Anda di halaman 1dari 45

yogyakarta,

PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA


2018

DASAR LISTRIK DAN ELEKTRONIKA

PPengukuran Daya (Wattmeter)


Pengukuran energy (kWh meter)
Pengukuran faktor Daya (Cos φ meter)

Dasar listrik dan Elektronika | 1


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

KATA PENGANTAR
Kurikulum 2013 adalah kurikulum berbasis kompetensi. Di dalamnya dirumuskan
secara terpadu kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang harus dikuasai
peserta didik serta rumusan proses pembelajaran dan penilaian yang diperlukan oleh
peserta didik untuk mencapai kompetensi yang diinginkan.
Faktor pendukung terhadap keberhasilan Implementasi Kurikulum 2013 adalah
ketersediaan Buku Siswa dan Buku Guru, sebagai bahan ajar dan sumber belajar yang
ditulis dengan mengacu pada Kurikulum 2013. Buku Siswa ini dirancang dengan
menggunakan proses pembelajaran yang sesuai untuk mencapai kompetensi yang telah
dirumuskan dan diukur dengan proses penilaian yang sesuai.
Sejalan dengan itu, kompetensi keterampilan yang diharapkan dari seorang
lulusan SMK adalah kemampuan pikir dan tindak yang efektif dan kreatif dalam ranah
abstrak dan konkret. Kompetensi itu dirancang untuk dicapai melalui proses
pembelajaran berbasis penemuan (discovery learning) melalui kegiatan-kegiatan
berbentuk tugas (project based learning), dan penyelesaian masalah (problem solving
based learning) yang mencakup proses mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi, mengasosiasi, dan mengomunikasikan. Khusus untuk SMK ditambah dengan
kemampuan mencipta.
Modul ini akan mencoba memaparkan kondisi pengukuran daya listrik dengan
alat ukur elektro dianamis dan dengan desain wattmeter pada kelistrikan arus bolak-
balik. Selanjutnya memaparkan kondisi pengukuran energy listrik menggunakan alat
ukur kwh meter satu fasa dan pengukuran energy listrik menggunakan alat ukur kWh
meter 3 fasa, KwH meter yang dipakai dalam pengukuran energy dapat berupa kWh
meter azas ferreris dan induksi. Kemudian dilengkapi dengan kondisi pengukuran faktor
daya listrik dengan menggunakan Cos φ Meter. Kritik, saran, dan masukan untuk
perbaikan dan penyempurnaan pada edisi berikutnya sangat kami harapkan; sekaligus,
akan terus memperkaya kualitas penyajian buku ajar ini. Atas kontribusi itu, kami
ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, Oktober 2018
Penulis

D E L F I, S. Pd

Dasar listrik dan Elektronika | 2


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

DAFTAR ISI
Halaman Judul............................................................................................................ 1
Kata Pengantar........................................................................................................... 2
Daftar Isi3
Glosarium.................................................................................................................... 4
I. Pendahuluan................................................................................................... 5
A. Deskripsi.................................................................................................... 5
B. Prasyarat................................................................................................... 5
C. Petunjuk Penggunaan Modul..................................................................... 6
D. Tujuan Akhir............................................................................................... 6
E. Cek Kemampuan....................................................................................... 7
II. Pembelajaran.................................................................................................. 8
A. Rencana Kegiatan Belajar......................................................................... 8
B. Uraian Materi Pembelajaran...................................................................... 10
1. Pengukuran Daya Listrik ..................................................................... 10
1.1. Pengukuran Daya Listrik Satu Fasa............................................ 10
1.2. Desain Wattmeter........................................................................ 11
1.3. Pengukuran Daya Sistem Tiga Fasa........................................... 14
1.3.1. Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Satu Wattmeter.... 14
1.3.2. Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan dua Wattmeter .... 15
1.3.3. Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan tiga Wattmeter ..... 16
2. Pengukuran Konsumsi Energi Listrik................................................... 17
2.1. Pengukuran Konsumsi Energi Listrik Satu Fasa......................... 18
2.2. Pengukuran Konsumsi Energi Listrik Tiga Fasa......................... 20
3. Pengukuran Daya Reaktif dan Faktor Daya......................................... 22
3.1. Cos φ Meter.............................................................................. 22
C. Soal Latihan / Essay.................................................................................. 23
D. Rangkuman............................................................................................... 23
E. Test Formatif............................................................................................. 23
F. Kunci jawaban........................................................................................... 27
G. Daftar Pustaka........................................................................................... 29

Dasar listrik dan Elektronika | 3


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

GLOSARIUM

Azas Ferraris Besi putar


kVA Daya semu
KW Daya aktif
kVAr Daya reaktif
Desain wattmeter Pengukur daya
TL Lampu tabung
3≈ Tiga fasa
W Energi meter
Elektrodinamis Listrik dinamik
Supply voltage tegangan sumber
Braking System Rem magnit
Asimetris Tak seimbang
WBP waktu beban puncak
LWBP luar waktu beban puncak
PFC power factor compensator

Dasar listrik dan Elektronika | 4


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

BAB I
PENDAHULUAN

A. DESKRIPSI

Dalam modul ini Anda akan mempelajari tentang prinsip dasar posisi pengukuran
daya listrik, energi listrik, dan pengukuran daya reaktif 3 fasa serata pengukuran
faktor daya listrik. Selain itu juga memandingkan pengukuran daya listrik
berdasarkan azas elektrodinamis dan pengukuran daya listrik dengan desain
wattmeter. Sedangkan pada posisi pengukuran energi listrik juga akan
diperlihatkan unjuk kerja alat ukur energi listrik berdasar azas ferraris dan unjuk
kerja alat ukur energi listrik berdasarkan induksi. Tentang posisi pengukuran daya
reaktif tiga fasa akan dapat dilihat unjuk kerja alat ukur cos Phi meter untuk melihat
faktor kerja / daya dari peralatan.
Adapun hasil belajar yang akan dicapai setelah menguasai modul ini, peserta
diklat diharapkan dapat menerapakan posisi pengukuran daya , energi, dan faktor
daya listrik baik secara teori maupun praktik dan pemahaman tentang merangkai
peralatan ukur yang dipakai pada teknik listrik dan elektronika.

B. PRASYARAT

Dalam mempelajari modul ini anda harus sudah mengerti dan


memposisikan pengukuran besaran listrik menggunakan alat ukur
wattmeter , kWh meter dan Cos phi meter dalam Bidang ketenagalistrikan.
Dalam hal penggunaan alat ukur listrik khususnya analog yang dipakai
untuk mengukur besaran daya listrik dan energi listrik, dan sekaligus
mengkombinasikan dengan penggunaan alat ukur digital sebagai
perbandingan hasil pengukurannya.

