Anda di halaman 1dari 27

Panduan Pembelajaran Daring Universitas Sanata Dharma

Edisi 1, 2020

Tim Konten Pembelajaran Daring PPIP


Christina Kristiyani, M.Pd., Ph.D.
Rohandi, Ph.D.
Markus Budiraharjo, Ed.D.
Patrisius Mutiara Andalas, SJ S.S., S.T.D.
Dr. Yohanes Heri Widodo, M.Psi., Psi.
Retno Herrani Setyati Catarina, M.Biotech.
Thomas Wahyu Prabowo Mukti, S.Pd., M.Pd.

Agustus 2020

i
Pengantar Rektor

Komitmen dan kesungguhan kita menyiapkan semua pihak menjalankan


pembelajaran daring merupakan salah satu bentuk keterlibatan penuh Universitas
Sanata Dharma dalam menyikapi merebaknya wabah Covid-19. Pembelajaran daring
yang berkualitas akan melayani dua kepentingan sekaligus yakni mengurangi
penyebaran dan penularan virus corona dan menjamin mutu layanan pembelajaran
untuk para mahasiswa.
Selain demi memenuhi 2 kepentingan di atas, persiapan masif pembelajaran
daring yang kita lakukan selama 3 bulan terakhir menjadi kegiatan paling
komprehensif bagi program Renstra 2018-2022 yakni pengembangan pembelajaran
tanggap jaman. Program Renstra ini memperoleh momentum yang baik meskipun
berlangsung di tengah suasana ketidakpastian serta penuh kewaspadaan.
Sebagaimana kita sadari dan gulati bersama, pembelajaran daring bukan
semata-mata terkait dengan pemakaian teknologi informasi tetapi menyangkut
berbagai hal non teknologis. Secara umum ada 3 aras yang harus kita gunakan dalam
menyiapkan dan menjalankan pembelajaran daring yakni aras paradigmatik,
manejerial, dan teknikal.
Aras paradigmatik menyangkut berbagai isu dan masalah yang terkait asumsi,
teori, orientasi, spiritualitas, serta pertimbangan etis dari pembelajaran daring. Aras ini
sangat penting untuk terus kita cermati karena akan memandu seluruh pergulatan yang
terjadi selama pelaksanaan yang seterusnya berguna bagi langkah perbaikan dan
kontekstualisasi. Aras manajerial terkait dengan berbagai penyesuaian tatakelola yang
akuntabel karena pemakaian teknologi informasi menciptakan sekaligus peluang dan
ancaman bagi terwujudnya pembelajaran yang berkualitas. Aras teknikal terkait
dengan penguasaan dan pembiasaan berbagai teknologi terkini untuk menopang
intensitas interaksi dan komunikasi di antara dosen, mahasiswa, dan materi
pembelajaran.
Buku Panduan ini tidak berisi semua hal di atas karena hanya merupakan
bagian dari seluruh proses penyiapan pembelajaran daring yang berlangsung selama
tiga bulan (Juni – Agustus 2020). Proses itu sendiri telah diusahakan mencakup 3 aras
tersebut. Meskipun Panduan ini lebih berisi hal-hal teknis manajerial pengelolaan
pembelajaran daring tetapi telah dilandasi dan diwarnai oleh berbagai hal pokok dalam
ketiga aras tersebut di atas.
Kami berharap Panduan ini dapat menjadi rujukan bagi seluruh pihak yang
terlibat dalam pembelajaran daring USD dan difungsikan lebih sebagai petunjuk
umum yang perlu diselaraskan dengan berbagai situasi terkini yang mungkin masih
sering diwarnai dengan ketidakpastian dan kewaspadaan. Untuk itu kami mohon
partisipasi semua pihak terkait dalam mewujudkan pembelajaran daring yang bermutu
karena pembelajaran sudah selayaknya menjadi kepentingan semua pemangku
kepentingan dan tidak mungkin hanya menjadi tugas dari PPIP.

ii
Akhir kata saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Tim yang
menyiapkan panduan ini dengan baik. Semoga kerja keras dan ketekunan yang
diberikan menjadi berkat bagi USD secara keseluruhan.

Yogyakarta, Agustus 2020


J. Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D.

iii
DAFTAR ISI

Sampul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iv
Bagian 1 Pendahuluan 1
Bagian 2 Landasan Acuan Pengembangan 1
Bagian 3 Desain Pembelajaran Daring dan Prosedur Pelaksanaan 9
Bagian 4 Penutup 18
Daftar Pustaka 19
Lampiran: Formulir Monev Pembelajaran Daring 20

iv
Bagian 1
Pendahuluan

Sebagai respons terhadap pencegahan penularan dan penyebaran COVID-19,


Universitas Sanata Dharma menyelenggarakan pembelajaran secara daring kecuali
bagi mata kuliah praktek yang menjadi syarat kelulusan mahasiswa pada jenjang
terakhir. Momentum ini juga menjadi pijakan Universitas Sanata Dharma untuk
mengawali impian besar yang tercantum dalam Renstra Universitas Sanata Dharma
2018-2022 terkait pembelajaran tanggap jaman. Pelaksanaan pembelajaran praktek
tatap muka akan dijalankan sesuai prosedur (protokol) kesehatan demi menjaga
kesehatan bersama. Pembelajaran daring (online) yang dipilih oleh setiap dosen wajib
didasarkan pada prinsip-prinsip pokok pembelajaran untuk menjamin mutu layanan
pendidikan.
Pengelolaan pembelajaran daring menuntut perubahan cara pandang terhadap
dinamika pembelajaran daring, pengetahuan konseptual dan teknis, serta keterampilan
khusus untuk memfasilitasi pembelajaran secara optimal.Yang perlu diusahakan oleh
dosen pengampu adalah mahasiswa berada dalam tahap on-task, dan fleksibilitas
pemilihan alternatif pembelajaran non- tatap muka sangat terbuka, namun tetap pada
patokan menjaga standar kualitas pembelajaran.
Penggunaan LMS belajar.usd.ac.id bersifat WAJIB dalam pembelajaran
daring ini. Alternatif tambahan lain yang dapat memfasilitasi pembelajaran interaktif
selain yang ditawarkan dalam belajar.usd.ac.id sangat dianjurkan untuk dilakukan.
Peran manajemen Prodi, Fakultas dan LPMAI menjadi penting dalam rangka
memastikan keberlangsungan pelaksanaan secara berkualitas.

