Edisi 1, 2020
Agustus 2020
i
Pengantar Rektor
ii
Akhir kata saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Tim yang
menyiapkan panduan ini dengan baik. Semoga kerja keras dan ketekunan yang
diberikan menjadi berkat bagi USD secara keseluruhan.
iii
DAFTAR ISI
Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iv
Bagian 1 Pendahuluan 1
Bagian 2 Landasan Acuan Pengembangan 1
Bagian 3 Desain Pembelajaran Daring dan Prosedur Pelaksanaan 9
Bagian 4 Penutup 18
Daftar Pustaka 19
Lampiran: Formulir Monev Pembelajaran Daring 20
iv
Bagian 1
Pendahuluan
Bagian 2
Landasan Acuan Pengembangan
1
mahasiswa yang menempuhnya dan pelaksanaannya mengikuti protokol
kesehatan secara ketat.
b. Ketentuan pelaksanaan kuliah daring, seperti model presensi, frekuensi
pertemuan daring, bentuk evaluasi, dan lain-lain, akan ditetapkan paling
lambat 2 minggu sebelum kuliah dimulai.
c. Pemberian bantuan pendanaan koneksi internet kepada mahasiswa aktif
akan ditentukan setelah perekaman data rencana studi mahasiswa selesai
dilakukan.
d. Kegiatan pembimbingan dan ujian tugas akhir dapat dilakukan secara
campuran (blended) antara daring dan luring.
e. Semua pihak yang membutuhkan layanan tatap muka di kampus akan
dipenuhi dengan mengikuti protokol kesehatan.
2
b. Menggunakan bahan ajar dalam bentuk digital yang dikombinasikan
dengan bahan ajar lain dalam beragam bentuk, format, media, dan sumber;
c. Memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi; dan
d. Melaksanakan interaksi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi dengan meminimalisasi interaksi secara langsung (on site).
Terkait Asesmen dan Evaluasi: Asesmen ketercapaian pembelajaran dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi, baik dalam bentuk tugas dan karya mandiri
maupun tugas kelompok. Umpan balik kepada mahasiswa dilakukan, baik secara
perseorangan maupun kelompok. Sementara itu, evaluasi penilaian hasil belajar
dilakukan minimum 2 (dua) kali dalam 1 (satu) semester. Perguruan tinggi
diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran daring dengan menggunakan
Learning Management System (LMS) yang terstruktur dan terintegrasi.
Kondisi khusus adalah keadaan ketika kegiatan belajar tidak memungkinkan
untuk dilakukan secara daring. Jika dianggap perlu, dimungkinkan untuk
melakukan kegiatan/aktivitas di kampus (on site) dengan memperhatikan protokol
kesehatan yang sudah ditetapkan oleh Gugus Covid-19. Terhadap prosedur bagi
kegiatan yang tidak dapat digantikan dengan pembelajaran daring pimpinan
perguruan tinggi hanya dapat memberikan izin aktivitas mahasiswa di perguruan
tinggi untuk kegiatan yang terpaksa harus dilakukan secara luar jejaring (luring).
Adapun kegiatan tersebut antara lain:
a) penelitian tugas akhir (skripsi, tesis, dan disertasi);
b) praktikum/tugas yang terpaksa dilakukan penelitian di dalam
laboratorium, studio, bengkel, dan kegiatan akademik/vokasi serupa.
Hal yang harus dihindari jika terpaksa terjadi aktivitas fisik/luring adalah 3C, yaitu
closed spaces (ruang tertutup), crowded places (tempat kerumunan), dan close
contact situation (situasi berdekatan).
3
menerus dan berkarya demi terwujudnya masyarakat yang semakin
bermartabat.
c. Sasaran jangka pendek yang diamanatkan oleh Renstra USD 2018 -
2022 meliputi tiga poin utama, namun yang relevan adalah Poin No. 2
dan Poin No. 3 sebagai berikut:
i. Poin No. 2: Terlaksananya sistem pendidikan yang semakin
berkualitas, efektif dan efisien untuk menghasilkan lulusan
yang unggul.
ii. Poin No. 3: Meningkatnya relevansi dan keunggulan program
sutdi seduai dengan tuntutan zaman yang terus berubah dan
semakin kompleks.
