Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Pada masa sekarang ini, dunia sedang dihadapkan dengan fenomena yang berkaitan
dengan masalah kesehatan yaitu Corona Virus Disease (COVID-19), banyak negara yang
terkena dampak virus ini, Indonesia termasuk salah satunya. Di tengah merebaknya kasus
penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19) yang terjadi di Indonesia ternyata membawa
dampak tersendiri bagi dunia pendidikan. Untuk itu pemerintah mengeluarkan beberapa
kebijakan atau langkah yang dapat dilakukan selama pandemi virus corona ini berlangsung.
Salah satu kebijakan yang diambil yaitu menerapkan social distancing untuk meminimalisir
penularan COVID-19.
Social distancing sendiri merupakan suatu tindakan dimana setiap orang diharuskan agar
tidak berdekatan antara satu dengan yang lainnya. Dengan menghindari segala macam
perkumpulan atau pertemuan untuk mencegah penularan COVID-19. Mengeluarkan beberapa
kebijakan atau langkah yang dapat dilakukan selama pandemi virus corona ini berlangsung.
Salah satu kebijakan yang diambil yaitu meliburkan semua kegiatan belajar mengajar yang
kemudian berubah menjadi sistem daring atau online.
Dengan adanya surat Edaran Kemendikbud No 2 tahun 2020 dan No. 3 tahun 2020
tentang pencegahan dan penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) yang menyatakan
bahwa :
“Pendidikan jarak jauh adalah pendidikan yang peserta didiknya terpisah dari
pendidik dan pembelajarannya menggunakan berbagai sumber belajar melalui
teknologi komunikasi, informasi, dan media lain”
Metode pembelajaran jarak jauh dapat digunakan pada keempat komponen pendidikan
yakni: pendidikan umum, memperkuat pengetahuan pendidik tentang mata pelajaran yang
diajarkan, pengajaran pedagogi dan perkembangan anak, dan sebagai panduan menuju kelas
yang lebih baik (Firman, 2019).
Pembelajaran secara online mungkin bukan hal yang baru bagi mahasiswa. kemajuan
teknologi sekarang memungkinkan mahasiswa untuk belajar sepenuhnya secara online sambil
tetap bersosialisasi dengan teman sekelas, pembelajaran saat mata kuliah dan berpartisipasi
dalam diskusi khusus mata pelajaran yang sedang berlangsung. Ketika kita melakukan
pembelajaran secara online tentunya kita memerlukan media sebagai sarana untuk pembelajaran.
Oleh sebab itu berbagai Platfrom digunakan sebagai media pembelajaran oleh sekolah dan juga
Universitas. Di Universitas Sriwijaya sendiri terdapat berbagai platfrom yang digunakan di
antaranya Google Classroom, Zoom Meeting, Whatsapp, Google Meet, dan sebagainya.
Salah satu pembelajaran jarak jauh yang dapat diimplementasikan pada mahasiswa
adalah dengan video conference. Pembelajaran dengan video conference dapat menggantikan
pembelajaran yang biasanya dilakukan dengan tatap muka dikelas menjadi kegiatan tatap muka
secara virtual melalui bantuan aplikasi yang terkoneksi dengan jaringan internet. Pemanfaatan
video conference dalam pembelajaran jarak jauh dapat membantu anak didik dan pendidik tetap
melakukan interaksi tatap muka meskipun tidak berdekatan.
Pembelajaran yang idealnya memiliki interaktifitas antara pendidik dan peserta didik
walaupun tidak dalam satu tempat yang sama, dengan adanya video conference akan membantu
proses pembelajaran yang dilakukan, karena pendidik akan terlibat langsung dengan peserta
didik (Sandiwarno, 2016).
Pemanfaatan video conference pada pembelajaran jarak jauh akan sangat membantu
mahasiswa dalam belajar karena pendidik dapat berinteraksi walaupun ditempat yang berbeda.
