Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi informasi sangat berpengaruh basis kehidupan


manusia. Kemajuan teknologi mempengaruhi kehidupan manusia baik ekonomi,
sosial, politik, kebudayaan, maupun pendidikan. Secara tidak langsung menjadikan
sumber daya manusia (SDM) mengikuti perkembangan teknologi dan informasi yang
harus dituntut aktif dan inovatif tak terkecuali dalam dunia pendidikan. Pada dasarnya
pendidikan merupakan aspek terpenting dalam kehidupan manusia. Seperti dalam
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(sisdiknas) dikatakan bahwa pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik
melalui proses pembelajaran

Dalam kaitannya dengan pendidikan nasional pemanfaatan teknologi


informasi dan komunikasi mengalami peningkatan ditambah dengan sejak adanya
pandemic COVID-19.

Berdasarkan hasil survey dari Statistik Pendidikan 2021 menunjukan :

Hasil Susenas Maret 2021 menunjukkan, dari seluruh peserta didik umur 5-24
tahun, sebanyak 77,42 persen diantaranya menggunakan internet, sebanyak
86,83 persen menggunakan telepon seluler dan sebanyak 17,30 persen
menggunakan komputer. Dalam empat tahun terakhir, penggunaan internet
dan telepon seluler mengalami peningkatan.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaaan internet untuk
kebutuhan pendidikan lebih dari setengah penduduk di Indonesia.

Sebagai jantung pendidikan sistem pendidikan nasional internet harus


dilaksanakan dengan berbagai faktor agar dapat dijalankan secara nyata. Perlu
dilakukan pembaharuan sistem dan proses dalam pelaksanaan pembelajaran agar
perubahan tersebut berdampak dalam dunia pendidikan (Ni’mah, Hasan, & Wiyono,
2021:116). Internet dapat digunakan dalam upaya mendukung pembelajaran siswa
dan guru untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pendidikan. Sarana dan prasarana
pendidikan pun menjadi bagian penting dalam keberhasilan perkembangan
pendidikan. Salah satunya pendidikan yang memadukan pembelajaran konvensional
dengan pembelajaran digital yang biasa disebut Blended learning.

Dalam Nasution, Jalinus, dan Syahril (2019:6) Menurut Thorne (2003)


Blended learning adalah kelas konvensional dimana dosen dan mahasiswa bertemu
langsung, dengan pembelajaran online yang bisa diakses kapan dan dimana saja.
Blended learning merupakan pertemuan virtual antara peserta didik dengan pengajar
melalui media digital. Pembelajaran memungkinkan mereka berada dalam lokasi dan
waktu yang berbeda namun dapat berdiskusi satu sama lain baik dari pengajar dengan
pendidik maupun pendidik dengan pendidik. Contoh sederhana dari pembelajaran
Blended learning yaitu pelaksanaan pembelajaran di Indonesia pada saat kondisi
Covid 19 .Pembelajaran dilaksanakan secara online dengan menggunakan media
platform digital seperti google classmate maupun zoom metting.

Seperti halnya dengan pembelajaran di masa Covid-19 di Indonesia yang


memberikan layanan belajar yang dapat dilaksanakan untuk kemudahan siswa, kini
mulai banyak penyedia layanan jasa pendidikan yang didirikan dengan mengikuti
perkembangan teknologi dan informasi dan berfokus pada disiplin ilmu tertentu.
Salah satu yang ada saat ini yaitu Desain grafis. Dalam (Widya & Darmawan,
2016:9) Muhamad Suyanto mendefinisikan Desain grafis merupakan media
keterampilan seni dan komunikasi untuk kebutuhan bisnis maupun industri. Aplikasi
yang dimaksud berupa periklanan dan penjualan produk, membuat branding untuk
institusi, produk dari perusahaan, lingkungan grafis, desain informasi, dan secara
visual menyempurnakan pesan dalam publikasi. Dengan definisi berikut sudah dapat
dipahami bahwa pemanfaatan desain grafis di dunia nyata sangat berpengaruh besar
terhadap kemajuan industri melalui komunikasi visual.

