Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGUKURAN TEMPERATUR DAN KELEMBABAN DI PABRIK TAHU


BUNGKUL KECAMATAN INDRAMAYU KABUPATEN INDRAMAYU
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Laboratorium K3
Dosen Pengampu : Wahyudin, S.KM.,M.K.K.K

Disusun Oleh :
1. Andri Andreas (R.16.02.003)
2. Disya Hana Rahayu (R.16.02.008)
3. Novi Vikana (R.16.02.018)
4. Sumi Mayada (R.16.02.024)
5. Toni Napoli Hardianto (R.16.02.026)
6. Uut Rochmana (R.16.02.028)
7. Wati Istikomah (R.16.02.029)

Program Studi Sarjana Kesehatan Masyarakat


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) INDRAMAYU
Jl. Wirapati Sindang Indramayu
2019

i
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan “Lab Kesehatan dan Keselamatan Kerja (Lab K3) Di Pabrik Tahu Desa
Bungkul Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu” adapun tujuan dari
penyusunan laporan ini adalah untuk memenuhi tugas semester VII mata kuliah Lab
K3. Dalam penyusunan ini penulis mengalami sedikit kesulitan tetapi berkat
dorongan, bimbingan, serta petunjuk dan saran dari berbagai pihak, alhamdulilllah
kesulitan itu dapat teratasi.
Untuk itu dengan kerendahan dan ketulusan hati penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar - besarnya. Penulis menyadari penyusunan makalah ini
masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun
dengan harapan dapat menambah pengetahuan dalam penyusunan makalah di masa
yang akan datang.
Akhir kata penulis beRHarap mudah-mudahan makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Indramayu, Oktober 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii


BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Tujuan .................................................................................................................... 5
C. Manfaat .................................................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................................... 7
A. Pengertian Temperatur dan Humidity ................................................................ 7
B. Prosedur Pengukuran ........................................................................................... 9
C. Nilai Ambang Batas ............................................................................................ 15
D. Dampak Kelembaban ......................................................................................... 15
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 16
A. Hasil Identifikasi di Bagian Penggilingan Tahu ............................................... 16
B. Hasil Identifikasi di Bagian Penggumpalan dan Pencetakan Tahu ............... 18
C. Hasil Identifikasi di Bagian Pemotongan Tahu................................................ 20
D. Hasil Identifikasi di Bagian Penggorengan Tahu ............................................ 21
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 23
A. Kesimpulan .......................................................................................................... 23
B. Saran .................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 24

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kelembaban adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentrasi ini dapat
di ekspresikan dalam Kelembaban absolut, Kelembaban spesifik atau Kelembaban
relative. Alat untuk mengukur Kelembaban disebut humidity/temp. Sebuah
humidistat digunakan untuk mengatur tingkat Kelembaban udara dalam sebuah
bangunan dengan sebuah pengawa lembap (dehumidifier). Dapat dianalogikan
dengan sebuah thermometer dan thermostat untuk temperatur udara. Perubahan
tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan temperatur.
Kosentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 ̊C
(86 ̊ F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 ̊C (Handoko,1994).
Temperature dan kelembaban lingkungan ruang kerja sangat berpengaruh
pada efektivitas pekerjaan. Bekerja pada lingkungan yang terlalu panas dan lembab,
dapat menurunkan kemampuan fisik tubuh dan dapat menyebabkan keletihan yang
datang terlalu dini. Sedangkan pada lingkungan yang terlalu dingin, dapat
menyebabkan hilangnya fleksibilitas terhadap alat-alat monotorik tubuh yang
disebabkan oleh timbulkan kekakuan fisik tubuh. Kedua kondisi ini dapat
mengurangi produktivitas kerja bahkan potensial menyebabkan kecelakaan kerja.
Tingkat kelembaban udara yang terdapat pada lingkungan kerja akan
mempengaruhi tingkat penyerapan atau pelepasan panas tubuh seseorang melalui
proses evaporasi pada permukaan kulit. Pada kondisi temperature udara dan
temperature dinding yang tinggi, tingkat kehilangannya panas (heat loss) tubuh
melalui cara konfeksi dan radiasi adalah sangat rendah. Pada kondisi ini heat loss
terjadi melalui proses evaporasi. Jika kelembaban udara tinggi, evaporasi tidak
dapat berlangsung sehingga dapat mengakibatkan naiknya temperatur tubuh.
Perusahaan atau usaha industri adalah suatu unit usaha yang melakukan
kegiatan ekonomi, yang bertujuan menghasilkan barang atau jasa, sedangkan
kegiatan ekonomi adalah kegiatan yang bertujuan untuk memperoleh keuntungan,