Bagian 2
Landasan Acuan Pengembangan

Panduan pembelajaran daring di Universitas Sanata Dharma ini dikembangan dengan


mengacu pada ketentuan ketentuan terkait pembelajaran. Berikut adalah referensi
acuan pengembangannya.
1. Kebijakan Rektor terkait persiapan perkuliahan
Kebijakan Rektor no. 189/Rektor/VII/ 2020 tentang Kebijakan Persiapan
Perkuliahan Semester I T.A. 2020/2021 mencantumkan beberapa poin penting
sebagai landasan panduan ini terutama terkait beberapa poin penting berikut ini:
a. Perkuliahan secara umum akan diselenggarakan secara daring untuk
setidaknya sampai dengan masa ujian tengah semester. Perkuliahan
praktikum, praktik, dan kegiatan penelitian di laboratorium dapat
diselenggarakan secara luring dengan syarat dapat diikuti oleh semua

1
mahasiswa yang menempuhnya dan pelaksanaannya mengikuti protokol
kesehatan secara ketat.
b. Ketentuan pelaksanaan kuliah daring, seperti model presensi, frekuensi
pertemuan daring, bentuk evaluasi, dan lain-lain, akan ditetapkan paling
lambat 2 minggu sebelum kuliah dimulai.
c. Pemberian bantuan pendanaan koneksi internet kepada mahasiswa aktif
akan ditentukan setelah perekaman data rencana studi mahasiswa selesai
dilakukan.
d. Kegiatan pembimbingan dan ujian tugas akhir dapat dilakukan secara
campuran (blended) antara daring dan luring.
e. Semua pihak yang membutuhkan layanan tatap muka di kampus akan
dipenuhi dengan mengikuti protokol kesehatan.

2. Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Semester Gasal 2020/2021 di Perguruan


Tinggi
Panduan ini menggarisbawahi hal-hal penting terkait penyelenggaraan
pembelajaran daring di semester gasal 2020/2021 yaitu terkait modus pembelajaran
daring, perencanaan, proses dan asesmen. Terkait modus pembelajaran daring:
Dalam kondisi khusus seperti saat ini, jika pelaksanaan pembelajaran daring adalah
suatu keharusan yang dilakukan oleh perguruan tinggi, modus pembelajaran daring
yang diselenggarakan adalah pada level mata kuliah. Perencanaan mencakup
mencakup: 1. rancangan pengalaman belajar, 2. komposisi belajar
(mandiri/terbimbing), 3. strategi belajar, 4. panduan pelaksanaan pembelajaran, 5.
peta program, yang merupakan panduan untuk mengembangkan bahan ajar daring,
dan 6. bahan ajar.
Terkait penyelenggaraan pembelajaran, pembelajaran dalam mata kuliah
daring diselenggarakan dengan kegiatan sebagai berikut.
a. Belajar secara mandiri dan terbimbing dengan menggunakan beragam
sumber belajar; Belajar mandiri adalah proses pembelajaran yang
diinisiasi oleh peserta didik dalam periode tertentu. Untuk dapat
membantu peserta didik belajar secara mandiri, dosen menyiapkan
beragam tugas dan pemicu/inisiasi dengan memanfaatkan TIK. Belajar
terbimbing adalah proses pembelajaran yang disediakan oleh perguruan
tinggi untuk membantu proses belajar peserta didik dalam bentuk tutorial
daring. Adapun yang dimaksud dengan tutorial daring adalah proses
pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan dengan mempersyaratkan
adanya interaksi peserta didik dengan dosen/tutor, atau peserta didik
dengan peserta didik yang termediasi oleh media berbasis TIK. Tutorial
elektronik bersifat sinkronus ataupun asinkronus, menggunakan beragam
fitur TIK atau e- learning, seperti forum, chat, e-mail, blog, media sosial
(facebook, twitter, dll.)

2
b. Menggunakan bahan ajar dalam bentuk digital yang dikombinasikan
dengan bahan ajar lain dalam beragam bentuk, format, media, dan sumber;
c. Memanfaatkan media pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi; dan
d. Melaksanakan interaksi pembelajaran berbasis teknologi informasi dan
komunikasi dengan meminimalisasi interaksi secara langsung (on site).
Terkait Asesmen dan Evaluasi: Asesmen ketercapaian pembelajaran dilakukan
dengan memanfaatkan teknologi, baik dalam bentuk tugas dan karya mandiri
maupun tugas kelompok. Umpan balik kepada mahasiswa dilakukan, baik secara
perseorangan maupun kelompok. Sementara itu, evaluasi penilaian hasil belajar
dilakukan minimum 2 (dua) kali dalam 1 (satu) semester. Perguruan tinggi
diharapkan dapat menyelenggarakan pembelajaran daring dengan menggunakan
Learning Management System (LMS) yang terstruktur dan terintegrasi.
Kondisi khusus adalah keadaan ketika kegiatan belajar tidak memungkinkan
untuk dilakukan secara daring. Jika dianggap perlu, dimungkinkan untuk
melakukan kegiatan/aktivitas di kampus (on site) dengan memperhatikan protokol
kesehatan yang sudah ditetapkan oleh Gugus Covid-19. Terhadap prosedur bagi
kegiatan yang tidak dapat digantikan dengan pembelajaran daring pimpinan
perguruan tinggi hanya dapat memberikan izin aktivitas mahasiswa di perguruan
tinggi untuk kegiatan yang terpaksa harus dilakukan secara luar jejaring (luring).
Adapun kegiatan tersebut antara lain:
a) penelitian tugas akhir (skripsi, tesis, dan disertasi);
b) praktikum/tugas yang terpaksa dilakukan penelitian di dalam
laboratorium, studio, bengkel, dan kegiatan akademik/vokasi serupa.
Hal yang harus dihindari jika terpaksa terjadi aktivitas fisik/luring adalah 3C, yaitu
closed spaces (ruang tertutup), crowded places (tempat kerumunan), dan close
contact situation (situasi berdekatan).