Untuk merangsang semua aspek perkembangan pada mahasiswa tidak lepas dari media
pembelajaran, hal ini dikarenakan mahasiswa belajar dilakukan menggunakan media
pembelajaran yang nyata, dan dengan media pembelajaran ini mahasiswa dapat berjalan secara
efektif (Zaini & Dewi, 2017). Pemanfaatan video conference memiliki peran yang sangat baik,
terlebih jika dilakukan secara tepat (Hyder et al., 2007).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Denissa Alfiany Luhulima, dkk pada tahun 2016
menemukan bahwa media pembelajaran menggunakan video sangat membantu dalam proses
belajar baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan non formal, anak– anak generasi Z
yakni generasi yang lahir pada zaman yang canggih akan teknologi sehingga gaya dan media
pembelajaran yang digunakan dalam belajar sangat general dan visual (Lambuan., 2019).
Salah satu aplikasi yang menyediakan fasilitas interaksi tatap muka pendidik dan peserta
didik secara virtual melalui video conference dengan PC atau laptop atau smartphone adalah
Zoom Cloud Meeting, aplikasi ini merupakan aplikasi yang digunakan sebagai media
komunikasi jarak jauh dengan menggabungkan konferensi video, obrolan, pertemuan online dan
kolaborasi seluler. Penggunaan meeting dalam aplikasi ini bisa menampung 1000 peserta
bersama dalam satu pertemuan secara virtual. Aplikasi ini dapat didownload secara gratis, tetapi
tetap fungsional, fitur yang ada antara lain panggilan telephone, webinar, presentasi, dan masih
banyak lainnya. Aplikasi ini dinilai punya kualitas yang baik, dapat dibuktikan dengan
perusahaan yang sudah masuk dalam fortune 500 sudah menggunakan layanan ini. (Wibawanto,
2020).
Penggunaan aplikasi video conference Zoom saat ini sudah sangat umum digunakan. Hal
ini salah satunya dipicu oleh penyebaran virus COVID- 19, sejak awal tahun 2020. Akibat
penyebaran virus tersebut, orang-orang perlu dirumahkan supaya memutuskan rantai penyebaran
virus.
Penggunaan aplikasi video conference Zoom saat ini sudah sangat umum digunakan. Hal
ini salah satunya dipicu oleh penyebaran virus COVID-19, sejak awal tahun 2020. Akibat
penyebaran virus tersebut, orang-orang perlu dirumahkan supaya memutuskan rantai penyebaran
virus.
Zoom dapat dikategorikan sebagai media pembelajaran online yang dapat diartikan
sebagai suatu jenis belajar mengajar yang memungkinkan tersampaikannya bahan ajar ke
mahasiswa dengan menggunakan media Internet. Media pembelajaran online sebagai sebuah
alternatif pembelajaran yang berbasis elektronik memberikan banyak manfaat terutama terhadap
proses pendidikan yang dilakukan dengan jarak jauh. Dalam membuat media pembelajaran
online perlu mempertimbangkan harapan dan tujuan mereka dalam mengikuti media
pembelajaran online, kecepatan dalam mengakses internet atau jaringan, keterbatasan
bandwidth, biaya untuk akses internet, serta latar belakang pengetahuan yang menyangkut
kesiapan dalam mengikuti pembelajaran (Brahma, 2020)
Zoom Meeting sendiri merupakan sebuah media pembelajaran menggunakan video.