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

1. Pelajari daftar isi serta skema kedudukan modul dengan cermat dan
teliti. Karena dalam skema modul akan nampak kedudukan modul yang
sedang dipelajari dengan modul-modul yang lain.
Dasar listrik dan Elektronika | 5
yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

2. Kerjakan soal-soal dalam cek kemampuan untuk mengukur sampai


sejauh mana pengetahuan yang telah dimiliki peserta didik.
3. Apabila Anda dalam mengerjakan soal cek kemampuan mendapat nilai
7,00, maka Anda dapat langsung mempelajari modul ini. Tetapi
apabila Anda mendapat nilai <7,00, maka Anda harus mengerjakan soal
cek kemampuan lagi sampai mendapat nilai 7,00.
4. Perhatikan langkah-langkah dalam melakukan pekerjaan dengan benar
untuk mempermudah dalam memahami suatu langkah pekerjaan.
5. Pahami setiap materi teori dasar yang akan menunjang dalam
penguasaan suatu pekerjaan dengan membaca secara teliti. Kemudian
kerjakan soal-soal evaluasi sebagai sarana latihan.
6. Untuk menjawab tes formatif usahakan memberi jawaban yang singkat,
jelas dan kerjakan sesuai dengan kemampuan Anda setelah
mempelajari modul ini.
7. Didalam modul ini sangat berkonstribusi sekali dilakukan praktikum
kepada peserta didik dibawah arahan dan pengawasan instruktur / guru
mata pelajaran.
8. Catatlah kesulitan yang Anda dapatkan dalam modul ini untuk
ditanyakan pada guru/pembimbing pada saat kegiatan tatap muka.
Bacalah referensi lainnya yang berhubungan dengan materi modul agar
Anda mendapatkan tambahan pengetahuan.

D. Tujuan Akhir
1. Menghitung daya listrik secara elektrodinamis.
2. Menghitung daya listrik menurut desain wattmeter.
3. Menghitung energy listrik berdasarkan listrik Ferraris.
4. Menghitung energi listrik berdasarkan sistem induksi.
5. Menghitung pengukuran faktor daya listrik menggunakan cosφ meter.
6. Menunjukkan pengukuran daya listrik secara elektrodinamis.
7. Menunjukkan pengukuran daya listrik secara desain wattmeter dengan jujur.

Dasar listrik dan Elektronika | 6


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

8. Menunjukkan pengukuran energi listrik berdasarkan asas Ferraris.


9. Menunjukkan pengukuran energi listrik berdasarkan asas induksi.
10. Menunjukkan penggunaan alat ukur cos φ meter.

E. CEK KEMAMPUAN

Untuk mengecek kemampuan anda sebelum mempelajari modul ini, kerjakanlah


soal-soal dibawah ini dengan memberi tanda “V” (centang) pada kolom Bisa jika
anda bisa mengerjakan soal itu atau tanda “V” pada kolom Tidak jika anda tidak
bisa mengerjakan soal itu.
Pernyataan Penilaian
No. Soal Cek Kemampuan Siswa Pembimbing
Bisa Tidak Bisa Tidak
1. Apakah peserta didik dapat
menggunakan alat ukur wattmeter
pada rangakaian arus bolak balik AC
2. Apakah peserta didik dapat
menggunakan alat ukur energi meter
pada rangakaian beban arus bolak
balik AC
3. Apakah peserta didik dapat
menggunakan alat ukur kWH meter 1
fasa pada rangakaian beban arus AC
1 fasa
4. Apakah peserta didik dapat
menggunakan alat ukur kWhmeter 3
fasa pada rangakaian arus AC 3 fasa
5. Apakah peserta didik dapat
memasang posisi alat ukur wattmeter
dalam rangakaian beban listrik arus
bolak balik (AC)
6. Apakah peserta didik dapat
merangkai alat ukur kWh meter 1
fasa dalam rangakaian beban listrik
arus bolak balik (AC)
7. Apakah peserta didik dapat
merangakai alat ukur kWh meter 3
fasa dalam rangakaian beban listrik
arus bolak balik (AC)

Dasar listrik dan Elektronika | 7


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

8. Apakah peserta didik dapat


merangakai alat ukur Cos Phi
meter dalam rangakaian beban
listrik arus bolak balik (AC)

Penilaian Pembimbing:
Berdasarkan pengamatan langsung dan mengoreksi soal-soal yang dikerjakan,
maka siswa tersebut mendapatkan nilai:

NILAI
Paraf
Angka Huruf

Keterangan: Batas lulus minimal harus mendapat nilai  7,00

Kesimpulan:
Berdasarkan perolehan nilai cek kemampuan diatas, maka peserta didik tersebut
dapat/belum dapat *) mempelajari dan mengerjakan modul ini.

Yogyakarta, Oktober 2018 .

Pembimbing

BAB II
PEMBELAJARAN

Dasar listrik dan Elektronika | 8


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

A. RENCANA KEGIATAN BELAJAR

Kompetensi Dasar (Pengetahuan) : Menentukan pengukuran daya,


energi, dan faktor daya listrik.

Kompetensi Dasar (Keterampilan) : Menerapkan pengukuran daya,


energi, dan faktor daya listrik

Mata Pelajaran : Dasar Listrik dan Elektronika

Tanda
Tempat Alasan
Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tangan
Belajar Perubahan
Guru
1. Penguku 6 x 45 menit
ran daya. = 270 menit
(4.5 jam)
a. Menghitung
besarnya daya
listrik 1 fasa
b. Mengoperasikan
alat ukur watt
meter pada posisi
pengukuran yang
tepat

2. Penguku 6 x 45 menit
ran energi listrik = 270 menit
a. Menghitung (4.5 jam
besarnya energi
listrik dengan kWh
meter 1 fasa
b. Menghitung
besarnya energi
listrik dengan kWh
meter 3 fasa
c.
3. Daya 6 x 45 menit
reaktif 3 fasa dan faktor = 270 menit

Dasar listrik dan Elektronika | 9


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

daya listrik. (4.5 jam


a.
besarnya faktor
daya listrik dalam
rangkaian beban.
b.
alat ukur cos phi
meter.

B. URAIAN MATERI
Menentukan Kondisi Operasi Pengukuran Daya, Energi dan
Faktor Daya Listrik

1. Pengukuran Daya Listrik

Untuk memahami kondisi operasi pengukuran daya listrik. Kegiatan belajar


dimulai dengan melakukan pengamatan pengukuran daya listrik yang
didemonstrasikan oleh guru.
1.1. Pengukuran Daya Listrik Satu Fasa
Pengukuran daya pada sistem arus balik dibedakan menjadi tiga janis daya,
yaitu
a. Daya semu ( S ) yang diukur dalam satuan VA atau kVA
b. Daya Aktif ( P ) yang diukur dalam satuan watt atau kW
c. Daya Reaktif ( Q ) yang diukur dalam satuan VAR atau kVAR
Hubungan antara ketiga daya tersebut dapat dijelaskan dengan mudah melalui
segitiga daya, sebagai berikut:

Dasar listrik dan Elektronika | 10


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

Gambar 7.1 Diagram Segitiga Daya

Sesuai dengan Hukum Pitagoras, maka hubungan ketiga daya tersebut secara
matematis dapat ditentukan sebagai berikut:

Cos a = Daya Aktif / Daya Semu


Sin a = Daya Reaktif / Daya Semu

Dari dua persamaan di atas dapat kita ubah menjadi :


Daya Aktif = Daya semu x Cos a
Daya Semu = Daya Aktif / Cos a
Daya Reaktif = Daya Semu x Sin a

Jadi, jika dua parameter diketahui maka parameter lainnya dapat ditentukan.
Bila daya semu diketahui dan besar beda fasa antara daya aktif dan daya semu
diketahui maka nilai daya aktifnya dapat ditentukan. Sebagai contoh, diketahui
daya semu S = 50 kVA, dan sudut beda fasanya 60° busur, maka daya aktif P
= 50 kVA x cos 60° = 25 kW
Contoh lain, diketahui daya semu S = 50 kVA, dan Daya Aktif P = 25 kW, maka
daya reaktif kVAr
Pengukuran daya semu (Q) dapat dengan mudah dilakukan dengan mengukur
tegangan dan arus yang ada pada suatu rangkaian arus bolak-balik seperti
diperlihatkan pada gambar 7.2.

