PEMBELAJARAN INTERAKTIF
Abstrak : Tujuan jurnal ini adalah untuk mengevaluasi website e-learning Universitas
Widyatama Bandung dan proses pembelajaran daring di era pandemic bagi mahasiswa
Universitas Widyatama Bandung. Partisipan penelitian yakni beberapa mahasiswa
Universitas Widyatama Bandung yang mengikuti kegiatan pembelajaran kuliah online
metode daring. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner google form.
Hasil penelitian menggambarkan pengalaman tampilan website kuliah online ketika
mengakses media pembelajaran sangat efektif (10%), sebagian besar mereka menilai
efektif (60%), dan menilai normal (30%). Meskipun ada juga peserta didik yang
menganggap pembelajaran daring tidak efektif (0%), dan sama sekali tidak ada (0%)
yang menilai sangat tidak efektif. Akhirnya, untuk meningkatkan kualitas kegiatan
pembelajaran daring selama pandemi covid-19, maka disini terdapat 15 soal tentang
pendapat sekaligus beberapa pengalaman ketika kegiatan pembelajaran berlangsung dari
responden, yakni: (1) tampilan awal multimedia interaktif yang disajikan; (2)
kemenarikan menu awal log-in; (3) kemenarikan komposisi warna; (4) kemudahan
penggunaan menu website kuliah online ; (5) kemudahan memahami materi
pembelajaran; (6) kendala proses saat pengiriman hasil pekerjaan; (7) pengaruh manfaat
bantuan kuota belajar; (8) kecocokan multimedia interaktif ketika digunakan mahasiswa;
(9) kelayakan multimedia interaktif yang disajikan dalam pembelajaran; (10) seberapa
sering melaksanakan kegiatan belajar dari rumah dalam satu minggu; (11) durasi rata-
rata belajar dari rumah dalam satu hari; (12) kesesuaian penyampaian materi dalam mata
pelajaran; (13) ketepatan ukuran huruf pada media pembelajaran; (14) kualitas
komposisi warna pada media pembelajaran kuliah online; (15) durasi rata-rata
menggunakan komputer.
PENDAHULUAN :
Menyebarnya Covid-19 di seluruh penjuru dunia meruntuhkan ragam sendi-sendi
kehidupan. Tidak hanya sisi ekonomi yang terkena imbasnya melainkan juga sisi
interrelasi kita sebagai manusia. Perubahan dalam hal hubungan antar manusia dan
perubahan dari sisi ekonomi ini sering kali diikuti dengan perubahan dibidang politik
termasuk di dalamnya kehidupan berbangsa dan bernegara. Ragan persoalan sehari-hari
pun perlu dicermati dan dicarikan solusinya dengan pendekatan-pedekatan yang baru
guna memutus rantai penyebaran Covid-19.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Adapun
teknik yang digunakan adalah teknik survey. Teknik survey digunakan untuk
mengumpulkan informasi dari sejumlah orang mengenai suatu topik atau isu tertentu
(Gunawan, 2017). Penelitian dilaksanakan pada 15-30 Mei 2020 dengan jumlah
responden sebanyak 10 orang mahasiswa Universitas Widyatama Bandung. Data
diperoleh melalui pengisian pertanyaan-pertanyaan yang dibagikan kepada seluruh
responden dalam bentuk google form yang dipilih menggunakan teknik simple random
sampling dengan mempertimbangkan homogenitas populasi. Selanjutnya data yang
terkumpul dianalisis untuk dideskripsikan.
Berdasarkan data yang diperoleh, meskipun materi yang disampaikan oleh dosen
sesuai, masih banyak mahasiswa yang tidak memahami materi pembelajaran yang
disampaikan.
Data selanjutnya yaitu berupa rata-rata durasi belajar dalam satu hari: 10%
responden menyatakan hanya belajar “kurang dari satu jam” perhari; seterusnya 70%
responden menyatakan belajar selama “3-4 jam”; seterusnya 10% belajar dengan durasi
“5-6 jam”; dan sisanya 10% belajar dengan durasi “1-2 jam”. (Lihat Gambar 14).
Pada dasarnya, e-learning memiliki dua tipe yaitu synchronous dan asynchronous.