4
persatuan, dan kesatuan bangsa; pengembangan budaya akademik dan
pembudayaan kegiatan baca tulis bagi Sivitas Akademika; pembudayaan dan
pemberdayaan bangsa yang berlangsung sepanjang hayat; keteladanan,
kemauan, dan pengembangan kreativitas Mahasiswa dalam pembelajaran;
pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa dengan memperhatikan
lingkungan secara selaras dan seimbang; kebebasan dalam memilih Program
Studi berdasarkan minat, bakat, dan kemampuan Mahasiswa; satu kesatuan
yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna; keberpihakan pada
kelompok Masyarakat kurang mampu secara ekonomi; dan pemberdayaan
semua komponen Masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan Pendidikan Tinggi.
g. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan
secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Pendidikan jarak
jauh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan: memberikan layanan
Pendidikan Tinggi kepada kelompok Masyarakat yang tidak dapat mengikuti
Pendidikan secara tatap muka atau reguler; dan memperluas akses serta
mempermudah layanan Pendidikan Tinggi dalam Pendidikan dan pembelajaran.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan
yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang
menjamin mutu lulusan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Pasal 3
(1) Standar Nasional Pendidikan Tinggi bertujuan untuk:
a. menjamin tercapainya tujuan Pendidikan Tinggi yang berperan strategis dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa
Indonesia yang berkelanjutan;
5
b. menjamin agar Pembelajaran pada Program Studi, penelitian, dan Pengabdian
kepada Masyarakat yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai mutu sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan
c. mendorong agar Perguruan Tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia mencapai mutu Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabdian
kepada Masyarakat melampaui kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan.
6
Lembaga pendidikan Yesuit tidak didirikan bagi salah satu golongan murid
saja; Ignasius menerima suatu sekolah hanya bilan ssekolah tersebut dilengkapi
dengan bantuan finansial sehingga pendidikan dapat tersedia bagi setiap orang….
Setiap lembaga pendidikan Yesuit sedapat-dapatnya menjadikan pendidikan tersedia
bagi setiap orang, termasuk kaum miskin dan yang bernasib buruk. Bantuan keuangan
bagi mereka yang membutuhkan dan penurunan biaya apabila mungkin, merupakan
sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, ia menyediakan bantuan akademik
dan bimbingan bagi mereka yang membutuhkannya, sehingga semua orang dapat
mengambil keuntungan dari pendidikan yang ditawarkan.
7
1. Lembaga pendidikan Yesuit wajib menciptakan aksesibilitas bagi pembelajar
miskin dalam menyelenggarakan pendidikan.
2. Lembaga pendidikan Yesuit wajib berinisiatif untuk menyelenggarakan
pendidikan dalam lingkungan yang aksesibel bagi pembelajar dengan
keragaman latar belakang ekonomi untuk dapat belajar bersama.
8
Bagian 3
Desain Pembelajaran Daring dan Prosedur Pelaksanaan
9
b) Pokok Bahasan atau pertemuan. Setiap pokok bahasan memuat bagian-
bagian berikut:
1) Rumusan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui topik atau
pertemuan tersebut.
2) Rumusan indikator pencapaian pembelajaran untuk mengukur
kinerja pembelajaran mahasiswa. Asesmen yang dimaksud bisa
sangat variatif berupa quiz, tugas tertulis, tugas lisan yang direkam,
maupun refleksi.
3) Materi-materi pembelajaran pendukung dalam bentuk document
atau pdf file, ppt atau ppt dengan screen recorder misalnya dengan
menggunakan active presentation, link digital/online materi atau
link video yang relevan,
4) Strategi pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas untuk
memfasilitasi keterlibatan mahasiswa dalam diskusi. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan fasilitas forum, messages (chat)
yang tersedia dalam belajar.usd.ac.id
c) UTS, yang diberi deskripsi tentang isi materi yang diujikan dan pengaturan
waktu terkait penyelesaian ujian.
d) UAS yang diberi deskripsi tentang isi materi yang diujikan dan pengaturan
waktu terkait penyelesaian ujian. Setiap asesmen yang akan dilakukan,
wajib dilengkapi dengan deskripsi terkait: Jadwal, durasi, berapa kali
kesempatan mencoba. Terkait UTS dan UAS akan dijelaskan di bagian
asesmen.
Berikut adalah contoh beberapa tampilan di LMS belajar.usd.ac.id terkait komponen
isi pembelajaran.