Pada era digital saat ini, tentunya kita lebih dimudahkan dalam mencari
informasi-informasi mengenai pembelajaran desain grafis. Penyedia layanan jasa
pembelajaran desain grafis sangat mudah ditemui dengan memanfaatkan internet
sebagai sumber pencarian. Solo design School merupakan salah satu sekolah non
formal di Surakarta yang bergerak di bidang desain yang menerapkan Blended
Learning. Solo Design School menerapkan pembelajaran jarak jauh dan terbuka yang
berarti tidak terikat jarak dan waktu. Pembelajaran dilakukan menggunakan media
cetak (modul) maupun media digital ( video, dile pdf,dll). Makna terbuka artinya
tidak ada pembatasan usia, masa belajar, waktu regristasi , maupun frekuesi ujian.
Batasannya hanyalah siswa harus menamatkan jenang pendidikan SMA atau sederajat
(Solo Design School:2013). Salah satu disiplin ilmu yang ada di sana yaitu Desain
grafis. Keuntungan belajar di Solo Design School setelah selesai kursus siswa dapat
berkonsultasi kapan saja tanpa dibatasi sampai siswa paham. Selain itu kelebihan dari
Solo Design School memungkinkan lulusan Solo design school untuk menjadi
designer Profesional siap kerja.

Berdasarkan pertimbangan uraian diatas serta dengan melihat potesnsi pada


perkembangan teknologi dan informasi sebagai sarana pembelajaran di Indonesia,
maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian tentang pembelajaran desain
grafis dengan metode blended learning pada Solo Design School untuk mengetahui
permasalahan yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran, serta mencari solusi
sebagai evaluasi agar dapat ditingkatkan kualitasnya. Penelitian ini berfokus pada
proses pembelajaran di salah satu kursus desain grafis di Solo Design School, maka
rumusan judul sebagai berikut “ Blended Learning dalam Pembelajaran Desain
Grafis di Solo Design School”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas, maka masalah penelitian dapat


dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan Blended Learning dalam Pembelajaran Desain Grafis


di Solo Design School ditinjau dari aspek tujuan pembelajaran, materi
pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran?
2. Apa faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan Blended Learning dalam
Pembelajaran Desain Grafis di Solo Design School?
C. Tujuan

Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah:

1. Untuk medeskripsikan pelaksanaan Blended Learning dalam Pembelajaran


Desain Grafis di Solo Design School ditinjau dari aspek tujuan pembelajaran,
materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan evaluasi
pembelajaran.
2. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat pelaksanaan
Blended Learning dalam Pembelajaran Desain Grafis di Solo Design School.
D. Manfaat

Penelitian ini diharapkanmemiliki manfaat sebagai berikut :

1. Manfaat Praktis
a. Bagi mentor di Solo Design School, dapat dijadikan sebagai evaluasi
pelaksanaan pembelajaran Blended Learning yang diharapakan dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih baik lagi.
b. Bagi peserta kursus desain grafis di Solo Desgin School, dapat menjadi
tolok ukur dari hasil pembelajaran selama mengikuti kursus.
1. Manfaat Teoritis
a. Dapat menambah wawasan keilmuan dalam bidang desain grafis, khusus
nya pada proses pembelajaran blended learning bidang pendalaman
desain grafis di Solo Design School.
b. Sebagai bahan acuan untuk menambah data dan informasi penelitian lebih
lanjut untuk kedepannya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Tinjauan Pustaka
1. Pendidikan

Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

Ahmadi dan Uhbiyati (Rahmat Hidayat & Abdillah, 2019,24) mengemukakan


bahwa pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan yang secara sadar dan
disengaja, serta penuh tanggung jawab yang dilakukan oleh orang dewasa kepada
anak sehingga timbul interaksi dari keduanya agar anak mencapai kedewasaan yang
dicitacitakan dan berlangsung terus menerus.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha


sadar dan terencana untuk memberikan bimbingan atau pertolongan dalam
mengembangkan potensi jasmani dan rohani yang diberikan oleh orang dewasa
kepada peserta didik untuk mencapai kedewasaanya serta mencapai tujuan agar
peserta didik mampu melaksanakan tugas hidupnya secara mandiri.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik.(2021). Statistik Pendidikan 2021. Jakarta : Badan Pusat


Statistik

Nasution, N., Jalinus, N., & Syahril. (2019). Buku Model Blended Learning.
Pekanbaru: Unilak Press

Widya, L. A. D., & Darmawan, A.J. (2016). Pengantar Desain Grafis. Jakarta:
Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan

Anda mungkin juga menyukai