3. Renstra Universitas 2018-2022


a. Hasil Evaluasi Diri terkait dengan bidang pendidikan dirumuskan
dalam empat poin pokok, namun yang relevan dengan tantangan era
digital adalah Poin No. 1 dan Poin No. 3, sebagai berikut:
i. Poin No. 1: Pelaksanaan sistem pendidikan belum sepenuhnya
menopang lulusan berkualitas dan sesuai dengan tuntutan
zaman yang terus berubah dan kompleks.
ii. Poin No 3: Efisiensi dan efektivitas pembelajaran belum
sepenuhnya optimal.
b. Renstra USD 2018 - 2022 mengamanatkan tiga rumusan dan isu
strategis, namun yang paling relevan dengan tantangan era digital
adalah Poin No. 3, sebagai berikut: Sistem pendidikan yang tanggap
zaman mengembangkan kemampuan lulusan untuk belajar terus-

3
menerus dan berkarya demi terwujudnya masyarakat yang semakin
bermartabat.
c. Sasaran jangka pendek yang diamanatkan oleh Renstra USD 2018 -
2022 meliputi tiga poin utama, namun yang relevan adalah Poin No. 2
dan Poin No. 3 sebagai berikut:
i. Poin No. 2: Terlaksananya sistem pendidikan yang semakin
berkualitas, efektif dan efisien untuk menghasilkan lulusan
yang unggul.
ii. Poin No. 3: Meningkatnya relevansi dan keunggulan program
sutdi seduai dengan tuntutan zaman yang terus berubah dan
semakin kompleks.

4. UU Nomor 12 tahun 2012 Dikti Pasal 54


Undang Undang ini mengatur tentang Standar Pendidikan Tinggi yang terdiri atas:
a. Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh Menteri atas usul
suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkan Standar Nasional
Pendidikan Tinggi; dan
b. Standar Pendidikan Tinggi yang ditetapkan oleh setiap Perguruan Tinggi
dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
c. Satuan standar yang meliputi standar nasional pendidikan, ditambah dengan
standar penelitian, dan standar pengabdian kepada masyarakat.
d. Fungsi pendidikan tinggi yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa; mengembangkan Sivitas Akademika yang inovatif,
responsif, kreatif, terampil, berdaya saing, dan kooperatif melalui pelaksanaan
Tridharma; dan mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dengan
memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora.
e. Tujuan Perguruan Tinggi yaitu berkembangnya potensi Mahasiswa agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, terampil,
kompeten, dan berbudaya untuk kepentingan bangsa; dihasilkannya lulusan
yang menguasai cabang Ilmu Pengetahuan dan/atau Teknologi untuk
memenuhi kepentingan nasional dan peningkatan daya saing bangsa;
dihasilkannya Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui Penelitian yang
memperhatikan dan menerapkan nilai Humaniora agar bermanfaat bagi
kemajuan bangsa, serta kemajuan peradaban dan kesejahteraan umat manusia;
dan terwujudnya Pengabdian kepada Masyarakat berbasis penalaran dan karya
Penelitian yang bermanfaat dalam memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
f. Prinsip Pendidikan Tinggi yaitu pencarian kebenaran ilmiah oleh Sivitas
Akademika; demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan
menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai agama, nilai budaya, kemajemukan,

4
persatuan, dan kesatuan bangsa; pengembangan budaya akademik dan
pembudayaan kegiatan baca tulis bagi Sivitas Akademika; pembudayaan dan
pemberdayaan bangsa yang berlangsung sepanjang hayat; keteladanan,
kemauan, dan pengembangan kreativitas Mahasiswa dalam pembelajaran;
pembelajaran yang berpusat pada Mahasiswa dengan memperhatikan
lingkungan secara selaras dan seimbang; kebebasan dalam memilih Program
Studi berdasarkan minat, bakat, dan kemampuan Mahasiswa; satu kesatuan
yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna; keberpihakan pada
kelompok Masyarakat kurang mampu secara ekonomi; dan pemberdayaan
semua komponen Masyarakat melalui peran serta dalam penyelenggaraan dan
pengendalian mutu layanan Pendidikan Tinggi.
g. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan jarak jauh merupakan proses belajar mengajar yang dilakukan
secara jarak jauh melalui penggunaan berbagai media komunikasi. Pendidikan jarak
jauh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan: memberikan layanan
Pendidikan Tinggi kepada kelompok Masyarakat yang tidak dapat mengikuti
Pendidikan secara tatap muka atau reguler; dan memperluas akses serta
mempermudah layanan Pendidikan Tinggi dalam Pendidikan dan pembelajaran.
Pendidikan jarak jauh diselenggarakan dalam berbagai bentuk, modus, dan cakupan
yang didukung oleh sarana dan layanan belajar serta sistem penilaian yang
menjamin mutu lulusan sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi.

h. Sumber Belajar, Sarana, dan Prasarana

Sumber belajar pada lingkungan pendidikan tinggi wajib disediakan,


difasilitasi, atau dimiliki oleh Perguruan Tinggi sesuai dengan Program Studi yang
dikembangkan. Sumber belajar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
digunakan secara bersama oleh beberapa Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi
menyediakan sarana dan prasarana untuk memenuhi keperluan pendidikan sesuai
dengan bakat, minat, potensi, dan kecerdasan Mahasiswa.

5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun


2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Pasal 2
(1) Standar Nasional Pendidikan Tinggi terdiri atas: a. Standar Nasional Pendidikan;
b. Standar Penelitian; dan c. Standar Pengabdian kepada Masyarakat.

Pasal 3
(1) Standar Nasional Pendidikan Tinggi bertujuan untuk:
a. menjamin tercapainya tujuan Pendidikan Tinggi yang berperan strategis dalam
mencerdaskan kehidupan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi
dengan menerapkan nilai humaniora serta pembudayaan dan pemberdayaan bangsa
Indonesia yang berkelanjutan;

5
b. menjamin agar Pembelajaran pada Program Studi, penelitian, dan Pengabdian
kepada Masyarakat yang diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi di seluruh wilayah
hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia mencapai mutu sesuai dengan kriteria
yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan Tinggi; dan
c. mendorong agar Perguruan Tinggi di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan
Republik Indonesia mencapai mutu Pembelajaran, Penelitian, dan Pengabdian
kepada Masyarakat melampaui kriteria yang ditetapkan dalam Standar Nasional
Pendidikan Tinggi secara berkelanjutan.

(2) Standar Nasional Pendidikan Tinggi wajib:


a. dipenuhi oleh setiap Perguruan Tinggi untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional;
b. dijadikan dasar untuk pemberian izin pendirian Perguruan Tinggi dan izin
pembukaan Program Studi;
c. dijadikan dasar penyelenggaraan Pembelajaran berdasarkan Kurikulum pada
Program Studi;
d. dijadikan dasar penyelenggaraan Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat;
e. dijadikan dasar pengembangan dan penyelenggaraan sistem penjaminan mutu
internal; dan
f. dijadikan dasar penetapan kriteria sistem penjaminan mutu eksternal melalui
akreditasi.
Bagian lain yang dijadikan dasar yaitu BAB II STANDAR NASIONAL
PENDIDIKAN, Bagian Kesatu Ruang Lingkup Standar Nasional Pendidikan Pasal 4
(1) Standar Nasional Pendidikan terdiri atas delapan standar yaitu standar kompetensi
lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian
pendidikan pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
prasarana pembelajaran, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan pembelajaran.