Gambar 1 memberi deskripsi bagaimana RPS diberikan ke mahasiswa.
Deskripsi Per Pokok Bahasan/Topik dimulai dengan pemaparan tujuan pembelajaran
terkait Pokok bahasan/topik/pertemuan tersebut. Pertemuan pertemuan itu perlu
mengacu pada pencapaian Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) tertentu.
10
Gambar 1: Konten awal dimulai dengan Deskripsi MK
Berikut adalah contoh deskripsi CMPK Pendidikan Agama yang ditampilkan di LMS.
11
Gambar 3: Tampilan Tujuan Pembelajaran pada awal Kegiatan Pembelajaran
12
keterlibatan mahasiswa. Namun dosen boleh memperketat waktu akses terkait
presensi.
Penyelesaian tugas sebagai bentuk asesmen bisa dilakukan di luar jadwal tatap
muka. Dosen diharapkan merancang asesmen yang otentik. Dosen diharap
mempertimbangan tugas atau bentuk pembelajaran yang dipilih, sehingga mahasiswa
dapat dengan lancar mengikuti pembelajaran tersebut dan pertimbangan beban akses.
Dalam pembelajaran daring dosen diharapkan menyediakan model asinkronus
sekaligus sinkronus dengan ketentuan seperti yang disebutkan dalam kebijakan
universitas. Sinkronus bukan untuk mengajar, namun untuk melakukan hal hal beyond
teaching.
Hal penting lainnya terkait pembelajaran yaitu dosen dan mahasiswa wajib
menyadari kemudahan terjadinya manipulasi dan diseminasi digital.
13
5. Para laboran dapat memfasilitasi pembuatan resources belajar.
6. Kegiatan pengajaran oleh dosen dapat direkam (pre-recorded lecture) tanpa
melibatkan peserta dan difasilitasi layanan rekaman di laboratorium terkait untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Rekaman rekaman tersebut kemudian diupload
dalam portal Youtube resmi institusi dengan kategori unlisted/playlist. Cara ini
akan memberikan manfaat terkait tersedianya dokumen inovasi pembelajaran dan
data untuk mekanisme monitoring pembelajaran.
7. Setiap pertemuan virtual wajib direkam, dan hasil rekamannya diunggah ke kanal
Youtube yang dikelola oleh PPIP USD.
8. Pada saat pertemuan tatap muka virtual, dosen dan mahasiswa harus berperilaku,
bertutur kata dan memakai pakaian yang pantas, sopan, serta menggunakan setting
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran.
9. Dosen dimohon untuk terus mengembangkan bentuk-bentuk kegiatan virtual yang
memotivasi dan dapat meningkatkan interaksi/intimacy dalam perkuliahan.
Contoh: video motivasi dari Youtube baik dari dosen/mahasiswa, dll.
10. Dosen wajib menciptakan setting penyelenggaraan tatap muka virtual yang
kondusif untuk belajar dan menghindari kerentanan dunia digital.
11. Apabila pada saat yang ditentukan dosen tidak dapat melakukan pertemuan
karena satu atau lain hal, dosen wajib melakukan pertemuan pengganti.
Penggantian pertemuan langsung bersifat wajib dan disarankan pada hari Sabtu
atau berdasarkan kesepakatan dengan mahasiswa.
12. Dosen yang mengajar di semester 1 perlu memberikan “sentuhan pertama”
terhadap kelas di Universitas Sanata Dharma yang dirancang virtual.
13. DPA dan Wakaprodi perlu membuat group dengan mahasiswa baru.
14. Dosen wajib membangun keintiman dalam keberjarakan yang dapat dicapai
dengan cara berikut ini:
a. Gunakanlah bahasa tertulis yang mencerminkan lisan kita di kelas.
Sapaan dan gaya bicara yang tidak formal akan membantu dosen
menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan mahasiswa.
b. Berikan preview aktivitas
c. Perhatikan urutan aktivitas pembelajaran, terutama untuk sains.
d. Atur kegiatan perkuliahan dengan aktivitas forum dan aktivitas diskusi
kecil. Banyak platform teknologi yang bisa digunakan dalam hal ini,
manfaatkan group, grouping, forum, chat, dan yang lain.
e. Usahakan menggunakan waktu mode sinkronus untuk lebih
mempererat jalinan komunikasi dengan mahasiswa dan melakukan hal
hal yang beyond teaching.
f. Jangan mengupload bahan materi pembelajaran mentah ke LMS. Perlu
dicermati bagaimana bahan materi pembelajaran mentah bisa dipahami
oleh mahasiswa tanpa kehadiran kita.