Gambar 7.2 Rangkaian Pengukuran Daya Semu ( S ) Langsung

1.2. Desain Wattmeter


Wattmeter adalah instrumen untuk mengukur daya aktif. Tersedia dalam dua
bentuk yaitu analog dan digital. Daya aktif merupakan perkalian antara daya

Dasar listrik dan Elektronika | 11


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

semu ( S ) yaitu perkalian tegangan ( V ) dan arus ( I ) dan factor daya (Cos a).
Oleh karena itu wattmeter mempunyai dua kumparan, yaitu kumparan putar
untuk mendeteksi nilai tegangan dan kumparan statis untuk mendeteksi nilai
arus yang diukur. Konstruksi Wattmeter seperti tersebut lazim disebut sebagai
wattmeter tipe elektrodinamis atau elektrodinamometer. Prinsip bergeraknya
jarum berdasarkan prinsip berputarnya motor listrik. Gambar 7.3
memperlihatkan skematik diagram watt meter elektrodinamis.

Gambar 7.3 Diagram Skematik Wattmeter Elektrodinamis


Dalam gambar 5.34 dapat dilihat bahwa kumparan putar dipasang
paralel dengan beban sehingga berfungsi sebagai kumparan tegangan
dan kumparan tetap dipasang seri dengan beban sehingga ia berfungsi
sebagai kumparan arus. Skala pembacaan dikalibrasi dalam satuan watt
atau kW.
Wattmeter elektrodinamis ini termasuk alat ukur presisi dan dapat
digunakan pada jaringan arus searah dan arus bolak-balik.

Dasar listrik dan Elektronika | 12


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

Gambar 7.4 Konstruksi Elektrodinamis

Alat ukur elektrodinamis memiliki dua jenisbelitan kawat, yaitu belitan kawat
arusyangdipasang, dan belitan kawat tegangan sebagai kumparan putar
terhubung dengan poros dan jarum penunjuk (Gambar 5.35).Interaksi medan
magnet belitan arus dan belitan tegangan menghasilkan sudut penyimpangan
jarum penunjuk sebanding dengan daya yang dipakai beban:
P = V · I · cos θ
Pemakaian alat ukur elektrodinamik sebagai pengukur daya listrik atau
wattmeter. Untuk keperluan pengukuran daya listrik maka penyambungan
wattmeter dilakukan sebagai berikut:

Dasar listrik dan Elektronika | 13


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

Gambar 7.5 Rangkaian Pengukuran Daya Aktif dengan Wattmeter

Gambar 7.6 Wattmeter Standard

Mengenal Kesalahan Ukur pada Pengukuran Daya dengan Wattmeter.


Wattmeter elektrodinamis memiliki sepasang kumparan, yaitu kumparan arus
dan kumparan tegangan. Cara penyambungan kedua kumparan tersebut akan
menentukan nilai kesalahan ukur yang akan diperoleh. Untuk jelasnya
perhatikan cara penyambungan wattmeter yang diperlihatkan pada gambar 7.7a
dan 7.7.b.

Gambar 7.7 Penyambungan Wattmeter elektrodinamis

Dasar listrik dan Elektronika | 14


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

Pada Gambar 7.7a, kumparan arus mendeteksi arus beban I + Iv , dan


kumparan tegangannya mendeteksi tegangan beban U. Akibatnya daya yang
diukur wattmeter merupakan daya beban ditambah daya disipasi kumparan
tegangan. Oleh karena itu cara ini sesuai untuk pengukuran arus besar. pada
gambar 7.7.b, kumparan arus beban I , dan kumparan tegangannya mendeteksi
tegangan beban U + Ua . Akibatnya daya yang diukur wattmeter merupakan
daya beban ditambah daya disipasi kumparan arus. Oleh karena itu cara ini
sesuai untuk pengukuran arus kecil.

1.3. Pengukuran Daya Sistem Tiga Fasa


Sejauh ini kita baru membahas sistem pengukuran arus, tegangan dan daya
pada sistem satu fasa. Berikut ini akan dibahas pengukuran daya pada sistem
jala-jala tiga fasa. Pada sistem distribusi daya tiga fasa maka dikenal sistem
tiga fasa dengan beban seimbang dan sistem distribusi daya dengan beban
tak seimbang. Jenis bebanini akan menentukan cara melakukan pengukuran
daya pada sistem tiga fasa.
1.3.1. Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Satu Wattmeter
Pengukuran daya tiga fasa dengan satu wattmeter hanya dapat diterapkan
bila beban tiga fasa dalam keadaan seimbang (simetris). Beban tiga fasa
dikatakan seimbang bila arus yang mengalir pada setiap fasanya sama,
dengan demikian daya yang dipikul oleh setiap fasanya sama. Sehingga daya
totalnya adalah tiga kali daya masing-masing fasa. Misalkan wattmeter pada
gambar 7.8 menunjukkan nilai 1500 watt (1,5 kW) maka daya tiga fasanya
adalah 3 x 1,5 kW = 4,5 kW.

Gambar 7.8 Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Satu Wattmeter

Dasar listrik dan Elektronika | 15


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

1.3.2. Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Tiga Wattmeter

Gambar 7.9 Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Tiga Wattmeter

Pengukuran daya tiga fasa dengan tiga wattmeter hanya diterapkan bila
beban tiga fasa dalam keadaan tak seimbang (asimetris). Beban tiga fasa
dikatakan tak seimbang bila arus yang mengalir pada setiap fasanya tidak
sama, dengan demikian daya yang dipikul oleh setiap fasanya juga tidak
sama. Sehingga daya totalnya adalah penjumlahan daya masing-masing fasa.
Misalkan wattmeter pertama pada gambar 5.40 menunjukkan nilai 1500 watt
(1,5 kW), wattmeter kedua menunukkan nilai 2 kW dan wattmeter ketiga
menunjukkan nilai 1,2 kW, maka daya tiga fasanya adalah 3,7 kW.