6. Panitia Internasional Kerasulan Pendidikan Yesuit, Ciri-ciri Khas Pendidikan pada


Lembaga Pendidikan Yesuit (1986), No. 45
Perilaku pembelajar dalam Pembelajaran
Pertumbuhan ke arah kematangan dan kemandirian yang perlu bagi
bertambahnya kebebasan bergantung pada partisipasi aktif, lebih dari hanya menerima
secara pasif. Langkah-langkah yang mengarah kepada partisipasi aktif menyangkut
studi pribadi, kesempatan untuk menemukan sendiri dan kreativitas serta sikap
refleksif. Tugas pengajar adalah menolong murid menjadi pembelajar yang aktif
sendiri, untuk menerima tanggung jawab atas pendidikannya sendiri.

7. Panitia Internasional Kerasulan Pendidikan Yesuit, Ciri-ciri Khas Pendidikan pada


Lembaga Pendidikan Yesuit (1986), No. 86.
Keprihatinan Khusus bagi Kaum Miskin

6
Lembaga pendidikan Yesuit tidak didirikan bagi salah satu golongan murid
saja; Ignasius menerima suatu sekolah hanya bilan ssekolah tersebut dilengkapi
dengan bantuan finansial sehingga pendidikan dapat tersedia bagi setiap orang….
Setiap lembaga pendidikan Yesuit sedapat-dapatnya menjadikan pendidikan tersedia
bagi setiap orang, termasuk kaum miskin dan yang bernasib buruk. Bantuan keuangan
bagi mereka yang membutuhkan dan penurunan biaya apabila mungkin, merupakan
sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu, ia menyediakan bantuan akademik
dan bimbingan bagi mereka yang membutuhkannya, sehingga semua orang dapat
mengambil keuntungan dari pendidikan yang ditawarkan.

8. Peter Hans-Kolvenbach, The Ignatian Pedagogy: A Practical Approach (1993)


Gaya Lima Dimensi Pengajaran
Mengalamatkannya kepada pengajar, pedagogi Ignasian merekomendasikan gaya
lima dimensi pengajaran:
1. Memiliki pemahaman yang cerdas tentang konteks pengajaran;
2. Menciptakan pengalaman yang merentangkan intelek dan imajinasi pembelajar;
3. Membina kebiasaan refleksi untuk mendalami pengalaman;
4. Memberikan kesempatan untuk menerapkan nilai dan keterampilan yang
diperoleh, sehingga beberapa transformasi positif pada pembelajar, pengajar dan
dunia terjadi. Tindakan ini untuk melayani Injil, sebagaimana St. Ignasius
Loyola mengklaim bahwa cinta lebih ditunjukkan dalam perbuatan daripada
dalam kata-kata.
5. Terlibat dalam penilaian pengajaran dan pembelajaran yang kaya dan beragam,
ditambah dengan kehendak untuk memodifikasi, bahkan mengubahnya, sesuai
kebutuhan.

9. The International Commission on the Apostolate of Jesuit Education, Jesuit


Schools: A Living Tradition in the 21st Century (2020), No. 172-178.
Institusi pendidikan Serikat Yesus (SY) berkomitmen untuk menciptakan
lingkungan yang aman dan sehat untuk semua.
1. Lembaga pendidikan Yesuit wajib mempromosikan dan menjamin lingkungan
yang bebas dari segala bentuk pelanggaran.
2. Semua pengajar di lembaga pendidikan Yesuit wajib menciptakan lingkungan
yang aman dan sehat yang bebas dari segala bentuk pelecehan: fisik,
emosional, psikologis, atau seksual. Termasuk di dalamnya lingkungan bebas
dari hubungan yang tidak pantas dengan orang dewasa dan intimidasi di antara
teman sebaya.

10. The International Commission on the Apostolate of Jesuit Education, Jesuit


Schools: A Living Tradition in the 21st Century (2020), No. 214-222.
Lembaga pendidikan Yesuit berkomitmen untuk mendidik pembelajar dari semua
golongan tanpa diskriminasi.

7
1. Lembaga pendidikan Yesuit wajib menciptakan aksesibilitas bagi pembelajar
miskin dalam menyelenggarakan pendidikan.
2. Lembaga pendidikan Yesuit wajib berinisiatif untuk menyelenggarakan
pendidikan dalam lingkungan yang aksesibel bagi pembelajar dengan
keragaman latar belakang ekonomi untuk dapat belajar bersama.

Etiket Pembelajaran Daring


Lembaga Pendidikan Yesuit berkomitmen untuk menghidupi etiket bagi
pembelajar di kelas daring.
1. Pembelajar bersikap sopan dalam pembelajaran daring.
2. Pembelajar hadir di kelas daring dan tidak menciptakan gangguan suara
terhadap pembelajar lain.
3. Pembelajar mengenakan pakaian yang mengindahkan kesopanan.
4. Pembelajar menanti pengajar untuk mendapatkan kesempatan berbicara di
kelas.

8
Bagian 3
Desain Pembelajaran Daring dan Prosedur Pelaksanaan

Bagian berikut akan mendeskripsikan desain masing masing komponen dalam


pembelajaran dan dilanjutkan dengan prosedur pelaksanaan terkait komponen
tersebut. Komponen-komponen yang dibahas yaitu isi pembelajaran, proses
pembelajaran, asesmen pembelajaran, dan pengelolaan pembelajaran.

Desain Isi Pembelajaran Daring:


Isi pembelajaran yang disampaikan melalui pembelajaran daring (online)
minimal harus memenuhi standar isi (atau setara dengan yang disampaikan pada
kegiatan pembelajaran tatap muka). Luas lingkup materi pembelajaran dikelola sesuai
dengan keluasan dan kedalaman materi dengan mengacu KKNI yang relevan. Isi atau
materi pembelajaran WAJIB disampaikan dalam LMS Belajar dan didesain untuk
merangsang rasa ingin tahu (kuriositas), untuk mengembangkan kemandirian dalam
belajar dan dirumuskan/dikelola dalam kerangka berpikir pembelajaran berorientasi
hasil (outcomes-based learning).