14
Desain Asesmen Pembelajaran Daring
Penilaian pembelajaran dilaksanakan secara dinamis melalui pemberian umpan
balik (feedback provision) yang berperan sebagai asesmen formatif untuk
menumbuhkan pembiasaan reflektif dan metakognitif. Penilaian pembelajaran oleh
dosen sejauh mungkin ditujukan untuk merangsang berkembangnya keterampilan
berpikir tingkat tinggi (high-order thinking skills), seperti melakukan analisis, evaluasi
dan kreasi. Penilaian pembelajaran untuk mendorong keterampilan berpikir kritis,
kreatif, dan eksploratif difasilitasi dengan penyediaan rubrik asesmen yang jelas,
mudah dipahami, dan bersifat operasional.
Pemberian tugas harus proporsional dan realistik dalam hal beban, waktu
pengerjaan dan aksesibilitas. Untuk mencapai kepentingan fungsi asesmen yaitu
“assessment for learning, assessment as learning dan assessment of learning”
diharapkan pembelajaran mengupayakan asesmen otentik. Asesmen otentik
membutuhkan investasi waktu yang lebih lama di sisi mahasiswa maupun dosen.
Implikasinya adalah pentingnya mempertimbangkan pengaturan waktu pengerjaan
yang realistik.
15
deskripsi yang jelas tentang asesmen yaitu cakupan materi, bentuk/jenis instrumen,
waktu pengerjaan asesmen dengan mempertimbangkan akses internet dan perbedaan
waktu, batas pengumpulan yang realistik, akses mencoba (attempt) pengumpulan
suatu tugas serta aturan konsekuensi terkait keterlambatan, susulan, plagiasi, dan
ketidakjujuran yang lain.
Gambar 4: Contoh tampilan di LMS terkait informasi informasi penting dalam asesmen
16
4. Kaprodi dibantu oleh LPMAI melakukan proses penjaminan mutu baik
menyangkut isi, proses, dan hasil pembelajaran daring yang melibatkan
mahasiswa sebagai peserta kuliah.
5. Pelaksanaan monitoring menggunakan instrumen yang sudah ada dan
disesuaikan dengan situasi yang terjadi.
6. Kaprodi melakukan monitoring melalui LMS Belajar dan menyampaikan
hasilnya pada Dekan
7. Pusat Pengembangan Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran (PPIP) secara
periodik meninjau dan merawat LMS Belajar USD untuk menjamin mutu
layanan platform LMS Belajar USD tersebut.
8. PPIP memfasilitasi:
a. Tutorial untuk mahasiswa dan dosen
b. Workshop yang dibutuhkan doses,
c. Layanan klinik pembelajaran (luring dan mungkin juga daring) untuk
semakin membantu dosen dalam menyelenggarakan pembelajaran
online maupun untuk berinovasi dalam pembelajaran.
d. Layanan wa bantuan
e. Helpdesk untuk mahasiswa (hotline)
9. Laboran pembelajaran membantu dosen dalam menyiapkan resource
pembelajaran maupun pertemuan virtual untuk mahasiswa.
10. Lembaga Penjaminan Mutu dan Audit Mutu Internal (LPMAI) mengadakan
Survei Pembelajaran akhir semester untuk mengukur tingkat kepuasan para
mahasiswa terhadap kegiatan pembelajaran daring.
11. Wakil Rektor I melakukan koordinasi menyeluruh untuk menggerakkan
seluruh pihak terkait agar sinergi pembelajaran daring berjalan secara optimal
dan tepat sasaran.
17
Bagian 4
Penutup
18
Daftar Pustaka
19
Lampiran
7 Asesmen pembelajaran:
Catatan: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik. 1 2 3 4
1. Kelengkapan asesmen pembelajaran (minimal: UTS 1, UTS 2,
Final dan 2 tugas)
2. Relevansi instrumen yang dipakai dengan capaian pembelajaran
CATATAN
Sampaikan ringkasan atas hasil monev daring dalam LMS Belajar!
20
SARAN
Sampaikan hal-hal yang sekiranya penting untuk ditindaklanjuti demi
perbaikan pembelajaran!
21