Synchronous berarti pada waktu yang sama. Proses pembelajaran terjadi pada saat yang
sama antara pendidik dan peserta didik. Hal ini memungkinkan interaksi langsung antara
pendidik dan peserta didik secara omline. Dalam pelaksanaan, synchronous training
mengharuskan pendidik dan peserta didik mengakses internet secara bersamaan. Pendidik
memberikan materi pembelajaran dalam bentuk makalah atau slide presentasi dan peserta
didik dapat mendengarkan presentasi secara langsung melalui internet. Peserta didik juga
dapat mengajukan pertanyaan atau komentar secara langsung ataupun melalui chat
window. Synchronous training merupakan gambaran dari kelas nyata, namun bersifat
maya (virtual) dan semua peserta didik terhubung melaluiinternet. Synchronous training
sering juga disebut sebagai virtual classroom (Hartanto, 2016).
Hartanto (2016) mengungkapkan bahwa teknologi informasi dan telekomunikasi
yang murah dan mudah akan menghilangkan batasan ruang dan waktu yang selama ini
membatasi dunia pendidikan. Beberapa konsekuensi logis yang terjadi dalam
penggunaan e-learning, antara lain (1) peserta didik dapat dengan mudah mengakses
materi pembelajaran dimanapun tanpa terbatas lagi pada batasan tempat dan waktu; (2)
peserta didik dapat dengan mudah berguru dan berdiskusi dengan para tenaga ahli atau
pakar di bidang yang diminatinya; (3) materi pembelajaran bahkan dapat dengan mudah
diambil di berbagai penjuru dunia tanpa tergantung pada dimana peserta didik belajar.
Berbagai peluang tersebut masih menghadapi tantangan baik dari biaya, kesiapan
infrastuktur teknologi informasi, masyarakat, dan peraturan yang mendukung terhadap
kelangsungan e-learning.
Hasil penelitian Kuntarto (2017) menunjukkan bahwa model pembelajaran daring
telah memberikan pengalaman baru yang lebih menantang daripada model pembelajaran
konvensional (tatap muka). Tak terbatas waktu dan tempat belajar memberikan peserta
didik kebebasan untuk memilih saat yang tepat dalam pembelajaran berdasarkan
kepentingan mereka, sehingga kemampuan untuk menyerap bahan pembelajaran
menjadi lebih tinggi daripada belajar di dalam kelas.
Manfaat pembelajaran elektronik menurut K. Wulf (1996:10) terdiri atas empat hal,
yaitu:
1. Meningkatkan kadar interaksi pembelajaran antara siswa dengan guru atau
instruktur (enhance interactivity).
Apabila dirancang secara cermat, pembelajaran elektronik dapat meningkatkan
kadar interaksi pembelajaran, baik antara siswa dengan guru/instruktur, antara sesama
siswa, maupun antara siswa dengan bahan belajar (enhance interactivity). Berbeda
halnya dengan pembelajaran yang bersifat konvensional. Tidak semua siswa dalam
kegiatan pembelajaran konvensional dapat, berani atau mempunyai kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan ataupun menyampaikan pendapatnya di dalam diskusi.
Mengapa?
Karena pada pembelajaran yang bersifat konvensional, kesempatan yang ada atau yang
disediakan guru untuk berdiskusi atau. bertanya jawab sangatterbatas. Biasanya
kesempatan yang terbatas ini juga cenderung didominasioleh beberapa siswa yang cepat
tanggap dan berani. Keadaan yang demikian ini tidak akan terjadi pada pembelajaran
elektronik. Siswa yang malu maupun yang ragu-ragu atau kurang berani mempunyai
peluang yang luas untuk mengajukan pertanyaan maupun menyampaikan
pernyataan/pendapat tanpa merasa diawasi atau mendapat tekanan dari teman sekelas.
KESIMPULAN
Untuk mencegah penyebaran covid-19 lebih lanjut maka belajar secara daring
sangat cocok dilakukan. Salah satu melakukan pembelajaran daring adalah
menggunakan website. Website Universitas Widya Utama Bandung merupakan
website yan bagus untuk proses belajar daring. Karena memiliki penampilan
yang interaktif. Belajar secara daring memiliki dampak yang berbeda-beda
kepada setiap mahasiswanya. Beberapa mahasiswa tidak memaham materi yang
disampaikan. Koordinasi antara pelajar dan pengajar harus ditingkatkan agar
tidak ada mahasiswa yang tertinggal materi. Meskipun kegiatan belajar dan
mengajar terkadang kurang efektif tetapi pengajaran secara daring di masa
pandemic ini merupakan metode yang terbaik.
DAFTAR PUSTAKA