Prosedur Pelaksanaan Terkait Isi Pembelajaran Daring


1. Materi pembelajaran disampaikan dengan gaya bahasa yang bisa
merepresentasikan kehadiran dosen, sehingga ekspresi seperti sapaan terhadap
mahasiswa, dan gaya bahasa interaktif sangat disarankan.
2. Isi atau materi pembelajaran dikemas/direpresentasikan dalam konten digital
yang relevan berupa video, tutorial, pre-recorded lecture, dan ilustrasi yang
tepat, untuk mendorong terciptanya mekanisme pembelajaran yang baik dan
bisa dipertanggung-jawabkan serta menggugah motivasi belajar.
3. Perlu dilakukan kastomisasi (customized) terhadap bahan kuliah yang bukan
modul. Interaksi dengan teknologi (bukan dengan teks pdf yang harus diunduh)
akan menciptakan sesuatu yang lebih mudah dipahami secara visual.
4. Komponen isi laman matakuliah di LMS
a) Bagian RPS yang berisi:
1) Deskripsi singkat mata kuliah
2) Capaian pembelajaran mata kuliah
3) Desain skenario pembelajaran secara umum untuk 1 semester
4) Deskripsi tentang Asesmen mata kuliah
5) Komitmen pembelajaran memuat antara lain cara dan posisi
presensi, keaktifan belajar yang diharapkan, waktu pengerjaan tugas,
keaslian karya, eksplorasi belajar mandiri sesuai dengan tema
terkait, aktivitas selama mode sinkronus, dan hal-hal penting lain
yang terkait etika belajar daring atau course netiquette (network
etiquette) di awal semester.
6) Jadwal kegiatan belajar detail mata kuliah selama satu semester

9
b) Pokok Bahasan atau pertemuan. Setiap pokok bahasan memuat bagian-
bagian berikut:
1) Rumusan tujuan pembelajaran yang akan dicapai melalui topik atau
pertemuan tersebut.
2) Rumusan indikator pencapaian pembelajaran untuk mengukur
kinerja pembelajaran mahasiswa. Asesmen yang dimaksud bisa
sangat variatif berupa quiz, tugas tertulis, tugas lisan yang direkam,
maupun refleksi.
3) Materi-materi pembelajaran pendukung dalam bentuk document
atau pdf file, ppt atau ppt dengan screen recorder misalnya dengan
menggunakan active presentation, link digital/online materi atau
link video yang relevan,
4) Strategi pembelajaran yang berisi serangkaian aktivitas untuk
memfasilitasi keterlibatan mahasiswa dalam diskusi. Hal ini dapat
dilakukan dengan menggunakan fasilitas forum, messages (chat)
yang tersedia dalam belajar.usd.ac.id
c) UTS, yang diberi deskripsi tentang isi materi yang diujikan dan pengaturan
waktu terkait penyelesaian ujian.
d) UAS yang diberi deskripsi tentang isi materi yang diujikan dan pengaturan
waktu terkait penyelesaian ujian. Setiap asesmen yang akan dilakukan,
wajib dilengkapi dengan deskripsi terkait: Jadwal, durasi, berapa kali
kesempatan mencoba. Terkait UTS dan UAS akan dijelaskan di bagian
asesmen.
Berikut adalah contoh beberapa tampilan di LMS belajar.usd.ac.id terkait komponen
isi pembelajaran.
Gambar 1 memberi deskripsi bagaimana RPS diberikan ke mahasiswa.
Deskripsi Per Pokok Bahasan/Topik dimulai dengan pemaparan tujuan pembelajaran
terkait Pokok bahasan/topik/pertemuan tersebut. Pertemuan pertemuan itu perlu
mengacu pada pencapaian Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) tertentu.

10
Gambar 1: Konten awal dimulai dengan Deskripsi MK

Berikut adalah contoh deskripsi CMPK Pendidikan Agama yang ditampilkan di LMS.

Gambar 2: Capaian MK perlu ditampilkan di awal perkuliahan.

Di bagian selanjutnya, terkait dengan pokok bahasan/topik/pertemuan, perlu dimulai


dengan pemaparan tujuan pembelajaran terkait Pokok bahasan/topik/pertemuan
tersebut. Pertemuan pertemuan itu perlu mengacu pada pencapaian CPMK tertentu.
Gambar 3 adalah contoh tampilan di LMS.

11
Gambar 3: Tampilan Tujuan Pembelajaran pada awal Kegiatan Pembelajaran

Desain Penyelenggaraan (Proses) Pembelajaran Daring


Pembelajaran daring menempatkan mahasiswa dalam suatu space (yaitu rumah) yang
pada awalnya tidak disadari sebagai tempat belajar. Selain itu, pembelajaran
menempatkan mahasiswa juga dalam sebuah ruang yaitu virtual space sebagai
pengganti kelas. Maka para pengampu berperan untuk menciptakan suasana dalam
virtual space yang mendekati kelas dan mengelola kegiatan di virtual space dengan
memperhatikan beberapa hal penting. Siklus yang terjadi dalam pembelajaran daring
tetap dilandaskan atas paradigma Pedagogi Ignasian. Kegiatan pembelajaran ditujukan
untuk menjaga intimacy dan menjamin terjadinya formasi. Cura personalis diharapkan
dijaga sehingga menghindari penyatuan masal, sehingga anggota kelas tidak menjadi
impersonal. Refleksi dapat diintegrasikan dalam UTS dan UAS. Refleksi untuk
melihat kedalaman pembelajaran dalam individu mahasiswa. Refleksi bisa
ditempatkan sebagai indikator pengembangan berpikir kritis.
Proses pembelajaran memfasilitasi tercapainya tujuan pembelajaran. Dosen perlu
meletakkan tujuan pembelajaran dalam setiap pokok bahasan/pertemuan daring
sehingga mahasiswa tetap menyadari proses pencapain CPMK. Dalam setiap
perkuliahan daring, perlu disampaikan tujuan pembelajaran yang spesifik, diikuti
dengan indikator pencapaian, dan dilengkapi dengan materi dan strategi pembelajaran
yang relevan. Sesuai dengan orientasi OBE, masing-masing dosen dituntut untuk
selalu mengajukan pertanyaan reflektif: sejauh mana saya telah memfasilitasi proses
pembelajaran pada hari ini? Sejauh mana mahasiswa dapat belajar dari pembelajaran
tersebut?
Dalam pembelajaran daring yang bersifat real time, keterlibatan mahasiswa
dalam proses pembelajaran tetap dituntut seoptimal mungkin. Keterlibatan mahasiswa
diukur melalui partisipasi dan tingkat keaktifan di dalam diskusi forum, pengerjaan
kuis, dan/atau chat/message. Presensi (kehadiran mahasiswa) dilakukan melalui
fasilitas yang ada di LMS. Pada intinya presensi ini untuk merepresentasikan

