KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya dirumuskan
secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai
peserta didik serta rumusan proses pembelajaran dan penilaian yang diperlukan oleh
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.
Faktor pendukung terhadap keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 adalah
ketersediaan Buku Siswa dan Buku Guru, sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang
ditulis dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Buku Siswa ini dirancang dengan
menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang telah
dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang sesuai.
Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang
lulusan SMK adalah kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui proses
pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatan-kegiatan
berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah (problem solving
based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khusus untuk SMK ditambah dengan
kemampuan mencipta.
Modul ini akan mencoba memaparkan kondisi pengukuran daya listrik dengan
alat ukur elektro dianamis dan dengan desain wattmeter pada kelistrikan arus bolak-
balik. Selanjutnya memaparkan kondisi pengukuran energy listrik menggunakan alat
ukur kwh meter satu fasa dan pengukuran energy listrik menggunakan alat ukur kWh
meter 3 fasa, KwH meter yang dipakai dalam pengukuran energy dapat berupa kWh
meter azas ferreris dan induksi. Kemudian dilengkapi dengan kondisi pengukuran faktor
daya listrik dengan menggunakan Cos φ Meter. Kritik, saran, dan masukan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus,
akan terus memperkaya kualitas penyajian buku ajar ini. Atas kontribusi itu, kami
ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Oktober 2018
Penulis
D E L F I, S. Pd
DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................ 1
Kata Pengantar........................................................................................................... 2
Daftar Isi3
Glosarium.................................................................................................................... 4
I. Pendahuluan................................................................................................... 5
A. Deskripsi.................................................................................................... 5
B. Prasyarat................................................................................................... 5
C. Petunjuk Penggunaan Modul..................................................................... 6
D. Tujuan Akhir............................................................................................... 6
E. Cek Kemampuan....................................................................................... 7
II. Pembelajaran.................................................................................................. 8
A. Rencana Kegiatan Belajar......................................................................... 8
B. Uraian Materi Pembelajaran...................................................................... 10
1. Pengukuran Daya Listrik ..................................................................... 10
1.1. Pengukuran Daya Listrik Satu Fasa............................................ 10
1.2. Desain Wattmeter........................................................................ 11
1.3. Pengukuran Daya Sistem Tiga Fasa........................................... 14
1.3.1. Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Satu Wattmeter.... 14
1.3.2. Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan dua Wattmeter .... 15
1.3.3. Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan tiga Wattmeter ..... 16
2. Pengukuran Konsumsi Energi Listrik................................................... 17
2.1. Pengukuran Konsumsi Energi Listrik Satu Fasa......................... 18
2.2. Pengukuran Konsumsi Energi Listrik Tiga Fasa......................... 20
3. Pengukuran Daya Reaktif dan Faktor Daya......................................... 22
3.1. Cos φ Meter.............................................................................. 22
C. Soal Latihan / Essay.................................................................................. 23
D. Rangkuman............................................................................................... 23
E. Test Formatif............................................................................................. 23
F. Kunci jawaban........................................................................................... 27
G. Daftar Pustaka........................................................................................... 29
GLOSARIUM
BAB I
PENDAHULUAN
A. DESKRIPSI
Dalam modul ini Anda akan mempelajari tentang prinsip dasar posisi pengukuran
daya listrik, energi listrik, dan pengukuran daya reaktif 3 fasa serata pengukuran
faktor daya listrik. Selain itu juga memandingkan pengukuran daya listrik
berdasarkan azas elektrodinamis dan pengukuran daya listrik dengan desain
wattmeter. Sedangkan pada posisi pengukuran energi listrik juga akan
diperlihatkan unjuk kerja alat ukur energi listrik berdasar azas ferraris dan unjuk
kerja alat ukur energi listrik berdasarkan induksi. Tentang posisi pengukuran daya
reaktif tiga fasa akan dapat dilihat unjuk kerja alat ukur cos Phi meter untuk melihat
faktor kerja / daya dari peralatan.