Pendiri aplikasi Zoom Meeting yaitu Eric Yuan yang diresmikan tahun 2011 yang kantor
pusatnya berada di San Jose, California. Aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk pembelajaran
saja tetapi bisa digunakan untuk urusan perkantoran maupun urusan lainnya. Platfrom ini gratis
jadi dapat digunakan oleh siapapun dengan batas waktu empat puluh menit dan tidak ada batasan
waktu jika akun kita berbayar. Dalam aplikasi Zoom Meeting ini kita bisa berkomunikasi
langsung dengan siapapun lewat video. Oleh karena itu, memang cocok digunakan sebagai
media pembelajaran.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah peneliti lakukan dengan mengumpulkan
informasi dan mewawancarai beberapa mahasiswa Program Studi PPKn FKIP Universitas
Sriwijaya pada tanggal 25 Januari 2021, dari hasil wawancara yang dilakukan ditemukan
sebagai berikut : (1) pada saat wawancara dilakukan ditemukan bahwa mahasiswa yang
melaksanakan pembelajaran online dengan aplikasi zoom meeting memiliki manfaat diantaranya
lebih tahu atau paham dalam penggunaan teknologi, e-learning, menambah wawasan mahasiswa
dalam dunia teknologi, tidak gagap terhadap teknologi, lebih mandiri dalam memahami materi
tanpa disampaikan secara jelas atau rinci, kegiatan pembelajaran bisa dilakukan dimana saja dan
kapan saja, dan bisa menambah pengalaman baru. (2) pada saat ini pembelajaran online dengan
aplikasi zoom meeting yang sedang berlangsung atau dilaksanakan ditemukan beberapa keluhan
atau kelemahan yang di rasakan selama pelaksanaan pembelajaran dalam jaringan ini beberapa
diantaranya, aplikasi zoom meeting yang digunakan dalam pembelajaran sering eror dan keluar
sendiri, kendala terhadap listrik yang sering padam, pembelajaran kurang efektif ilmu yang
diperoleh kurang dipahami, jaringan dan kuota menjadi faktor utama dalam pembelajaran dalam
jaringan, terbatas dalam berpendapat, mahasiswa merasakan bosan atau jenuh.
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan maka yang menjadi tujuan
penelitian ini ialah untuk mengetahui efektivitas pembelajaran online dengan menggunakan
media zoom meeting dalam meningkatkan hasil belajar pada mahasiswa PPKn Universitas
Sriwijaya di era pandemi covid-19.
1.4 Manfaat Penelitian
Selain sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir, maka hasil penelitian ini di
harapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.
Penelitian ini bermanfaat untuk untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi
mahasiswa mengenai manfaat apa saja yang dapat dirasakan dari pelaksaaan Pembelajaran
Dalam Jaringan di Masa Pandemi Covid-19.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Optimalisasi tujuan-tujuan, perspektif sistem, tekanan pada segi perilaku manusia dalam
susunan organisasi”. Selanjutnya Handoko (1999:103) menjelaskan bahwa:
“Untuk mengukur atau menilai efektivitas perencanaan dapat menggunakan
beberapa criteria yaitu 1) kegunaan, 2) ketepatan obyektivitas, 3) ruang
lingkup, 4) efektivitas biaya, dan 5) ketepatan waktu”.
Berdasarkan definisi beberapa ahli di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa
pengukuran efektivitas dapat dilakukan dengan mengukur variabel-variabel yang terdapat di
dalam efektivitas itu sendiri. Adapun indikator efektivitas yang dapat dijadikan peneliti dalam
mengukur efektivitas pembelajaran online dengan menggunakan media zoom meeting yaitu 1)
ketepatan sasaran, 2) sosialisasi program, 3) pencapaian tujuan yang menyeluruh, 4)
pemantauan program.
2.3 Pembelajaran
2.3.2 Definisi Pembelajaran
Makna pembelajaran dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah proses, cara
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Lebih lanjut, Mieke dan Nyoman
(2019:136) pengertian belajar adalah segenap rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan
pengetahuan atau kemahiran berdasarkan alat indera dan pengalamannya. Upaya dalam
pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siswa diikuti dengan kegiatan memilih, menetapkan,
mengembangkan model suatu pembelajaran untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Kegiatan pemilihan, penetapan, dan pengembangan model tersebut didasarkan pada kondisi
pembelajaran yang tersedia.
Berdasarkan pernyataan tersebut, pembelajaran mempunyai hakekat perencanaan atau
disebut juga perancangan sebagai upaya dalam melaksanakan tindakan pembelajaran pada siswa,
maka itulah sebabnya siswa dalam kegiatan belajar tidak hanya berinteraksi dengan guru yang
merupakan salah satu sumber belajar, namun juga berinteraksi dengan semua sumber belajar
yang memungkinkan untuk dipakai guna memperoleh tujuan pembelajaran.
Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan guru tersusun secara terprogram
dan terdesain instruksional yang mengolah tahapan interaksi antara siswa dengan siswa, guru
dengan siswa, dan dengan sumber belajar. Pembelajaran merupakan suatu proses interaksi siswa
dengan siswa dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar serta bantuan yang diberikan
guru agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan penguasaan kemahiran dan
tabiat, pembentukan sikap dan kepercayaan pada siswa (Mieke dan Nyoman, 2019:138).
