Anda di halaman 1dari 2

SAMAR...

OLEH : R . HAFIZ

Kala itu., aku dan kau atau tepatnya disebut kita, duduk bersebelah sambil bercerita dan
menikmati indahnya sunset di pinggir pantai, dan kita juga mendengarkan bagusnya suara ombak
pantai yang berwarna biru itu.

Waktu itu engkau bercerita kepadaku tentang banyak hal.., dimulai dari masalah perasaan dan
kerasnya perjuangan dikehidupan ., engkau bercerita tentang perasaan yang membuat hatiku raing
saat itu, mengapa tidak.., sebab hampir 60% aku hampir mendapatkan perasaan itu.

Yah.., aku cukup riang saat mendengarkan perkataan itu, karena hampir dari semua yang
engkau katakan sepertinya tertuju kepadaku hari itu.., dengan segala macam permasaalah yang terjadi
sebelumnya. Sambil berpikir dan berusaha serta bejuang agar bisa mendapatkan apa yang ku
ekspektasikan.

Engkau memulai itu dari permasalahan yang pernah engkau hadapi sebelumnya, yahh kau
yang dikekang saat itu, kau yang menjalankan hubungan yang membosankan atau yang biasa orang
sebut itu adalah hubungan yang toxic.., kau katakan padaku hari itu.., bahwa kau sangat membenci
diperlakukkan seperti itu, karena engkau adalah individu yang tidak ingin dikekang oleh siapapun
kecuali orang tua, engkau juga individu yang hobi berteman dengan lawan jenis

Di point yang itu aku sedikit kesal mendengarkannya karena diperlakuan seperti itu, mengapa
tidak.., karena tidak ada yang boleh ngebatasin sosial seseorang menurutku hari itu.., aku rasa yang
memperlakukkan kau seperti itu adalah orang yang tolol.., karena dia tidak bersyukur dengan apa
yang kau berikan terhadapnya ,

Kau berkata “aku uda tidak lagi menjalankan hubungan dengannya, karena aku gak bisa
dikekang, dan iya (laki-laki itu) terlalu membosankan menjalankan hubungan ” mendengarkan
perkataan itu sontak aku langsung mengambil kesimpulan bahwa ada harapanku untuk menjalankan
kisah bersamamu.

Tanpa terasa setelah kita bicara panjang lebar., matahari yang terang itu lama kelamaan mulai
hilang.., dan kita bersiap untuk segara bergegas untuk pulang

Diperjalanan pulang kita Kembali bercerita tentang indahnya hidup tanpa ada hambatan
siapapun dan tidak dilarang siapapun, sambal mendengarkan cerita yang engkau ceritakan, aku
berpikir, berpikir bagaimana cara aggar kau bisa menetap dan menjalankan hubungan denganku
memulai semuanya dari bawah, merintih karir Bersama dan berjuang Bersama untuk mendapatkan
hal-hal yang kita inginkan Bersama.

Tapi semua pikiran itu hilang setelah kau Kembali ke kampung halamanmu, yah.., kenapa
tidak, karena disana ada seseorang yang pernah kau ceritakan padauk itu, iya.., disanala laki-laki yang
kau bilang membosankan itu menjalankan hubungan bersamanya. Tetapi setelah kau berjumpa
dengannya semua cerita yang pernah engkau ceritakn kepadaku seolah tidak ada yang bisa di percaya,
kenapa tidak, kau dengan gampangnya menerima Kembali kedatangannya dan memulai hubungan
baik Kembali kepadanya, dan aku.. iya.. aku ditinggal seolah memang aku hanyalah tempat singgah
sementara dihidupmu, yang menggantikan posisi orang itu untuk mencerahkan dan mewarnai
hidupmu sementara saja, setelahnya, aku hanya engkau anggap sebagai pemeran penggantinya. Dan
bodohnya sampai hari ini aku masih percaya dengan apa yang telah terjadi.

Anda mungkin juga menyukai