Adapun hasil belajar yang akan dicapai setelah menguasai modul ini, peserta
diklat diharapkan dapat menerapakan posisi pengukuran daya , energi, dan faktor
daya listrik baik secara teori maupun praktik dan pemahaman tentang merangkai
peralatan ukur yang dipakai pada teknik listrik dan elektronika.
B. PRASYARAT
1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan
teliti. Karena dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang
sedang dipelajari dengan modul-modul yang lain.
Dasar listrik dan Elektronika | 5
yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018
D. Tujuan Akhir
1. Menghitung daya listrik secara elektrodinamis.
2. Menghitung daya listrik menurut desain wattmeter.
3. Menghitung energy listrik berdasarkan listrik Ferraris.
4. Menghitung energi listrik berdasarkan sistem induksi.
5. Menghitung pengukuran faktor daya listrik menggunakan cosφ meter.
6. Menunjukkan pengukuran daya listrik secara elektrodinamis.
7. Menunjukkan pengukuran daya listrik secara desain wattmeter dengan jujur.
E. CEK KEMAMPUAN
Penilaian Pembimbing:
Berdasarkan pengamatan langsung dan mengoreksi soal-soal yang dikerjakan,
maka siswa tersebut mendapatkan nilai:
NILAI
Paraf
Angka Huruf
Kesimpulan:
Berdasarkan perolehan nilai cek kemampuan diatas, maka peserta didik tersebut
dapat/belum dapat *) mempelajari dan mengerjakan modul ini.
Pembimbing
BAB II
PEMBELAJARAN
Tanda
Tempat Alasan
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tangan
Belajar Perubahan
Guru
1. Penguku 6 x 45 menit
ran daya. = 270 menit
(4.5 jam)
a. Menghitung
besarnya daya
listrik 1 fasa
b. Mengoperasikan
alat ukur watt
meter pada posisi
pengukuran yang
tepat
2. Penguku 6 x 45 menit
ran energi listrik = 270 menit
a. Menghitung (4.5 jam
besarnya energi
listrik dengan kWh
meter 1 fasa
b. Menghitung
besarnya energi
listrik dengan kWh
meter 3 fasa
c.
3. Daya 6 x 45 menit
reaktif 3 fasa dan faktor = 270 menit
B. URAIAN MATERI
Menentukan Kondisi Operasi Pengukuran Daya, Energi dan
Faktor Daya Listrik
Sesuai dengan Hukum Pitagoras, maka hubungan ketiga daya tersebut secara
matematis dapat ditentukan sebagai berikut:
Jadi, jika dua parameter diketahui maka parameter lainnya dapat ditentukan.
Bila daya semu diketahui dan besar beda fasa antara daya aktif dan daya semu
diketahui maka nilai daya aktifnya dapat ditentukan. Sebagai contoh, diketahui
daya semu S = 50 kVA, dan sudut beda fasanya 60° busur, maka daya aktif P
= 50 kVA x cos 60° = 25 kW
Contoh lain, diketahui daya semu S = 50 kVA, dan Daya Aktif P = 25 kW, maka
daya reaktif kVAr
Pengukuran daya semu (Q) dapat dengan mudah dilakukan dengan mengukur
tegangan dan arus yang ada pada suatu rangkaian arus bolak-balik seperti
diperlihatkan pada gambar 7.2.
semu ( S ) yaitu perkalian tegangan ( V ) dan arus ( I ) dan factor daya (Cos a).
Oleh karena itu wattmeter mempunyai dua kumparan, yaitu kumparan putar
untuk mendeteksi nilai tegangan dan kumparan statis untuk mendeteksi nilai
arus yang diukur. Konstruksi Wattmeter seperti tersebut lazim disebut sebagai
wattmeter tipe elektrodinamis atau elektrodinamometer. Prinsip bergeraknya
jarum berdasarkan prinsip berputarnya motor listrik. Gambar 7.3
memperlihatkan skematik diagram watt meter elektrodinamis.