12
keterlibatan mahasiswa. Namun dosen boleh memperketat waktu akses terkait
presensi.
Penyelesaian tugas sebagai bentuk asesmen bisa dilakukan di luar jadwal tatap
muka. Dosen diharapkan merancang asesmen yang otentik. Dosen diharap
mempertimbangan tugas atau bentuk pembelajaran yang dipilih, sehingga mahasiswa
dapat dengan lancar mengikuti pembelajaran tersebut dan pertimbangan beban akses.
Dalam pembelajaran daring dosen diharapkan menyediakan model asinkronus
sekaligus sinkronus dengan ketentuan seperti yang disebutkan dalam kebijakan
universitas. Sinkronus bukan untuk mengajar, namun untuk melakukan hal hal beyond
teaching.
Hal penting lainnya terkait pembelajaran yaitu dosen dan mahasiswa wajib
menyadari kemudahan terjadinya manipulasi dan diseminasi digital.

Prosedur Pelaksanaan Terkait Proses Pembelajaran Daring


1. Materi pembelajaran minimal sampai UTS diunggah sebelum perkuliahan dimulai.
2. Perancangan mata kuliah parallel dikelola tim pengampu, sehingga diperoleh
rangkaian materi dan strategi pembelajaran yang lengkap untuk setiap kelas untuk
kemudian diduplikasi ke kelas paralel yang lain. Mode sinkron dikelola oleh masing
masing pengampu dan harus dilakukan dengan jadwal kuliahnya.
3. Dosen wajib memberikan layanan pembelajaran mata kuliah di jadwal
perkuliahannya, misalnya menjawab pertanyaan, konsultasi, memberikan
tambahan instruksi ke mahasiswa dan menyelenggarakan tatap muka virtual.
Layanan pembelajaran di luar jadwal perkuliahan dilaksanakan sesuai kesepakatan
antara dosen dan mahasiswa.
4. Perkuliahan tatap muka virtual wajib diselenggarakan oleh dosen pengampu pada
masing masing mata kuliah pada Jadwal yang sudah ditentukan. Dalam 1 semester,
1 Mata Kuliah diwajibkan untuk melakukan mode sinkron dengan video conference
sejumlah 6 kali, dan dilakukan selama minimal ½ kali waktu sks untuk setiap
penyelenggaraan. Untuk tatap muka virtual, dosen dapat menggunakan fasilitas
kelas virtual yang disediakan oleh universitas dengan menggunakan Zoom meeting.
Penggunaan fasilitas kelas virtual untuk tatap muka virtual dilakukan dengan
mekanisme penjadwalan. Terkait mekanisme ini akan dituangkan dalam dokumen
terpisah. Dosen juga dapat memilih salah satu dari aplikasi video conference yang
lain seperti: Big Blue Button, Microsoft Teams, Google Meet. Penyelenggaran
video conference disarankan untuk direkam dan diupload di Youtube/Cloud agar
dapat dilihat lagi untuk belajar mandiri.
a. Ada fasilitasi untuk penyelenggaraan pertemuan tatap muka virtual pada mata
kuliah tertentu yang membutuhkan perangkat dan setting fisik seperti papan
tulis, alat peraga, dan membutuhkan kehadiran fisik yang mendukung
sebagaimana diperlukan dalam mata kuliah Matematika, Public Speaking,
Drama, ilmu eksakta, dan lain-lain.
b. Kaprodi perlu mendata agar universitas bisa memfasilitasi.

13
5. Para laboran dapat memfasilitasi pembuatan resources belajar.
6. Kegiatan pengajaran oleh dosen dapat direkam (pre-recorded lecture) tanpa
melibatkan peserta dan difasilitasi layanan rekaman di laboratorium terkait untuk
mendapatkan hasil yang diinginkan. Rekaman rekaman tersebut kemudian diupload
dalam portal Youtube resmi institusi dengan kategori unlisted/playlist. Cara ini
akan memberikan manfaat terkait tersedianya dokumen inovasi pembelajaran dan
data untuk mekanisme monitoring pembelajaran.
7. Setiap pertemuan virtual wajib direkam, dan hasil rekamannya diunggah ke kanal
Youtube yang dikelola oleh PPIP USD.
8. Pada saat pertemuan tatap muka virtual, dosen dan mahasiswa harus berperilaku,
bertutur kata dan memakai pakaian yang pantas, sopan, serta menggunakan setting
lingkungan yang kondusif untuk pembelajaran.
9. Dosen dimohon untuk terus mengembangkan bentuk-bentuk kegiatan virtual yang
memotivasi dan dapat meningkatkan interaksi/intimacy dalam perkuliahan.
Contoh: video motivasi dari Youtube baik dari dosen/mahasiswa, dll.
10. Dosen wajib menciptakan setting penyelenggaraan tatap muka virtual yang
kondusif untuk belajar dan menghindari kerentanan dunia digital.
11. Apabila pada saat yang ditentukan dosen tidak dapat melakukan pertemuan
karena satu atau lain hal, dosen wajib melakukan pertemuan pengganti.
Penggantian pertemuan langsung bersifat wajib dan disarankan pada hari Sabtu
atau berdasarkan kesepakatan dengan mahasiswa.
12. Dosen yang mengajar di semester 1 perlu memberikan “sentuhan pertama”
terhadap kelas di Universitas Sanata Dharma yang dirancang virtual.
13. DPA dan Wakaprodi perlu membuat group dengan mahasiswa baru.
14. Dosen wajib membangun keintiman dalam keberjarakan yang dapat dicapai
dengan cara berikut ini:
a. Gunakanlah bahasa tertulis yang mencerminkan lisan kita di kelas.
Sapaan dan gaya bicara yang tidak formal akan membantu dosen
menciptakan hubungan yang lebih dekat dengan mahasiswa.
b. Berikan preview aktivitas
c. Perhatikan urutan aktivitas pembelajaran, terutama untuk sains.
d. Atur kegiatan perkuliahan dengan aktivitas forum dan aktivitas diskusi
kecil. Banyak platform teknologi yang bisa digunakan dalam hal ini,
manfaatkan group, grouping, forum, chat, dan yang lain.
e. Usahakan menggunakan waktu mode sinkronus untuk lebih
mempererat jalinan komunikasi dengan mahasiswa dan melakukan hal
hal yang beyond teaching.
f. Jangan mengupload bahan materi pembelajaran mentah ke LMS. Perlu
dicermati bagaimana bahan materi pembelajaran mentah bisa dipahami
oleh mahasiswa tanpa kehadiran kita.

