BAB I
PENDAHULUAN
KAJIAN PUSTAKA
B. Pembelajaran Daring
Kondisi pandemi saat ini menuntut pendidik untuk berinovasi menggubah
pola pembelajaran tatap muka menjadi pola pembelajaran tanpa tatap muka.
Pembelajaran elektronik daring atau dalam jaringan dan ada juga yang
menyebutnya online learning merupakan kegiatan pembelajaran yang
memanfaatkan jaringan (internet, LAN, WAN) sebagai metode penyampaian,
interaksi dan fasilitas serta didukung oleh berbagai bentuk layanan belajar
lainnya (Brown dalam Waryanto, 2006: 12). Pembelajaran online berguna
terhadap kegiatan pembelajaran di kelas (classroom instruction).
Menurut Hanum (2013: 92) pembelajaran online atau e-learning adalah
salah satu bentuk model pembelajaran yang difasilitasi dan didukung
pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi. Elearning dapat didefinisikan
sebagai sebuah bentuk teknologi informasi yang diterapkan di bidang pendidikan
dalam bentuk dunia maya (Hanum, 2013: 92). Munir (dalam Hanum, 2013:92)
mengatakan bahwa istilah e-learning lebih tepat ditujukan sebagai usaha untuk
membuat sebuah transformasi pembelajaran yang ada di sekolah atau perguruan
tinggi ke dalam bentuk digital yang dijembatani teknologi internet. Seok (dalam
Hanum, 2013: 93) menyatakan bahwa “e-learning is a new form of pedagogy for
learning in the 21th century. E-teacher are e-learning instructional designer,
facilitator of interaction, and subject matter experts”. E-learning merupakan
sistem pembelajaran yang open sourece, sistem pembelajaran yang
menggunakan aplikasi web yang dapat dijalankan dan diakses dengan web
browser (Wulandari & Rahayu, 2010: 71). E-learning adalah sistem pendidikan
yang menggunakan aplikasi elektronik untuk mendukung belajar mengajar
dengan media jaringan komputer lain (Wulandari & Rahayu, 2010: 72).
C. Kuesioner
Kuesioner adalah daftar pertanyaan tertulis yang ditujukan kepada
responden. Jawaban responden atas semua pertanyaan dalam kuesioner
kemudian dicatat atau direkam. Kuesioner merupakan metode pengumpulan data
yang efisien bila peneliti mengetahui secara pasti data atau informasi apa yang
dibutuhkan dan bagaimana variabel yang menyatakan informasi yang dibutuhkan
tersebut diukur. Pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner harus jelas dan
mudah dimengerti untuk mengurangi kesalahan interpretasi responden dalam
pengisian kuisioner.
D. Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-benar
mengukur apa yang hendak diukur. Demikian pula kuisioner sebagai alat ukur
harus bisa mengukur apa yang ingin diukur. Untuk mengetahui apakah kuisioner
yang kita susun tersebut mampu mengukur apa yang hendak kita ukur, maka
perlu diuji dengan uji korelasi antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan)
dengan skor total kuisioner tersebut.
E. Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejuh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana
hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap
gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama. . Alat ukur
dikatakan reliabel jika menghasilkan hasil yang sama meskipun dilakukan
pengukuran berkali-kali.
Suatu kuisioner dikatakan reliabel jika jawaban dari kuisioner tersebut
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Demikian juga kuisioner sebagai alat
ukur harus mempunyai reliabilitas yang tinggi. Perhitungan reliabilitas hanya
bisa dilakukan jika kuisioner tersebut sudah valid. Dengan demikian harus
menghitung validitas dahulu sebelum menghitung reliabilitas, jadi jika tidak
memenuhi syarat uji validitas maka tidak perlu diteruskan untuk uji reliabilitas.
BAB III
METODE PENELITIAN
Uji Reliabilitas
Untuk pengukuran kehandalan kuesioner mengacu pada tabel berikut.