Lebih lanjut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional mengemukakan :
“Bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan
pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Setiap guru
penting untuk memahami sistem pembelajaran, karena dengan pemahaman
sistem ini, setiap guru akan memahami tentang tujuan pembelajaran atau
hasil yang diharapkan, proses kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan,
pemanfaatan setiap komponen dalam proses kegiatan untuk mencapai
tujuan yang ingin dicapai dan bagaimana mengetahui keberhasilan
pencapaian tersebut”.
(https://pmpk.kemdikbud.go.id/assets/docs/UU_2003_No_20_Sistem_Pend
idikan_Nasional.pdf)
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa pembelajaran adalah
proses usaha sadar dari pendidik untuk membuat peserta didik belajar. Terjadinya perubahan
perilaku pada diri peserta didik yang belajar, dimana perubahan itu didapatkan dalam waktu
tertentu dan karena adanya usaha.
Prinsip pembelajaran juga diatur dalam Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 antara lain:
Ada enam ciri pembelajaran yang efektif (Eggen dan Kauchak dalam Lefudin, 2017:13) yaitu:
1) Peserta didik menjadi pengkaji yang aktif terhadap lingkungannya melalui meng-observasi,
membandingkan, menemukan kesamaan-kesamaan dan perbedaan-perbedaan serta
membentuk konsep dan generalisasi berdasarkan kesamaan-kesamaan yang ditemukan,
2) Pendidik menyediakan materi sebagai fokus berpikir dan berinteraksi dalam pelajaran,
3) Aktivitas-aktivitas peserta didik sepenuhnya didasarkan pada pengkajian,
4) Pendidik secara aktif terlibat dalaam pemberian arahan dan tuntunan kepada peserta didik
dalam menganalisis informasi,
5) Orientasi pembelajaran penguasaan isi pelajaran dan pengembangan keterampilan berpikir,
serta
6) Pendidik menggunakan teknik mengajar yang bervariasi sesuai dengan tujuan dan gaya
mengajar pendidik.
Bonk Curtis J. secara tersirat mengemukakan dalam survei Online Training in an Online
World bahwa konsep pembelajaran online sama artinya dengan e-learning. Menurut The Report
of the Commission on Technology and Adult Learning (2001) dalam Bonk Curtis J. (2002:29)
defines e-learning as “instructional content or learning experiences delivered or enabled by
electronic technology”. Oleh karena itu, Online learning memerlukan siswa dan pengajar
berkomunikasi secara interaktif dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi,
seperti media komputer dengan internet-nya, telepon atau fax, Pemanfaatan media ini bergantung
pada struktur materi pembelajaran dan tipe-tipe komunikasi yang diperlukan.
Pengertian pembelajaran online atau E-learning menurut Numiek (2013:92) adalah salah
satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung pemanfaatan teknologi informasi
dan komunikasi. E-learning mempunyai karakteristik yaitu interaktivitas, kemandirian,
aksesibilitas, dan pengayaan (Rusman dkk, 2011: 264). Pembelajaran online juga dapat
didefinisikan sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan dibidang pendidikan
dalam bentuk dunia maya.
Pembelajaran online membuat siswa memiliki informasi yang tak terbatas karena mereka
dapat mengakses informasi dari berbagai sumber yang sesuai dengan materi pembelajarannya.
Kegiatan yang dapat siswa lakukan pada pembelajaran online bisa berupa diskusi online dengan
yang ahli pada bidangnya, dapat pula melalui e-mail atau chatting. Diterapkannya sistem
pembelajaran online diharapkan dapat mencapai hasil akhir pada proses belajar dengan baik,
dapat memenhi ketuntasan belajar, dan tetap menjalankan kagiatan pendidikan ditengah
pandemi.