4
5

dengan demikian industri kecil merupakan perusahaan atau unit usaha industri yang
melakukan kegiatan ekonomi dalam skala kecil.
Pengelolaan makanan adalah kumpulan metode dan teknik yang digunakan
untuk mengubah bahan mentah menjadi makanan atau mengubah makanan menjadi
bentuk lain untuk konsumsi oleh manusia atau hewan dirumah atau oleh industri
pengolahan makanan. Masih banyak pengelolaan makanan rumahan yang tidak
menjaga kebersihan makanan yang dikelolanya, selain itu masih banyak industri
makanan yang tidak memperhatikan tingkat temperatur dan kelembaban ruangan
yang digunakan untuk proses produksi makanan, sehingga keadaan seperti itu bisa
menimbulkan resiko kesehatan bagi pekerja seperti dehidrasi, keadaan keringat
(hitras) atau gatal karena kulit terus basah dan kejang otot.
Di Desa Bungkul Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu terdapat
beberapa usaha rumahan seperti pembuatan tahu dan tempe. Tahu umumnya
digunakan sebagai lauk-pauk dan sebagai makanan tambahan atau jajanan. Potensi
tahu dalam meningkatkan kesehatan dan harganya relatif murah memberikan
alternatif pilihan dalam pengadaan makanan bergizi yang dapat dijangkau oleh
segala lapisan masyarakat, sehingga dalam memproduksi tahu selain
mempeRHatikan bahan baku yang digunakan, harus mempeRHatikan juga hygiene
personal serta tingkat temperatur dan kelembaban tempat produksi.
Saat pelaksanaan observasi dilakukan pengukuran temperatur dan
kelembaban pada empat titik yaitu, proses penggilingan kedelai, percetakan tahu,
pemotongan, dan penggorengan. Di empat titik tersebut memiliki temperatur yang
panas dan kurang lembab sehingga menjadi alasan pada saat melakukan
pengukuran untuk mengetahui tingkat temperatur dan kelembaban di Pabrik Tahu
Desa Bungkul Kecamatan Indramayu Kabupaten Indramayu.

B. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat temperatur dan kelembaban di area kerja Pabrik
Tahu Desa Bungkul.
6

2. Tujuan khusus
a. Mengetahui pengertian temperatur dan kelembaban.
b. Mengetahui Prosedur cara pengukuran temperatur dan kelembaban
c. Mengetahui Nilai Ambang Batas (NAB) dari temperatur dan kelembaban
d. Mengetahui dampak penyakit dari adanya kelembaban

C. Manfaat
1. Manfaat Bagi Tenaga Kerja
Sebagai pengetahuan dan pencegahan bagi para tenaga kerja terkait potensi
bahaya kesehatan dan keselamatan yang disebabkan temperature temperatur yang
tidak sesuai standar di tempat kerja.
2. Manfaat Bagi Pemilik Pabrik
Sebagai informasi dan bahan masukan dalam hal potensi bahaya lingkungan
kerja yang dapat terjadi serta sebagai rekomendasi pengendalian bahaya apa yang
dapat dilakukan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Temperatur dan Humidity


Temperatur adalah suatu besaran yang menunjukkan derajat panas dari suatu
benda. Benda yang memiliki panas akan mneunjukkan temperatur yang tinggi dari
pada benda dingin. Sering kita menyebutkan suatu benda panas atau dingin dengan
cara menyentuh bneda tersebut dengan alat indera kita, walau kita tidak dapat
menyimpulkan berapa derajat panas benda tersebut, untuk mengetahui seberapa
besar temperatur benda tersebut maka digunakanlah temometer (Sora N, 2015).
Kelembaban udara adalah banyaknya kandungan uap air diudara (atmosfer).
Udara atmosfir adalah campuran dari udara kering dan uap air. Kelembaban udara
ditentukan oleh banyaknya uap air dalam udara. Kalau tekanan uap air dalam udara
mencapai maksimum, maka mulailah terjadi pengembunan. Tingkat kelembababn
berfariasi menurut temperatur semakin hangat temperatur udara, semakin banyak
uap air yang dapat ditampung semakin rendah temperatur udara, semakin sedikit
jumlah uap air yang dapat ditampung. Jadi pada siang hari yang panas dapat
menjadi lembab dibandingkan dengan hari yang dingin. Kemampuan udara untuk
menampung uap air dipengaruhi oleh temperatur. Jika udara jenuh uap air dinaikkan
temperaturnya, maka udara tersebut menjadi tidak jenuh uap air. Sebaliknya, jika
udara tidak jenuh uap temperaturnya ditunkan dan kerapatan airnya konstan, maka
udara tersebut akan mendekati kondisi jenuh uap air. Jadi ketika udara hangat naik
dan mulai mendingin, lama kelamaan akan kehilangan kemampuan untuk menahan
atau menampung uap air. Pada kondisi tekanana atau kerapatan uap air jenuh, maka
udara tidak dapat lagi menampung tambahan uap air. Temperatur pada saat udara
mencapai kondisi jenuh uap air disebut temperatur titik embun (Dew-point
temperature).
Pada temperatur titik embun terjadi saat ea=es atau Rh=100%. Bila
temperatur turun maka uap air akan berubah menjadi (disebut dengan kondensasi).
Udara dapat nampung sejumlah uap air tertentu sebelum terjadi kondensasi. Di
alam, pengembunan terjadi pada pagi hari sekitar saat terjadinya temperatur udara