1.3.3. Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Dua Wattmeter

Gambar 7.10 Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Dua Wattmeter

Pengukuran daya tiga fasa dengan dua wattmeter hanya diterapkan bila
beban tiga fasa dalam keadaan tak seimbang (asimetris). Tetapi karena
alasan ekonomis maka pengukuran daya tiga fasa tak simetris dapat dilakukan
dengan mengunakan dua wattmeter. Pada cara dua wattmeter ini saluran
netral tidak digunakan. Selanjutnya nilai daya aktif tiga fasanya didapat
dengan menjumlahkan penunjukkan kedua wattmeter tersebut. Kelebihan lain
Dasar listrik dan Elektronika | 16
yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

cara pengukuran daya tiga fasa dengan dua wattmeter adalah, dengan
penunjukkan kedua wattmeter tersebut dapat digunakan juga untuk
menentukan daya semu dan daya reaktif serta sudut geseran fasanya
sekaligus, yaitu sebagai berikut:
Misalkan wattmeter pertama pada gambar 7.10 menunjukkan nilai 2,5 kW,
wattmeter kedua menunjukkan nilai 2 kW, maka daya aktif tiga fasa
P = 2,8 kW + 1,7 kW = 4,5 kW.
daya reaktif tiga fasa
Q = √3 x ( W1 – W2 ) = 1,9 kVAR
Daya semu tiga fasa
S = P + JQ = 4,5 + j 1,9 = 4,9 kVA
Sudut θ = arc tg. ( P / S ) = arc. tg. ( 4,5 / 4,9 ) = 47,30.

Penyambungan Wattmeter secara Tak Langsung


Sampai sejauh ini yang kita lakukan adalah penyambungan meter baik
ampermeter, voltmeter dan wattmeter secara langsung. Penyambungan meter
secara langsung hanya dapat diterapkan pada beban rendah. Bagi beban
tinggi di mana arus fasanya besar dan mungkin juga tegangan fasanya, maka
dilakukan cara lain yaitu penyambungan meter secara tidak langsung.
Penyambungan secar tidak langsung dilakukan dengan memanfaatkan trafo
ukur yang terdiri dari trafo arus dan trafo tegangan seperti diperlihatkan dalam
gambar 7.11.

Gambar 7.11 Pengukuran Daya Tiga Fasa dengan Satu Wattmeter


secara TidakLangsung

Dasar listrik dan Elektronika | 17


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

Trafo ukur merupakan piranti pembantu yang sangat vital dalam pengukuran
secara tidak langsung. Dalam prakteknya trafo ukur telah distandarisasi, yaitu
nilai sekunder untuk trafo arus adalah 5 amper dan nilai sekunder untuk trafo
tegangan adalah 100 volt. Sedangkan untuk nilai primernya tersedia dalam
banyak harga untuk memenuhi berbagai kebutuhan jaringan distribusi tenaga
listrik.
Dalam pengukuran secara tidak langsung, perlu memahami benar polaritas
dari tarfo ukur yang digunakan. Kesalahan dalam menentukan polaritas dapat
menyebabkan kegagalan dalam menentukan nilai pengukurannya. Oleh
karena perhatikan benar-benar polaritas trafo arus dan trafo tegangannya.

2. Pengukuran Konsumsi Energi Listrik

Instrumen untuk mengukur energi listrik lazim disebut sebagai energy meter.
Instrumen tersebut juga dikenal dengan sebutan watt-hour meter (Wh-meter). Energi
meter merupakan perangkat integrasi. Ada beberapa tipe energy meter. Dilihat dari
sumber tegangannya dibedakan energy meter satu fasa dan energy meter tiga fasa.
Pengukuran energy listrik menjadi sangat penting dalam dunia bisnis
ketenagalistrikan. Energi meter merupakan instrumen yang paling banyak dipakai
untuk mengukur konsumsi energi listrik pada suatu instalasi listrik domestik maupun
komersial. Energi listrik diukur dalam satuan kilo watt-jam (kWh) dengan energy
meter. Oleh karena itu energy meter juga lazim disebut sebagai kWh-meter.
2.1. Pengukuran Konsumsi Energi Listrik Satu Fasa

Konstruksi sebuah energimeter untuk mengukur konsumsi energi pada


instalasi listrik sistem satu fasa terdiri dari:
2.1.1 Driving system
Driving system pada energimeter terdiri dari dua elektromagnetik dari baja
silicon berlaminasi, shunt magnet dan series magnet seperti diperlihatkan
dalam Gambar 7.12. Elektromagnetik M1 disebut series magnet dan
elektromagnetik M2 disebut sebagai shnut magnet. Series magnet M1
mempunyai koil magnet yang terdiri dari beberapa lilitan kawat penghantar
berdiameter lebih besar. Koil ini disebut sebagai koil arus atau current coil
(CC) dan koil ini terhubung seri dalam rangkaian. Arus beban (load) mengalir
melalui koil ini. Shunt magnet M2 mempunyai koil magnet yang terdiri dari
Dasar listrik dan Elektronika | 18
yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

banyak lilitan kawat penghantar berdiameter kecil. Koil ini disebut sebagai koil
tegangan atau voltage coil (VC) dan koil tegangan ini terhubung parallel
dengan sumber tegangan (supply voltage).

Gambar 7.12 Konstruksi Energimeter Satu Fasa


Jadi kWh-meter juga mempunyai 4 terminal dan cara penyambungannya
sama seperti watt meter. Tetapi hanya berbeda di dalam konstanta ukurnya.
Pada bagian bawah inti shunt magnet dipasang kawat penghantar yang
terhubung singkat (cooper band) yang disebut sebagai power factor
compensator (PFC). Dengan mengatur posisi PFC maka flusi shunt magnet
dapat dibuat tertinggal
terhadap tegangan sumber sebesar 90°. Kemudian pada shunt magnet
dilengkapi juga dengan cooper shading yang terpasang di kedua kaki luar sunt
magnet (FC1 dan FC2) yang berfungsi sebagai frictional compensation.
2.1.2 Moving System
Moving system adalah sistem mekanisasi pada energimeter yang terdiri dari
piringan atau cakram tipis terbuat dari alumunium terpasang pada spindle dan
diletakkan pada celah udara antara series magnet dan shunt magnet,
sehingga akan diinduksikan eddy
current pada piringan alumunium tersebut. Karena medan magnet yang
dibangkitkan pada series magnet dan pada shunt magnet berbeda fasa 90
Dasar listrik dan Elektronika | 19
yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

derajat, maka akan dibangkitkan medan putar seperti halnya yang terjadi
motor kutubbayangan (shaded pole) sehingga piringan berputar.