Dengan adanya pandemic covid-19 yang mewabah hampir diseluruh belahan dunia
termasuk di Indonesia, hal ini menjadikan banyaknya kegiatan atau pekerjaan manusia dialihkan
dengan menggunakan beragam aplikasi yang mampu menunjang pekerjaan mereka. Dari sekian
banyak aplikasi yang digunakan sebagai solusi untuk mengatasi masalah tersebut, diantaranya
Aplikasi Zoom Meeting sendiri merupakan aplikasi merupakan aplikasi komunikasi dengan
video. Aplikasi tersebut dapat digunakan dalam berbagai perangkat seluler, deskop, pc, hingga
telpon telepon dan sistem ruang. Aplikasi ini dikembangkan oleh zoom video communications
yaitu sebuah persuhaan teknologi komunikasi amarika serikat yang berkantor pusat di San Jose,
California.
Perusahaan yang didirikan oleh Eric Yuan pada tahun 2011 ini menyediakan layanan perangkat
video conference dan obrolan daring yang biasa digunakan untuk telekonferensi, bekerja jarak
jauh, belajar jarak jauh,dan berhubungan social. Layanan tersebut diberikan gratis untuk
pertemuan konferensi video hingga 100 pengguna dengan dibatasi waktu hingga 45 menit dalam
satu kali sign in video conference. Untuk memperpanjang waktu dan menambah jumlah
pengguna aplikasi zoom juga menyediakan layanan berlangganan dengan biaya berkisar $16-$20
perbulan.
Aplikasi Zoom sebagai salah satu aplikasi yang dapat digunakan dengan cara melakukan
pembelajaran secara virtual. Aplikasi zoom daapat mempertemukan peserta didik dengan
pendidik dengan menggunakan video sehingga proses pembelajaran dapat tersampaikan secara
baik (Meda Yuliani, dkk. 2020:18).
Aplikasi Zoom dapat memberikan kontrol penuh bagi pengguna dengan memberikan akses
menelpon berbagi kontrol dengan mengadakan rapat dengan peserta lain dan juga dapat
melakukan rapat dalam form video. Layanan konferensi rapat pada aplikasi Zoom juga memiliki
beberapa fitur dan beberapa opsi yang tersembunyi bagi pengguna yang menggunakan
menggunakan layanan tingkat premium. Aplikasi Zoom ini memberikan kemudahan kepada
setiap pengguna untuk tetap bertemu tatap muka, berbagi informasi, dan tetap terhubung satu
sama lain meskipun dilakukan dengan jarak jauh (Ahmadi & Aulia, 2020: 108).
Aplikasi Zoom merupakan sebuah aplikasi yang dapat menunjang kebutuhan komunikasi
dimanapun dan kapanpun dengan banyak orang tanpa harus bertemu fisik secara langsung.
Aplikasi ini digunakan untuk video conference yang dengan mudah dapat di unduh pada
perangkat:
c. Smartphone Android
Aplikasi Zoom Cloud Meeting ini sangat cocok digunakan untuk melakukan video
conference, dengan bandwidth yang digunakan, tidak ada iklan di aplikasi tersebut, serta tidak
terlalu banyak memakan resource memory jika dijalankan di Android atau PC. Untuk melakukan
registrasi, cukup memasukkan EMail di halaman utama website Zoom.Us dan nanti
mendapatkan E-Mail notifikasi aktifasi akun, dan selanjutnya ikuti langkahlangkah yang tertera.
Jika menggunakan PC/laptop, setelah melakukan registrasi akun nanti ditunjukkan TopUp
link download file.exe dan silahkan diunduh (mendukung di windows dan linux menggunakan
wine). Jika menggunakan Smartphone Android, bisa mengunduhnya di Playstore dengan
keyword “ZoomUs”. Jika ingin melakukan conference secara bersama-sama, bisa melakukan
invite atau bisa juga dengan menginformasikan “ID Meeting” kepada rekan.
Berdasarkan penjelasan diatas maka dapat penulis pahami bahwasanya aplikasi zoom cloud
meetings merupakan aplikasi yang menyediakan fitur layanan video yang bisa menghubungkan 2
sampai 100 pengguna dalam satu ruang video conference, selain dari pada itu aplikasi zoom juga
menyediakan layanan chat serta dilengkapi dengan fitur share scran yang dapat berfungsi untuk
menampilkan sesuatu yang ingin kita bagikan dan akan kita paparkan kepada seluruh
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan aplikasi Zoom dalam pembelajaran adalah sebagai
berikut. (Ahmadi & Aulia, 2020: 111)
melalui play store atau apple store dan jika menggunakan computer maka aplikasi zoom
b. Setelah selesai mendownload aplikasi, maka langkah berikutnya adalah membuka aplikasi
telah disediakan oleh pendidik, setelah itu klik join. Selain dari pada 2 langkah diatas dapat
pula dilakukan dengan alternative lain yaitu dengan cara mengklik link meeting yang telah
e. Dan selanjutnya maka pendidik dan peserta didik sudah terhubung dalam satu video
meeting.
