu input yang
dihubungkan dengan yang lain melalui sebuah Inverter. Sebuah masalah yang terjadi pada
Flip-flop RS adalah saat keadaan R = 1 dan S = 1 harus dihindarkan. Satu cara untuk
mengatasinya adalah dengan mengizinkan hanya sebuah input saja. Flip-Flop-D mampu
mengatasi masalah tersebut. Sifat Flip-Flop ini adalah Output sama dengan input D ketika
clock dirubah.

Percobaan Flip – Flop D

 Alat/Bahan: * Papan Breadboard


* Kapasitor
* Resistor
* Dioda LED
* Kabel
* Baterai

 Gambar Rangkaian:

Skema Dasar

Skema
Simulasi

NOT, AND,
NAND, SW-
SPDT, LED-
GREEN,
CLOCK

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 27 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

 Hasil Pengujian

In Out
C D Q Q’
0 ke 1 0
0 ke 1 1

3. JK Flip – Flop
Bekerjanya JK Flip-flop ini sama caranya seperti Clocked-RS-Flip-flop kecuali dengan
input JK = 1 1, input tidak memberikan tanda untuk state tertentu, input selalu membuat
output invert.

Percobaan Flip – Flop JK

 Alat/Bahan: * Papan Breadboard


* IC SN 7473
* Kapasitor
* Resistor
* Dioda LED
* Kabel
* Baterai

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 28 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

 Gambar Rangkaian:

Skema Dasar

Skema
Simulasi

 Hasil Pengujian

In Out
C J K Q Q'
1 ke 0 0 0
1 ke 0 0 1
1 ke 0 1 0
1 ke 0 1 1

III. Percobaan
Lakukan percobaan pembuatan ragkaian Flip-Flop pada ISIS Proteus dan ProtoBoard
berdasarkan teori yang sudah dipelajari dan berikan kesimpulan anda untuk masing-masing
jenis Flip-Flop!

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 29 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

MODUL VI
BCD TO DECIMAL DAN BCD TO 7 SEGMENT DECODER

I. Tujuan
Memahami cara kerja dan fungsi BCD to Decimal dan BCD to 7 Segment Decoder.

II. Teori
BCD (Binary Coded Decimal) to Decimal Decoder adalah rangkaian yang berfungsi
mengontrol tampilan ke bilangan desimal dari kombinasi bilangan biner empat bit. Jadi sebagai
masukannya ada 4 bit bilangan biner dan menghasilkan sepuluh keluaran untuk mengatur
tampilan bilangan desimal sehingga dari kesepuluh keluaran ini hanya satu keluaran yang aktif
untuk setiap kombinasi inputnya. Gambar berikut adalah contoh sebuah BCD to Decimal
Decoder active low. Sedangkan bentuk decoder ini yang active high hanya dengan mengganti
semua gerbang NAND dengan gerbang AND.

A 1

3
B
4

5 Gambar 6.1 BCD to Decimal


C Decoder
6

7
D

BCD to 7 Segment Decoder adalah rangkaian decoder untuk mengatur tampilan


bilangan decimal pada seven segment dari input empat bit bilangan biner. Sama seperti
decoder sebelumnya decoder ini memiliki versi active high dan active low, tetapi tentu saja
rangkaian dalam kedua decoder ini berbeda. Decoder BCD to 7 segment ini ada beberapa
macam diantaranya keluarga IC TTL 7447 (diperuntukan untuk 7 segment common anoda)
dan keluarga IC TTL 7448 (diperuntukan untuk 7 segment common katoda). Berikut ini
adalah contoh BCD to 7 Segment Decoder.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 30 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

5V
+V
V+ Gnd

U2 abcdefg. U1 abcdefg.
74LS47 74LS48
A3 g A3 g
A2 f A2 f
A1 e A1 e
A0 d A0 d
c c
b b
a a
test test
RBI RBO RBI RBO

active low active high


Gambar 6.2 BCD to 7 Segment Decoder

Gambar 6.3 BCD to 7 Segment Decoder7448 (active high) dan 7447 (active low)

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 31 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

MODUL VII
PCB

I. Tujuan
1. Memahami penggunaan ARES didalam Software ISIS Proteus.
2. Dapat membuat sirkuit rangkaian elektronika dengan menggunakan ARES didalam
software ISIS Proteus.
3. Mampu mencetak layout (sirkuit) ke papan PCB polos.