Gambar 7.13 Phasor Diagram Energimeter


Keterangan:
V = Tegangan sumber
I = arus beban tertinggal terhadap tegangan sumber
Cos  = faktor kerja beban (tertinggal)
Ish = Arus yang diakibatkan oleh sh dalam piringan
Ise = arus yang diakibatkan oleh se dalam piringan

2.1.3 Braking System


Braking system terdiri dari magnet permanen yang disebut sebagai rem
magnet. Magnet permanen tersebut diletakkan di ujung piringan. Jika piringan
berputar dalam medan magnet permanen akan diinduksikan eddy current.
Eddy current yang bangkit akan bereaksi dengan fluksi dan menghasilkan
torsi yang melawan gerakan piringan. Torsi pengereman ini proporsional
dengan kecepatan putar piringan.
2.1.4 Registering System
Spindle pada piringan terhubung pada mekanisasi pencacah mekanik.
Mekanisasi pencacah (counter) mencatat nomor yang proporsional dengan
jumlah putaran piringan. Pencacah dikalibrasi untuk menampilkan jumlah
konsumsi energi listrik dalam satuan kili watt-hour (kWh). Jumlah putaran
piringan akan tercacat pada piranti pencacah mekanik. Kemudian jumlah
putaran yang tercatat pada piranti pencacah mekanik dikalibrasi sebagai
jumlah konsumsi energi yang telah terpakai. Konstanta ukur dalam kWh-meter

Dasar listrik dan Elektronika | 20


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

adalah jumlah putaran piringan meter untuk menentukan nilai kWh-nya yang
diberi simbol C. (Misalnya C = 1250 r/kWh).
Penyelesaian:
Jadi jumlah konsumsi energi selama enam jam adalah:
1800 rph
W= =1,5 k Wh
rph
1200
kWh
2.2. Sistem Pengukuran Energi Listrik Tiga Fasa

Pada gambar 7.16 diperlihatkan konstruksi kWh-meter tiga fasa dan


pengawatannya. KWh-meter tiga fasa mempunyai sepuluh terminal. Torsi
yang mengerakkan piringan putarnya merupakan penjumlahan torsi masing-
masing fasa. Selanjutnya piringan putarnya menggerakkan mekanik pencatat,
dan dikalibrasikan untuk menunjukkan energi total yang digunakan oleh
jaringan sistem tiga fasa. Untuk keperluan penentuan konsumsi energi yang
telah digunakan pemakai, maka
dibedakan kWh-meter tarif Tunggal dan kWh-meter tarif Ganda. kWh-meter
tarif Ganda digunakan untuk mengukur energi (kAh) selama waktu Beban
Puncak (WBP) dan selama waktu di-Luar Beban Puncak (LWBP). kWh-meter
tarif Ganda mempunyai dua skala pembacaan yaitu untuk WBP dan LWBP.
Untuk mengatur waktu beban ini digunakan sebuah time switch (rele waktu)
Untuk pengukuran konsumsi energi (kWh) pada sistem tiga fasa, dapat
ditempuh dengan dua cara yaitu:
 menggunakan kWh-meter tiga fasa sistem 3 kawat
 menggunakan kWh-meter tiga fasa sistem 4 kawat
Berikut ini diberikan contoh pelat nama pada sebuah kWh meter tiga fasa, tarif
ganda, buatan Indonesia.

Gambar 7.16 Pelat Nama kWh-meter Tiga Fasa, 4 kawat


Dasar listrik dan Elektronika | 21
yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

Gambar 7.17 Pengawatan kWh-meter Tiga Fasa, 4 kawat

ambar 7.18 Pengawatan kWh-meter Tiga fasa

3. Pengukuran Daya Reaktif dan Faktor Daya


VAR meter digunakan untuk mengukur daya reaktif. VAR meter juga mempunyai
empat terminal. Untuk pengukuran daya reaktif maka penyambungan meternya
sama seperti wattmeter. Konstanta ukurnya diskalakan dalam satuan VAR atau
KVAR. Di pasaran VAR meter tersedia dalam 2 type, yaitu untuk pengukuran dalam
sistem fasa tunggal (mempunyai 4 terminal) dan untuk pengukuran sistem tiga fasa

Dasar listrik dan Elektronika | 22


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

(mempunyai 10 terminal). Untuk pengukuran daya semu dapat dilakukan secara


tidak langsung yaitu dengan saling mengalikan hasil pengukuran tegangan dan arus

Cosphi—meter (Alat Pengukur faktro daya)


Power factor meter atau lazim disebut sebagai cosphi meter adalah
instrumen untuk mengukur factor daya. Instrumen ini sama seperti wattmeter
mempunyai 4 terminal. Penyambungan instrumen ini sama seperti watt
meter. Skala ukurnya dibuat sesuai dengan sifat beban listrik yaitu induktif
dan kapasitif. Jadi terdapat dua sistem skala yaitu skala untuk beban resistif
dan skala untuk beban induktif atau beban kapasitif.

Gambar 7.20 Konstruksi Cosphimeter Elektrodinamis

Gambar 7.21 Cosphi-meter

Dasar listrik dan Elektronika | 23


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

C. SOAL LATIHAN DAN ESSAY

1. Bagaimanakah cara mengukur Daya dengan menggunakan Ampermeter dan


Voltmeter adalah …? (20)
2. Jeaskanlah cara pemasangan alat ukur wattmeter dengan benar adalah …?
(20)
3. Jelaskanlah Secara umum definisi dari alat ukur Wattmeter adalah …? (20)
4. Sebuah setrika 350 watt, 220 V akan dilengkapi dengan sebuah sekring. Jika
sekring yang tersedia bernilai 2A, 3A, dan 6A, berapakah nilai sekring / mcb
yang akan dipilih …? (20)
5. Wattmeter tipe elektrodinamis adalah wattmeter yang prinsip bergeraknya
jarum berdasarkan prinsip berputarnya motor listrik, gambarkan skema diagram
wattmeter elektrodinamis tersebut…? (20)

D. RANGKUMAN

Energi listrik adalah energi yang disebabkan oleh mengalirnya muatan listrik dalam
suatu rangkaian tertutup. Energi listrik dapat diubah menjadi berbagai bentuk
energi yang lain.
Sumber-sumber listrik seperti baterai yang dihasilkan oleh perubahan energi kimia
dihasilkan energi listrik dan ada energi mekanik menjadi energi listrik, bahkan
energi panas (kalor) menjadi energi listrik.

Rumus : W = V. Q atau W = V . I . t

Daya listrik adalah usaha dibagi waktu yang diperlukan untuk melakukan usaha
itu, atau energi yang ditimbulkan dibagi oleh waktu yang digunakan.

Rumus : P = (W )/t atau P = (V^2.I. t)/t

Dasar listrik dan Elektronika | 24


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

E. TEST FORMATIF

Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang dianggap paling benar.!

1. Sebuah lampu pijar yang menggunakan daya 80 watt pada tegangan sumber
220 volt, dipasang pada suatu sumber berpotensial 110 volt. Daya yang
dipakai lampu itu adalah
A. 20 watt
B. 40 watt
C. 80 watt
D. 120 watt
E. 160 watt
2. Sebuah keluarga menyewa listrik PLN dengan daya sebesar 500 W pada
tegangan 110 V. Jika untuk penerangan keluarga itu menggunakan lampu 100
W, 220 V, maka jumlah lampu maksimum yang dapat dipasang adalah ….
A. 5 buah
B. 10 buah
C. 15 buah
D. 20 buah
E. 25 buah

3. Sebuah alat pemanas air yang hmabatannya 50 ohm dan dialiri arus 1
ampere, digunakan untuk memanaskan 1 liter air bersuhu 25°C selama 10
menit. Jika di anggap hanya air yamg menerima kalor, maka suhu air menjadi
…. (1 kalori = 4,2 joule)
A. 7,2°C
B. 32,1°C
C. 34,2°C
D. 47°C
E. 97°C