Kelebihan dari aplikasi tersebut, akan tetapi tidak menutup kemungkinanan bahwasanya
selain dari paa memiliki keunggulan tentu terdapat pula kekurangannya. Berikut adalah
kelebihan dan kekurangan pada aplikasi zoom cloud meetings.
1. Tersedia fitur rapat one on one.
2. Dapat melakukan konferensi group video.
3. Kualitas video dan suara terbaik.
4. Tersedia fitur sharing scran dan chat.
5. Tersedia fitur on/off speaker dan video.
6. Dan terdapat fitur recording video call.
2.4.4 Kekurangan Aplikasi Zoom Meeting
1) Hanya bertahan dengan waktu 45 menit di waktu pertama (sign in kembali jika ingin
melanjutkan)
2) Tidak tersedia bahasa indoneisa, sehingga hal ini menjadi kendala bagi pengguna yang
kurang memahami bahasa inggris.
Secara umum pengertian hasil belajar adalah perubahan perilaku dan kemampuan secara
keseluruhan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar, yang wujudnya berupa kemampuan
kognitif, afektif, dan psikomotor (bukan hanya salah satu aspek potensi saja) yang disebabkan
oleh pengalaman.
“Hasil belajar adalah sesuatu yang dicapai atau diperoleh peserta didik berkat
adanya usaha atau pikiran yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
pengetahuan, dan kecakapan dasar yang terdapat berbagai aspek kehidupan
sehingga tampak perubahan tingkah laku pada diri individu”.
Hasil belajar dapat diketahui apakah yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan, diperlukan evaluasi hasil belajar. Dalam penggunaan sehari-hari, istilah evaluasi
sering dipadankan dengan istilah assesment (pengukuran), tes, ujian, dan ulangan. Ciri hasil
belajar adalah perubahan, seseorang dikatakan sudah belajar apabila perilakunya menunjukkan
perubahan, dari awalnya tidak tahu menjadi tahu, dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mampu
menjadi mampu, dari tidak terampil menjadi terampil (Karwono & Heni Mularsih, 2017: 13).
Berdasarkan uraian pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah patokan atau nilai akhir dalam bentuk angka-angka baik dari aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik dengan menggunakan tes prestasi / evaluasi.
Hasil belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, menurut Syaiful Bahri Djamarah (2015:
176-205), faktor tersebut adalah:
1) Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Dalam lingkunganlah anak
didik hidup dan berinteraksi dalam mata rantai kehidupan yang disebut ekosistem. Faktor
lingkungan dibagi menjadi dua yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial budaya.
2) Faktor Instrumental
Setiap sekolah mempunyai tujuan yang akan dicapai. Tujuan tentu saja pada tingkat
kelembagaan. Kurikulum dapat dipakai oleh guru dalam merencanakan program pengajaran.
Faktor-faktor dari instrumental yaitu kurikulum, program pendidikan sekolah, sarana/ fasilitas
dan guru.
3) Kondisi Fisiologis
4) Kondisi Psikologis
Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan
fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor psikologis sebagai faktor
dari dalam tentu saja merupakan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seseorang.
Faktor psikologis meliputi minat/ bakat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif.
Ngalim Purwanto sependapat dengan Syaiful Bahri Djamarah bahwa hasil belajar
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dari dalam (internal) meliputi fisiologi (kondisi fisik,
kondisi panca indera) dan psikologi (bakat, minat, kecerdasan, motivasi, kemampuan kognitif),
selanjutnya faktor dari luar (eksternal) meliputi linkungan (alam, sosial) dan instrumental
(kurikulum, guru, sarana, administrasi) (Ngalim Purwanto, 2017: 106-107).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa faktorfaktor yang
memengaruhi hasil belajar ada dua, yaitu dari dalam diri individu (internal) meliputi kesehatan
jasmani/rohani, kepribadian seseorang dan dari luar individu (eksternal) meliputi keluarga,
sekolah dan masyarakat lingkungan sekitar individu.