II. Teori
PCB (Printed Circuit Board) atau biasa disebut Papan Sirkuit Cetak adalah sebuah papan
yang penuh dengan jalur-jalur (sirkuit) yang terbuat dari tembaga yang berguna untuk
menghubungkan semua komponen elektronik menjadi satu kesatuan rangkaian elektronika.
PCB digunakan agar rangkaian elektronika yang kita buat sedemikian rupa terlihat rapi,
tanpa perlu adanya kabel yang menghubungkan antar komponen didalamnya.
PCB memiliki dua jenis yaitu PCB Single Layer (PCB satu lapisan) dan PCB Multi Layer
(PCB lebih dari satu lapisan). PCB Single Layer yang pada umumnya dipakai oleh masyarakat,
karena pembuatannya sangat mudah. Sedangkan PCB Multi Layer pada umumnya dibuat oleh
pabrikan, sulit untuk dibuat. PCB Multi Layer ini pada umumnya diterapkan didalam papan
sirkuit Handphone, Motherboard komputer ataupun laptop (6-10 lapisan), dll.
Pada kesempatan kali ini kita akan membuat PCB Single Layer dari sebuah rangkaian
elektronika yang sudah dibuat sebelumnya dengan menggunakan lotion antinyamuk.

III. Percobaan
1. Siapkan rangkaian ISIS yang telah dibuat.
2. Pada bagian ARES, atur semua komponen yang ada agar saling terhubung.
3. Cetak rangkaian ARES berikut dengan 2 cara dibawah ini (pilih salah satu)
Cara 1, Cetak dengan menggunakan kertas biasa, dengan printer toner.
Cara 2, Cetak dengan menggunakan kertas biasa, printer biasa. Kemudian fotocopy hitam
putih.
4. Siapkan Lotion anti-nyamuk (disarankan menggunakan merk Autan), masukkan disebuah
wadah (sebanyak satu tetes).
5. Tambahkan air sedikit (sebanyak dua tetes), kemudian diaduk.

6. Tempelkan rangkaian ares yang telah dicetak tadi kebagian tembaga PCB Polos.
Tempelkan perekat (selotip) dibagian kedua sisi PCB (kiri kanan) dengan kertas agar
kertas tidak bergerak atau berpindah tempat.
No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 32 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

7. Ambil kuas, kemudian basahi kertas yang ditempel tadi seperti berikut dengan
menggunakan lotion antinyamuk yang telah disiapkan sebelumnya. Basahi secara
keseluruhan.

8. Setelah seluruh permukaan basah, kemudian ambil secarik kertas. Letakkan kertas tersebut
keatas permukaan basah, agar air tersebut diserap oleh secarik kertas. Buat sampai berkali-
kali agar permukaan yang basah itu tidak banyak lagi mengandung air.
9. Kemudian gosok-gosok permukaan tersebut dengan menggunakan ujung obeng. Jangan
sampai sobek, gosok perlahan secara keseluruhan. Disinilah proses perpindahan jalur
yang telah dicetak dikertas tadi berpindah ke PCB polos. Jika sudah yakin semua jalur
menempel, cabut secara perlahan kertasnya.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 33 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

10. Setelah kertasnya dicabut, kemudian bersihkan dengan air bersih.


11. Larutkan dengan menggunakan Larutan ferrichlorida. Siapkan wadah berisi air hangat
secukupnya. Masukkan larutan ferrichlorida satu atau dua bungkus, kemudian masukkan
PCB yang sudah dibersihkan dengan air bersih tadi.
12. Kemudian goyang-goyangkan wadah larutan ferrichlorida tadi agar Tembaga yang ada
pada PCB rontok dan yang tersisa tinggal jalur-jalur rangkaian yang dicetak tadi. Ini
membutuhkan waktu sekitar 15-20 menit.
13. Setelah sirkuit rangkaian terbentuk di PCB, kemudian cuci dengan air bersih. Kemudian
keringkan.
14. Ambil kertas pasir, gosok-gosok secara perlahan sirkuit yang telah terbentuk di PCB tadi
(berwarna hitam akan berubah menjadi warna keemasan).
15. PCB dengan sirkuit rangkaian yang kita inginkan telah terbentuk.