4. Kompor listrik mampu mendidihkan 3 liter air dengan suhu 20oC selama 10
menit. Jika tegangan yang diberikan 220 V, maka daya yang dikonsumsi
adalah ….(cair = 4200 J/kg°C)

Dasar listrik dan Elektronika | 25


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

A. 1342 watt
B. 1680 watt
C. 1834 watt
D. 2100 watt
E. 2455 watt

5. Sebuah setrika listrik 200 W, 125 V dipasang pada tegangan yang tepat
selama 1 menit. Banyak energi listrik yang digunakan adalah..
A. 1.200 kJ
B. 120 kJ
C. 12 kJ
D. 1,2 kJ
E. 0,12 kJ

6. Sebuah sekring dipasang pada tegangan 250 V menyebabkan arus mengalir 2


A. Daya sekting tersebut adalah..
A. 0,5 W
B. 5 W
C. 50 W
D. 500 W
E. 1500 W

7. Daya listrik merupakan bagian dari besaran berikut, kecuali..


A. beda potensial
B. hambatan
C. kuat arus
D. muatan
E. Cahaya

8. Dalam sistem Satuan Internasional, satuan daya adalah..


A. joule
B. watt
C. coulomb

Dasar listrik dan Elektronika | 26


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

D. Omega
E. HP

9. Sebuah setrika listrik bertuliskan 440 W dan 220 V. Hal ini berarti bahwa
setrika tersebut memerlukan..
A. energi 440 joule /sekon dan arus 0,5 ampere
B. energi 440 joule /sekon dan arus 2 ampere
C. energi 440 joule /menit dan arus 0,5 ampere
D. energi 440 joule /menit dan arus 2 ampere
E. energy 440 joule/ jam dan arus 2 ampere

10. Diantara alat-alat listrik berikut yang menyerap energi paling banyak adalah..
(semua alat memiliki tegangan yang sesuai dengan tegangan listrik)
A. Pompa listrik 100 W menyala selama 30 menit
B. setrika listrik 350 W menyala selama 1 jam
C. TV 80 W menyala selama 12 jam
D. Pengering rambut 300 W menyala selama 15 menit
E. room air conditioner ¾ HP menyala 30 menit.

Dasar listrik dan Elektronika | 27


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

F. KUNCI JAWABAN

1. Essay

1. Ampermeter dipasang secara seri dan Voltmeter dipasang secara paralel


dan hasilnyadimasukkan ke dalam rumus P = V.I
2. Kabel yang terdapat koil arus dipasang secara seri dan kabel yang
terdapat koil potensi dipasang secara parallel.
3. alat ukur yang digunakan untuk mengukur daya yang terpakai dalam
suatu rangkaian.
4. Penyelesaian :
Diketahui : V1 = 220 volt ; P1 = 100 watt
V2 = 110 volt ; t = 10 menit
Hambatan lampu dianggap konstan, sehingga :
R = V1² / P1= V2² / P2 maka
P2 = ( V2 / V1 )² x P1
= ( 110 / 220 )² x 100
= ( 0,5 )² x 100
= 0,25 x 100
= 25 watt
W = P . t = 25 . (10.60) = 25 . 600 =15.000 = 15 x 10³ joule
W = 0,24 x 15 x 10³= 3,6 x 10³ joule
5. Skema diagram wattmeter elektrodinamis

Dasar listrik dan Elektronika | 28


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

6. Test Formatif

2. B
3. D
4. B
5. B
6. C
7. D
8. D
9. B
10. B
11. C

Dasar listrik dan Elektronika | 29


yogyakarta,
PENGUKURAN DAYA, ENERGI, DAN FAKTOR DAYA
2018

G. DAFTAR PUSTAKA

Basic oscilloscope operationCreative Commons Attribution License,version 1.0. To


view a copy of this license, visithttp://creativecommons.org/licenses
Cooper, W D. Trans. Sahat Pakpahan .(1985). Instrumentasi Elektronik dan Teknik
Pengukuran. Jakarta : Penerbit Erlangga.
David, A.D, (1994), Electronic instrumentation and Measurements, Prentice Hall,
New Jersey.
Errest O. Doebelin.(1983). Measurement System. Application and Design
Singapore: Mc
Graw – Hill International Book. Joseph AEdminister,(2203),Electric Circuit, New
York, Mc Graw Hill.
Soedjana, S., Nishino, O. (1976). Pengukuran dan Alat-alat Ukur Listrik.Jakarta :
PT. Pradnya Paramita
Sri Waluyanti,Dkk.,Alat Ukur dan Teknik Pengukuran, Jilid I, untuk SMK Theraja,
B.L., (1986), Electrical technology, Ram Nagar, New Delhi.

Dasar listrik dan Elektronika | 30


Pengukuran daya, energi, dan faktor daya JUDUL : PENGOPERASIAN Watt Meter
ALAT UKUR LIST
Jobsheet
SMKS Muhammadiyah 1 PADANG Waktu : 6 x 45 menit
KD_3.10.2/DLE

A. Kompetensi Dasar

3.10. Menerapkan pengukuran daya, energi, dan faktor daya.

Setelah pelajaran selesai pesertadidik harus dapat:


Dapat menerapkan alat ukur wattmeter

B. Indikator Pencapaian kompetensi

Peserta didik harus dapat:

1. Merangkai watt meter 1 fase untuk mengukur daya pada lampu pijar 100
Watt., lampu TL, lampu SL dan hair dryer.

2. Merangkai watt meter 1 fase untuk mengukur daya pada lampu TL 20 Watt.

3. Menganalisis perbedaan pengukuran daya listrik satu fasa pada beban


lampu pijar 100Watt dengan beban lampu TL 20 Watt.

4. Membedakan pengukuran ukur daya nyata dan daya buta, dari suatu beban
lampu pijar dan lampu TL

C. Benda Kerja/Gambar Kerja/Tugas

5. Gambar Kerja

* Gambar rangkaian pengukuran dengan menggunakan Wattmeter, lihat


hal. 2-1.

6. Tugas

a) Ukurlah besarnya daya lampu pijar 100 Watt, dan lampu TL 20 W,


Ukurlah daya nyata dan daya buta.

b) Buatlah kesimpulan perbedaan pengukuran daya listrik lampu pijar 100


Watt dengan pengukuran daya listrik lampu TL 20 Watt.

D. Waktu 270 menit


E. Alat dan Bahan

Alat Alat:

1. Watt meter 1 fase Lucas Nulle.

2. Kabel penghubung

3. H frame ( Kerangka Trainer)

Bahan:

1. Lampu pijar Philip 100 w 3 buah

2. Lampu TL 20 watt Philip 3 buah

F. Keselamatan Kerja

1. Gunakan alat keselamatan dan kesehatan kerja dengan benar.

2. Gunakan peralatan sesuai dengan fungsinya.

3. Hal yang meragukan tanyakan kepada guru.

4. Hati-hati dalam menggunakan batas ukur arus, tegangan pada alat ukur.

5. Jangan sampai salah menggunakan kumparan arus dengan tegangan pada


watt meter.

6. Jangan memasukkan sumber pada rangkaian sebelum mendapat persetujuan


dari Instruktur.