Alat ukur elektrodinamis memiliki dua jenisbelitan kawat, yaitu belitan kawat
arusyangdipasang, dan belitan kawat tegangan sebagai kumparan putar
terhubung dengan poros dan jarum penunjuk (Gambar 5.35).Interaksi medan
magnet belitan arus dan belitan tegangan menghasilkan sudut penyimpangan
jarum penunjuk sebanding dengan daya yang dipakai beban:
P = V · I · cos θ
Pemakaian alat ukur elektrodinamik sebagai pengukur daya listrik atau
wattmeter. Untuk keperluan pengukuran daya listrik maka penyambungan
wattmeter dilakukan sebagai berikut:
Pengukuran daya tiga fasa dengan tiga wattmeter hanya diterapkan bila
beban tiga fasa dalam keadaan tak seimbang (asimetris). Beban tiga fasa
dikatakan tak seimbang bila arus yang mengalir pada setiap fasanya tidak
sama, dengan demikian daya yang dipikul oleh setiap fasanya juga tidak
sama. Sehingga daya totalnya adalah penjumlahan daya masing-masing fasa.
Misalkan wattmeter pertama pada gambar 5.40 menunjukkan nilai 1500 watt
(1,5 kW), wattmeter kedua menunukkan nilai 2 kW dan wattmeter ketiga
menunjukkan nilai 1,2 kW, maka daya tiga fasanya adalah 3,7 kW.
Pengukuran daya tiga fasa dengan dua wattmeter hanya diterapkan bila
beban tiga fasa dalam keadaan tak seimbang (asimetris). Tetapi karena
alasan ekonomis maka pengukuran daya tiga fasa tak simetris dapat dilakukan
dengan mengunakan dua wattmeter. Pada cara dua wattmeter ini saluran
netral tidak digunakan. Selanjutnya nilai daya aktif tiga fasanya didapat
dengan menjumlahkan penunjukkan kedua wattmeter tersebut. Kelebihan lain
Dasar listrik dan Elektronika | 16
yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018
cara pengukuran daya tiga fasa dengan dua wattmeter adalah, dengan
penunjukkan kedua wattmeter tersebut dapat digunakan juga untuk
menentukan daya semu dan daya reaktif serta sudut geseran fasanya
sekaligus, yaitu sebagai berikut:
Misalkan wattmeter pertama pada gambar 7.10 menunjukkan nilai 2,5 kW,
wattmeter kedua menunjukkan nilai 2 kW, maka daya aktif tiga fasa
P = 2,8 kW + 1,7 kW = 4,5 kW.
daya reaktif tiga fasa
Q = √3 x ( W1 – W2 ) = 1,9 kVAR
Daya semu tiga fasa
S = P + JQ = 4,5 + j 1,9 = 4,9 kVA
Sudut θ = arc tg. ( P / S ) = arc. tg. ( 4,5 / 4,9 ) = 47,30.
Trafo ukur merupakan piranti pembantu yang sangat vital dalam pengukuran
secara tidak langsung. Dalam prakteknya trafo ukur telah distandarisasi, yaitu
nilai sekunder untuk trafo arus adalah 5 amper dan nilai sekunder untuk trafo
tegangan adalah 100 volt. Sedangkan untuk nilai primernya tersedia dalam
banyak harga untuk memenuhi berbagai kebutuhan jaringan distribusi tenaga
listrik.
Dalam pengukuran secara tidak langsung, perlu memahami benar polaritas
dari tarfo ukur yang digunakan. Kesalahan dalam menentukan polaritas dapat
menyebabkan kegagalan dalam menentukan nilai pengukurannya. Oleh
karena perhatikan benar-benar polaritas trafo arus dan trafo tegangannya.
Instrumen untuk mengukur energi listrik lazim disebut sebagai energy meter.
Instrumen tersebut juga dikenal dengan sebutan watt-hour meter (Wh-meter). Energi
meter merupakan perangkat integrasi. Ada beberapa tipe energy meter. Dilihat dari
sumber tegangannya dibedakan energy meter satu fasa dan energy meter tiga fasa.