IV. Skema Rangkaian

V. Tugas

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 34 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

1. Gambarkanlah skema rangkaian di atas pada ISIS Proteus dan simulasikan kemudian
buatlah layout menggunakan ARES.
2. Print layout yang telah di cetak ke papan PCB.

VI. Peralatan
1. 1 Unit Komputer (telah di install software ISIS Proteus)
2. Adaptor 5V DC
3. IC 555
4. LED 2 Buah
5. Push Button
6. Kabel

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 35 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

MODUL VIII
PROJECT SISTEM DIGITAL

I. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengerjakan project sistem digital
2. Mahasiswa dapat mengimplementasi project sistemdigital dalam kehidupan sehari-hari

II. Teori
1. Projek Antrian Rumah Sakit
Rangkaian projek antrian rumah sakit merupakan rangkaian yang berfungsi untuk
mensimulasikan bagaimana sistem antrian rumah sakit menggunakan push button dengan
indikator LED dan menggunakan IC 7432.

Gambar 8.1 LED


(Sumber: https://lh5.googleusercontent.com/-z-
B1vcDdRsE/Tu521lI0v6I/AAAAAAAAAMQ/oEfOv6NKNME/s800/led2.png)

Peralatan:
1. 1 Unit Komputer (telah di install software ISIS Proteus)
2. Papan protoboard
3. Adaptor 5V DC
4. IC 7432
5. Push button
6. LED
7. Kabel

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 36 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

Skema Rangkaian:

2. Projek Jam Digital


Rangkaian jam digital menggunaka IC 555 yang berfungsi sebagai pembangkit sinyal
dan digunakan sebagai timer. IC 555 dapat diatur sinyal output seberapa lama waktu itu
bekerja dalam 1 periode. Untuk membuat jam digital output IC 555 diatur dalam 1 detik.
Pada Jam digital ada bagian detik (0-59), menit (0-59) dan jam (0-23). Sehingga kita akan
membagi menjadi 3 bagian, ada yang digunakan untuk detik, menit dan jam. IC 7493
berfungsi sebagai IC pembagi 16 yang memiliki keluaran BCD (4 bit). IC 7447 sebagai IC
yang merubah BCD ke keluaran untuk 7 segmen.

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 37 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

Gambar 10.1 IC 7493


(Sumber: http://www.elektropage.com/images/ic/74series/7493.GIF)

Gambar 8.2 IC 7447


(Sumber: http://www.premiumorange.com/daniel.robert9/Digit/images/7447.GIF)

Gambar 8.3 7 Segmen


(Sumber: http://www.meskauskas.us/howard/de/Unit5Combinational/7segDisplay.gif)

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 38 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

Gambar 8.4 Rangkaian clock IC 555

Peralatan:
1. 1 Unit Komputer (telah di install software ISIS Proteus)
2. Papan protoboard
3. Adaptor 5V DC
4. IC 7493, 7447
5. 7 Segmen Anoda, Push Button dan resistor 220 ohm
6. Rangkaian clock
7. Kabel

Skema Rangkaian:
Skema rangkaian jam digital berikut terdiri dari rangkaian detik (detik satuan dan detik
puluhan), rangkaian menit (menit satuan, menit puluhan) dan rangkaian jam (jam satuan
dan jam puluhan).

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 39 dari 40
Laboratorium Jaringan Modul Sistem Digital

No. Dokumen: IK-GKM-ILK-FASILKOM-TI-003-SD Berlaku Efektif: 11 Maret 2019 Revisi: 06 halaman 40 dari 40

Anda mungkin juga menyukai