G. Langkah Kerja

A. Percobaan I

1. Siapkan alat dan bahan.


2. Teliti/cek alat dan bahan.

3. Rangkailah alat dan bahan seperti gambar 1.


4. Jika sudah selesai praktek kembalikan alat dan bahan ketempat semula.
P J 100W TL 20W S L 9W

Gambar. Pengukuran Daya 1 fase

H. Cara Kerja/Petunjuk

1. Percobaan pertama beban yang dipergunakan adalah lampu pijar 100 watt.
2. Jika rangkaian sudah disetujui instruktur hidupkan sumber dan catat data
pengukuran pada tabel I.
a. Daya nyata diukur dengan posisi selektor jenis daya yang diukur, pada
posisi P.
b. Daya buta diukur dengan posisi selektor jenis daya yang diukur, pada
posisi Q.
3. Matikan sumber dan gantilah beban dengan lampu TL 20 w.

4. Hidupkan sumber dan catat harga pengukuran pada tabel data I


sebagaimana Petunjuk Kerja 2a dan b.
5. Matikan sumber dan lepas rangkaian.
6. Kembalikan alat dan bahan ketempat semula.

PERHATIAN :

 Batas ukur arus pada beban lampu pijar, TL, SL adalah 1 Amper.

 Batas ukur tegangan percobaan adalah 300 Volt.

Tabel Data I. Percobaan Pengukuran Daya Satu Fase


Jenis Beban Tegangan Daya Nyata Daya Buta
Lampu pijar 100 W
Lampu TL 20 W

PERHATIAN :

Penilaian Pekerjaan

Skore Jumlah
Perolehan
Kriteria Penilaian maximu Bobot(B) perolehan
skore (PS)
m (PS X B)
1 Kebenaran rangkaian 2

2 Daya lampu pijar 1

3 Daya lampu TL 1
Nilai Akhir

 Teliti penggunaan skala, jangan sampai keliru, faktor pengali, yang


dipakai

Yogyakarta, Oktober 2018

Guru Mata Pelajaran

D E L F I, S. Pd
Pengukuran daya, energi, dan faktor daya ALAT JUDUL : PENGOPERASIAN KWH Meter
UKUR LIST
SMK MHD 1 PADANG Waktu : 6 x 45 menit Jobsheet KD_3.10.2/DLE

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah pelajaran selesai peserta didik harus dapat:

 Menggunakan alat-alat ukur listrik.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Peserta didik harus dapat:

7. Merangkai alat ukur kWh meter satu fase untuk mengukur energi lampu pijar, TL 20 W
dan Hair Dryer.

8. Merangkai alat ukur kWh meter tiga fase untuk mengukur energi listrik, untuk beban
seimbang dan tak seimbang.

9. Merangkai alat ukur kWh meter tiga fase untuk mengukur energi listrik, pemakaian pada
saat waktu beban puncak (WBP).

C. Waktu 90 menit

D. Alat Bantu/Persiapan

10. KWh meter satu fase Mitsubishi Electric MF 63 E.


11. KWh meter tiga fase Obberrict MG 20 SE 70510.
12. Transparan/Wall Chart.
E. Alat dan Bahan

Alat Alat:

13. KWh meter 1 fase Mitsubishi Elektrik MF 63 E.


14. KWh 3 fase Obbericht MG 20 SE 70501
15. Volt meter AC
16. TDR/Timer OMRON 5 detik 20 menit
17. Stop watch
Bahan:
18. Lampu pijar Phillips 100 watt 3 buah
19. TL 20 watt Phillips
20. Hair Dryer Hori HD-350 watt
21. Kabel penghubung
22. Kerangka Trainer
F. Keselamatan Kerja

23. Jangan menggunakan alat dan bahan yang tidak sesuai tegangan pemakian.
24. Jangan merangkai pada saat sumber masih hidup/on.
25. Hati-hati dalam merangkai untuk kumparan meter tegangan dan arus jangan sampai
terbalik.

G. Langkah Kerja

26. Siapkan alat dan bahan.


27. Teliti/cek alat dan bahan sebeblum digunakan.
28. Rangkailah alat dan bahan sesuai dengan gambar rangkaian dalam petunjuk ( cara
kerja ).
29. Lakukan pengamatan dalam setiap percobaan sebagaimana yang telah ditentukan
dalam cara kerja.
30. Matikanlah sumber listrik jika percobaan telah selesai semua.
31. Cek/teliti ulang alat dan bahan sebelum di kembalikan ketempat semula.

H. Cara Kerja/Petunjuk

1. Percobaan I,
Pengukuran Energi Listrik dengan kWh meter 1 fase Mitsubishi Elektric MF 63 E.
a. Rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar rangkaian dibawah

Gambar 1. Rangkaian Pengukuran Energi Listrik Dengan kWh meter 1 Fase

Tabel Pengamatan Percobaan I


t1 t2 t3 t
NO Jenis Beban U(v)
n=1 n=2 n=3 n=1

1 Lampu pijar 100 watt phillips.

2 Lampu TL 20 W, CL phillips

3 Hair Dryer Hori HD-350 W

Ket.: n = putaran piringan

b. Pasang lampu pijar 100W sebagai beban.


c. Hidupkan sumber jika rangkaian sudah disetujui.
d. Catat waktu berputar piringan untuk sekali berputar, dua kali berputar dan tiga kali
berputar dengan stop watch.
e. Masukkan data/catatan waktu tersebut dalam tabel dan hitunglah waktu rata-ratanya
untuk 1 detik ( t ).
f. Gantilah bebannya dengan menggunakan TL/CL 20 watt.
g. Ulangi cara kerja 3 sampai 5.
h. Ganti beban nya dengan menggunakan Hair Dryer.
i. Ulangi cara kerja 3 sampai 5

2. Percobaan II.

Pengukuran Energi Listrik dengan KWh meter 3 fase beban seimbang dan tak seimbang,
pemakaian beban pada saat waktu beban puncak (WBP).
a. Rangkailah alat dan bahan seperti pada gambar dibawah ini

Gambar 2. Rangkaian Pengukuran Energi Listrik 3 Fase Dengan KWh meter 3 fase
obberiet MG 20 SE 70510
Keterangan: untuk waktu beban puncak, motor timer diganti TDR 5 dtk 20menit

b. Aturlah TDR pengubah posisi pencatat ( register ) sebelah 20 menit.


c. Pakailah beban 3 buah lampu 100 W ( sebagai beban seimbang ).
d. Jika rangkaian sudah disetujui, hidupkan sumber
e. Hidupkan stop watch jika tanda hitam sudah nampak pada lubang kaca dan matikan
stop watch saat tanda hitam nampak kembali.
f. Masukan data pengamatan untuk waktu 1 kali putaran, 2 kali putaran dan 3 kali
putaran, kemudian carilah waktu rata-rata untuk 1 kali putaran.
g. Matikan sumber dan ganti rangkaian dengan beban tidak seimbang (lihat gambar
rangkaian)
Tabel data Percobaan II

Jenis Beban t1 t2 t3 t
U(v)
n=1 n=2 n=3 n=1
3 x 100 w ( seimbang )

100 + ( 2 x 100 w ) + Hair dryer 350 w

3. Percobaan III.

Pengukuran Energi Listrik dengan KWh meter 3 fase beban seimbang dan tak seimbang,
pemakaian pada saat waktu beban puncak (WBP).

a. Rangkailah alat dan bahan untuk pengukuran beban seimbang.

b. Atur TDR untuk pengubah posisi pencatat ( register ) sebesar 10 detik.

c. Jika rangkaian sudah disetujui, hidupkan sumber.

d. Lakukan pengamatan bila anak panah penunjuk register yang terpakai sudah
menunjukkan ke arah register beban puncak.

e. Hidupkan stop wacth jika tanda hitam sudah nampak pada lubang dan matikan stop
wacth saat tanda hitam tampak kembali.

f. Masukan data pengamatan untuk waktu 1 kali putaran, 2 kali putaran dan 3 kali
putaran, kemudian hitunglah waktu rata-rata untuk 1 kali putaran.

g. Matikan sumber dan lepas rangkaian.