Pengukuran energy listrik menjadi sangat penting dalam dunia bisnis
ketenagalistrikan. Energi meter merupakan instrumen yang paling banyak dipakai
untuk mengukur konsumsi energi listrik pada suatu instalasi listrik domestik maupun
komersial. Energi listrik diukur dalam satuan kilo watt-jam (kWh) dengan energy
meter. Oleh karena itu energy meter juga lazim disebut sebagai kWh-meter.
2.1. Pengukuran Konsumsi Energi Listrik Satu Fasa
banyak lilitan kawat penghantar berdiameter kecil. Koil ini disebut sebagai koil
tegangan atau voltage coil (VC) dan koil tegangan ini terhubung parallel
dengan sumber tegangan (supply voltage).
derajat, maka akan dibangkitkan medan putar seperti halnya yang terjadi
motor kutubbayangan (shaded pole) sehingga piringan berputar.
adalah jumlah putaran piringan meter untuk menentukan nilai kWh-nya yang
diberi simbol C. (Misalnya C = 1250 r/kWh).
Penyelesaian:
Jadi jumlah konsumsi energi selama enam jam adalah:
1800 rph
W= =1,5 k Wh
rph
1200
kWh
2.2. Sistem Pengukuran Energi Listrik Tiga Fasa
D. RANGKUMAN
Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam
suatu rangkaian tertutup. Energi listrik dapat diubah menjadi berbagai bentuk
energi yang lain.
Sumber-sumber listrik seperti baterai yang dihasilkan oleh perubahan energi kimia
dihasilkan energi listrik dan ada energi mekanik menjadi energi listrik, bahkan
energi panas (kalor) menjadi energi listrik.
Rumus : W = V. Q atau W = V . I . t
Daya listrik adalah usaha dibagi waktu yang diperlukan untuk melakukan usaha
itu, atau energi yang ditimbulkan dibagi oleh waktu yang digunakan.
E. TEST FORMATIF
Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang dianggap paling benar.!
1. Sebuah lampu pijar yang menggunakan daya 80 watt pada tegangan sumber
220 volt, dipasang pada suatu sumber berpotensial 110 volt. Daya yang
dipakai lampu itu adalah
A. 20 watt
B. 40 watt
C. 80 watt
D. 120 watt
E. 160 watt
2. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN dengan daya sebesar 500 W pada
tegangan 110 V. Jika untuk penerangan keluarga itu menggunakan lampu 100
W, 220 V, maka jumlah lampu maksimum yang dapat dipasang adalah ….
A. 5 buah
B. 10 buah
C. 15 buah
D. 20 buah
E. 25 buah
3. Sebuah alat pemanas air yang hmabatannya 50 ohm dan dialiri arus 1
ampere, digunakan untuk memanaskan 1 liter air bersuhu 25°C selama 10
menit. Jika di anggap hanya air yamg menerima kalor, maka suhu air menjadi
…. (1 kalori = 4,2 joule)
A. 7,2°C
B. 32,1°C
C. 34,2°C
D. 47°C
E. 97°C
4. Kompor listrik mampu mendidihkan 3 liter air dengan suhu 20oC selama 10
menit. Jika tegangan yang diberikan 220 V, maka daya yang dikonsumsi
adalah ….(cair = 4200 J/kg°C)
A. 1342 watt
B. 1680 watt
C. 1834 watt
D. 2100 watt
E. 2455 watt
5. Sebuah setrika listrik 200 W, 125 V dipasang pada tegangan yang tepat
selama 1 menit. Banyak energi listrik yang digunakan adalah..
A. 1.200 kJ
B. 120 kJ
C. 12 kJ
D. 1,2 kJ
E. 0,12 kJ
D. Omega
E. HP
9. Sebuah setrika listrik bertuliskan 440 W dan 220 V. Hal ini berarti bahwa
setrika tersebut memerlukan..