14
Desain Asesmen Pembelajaran Daring
Penilaian pembelajaran dilaksanakan secara dinamis melalui pemberian umpan
balik (feedback provision) yang berperan sebagai asesmen formatif untuk
menumbuhkan pembiasaan reflektif dan metakognitif. Penilaian pembelajaran oleh
dosen sejauh mungkin ditujukan untuk merangsang berkembangnya keterampilan
berpikir tingkat tinggi (high-order thinking skills), seperti melakukan analisis, evaluasi
dan kreasi. Penilaian pembelajaran untuk mendorong keterampilan berpikir kritis,
kreatif, dan eksploratif difasilitasi dengan penyediaan rubrik asesmen yang jelas,
mudah dipahami, dan bersifat operasional.
Pemberian tugas harus proporsional dan realistik dalam hal beban, waktu
pengerjaan dan aksesibilitas. Untuk mencapai kepentingan fungsi asesmen yaitu
“assessment for learning, assessment as learning dan assessment of learning”
diharapkan pembelajaran mengupayakan asesmen otentik. Asesmen otentik
membutuhkan investasi waktu yang lebih lama di sisi mahasiswa maupun dosen.
Implikasinya adalah pentingnya mempertimbangkan pengaturan waktu pengerjaan
yang realistik.

Prosedur Pelaksanaan Terkait Asesmen Pembelajaran Daring


1. Asesmen bisa dijadwalkan secara periodik dari awal.
2. Dosen didorong untuk lebih melakukan asesmen otentik untuk mendorong
pengembangan potensi (formatif) bukan berfokus untuk pengukuran
pengetahuan formal semata (sumatif).
3. Proses asesmen harus mempertimbangkan kendala dan keterbatasan yang
dialami mahasiswa. Implikasinya adalah pentingnya mempertimbangkan:
a. Pengaturan waktu pengerjaan yang realistik,
b. Asesmen selalu didasarkan pada tujuan pembelajaran (learning objectives)
c. Ketika menentukan tugas untuk mencapai tujuan pembelajaran ini, mulailah
dengan memikirkan kata kerja yang pas
d. Dosen perlu menetapkan unjuk kinerja yang esensial (essential performance).
Agar lebih membantu, rubrik perlu dibuat dan disiapkan dan
dikomunikasikan
4. Terkait persoalan ketidakjujuran, dosen dapat menggunakan fasilitas dalam
pembuatan item soal, dan memberikan pertanyaan yang ada di area higher order
thinking.
5. Dosen perlu merumuskan model, frekuensi, sarana, bobot serta bentuk
penanganan terhadap tindakan yang tidak terpuji seperti plagiarisme,
pelanggaran hak cipta. Hal ini disampaikan sebelum asesmen dilakukan. Contoh
terkait hal ini dapat dilihat di gambar 4.
6. Setiap pengumpulan tugas, disertai dengan pernyataan keaslian karya.

Gambar 4 berikut menekankan informasi informasi penting yang diharapkan disiapkan


oleh dosen terkait asesmen yang akan diselenggarakan. Informasi tersebut mencakup

15
deskripsi yang jelas tentang asesmen yaitu cakupan materi, bentuk/jenis instrumen,
waktu pengerjaan asesmen dengan mempertimbangkan akses internet dan perbedaan
waktu, batas pengumpulan yang realistik, akses mencoba (attempt) pengumpulan
suatu tugas serta aturan konsekuensi terkait keterlambatan, susulan, plagiasi, dan
ketidakjujuran yang lain.

Gambar 4: Contoh tampilan di LMS terkait informasi informasi penting dalam asesmen

Desain Pengelolaan Pembelajaran Daring


Pengelolaan pembelajaran daring terkait dengan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan pembelajaran. Monitoring dan evaluasi pembelajaran dilakukan untuk
mencapai tujuan fungsi formatif penjaminan mutu. Penjaminan mutu yang melekat
pada pejabat terkait yaitu yang paling dekat adalah Kaprodi. Penjaminan mutu yang
lebih terstruktur dilakukan untuk mengumpulkan informasi untuk pengambilan
eksekusi pengembangan oleh LPMAI. Aspek yang akan diaudit harus menjadi
komponen dalam pengembanga (lihat Lampiran)

Pelaksanaan Pengelolaan Pembelajaran Daring


1. Kaprodi diberikan fasilitas akses ke mata kuliah daring di prodi masing masing
untuk melakukan monitoring mutu.
2. Perlu keterlibatan penuh dari Prodi dan Fakultas dalam mendukung dan
memonitor pelaksanaan pembelajaran daring.
3. Ketua Program Studi melakukan kegiatan pemantauan akademik melalui rapat
koordinasi secara berkala untuk menyerap informasi dan aspirasi dari para
dosen yang melakukan pembelajaran daring, terutama berdasarkan data
refleksi yang dicatat/direkam secara reguler oleh para dosennya.

16
4. Kaprodi dibantu oleh LPMAI melakukan proses penjaminan mutu baik
menyangkut isi, proses, dan hasil pembelajaran daring yang melibatkan
mahasiswa sebagai peserta kuliah.
5. Pelaksanaan monitoring menggunakan instrumen yang sudah ada dan
disesuaikan dengan situasi yang terjadi.
6. Kaprodi melakukan monitoring melalui LMS Belajar dan menyampaikan
hasilnya pada Dekan
7. Pusat Pengembangan Pendidikan dan Inovasi Pembelajaran (PPIP) secara
periodik meninjau dan merawat LMS Belajar USD untuk menjamin mutu
layanan platform LMS Belajar USD tersebut.
8. PPIP memfasilitasi:
a. Tutorial untuk mahasiswa dan dosen
b. Workshop yang dibutuhkan doses,
c. Layanan klinik pembelajaran (luring dan mungkin juga daring) untuk
semakin membantu dosen dalam menyelenggarakan pembelajaran
online maupun untuk berinovasi dalam pembelajaran.
d. Layanan wa bantuan
e. Helpdesk untuk mahasiswa (hotline)
9. Laboran pembelajaran membantu dosen dalam menyiapkan resource
pembelajaran maupun pertemuan virtual untuk mahasiswa.
10. Lembaga Penjaminan Mutu dan Audit Mutu Internal (LPMAI) mengadakan
Survei Pembelajaran akhir semester untuk mengukur tingkat kepuasan para
mahasiswa terhadap kegiatan pembelajaran daring.
11. Wakil Rektor I melakukan koordinasi menyeluruh untuk menggerakkan
seluruh pihak terkait agar sinergi pembelajaran daring berjalan secara optimal
dan tepat sasaran.