Tabel Data Percobaan III

Jenis Beban t1 t2 t3 t
U(v)
n=1 n=2 n=3 n=1

Lampu pijar 3 x 100 w ( seimbang )

100 w+ 200 w + Hair dryer 350 w


Penilaian Praktikum

Skore Perolehan Bobot Jumlah perolehan


Kriteria Penilaian
maximum skore (PS) (B) (PS X B)
1 Kebenaran Rangkaian 2

2 KWh 1 fase, lampu pijar 1

3 TL 20 w 1

4 Hair Dryer 1

5 KWh 3 fase non puncak, beban seimbang 1

6  beban tidak seimbang 1

7 KWh 3 fase puncak, beban seimbang 1

8  beban tak seimbang 1

9 Jawaban Pertanyaan

Nilai Akhir

Keterangan:
Betul = Skore maximum
Salah = 0

Skore x100
NA = Skore maximum
Yogyakarta, Oktober 2018

Guru Mata Pelajaran

D E L F I, S. Pd
NKTAM. 126 18 19
Pengukuran daya, energi, dan faktor daya ALAT JUDUL : PENGOPERASIAN Cos φ Meter
UKUR LIST
SMKS Muhammadiyah 1 Padang Waktu : 6 x 45 menit Jobsheet KD_3.10.2/DLE

A. Tujuan Instruksional Umum

Setelah pelajaran selesai peserta harus dapat:

32. Menggunakan alat-alat ukur listrik.

B. Tujuan Instruksional Khusus

Peserta harus dapat:

33. Merangkai Cos-phy meter untuk mengukur faktor daya beban Resitif, Induktif dan
Kapasitif.

34. Menentukan nilai kapasitas kapasitor untuk memperbaiki faktor daya induktif
lampu pijar + SL 5W Phillips.

35. Menjelaskan apa sebab nilai faktor daya beban lampu SL 15 watt Philip berubah
jika diparalel dengan lampu pijar.

C. Benda Kerja/Gambar Kerja/Tugas

36. Gambar Kerja

* Gambar rangkaian percobaan pengukuran faktor daya Resistif, Induktif dan


kapasitif,

lh.hal 2-2.

37. Tugas

* Ukurlah besarnya faktor daya lampu pijar 15W philip.

* Ukurlah besarnya faktor daya lampu SL 9 W philip Simatic.

* Ukurlah besarnya faktor daya lampu pijar + lampu SL.

* Ukurlah besarnya faktor daya lampu pijar + SL dan kapasitor 10 uF/440 V.

D. Waktu 90 menit

E. Alat dan Bahan


Alat Alat:

38. Cos-phy meter Lucas Nulle 50 51 27 - 1 Q.

39. Volt meter.

Bahan:

40. Lampu pijar philip 15 watt/220 V.

41. Lampu SL Simatic philip 9 watt/220 V.

42. Kapasitor tabung 10 uF/400 V ~ AC.

43. Kapasitor tabung 2 uF /400 V ~ AC.

44. Kapasitor tabung 1 uF dan 0,5 uF /400 V ~ AC.

F. Keselamatan Kerja

45. Jangan salah merangkai antara terminal lilitan arus dengan lilitan tegangan.
46. Beri sumber catu daya pada kerja sesuai dengan besarnya tegangan alat ukur. Jangan
memegang kutub-kutub kapasitas setelah selesai percobaan.

G. Langkah Kerja

1. Siapkan alat dan bahan.

2. Teliti/Cek alat dan bahan.

3. Rangkailah alat dan bahan sesuai dengan gambar percobaan dan ikuti cara/petunjuk
kerja.

4. Kembalikan alat dan bahan setelah praktik selesai.

H. Cara Kerja/Petunjuk

1. Percobaan pertama yang dipakai bebannya adalah lampu pijar 15 w philip.

2. Setelah dirangkai baru kita hidupkan sumber catu daya alat ukur.

3. Kemudian masukkan sumber pada rangkaian setelah disetujui dan masukkan harga
pengukuran pada tabel data.

4. Lakukan percobaan-percobaan berikut nya dengan mengikuti petunjuk kerja 2-3 untuk
beban :

 Lampu SL 9 w.
 Lampu SL 9 w + lampu pijar 15 watt philip.

 Lampu SL 9 w + lampu pijar 15 watt + C 10 uF/400 V.

 Lampu SL 9 w + lampu pijar 15 w + C 2 uF /400 V.

 Lampu SL 9 w + lampu pijar 15 w + C 1 uF // 0,5 uF 400 V.

Tabel Pengamatan

NO Jenis Beban V Sifat Cos-phy


1 Lampu pijar 15 w
2 Lampu SL 9 w
3 Lampu pijar 15 w + SL 9 w
4 Lampu pijar 15 w + SL 9w + C 10 uF/ 400 V.
5 Lampu pijar 15 w + SL 9 w + C 2 uF/400 V.
Lampu pijar 15 w + SL 9 w + C 1 uF/0,5 uF/400
6
V

I. GAMBAR RANGKAIAN

lihat hal sebaliknya.

Keterangan :

1. L = Lampu 15 watt

2. SL = Lampu philip SL 9 w Simatic.

3. C1 = Kapasitor 10 uF/400 V.

4. C2 = Kapasitor 2 uF/400 V.

5. C3 = Kapasitor 1 uF/400 V.

6. C4 = Kapasitar 0,5 uF/400 V.


Penilaian PekerjaanPengukuran
Skore Perolehan Bobot(B) Jumlah perolehan
Kriteria Penilaian
maximum skore (PS X B)
(PS)
1 Kebenaran rangkaian 1

2 Cos-phy lampu pijar 1

3 Cos-phy lampu SL 1

4 Cos-phy lampu pijar + SL 1

5 Cos-phy lampu pijar + SL + C1 2

6 Cos-phy lampu pijar + SL + C2 2

7 Cos-phy perbaikan ( C, 11C2 ) 2

10

Nilai Akhir

Keterangan:

Betul = Skore maximum


Salah = 0

Skore x100
NA = Skore maximum
Yogyakarta, Oktober 2018
Guru Mata Pelajaran

D E L F I, S. Pd
NKTAM. 126 18 19

Anda mungkin juga menyukai