A. energi 440 joule /sekon dan arus 0,5 ampere
B. energi 440 joule /sekon dan arus 2 ampere
C. energi 440 joule /menit dan arus 0,5 ampere
D. energi 440 joule /menit dan arus 2 ampere
E. energy 440 joule/ jam dan arus 2 ampere
10. Diantara alat-alat listrik berikut yang menyerap energi paling banyak adalah..
(semua alat memiliki tegangan yang sesuai dengan tegangan listrik)
A. Pompa listrik 100 W menyala selama 30 menit
B. setrika listrik 350 W menyala selama 1 jam
C. TV 80 W menyala selama 12 jam
D. Pengering rambut 300 W menyala selama 15 menit
E. room air conditioner ¾ HP menyala 30 menit.
F. KUNCI JAWABAN
1. Essay
6. Test Formatif
2. B
3. D
4. B
5. B
6. C
7. D
8. D
9. B
10. B
11. C
G. DAFTAR PUSTAKA
A. Kompetensi Dasar
1. Merangkai watt meter 1 fase untuk mengukur daya pada lampu pijar 100
Watt., lampu TL, lampu SL dan hair dryer.
2. Merangkai watt meter 1 fase untuk mengukur daya pada lampu TL 20 Watt.
4. Membedakan pengukuran ukur daya nyata dan daya buta, dari suatu beban
lampu pijar dan lampu TL
5. Gambar Kerja
6. Tugas
Alat Alat:
2. Kabel penghubung
Bahan:
F. Keselamatan Kerja
4. Hati-hati dalam menggunakan batas ukur arus, tegangan pada alat ukur.
G. Langkah Kerja
A. Percobaan I
H. Cara Kerja/Petunjuk
1. Percobaan pertama beban yang dipergunakan adalah lampu pijar 100 watt.
2. Jika rangkaian sudah disetujui instruktur hidupkan sumber dan catat data
pengukuran pada tabel I.
a. Daya nyata diukur dengan posisi selektor jenis daya yang diukur, pada
posisi P.
b. Daya buta diukur dengan posisi selektor jenis daya yang diukur, pada
posisi Q.
3. Matikan sumber dan gantilah beban dengan lampu TL 20 w.
PERHATIAN :
Batas ukur arus pada beban lampu pijar, TL, SL adalah 1 Amper.
PERHATIAN :
Penilaian Pekerjaan
Skore Jumlah
Perolehan
Kriteria Penilaian maximu Bobot(B) perolehan
skore (PS)
m (PS X B)
1 Kebenaran rangkaian 2
3 Daya lampu TL 1
Nilai Akhir
D E L F I, S. Pd
Pengukuran daya, energi, dan faktor daya ALAT JUDUL : PENGOPERASIAN KWH Meter
UKUR LIST
SMK MHD 1 PADANG Waktu : 6 x 45 menit Jobsheet KD_3.10.2/DLE
7. Merangkai alat ukur kWh meter satu fase untuk mengukur energi lampu pijar, TL 20 W
dan Hair Dryer.
8. Merangkai alat ukur kWh meter tiga fase untuk mengukur energi listrik, untuk beban
seimbang dan tak seimbang.
9. Merangkai alat ukur kWh meter tiga fase untuk mengukur energi listrik, pemakaian pada
saat waktu beban puncak (WBP).
C. Waktu 90 menit
D. Alat Bantu/Persiapan
Alat Alat:
23. Jangan menggunakan alat dan bahan yang tidak sesuai tegangan pemakian.
24. Jangan merangkai pada saat sumber masih hidup/on.
25. Hati-hati dalam merangkai untuk kumparan meter tegangan dan arus jangan sampai
terbalik.