2.5.2 Indikator Hasil Belajar
Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah
seseorang belajar. Menurut Ahmad Tafsir dalam Deni Febrini (2017: 214) mengemukakan hasil
belajar atau bentuk perubahan tingkah laku diharapkan itu merupakan suatu target atau tujuan
pembelajaran yang meliputi 3 (tiga) aspek yaitu: 1) tahu, mengetahui (knowing); 2) terampil
melaksanakan atau mengerjakan yang ia ketahui itu (doing); dan 3) melaksanakan yang ia
ketahui itu secara rutin dan konsekuen (being).
Adapun Benjamin S. Bloom, sebagaimana yang dikutip oleh Abu Muhammad Ibnu
Abdullah dalam Deni Febriani (2017: 215), bahwa hasil belajar diklarifikasikan ke dalam tiga
ranah yaitu: 1) ranah kognitif (cognitive domain); 2) ranah afektif (affective domain); dan 3)
ranah psikomotor (psychomotor domain). Agar lebih mudah dalam memahami hubungan antara
jenis pretasi dengan indikator ketercapaian hasil belajar, berikut ini disajikan sebuah tabel
menurut Muhibbin Syah dalam Deni Febriani (2017: 217) sebagai berikut.
Berdasarkan hal tersebut yang telah dikemukakan oleh para ahli di atas maka dapat
disimpulkan bahwa, indikator hasil belajar dapat diketahui seperti dalam tabel di atas dari
jenis hasil belajar itu meliputi 3 (tiga) ranah atau aspek, yaitu: 1) ranah kognitif; 2) ranah
afektif; dan 3) ranah psikomotor. Dalam hal ini didasarkan pada alasan bahwa ketiga ranah
yang diajukan lebih terukur dan mudah untuk dilaksanakan serta tidak membutuhkan
Pada jenjang sekolah, peserta didik memiliki julukan siswa jika berjenis kelamin lelaki dan
siswi jika ia perempuan. Berbeda pada perguruan tinggi yang menyebut mahasiswa dan
mahasiswi. Mahasiswa ialah seseorang yang terdaftar belajar dan menjalankan pendidikan di
salah satu perguruan tinggi seperti politeknik, sekolah tinggi, akademi, institut, serta universitas.
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional, mahasiswa yaitu siswa yang sedang
belajar di perguruan tinggi (Depdiknas, 2012).
Seorang mahasiswa masuk dalam tahap perkembangan dengan rentang usia 18 sampai 25
tahun. Tahap ini tergolong masa remaja akhir hingga dewasa awal dan memiliki tugas
perkembangan pemantapan pendirian hidup. (http://digilib.uinsby.ac.id/).
Berdasarkan pendapat di atas, peneliti menyimpulkan bahwa mahasiswa ialah seseorang
yang sedang mengenyam pendidikan pada jenjang perguruan tinggi setelah menyelesaikan
rangkaian pendidikannya di sekolah dasar dan sekolah menengah.
2.7 COVID-19
2.7.1 Pengertian Covid-19
Penyakit baru yang muncul pada tahun 2019 di Wuhan, China sangat menghebohkan
seluruh dunia. Pada awalnya virus yang bernama Covid-19 (Coronavirus Disease 19) muncul
dikarenakan adanya kontak manusia dan hewan yang terjadi di Wuhan, China. Virus ini
dikategorikan sebagai pandemi global dikarenakan memakan banyak korban jiwa dalam waktu
yang sangat cepat. Menurut Safrizal, dkk (2020:4) mengemukakan bahwa Covid-19 ini termasuk
dalam genus dengan flor elliptic dan sering berbentuk pleomorik, dan berdiameter 60-140 nm.
