Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN KERJA MAHASISWA

PRAKTIKUM ANTARMUKA DAN PERIPHERAL

Disusun Oleh:

Nama : Hafidhio Oktarizk


Putra NIM09011382025153
Prodi : Sistem Komputer
Dosen : Aditya P. P. Prasetyo, S.Kom, M.T.

LABORATORIUM PERANGKAT KERAS DAN TEKNOLOGI


KOMPONEN FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
PALEMBANG 2023
II. Langkah-Langkah Praktikum :

1. Pertama Pilih File, lalu klik  New Project

2. Kemudian Pilih AT90,Attiny, Atmega, FPSLIC

- Mikrokontroler AT90 adalah serangkaian mikrokontroler yang digunakan


untuk mengendalikan perangkat elektronik dalam berbagai aplikasi. Fungsinya
meliputi:
1. Kendali Mikroprosesor: Memproses data dan instruksi untuk mengendalikan perangkat.
2. Komunikasi: Berkomunikasi dengan perangkat lain melalui antarmuka seperti UART,
SPI, dan I2C.
3. Pengendalian I/O: Mengontrol input dan output untuk berinteraksi dengan
perangkat eksternal.
4. Waktu dan Timer: Mengukur waktu dan menjalankan tugas berbasis waktu.
5. Keamanan: Melindungi program dan data dengan fitur keamanan.
6. Pemrograman Fleksibel: Dapat diprogram ulang untuk berbagai aplikasi.

- Mikrokontroler ATtiny adalah keluarga mikrokontroler yang digunakan


untuk mengendalikan perangkat elektronik dalam ruang terbatas. Fungsinya
meliputi:
1. Kendali Mikroprosesor: Memproses instruksi dan data untuk mengendalikan
perangkat dalam aplikasi tertentu.
2. Pengendalian Input/Output (I/O): Menggunakan pin I/O untuk berinteraksi dengan
dunia luar, seperti sensor atau aktuator.
3. Komunikasi: Berkomunikasi dengan perangkat lain melalui antarmuka seperti UART,
SPI, atau I2C.
4. Kemampuan Pengaturan Waktu: Mengukur waktu atau menjalankan tugas berbasis
waktu dengan timer dan counter.
5. Pemrograman Fleksibel: Dapat diprogram ulang untuk berbagai aplikasi dalam
ruang terbatas atau dengan konsumsi daya yang rendah.
6. Aplikasi Tertanam: Cocok untuk proyek-proyek yang memerlukan kendali
mikroprosesor dalam lingkungan terbatas dan daya yang terbatas, seperti perangkat
wearable atau alat elektronik portabel.
- Mikrokontroler ATmega adalah keluarga mikrokontroler yang digunakan
untuk mengendalikan berbagai perangkat elektronik dalam berbagai aplikasi. Fungsinya
meliputi:
1. Kendali Mikroprosesor: Memproses instruksi dan data untuk mengendalikan
perangkat dalam berbagai aplikasi, dari sistem kecil hingga proyek yang lebih besar.
2. Pengendalian Input/Output (I/O): Menggunakan pin I/O untuk berinteraksi dengan
sensor, aktuator, dan perangkat lain di luar sistem.
3. Komunikasi: Berkomunikasi dengan perangkat lain melalui berbagai antarmuka
seperti UART, SPI, dan I2C, memungkinkan integrasi dengan komponen eksternal.
4. Kemampuan Pengaturan Waktu: Menyediakan timer dan counter untuk mengukur
waktu dan menjalankan tugas-tugas berkaitan waktu.
5. Pemrograman Fleksibel: Dapat diprogram ulang dengan firmware yang sesuai
untuk berbagai aplikasi, baik yang memerlukan konsumsi daya rendah maupun kinerja
tinggi.
6. Aplikasi Tertanam: Cocok untuk penggunaan dalam berbagai perangkat elektronik
tertanam seperti sistem kontrol otomatis, perangkat medis, perangkat rumah pintar,
dan lainnya.
7. Keamanan: Beberapa model ATmega memiliki fitur keamanan seperti proteksi memori
dan mekanisme penyandian untuk melindungi program dan data dari akses yang tidak
sah.

- FPSLIC (Field Programmable System-Level Integrated Circuit) adalah sebuah konsep