G. Langkah Kerja
H. Cara Kerja/Petunjuk
1. Percobaan I,
Pengukuran Energi Listrik dengan kWh meter 1 fase Mitsubishi Elektric MF 63 E.
a. Rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar rangkaian dibawah
2 Lampu TL 20 W, CL phillips
2. Percobaan II.
Pengukuran Energi Listrik dengan KWh meter 3 fase beban seimbang dan tak seimbang,
pemakaian beban pada saat waktu beban puncak (WBP).
a. Rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar dibawah ini
Gambar 2. Rangkaian Pengukuran Energi Listrik 3 Fase Dengan KWh meter 3 fase
obberiet MG 20 SE 70510
Keterangan: untuk waktu beban puncak, motor timer diganti TDR 5 dtk 20menit
Jenis Beban t1 t2 t3 t
U(v)
n=1 n=2 n=3 n=1
3 x 100 w ( seimbang )
3. Percobaan III.
Pengukuran Energi Listrik dengan KWh meter 3 fase beban seimbang dan tak seimbang,
pemakaian pada saat waktu beban puncak (WBP).
d. Lakukan pengamatan bila anak panah penunjuk register yang terpakai sudah
menunjukkan ke arah register beban puncak.
e. Hidupkan stop wacth jika tanda hitam sudah nampak pada lubang dan matikan stop
wacth saat tanda hitam tampak kembali.
f. Masukan data pengamatan untuk waktu 1 kali putaran, 2 kali putaran dan 3 kali
putaran, kemudian hitunglah waktu rata-rata untuk 1 kali putaran.
Jenis Beban t1 t2 t3 t
U(v)
n=1 n=2 n=3 n=1
3 TL 20 w 1
4 Hair Dryer 1
9 Jawaban Pertanyaan
Nilai Akhir
Keterangan:
Betul = Skore maximum
Salah = 0
Skore x100
NA = Skore maximum
Yogyakarta, Oktober 2018
D E L F I, S. Pd
NKTAM. 126 18 19
Pengukuran daya, energi, dan faktor daya ALAT JUDUL : PENGOPERASIAN Cos φ Meter
UKUR LIST
SMKS Muhammadiyah 1 Padang Waktu : 6 x 45 menit Jobsheet KD_3.10.2/DLE
33. Merangkai Cos-phy meter untuk mengukur faktor daya beban Resitif, Induktif dan
Kapasitif.
34. Menentukan nilai kapasitas kapasitor untuk memperbaiki faktor daya induktif
lampu pijar + SL 5W Phillips.
35. Menjelaskan apa sebab nilai faktor daya beban lampu SL 15 watt Philip berubah
jika diparalel dengan lampu pijar.
lh.hal 2-2.
37. Tugas
D. Waktu 90 menit
Bahan:
F. Keselamatan Kerja
45. Jangan salah merangkai antara terminal lilitan arus dengan lilitan tegangan.
46. Beri sumber catu daya pada kerja sesuai dengan besarnya tegangan alat ukur. Jangan
memegang kutub-kutub kapasitas setelah selesai percobaan.
G. Langkah Kerja
3. Rangkailah alat dan bahan sesuai dengan gambar percobaan dan ikuti cara/petunjuk
kerja.
H. Cara Kerja/Petunjuk
2. Setelah dirangkai baru kita hidupkan sumber catu daya alat ukur.
3. Kemudian masukkan sumber pada rangkaian setelah disetujui dan masukkan harga
pengukuran pada tabel data.
4. Lakukan percobaan-percobaan berikut nya dengan mengikuti petunjuk kerja 2-3 untuk
beban :
Lampu SL 9 w.
Lampu SL 9 w + lampu pijar 15 watt philip.
Tabel Pengamatan
I. GAMBAR RANGKAIAN
Keterangan :
1. L = Lampu 15 watt
3. C1 = Kapasitor 10 uF/400 V.
4. C2 = Kapasitor 2 uF/400 V.
5. C3 = Kapasitor 1 uF/400 V.
3 Cos-phy lampu SL 1
10
Nilai Akhir
Keterangan:
Skore x100
NA = Skore maximum
Yogyakarta, Oktober 2018
Guru Mata Pelajaran
D E L F I, S. Pd
NKTAM. 126 18 19