Covid-19 ini hampir mirip dengan SARS-CoV dan MERS-CoV yang dikategorikan sangat
berbahaya. Hal ini juga diungkapkan oleh Yuliana (2020:188) bahwa Covid-19 ini merupakan
virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak bersegmen. Menurut Kemenkes RI (2020)
coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan
hewan (https://www.kemkes.go.id) diakses pada tanggal 6 Febuari 2021. Virus ini juga bukan
hanya tertular pada diri manusia saja, melainkan hewan pun bisa terdampak akibat penyebaran
Covid-19.
Virus ini dikategorikan sebagai penyakit luar biasa (extraordinary disease) diakibatkan
penyebaran Covid-19 ini tiap hari terus meningkat tajam. Sunaryo, dkk (2020:2) mengemukakan
Covid-19 ini memiliki banyak macamnya, yang paling baru adalah SARS Corona Virus-2 yang
menyebabkan COVID-19 dan virus ini berukuran 50-200 nm. Covid-19 ini juga sering disebut
sebagai sindrom yang menyerang langsung sistem pernafasaan manusia dan sangat fatal jika
tidak ditangani. Bahkan, sebagian orang mengatakan jika Covid-19 ini sebagai virus bencana
non-alam yang diakibatkan kegagalan teknologi dan gagalnya modernisasi.
Berdasarkan uraian di atas disimpulkan bahwa Covid-19 ini merupakan virus baru yang
proses awalnya terjadi dari penularan hewan kepada manusia. Selain itu, Covid-19 ini berukuran
50-220 nm dan digambarkan seperti duri yang memiliki mahkota. Covid-19 juga merupakan satu
keturunan dari SARS-CoV dan dikategorikan sebagai pandemi disebabkan penyebaran virus ini
sangat cepat menular ke seluruh manusia.
Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2017: 91) kerangka berfikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah
diidentifikasikan sebagai masalah yang penting. Menurut Sugiyono, kerangka berfikir yang baik
adalah yang menjelaskan hubungan antar variabel baik independen maupun dependen secara
teoretis.
Dari pengertian diatas yang menyatakan bahwa variabel terikat (Y) dan variabel bebas (X) saling
berhubungan, maka penelitian ini akan mengkaji variabel terikat (Y) yaitu hasil belajar siswa dan
variabel bebas (X) yaitu pembelajaran daring dimana akan dilihat dengan menggunakan
pembelajaran daring tersebut apakah efektif untuk menigkatkan hasil belajar siswa atau malah
sebaliknya.
Pembelajaran daring menurut Ibrahim (dalam Prawiradilaga, (2013: 109) pembelajaran
online adalah kegiatan belajar yang tidak terikat waktu, tempat, dan ritme kehadiran guru atau
pengajar, serta dapat menggunakan sarana media elektronik dan telekomunikasi. Sementara hasil
belajar menurut Susanto (2016: 5) dapat dimaknai sebagai suatu perubahan-perubahan yang
dialami siswa itu sendiri, baik menyangkut aspek kognitif, prikomotik, dan afektif sebagai hasil
kegiatan belajar yang telah dilakukan.
Dari hasil pengamatan langsung yang dilakukan peneliti dan berdasarkan latar belakang dari
permasalahan maka diharapkan dengan menggunakan pembelajaran daring dapat membantu
proses pembelajaran dari rumah yang dilakukan saat ini. Adapun kerangka berpikir yang dapat
dilihat pada bagan alur berikut ini.
Gambar 2.4 Skema Kerangka Berpikir
Pembelajaran Daring
Proses Wawancara
Analisis Data
Dalam penelitian ini yang menjadi objek penelitian efektivitas pembelajaran online dengan
menggunakan media zoom meeting dalam meningkatkan hasil belajar pada mahasiswa ppkn
universitas sriwijaya di era pandemi covid-19.
Sementara subjek yang peneliti pilih adalah mahasiswa program studi PPKn tahun
angkatan 2018, 2019, 2020 kelas Indralaya. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu
wawancara dan angket.
Jumlah Keseluruhan 71
Sumber : Data primer diolah peneliti, tahun 2020
Berdasarkan tabel 3.3 sampel pada penelitian ini yaitu sebanyak 71 mahasiswa aktif
tahun akademik 2018 hingga tahun 2020 kelas Palembang dan Indralaya.