dan produk yang menggabungkan FPGA (Field-Programmable Gate Array) dengan
mikrokontroler dalam satu chip. Fungsinya meliputi:
1. Kemampuan FPGA: FPSLIC memiliki bagian FPGA yang dapat diprogram ulang untuk
implementasi logika kustom. Ini memungkinkan pengguna untuk merancang fungsi
khusus dalam perangkat secara fleksibel.
2. Kendali Mikrokontroler: Selain FPGA, FPSLIC juga memiliki mikrokontroler yang
dapat menjalankan program dan mengendalikan perangkat elektronik dalam aplikasi
tertentu.
3. Integrasi Fleksibel: FPSLIC memungkinkan integrasi perangkat keras (FPGA)
dan perangkat lunak (mikrokontroler) dalam satu chip, yang dapat menghemat ruang
dan mengurangi kompleksitas desain.
4. Aplikasi Tertanam: FPSLIC cocok untuk aplikasi tertanam yang memerlukan
kombinasi antara pemrosesan data tingkat tinggi dan akselerasi perangkat keras.
5. Pengembangan Prototipe Cepat: FPSLIC dapat digunakan untuk pengembangan
prototipe cepat karena pengguna dapat memanfaatkan kemampuan FPGA untuk merancang
dan menguji logika tambahan tanpa harus membuat sirkuit kustom baru.
6. Fleksibilitas dan Kinerja Tinggi: FPSLIC menggabungkan fleksibilitas FPGA dengan
kemampuan pemrosesan mikrokontroler dalam satu chip, sehingga cocok untuk aplikasi
yang memerlukan tingkat kinerja yang tinggi dan adaptasi yang cepat.
3. Lalu Atur Chip dan Clock pada tab Chip, Chip Atmega8535 dan clock 8 Mhz.
4. Lanjut, Atur Port A,B,C,D pada tab ports, atur Port
C dengan IN danPort B & D OUT.

Tambahkan pengaturan pada setting ADC sebagai berikut :


5. Setelah selesai klik Generate dan save sebanyak 3x.

Kemudian ada Proses Save sebanyak 3 kali dengan format yang berbeda-
beda tapi harus menggunakan Nama file yang sama. Buatlah file CV AVR
dengan nama file keseluruhan “RMLADC_NIM”

6. Lalu masukkan koding pada baris terakhir setelah selesai klik Build
all projectfiles :

Isi koding dengan :


while (1)
{

}
7. Kembali lagi ke Proteus klik 2x pada atmega8535 kemudian cari
file dengan format.hex kemudian klik OK
8. Setelah selesai kita dapat me- Run program proteusnya, amati yang terjadi pada
multi led, jika potensiometer dinaikkan persentasenya setiap 5% dari 0-100%

Gambar diatas jika potensiometernya 5%

Gambar diatas jika potensiometernya 100%

Ketika kita memasang beberapa LED (Light Emitting Diode) dalam rangkaian paralel dan
menghubungkannya dengan sebuah potensiometer, dan kemudian meningkatkan potensiometer dari
0% hingga 100%, beberapa hal akan terjadi dalam rangkaian tersebut.

Pertama, mari analisis apa yang terjadi saat meningkatkan potensiometer dari 0% hingga 100%
secara bertahap:
1. 0-5%: Pada awalnya, ketika potensiometer berada pada 0%, semua LED akan mati karena
tidak ada tegangan yang mencapai mereka. Potensiometer pada posisi ini akan memberikan
resistansi penuh terhadap arus listrik.
2. 5-100%: Saat meningkatkan potensiometer dari 5% hingga 100%, resistansi potensiometer
secara bertahap akan berkurang, sehingga arus yang mengalir ke rangkaian LED akan
meningkat. Seiring dengan peningkatan ini, LED pertama akan mulai menyala ketika tegangan
mencapai ambang pemicu LED tersebut. Kemudian, dengan meningkatnya tegangan, LED
lainnya akan mulai menyala satu per satu.

Analisis:

 Saat potensiometer dinaikkan dari 0% ke 100%, lebih banyak LED akan mulai menyala
secara bertahap karena tegangan yang diberikan kepada mereka meningkat.
 LED-LED dengan tegangan ambang (forward voltage) yang lebih rendah akan menyala
lebih awal dibandingkan dengan LED-LED dengan tegangan ambang yang lebih tinggi. Ini
karena LED memiliki tegangan ambang yang berbeda yang dibutuhkan untuk menyala.
 Ketika potensiometer mencapai 100%, semua LED yang terhubung ke dalam rangkaian
akan menyala.
Kesimpulan:

1. Dengan meningkatkan potensiometer dari 0% hingga 100%, kita dapat mengendalikan


intensitas pencahayaan atau kecerahan LED secara bertahap. Semakin tinggi
potensiometer diatur, semakin terang LED-LED tersebut.
2. LED dengan tegangan ambang yang lebih rendah akan menyala lebih awal daripada
LED dengan tegangan ambang yang lebih tinggi saat potensiometer dinaikkan.
3. Penggunaan potensiometer ini memberikan kemampuan untuk mengatur pencahayaan sesuai
kebutuhan, yang dapat berguna dalam berbagai aplikasi, seperti lampu indikator variabel
atau pengatur kecerahan pada layar LCD.
4. Penting untuk memperhatikan bahwa pencahayaan LED biasanya tidak linier terhadap
pengaturan potensiometer. Ini berarti bahwa perubahan kecerahan mungkin tidak terasa sama
besar pada setiap titik potensiometer. Sebagai contoh, mungkin memerlukan peningkatan
besar pada potensiometer dari 90% ke 100% untuk membuat perbedaan kecerahan yang
terlihat, sementara perbedaan kecerahan antara 0% dan 10% mungkin lebih nyata.

Anda mungkin juga menyukai