17
Bagian 4
Penutup

Dokumen Panduan Pembelajaran Daring USD bertujuan untuk memberikan


gambaran tentang bagaimana setiap program studi, bersama dengan segenap
dosennya, merumuskan langkah-langkah strategis dan teknis untuk menyikapi kondisi
mutakhir sebagai akibat dari Pandemi COVID-19. Sebagai dokumen formal lembaga,
pedoman berfungsi sebagai acuan dasar atau minimal, untuk digunakan sebagai titik
pijak pengembangan pembelajaran oleh seluruh pihak terkait di lingkungan
Universitas Sanata Dharma. Namun demikian, panduan ini tidak membatasi
kreativitas, eksplorasi, dan eksperimentasi dari setiap dosen dan/atau program studi di
dalam upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.
Dokumen panduan ini mencerminkan proses organik, di mana berbagai
gagasan, berbagai pengalaman nyata dari sejumlah dosen, hasil survei pembelajaran
oleh LPMAI, data dari rangkaian kegiatan USD Mendengar, serta serangkaian
Workshop Series oleh PPIP, saling berinteraksi antara satu dengan yang lain untuk
membangun pemahaman yang lebih komprehensif terkait dengan realitas digital dalam
era Pandemi COVID-19 ini.

18
Daftar Pustaka

Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. (2020). Panduan Penyelenggaraan


Pembelajaran Semester Gasal 2020/2021 di Perguruan Tinggi. Edisi II
Universitas Sanata Dharma (2016), Renstra Universitas Sanata Dharma 2018 - 2022.
Kemendikbud. (2020). Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 3, 2020
tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi Indonesia.
Kebijakan Rektor no. 189/Rektor/VII/ 2020 tentang Kebijakan Persiapan Perkuliahan
Semester I T.A. 2020/2021
UU Nomor 12 tahun 2012 Dikti Pasal 54
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun
2020 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
Panitia Internasional Kerasulan Pendidikan Yesuit, Ciri-ciri Khas Pendidikan pada
Lembaga Pendidikan Yesuit (1986), No. 45
Panitia Internasional Kerasulan Pendidikan Yesuit, Ciri-ciri Khas Pendidikan pada
Lembaga Pendidikan Yesuit (1986), No. 86.
Peter Hans-Kolvenbach, The Ignatian Pedagogy: A Practical Approach (1993)
The International Commission on the Apostolate of Jesuit Education, Jesuit Schools:
A Living Tradition in the 21st Century (2020), No. 172-178.
The International Commission on the Apostolate of Jesuit Education, Jesuit Schools:
A Living Tradition in the 21st Century (2020), No. 214-222.
Website highschool SJ

19
Lampiran

Lembaga Penjaminan Mutu Dan Audit Kode/No :


Internal Universitas Sanata Dharma
Tanggal :
Revisi :0
Formulir Monev Pembelajaran Daring
Halaman :

FORMULIR MONEV PEMBELAJARAN DARING


Program Studi :
Identitas Mata Kuliah
Kode MK :
Nama MK :
Tahun Akademik :
Pengampu :

No Aspek yang dinilai Ya Tidak


1 Isian rencana pembelajaran mencapai 16 minggu/pertemuan.
2 Pemanfaatan presensi online.
3 Pemanfaatan digital resources yang dibuat sendiri.
4 Kemudahan dan kenyamanan desain pembelajaran terkait:
1 2 3 4
Catatan: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik.
1. Sapaan yang personal
2. Layout yang mudah diikuti
3. Pemanfaatan ilustrasi yang relevan
4. Penggunaan bahasa yang komunikatif
5 Kejelasan siklus pembelajaran terkait:
1 2 3 4
Catatan: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik.
1. Tujuan pembelajaran
2. Indikator pencapaian
3. Strategi yang dipakai
4. Kelengkapan materi
6 Kejelasan pelaksanaan pembelajaran sinkronus: Ya Tidak
1. Penjadwalan untuk video conferences minimal 6 kali dalam satu
semester.
2. Pemanfaatan fitur sinkronus (forum, chat, message)

7 Asesmen pembelajaran:
Catatan: 1 = Kurang, 2 = Cukup, 3 = Baik, 4 = Sangat Baik. 1 2 3 4
1. Kelengkapan asesmen pembelajaran (minimal: UTS 1, UTS 2,
Final dan 2 tugas)
2. Relevansi instrumen yang dipakai dengan capaian pembelajaran

CATATAN
Sampaikan ringkasan atas hasil monev daring dalam LMS Belajar!

20
SARAN
Sampaikan hal-hal yang sekiranya penting untuk ditindaklanjuti demi
perbaikan pembelajaran!

Ketua Program Rubrik Penilaian


Studi
Distribusi Peringkat
Rekomendasi
NIlai Mutu
Hasil monev SANGAT BAIK.
36.50 - Sangat Lanjutkan pembelajaran sesuai
45.00 Baik dengan rencana. Revisi tidak
diperlukan.
Hasil monev BAIK. Temukan
hal-hal yang sekiranya masih
27.00 -
Baik perlu diperbaiki. Perbaiki sesuai
36.00
dengan rekomendasi. Revisi
___/___/2020 minimal disarankan.
Hasil monev CUKUP. Temukan
hal-hal yang harus diperbaiki.
18.50 - Dibutuhkan revisi pada hal-hal
Cukup
26.50 mendasar yang direkomendasi
oleh pelaksana monev. Revisi
bersifat wajib.
Hasil monev KURANG.
Diperlukan perombakan besar-
10.00 -
Kurang besaran, dengan melibatkan
18.00
Kaprodi atau personalia yang
ditunjuk.

21

Anda mungkin juga menyukai