7
8

minimum. Proses kondensasi ini juga terjadi atmosfer yang tinggi (awan). Yang
kemudian kita alami sebagai terjadinya hujan (prespitasi). Kelembaban udara dapat
dimyatakan sebagai Kelembaban absolut, Kelembaban nisbi (relative). Ataupun
deficit tekanan uap air.
Jenis Kelembaban ada 2, yaitu Kelembaban absolute dan kelembapam
relative. Kelembaban absolute adalah bilangan yang menunjukan berapa gram uap
air yang tertampung dalam 1 meter kubik udara. Sedangankan Kelembaban relative
adalah bilangan yang menunjukan berapa persen perbandingan antara uap air yang
ada dalam udara saat pengukuran dan jumlah uap air maksimum yang dapat
ditampung oleh udara tersebut. Kelembaban relative merupakan angka
perbandingan dari kandungan/tekanan uap air actual dengan keadaan jenuhnya atau
pada kapisitas maksimal uap air yang dapat ditampung dalam udara tersebut. Angka
banding antara kelembaban aktual dengan kapasitas udara untuk menampung uap
air tersebut jika kalikan dengan 100 maka dapat nilai kelembaban relative atau yang
kita kenal dengan % Rh. Satuan kelembaban yang umum digunakan adalah Rh.
Yaitu relative humidity atau Kelembaban relative. Rh adalah suatu pengukuran
yang mempresentasikan jumlah titik-titik air di udara pada temperatur tertentu yang
dibandingkan dengan jumlah maksimum titik-titik air yang dapat dikandung
diudara pada temperatur tersebut. Rh dinyatakan dalam presentase. Udara panas
menyimpan titi-titik air lebih banyak daripada udara dingin. Semakin tinggi nilai
Rh maka semakin tinggi terjadinya pengembunan. 100% Rh berarti bahwa
penambahan titi-titik air diudara semakin mengembun. Tingkat Kelembaban yang
ideal adalah 50-55% Rh. 50%Rh menunjukan bahwa udara terisi setengah dari
kapasitas maksimum air yang ditampung diudara (Akhmadshare, 2017).
Humidity adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat
diekspresikan dalam kelembaban absolut, kelembaban spesifik atau kelembaban
relative (Rh). Kelembaban absolut didefinisikan sebagai massa dari uap air
pada volume tertentu campuran udara atau gas, dan umumnya dilaporkan
dalam gram per meter kubik (g/m3). Kelembaban spesifik adalah metode untuk
mengukur jumlah uap air di udara dengan rasio terhadap uap air di udara kering.
9

B. Prosedur Pengukuran
Unit ukuran standar H300 adalah ° C. Untuk beralih ke ° F, lihat bagian 5 1.
Default waktu pengambilan sampel untuk pencatatan data ditetapkan 2 detik. Untuk
mengubah waktu pengambilan sampel ini, lihat bagian 4-7.
10

1. Pengukuran Kelembaban dan Temperatur


a. Pasang "Probe Plug" (4-11, Gbr. 1) ke dalam "Soket Input Probe" (4 10,
Gbr. 1).
b. Nyalakan meter dengan menekan “Tombol Daya” (4-2, Gbr.1) selama 2
detik. LCD akan menunjukkan satuan ukuran pada displaya setelah uji
diri cepat. Ini akan menampilkan% Rh di layar utama dan temperatur di
bagian bawah LCD.
c. Meteran menampilkan temperatur dalam ° C secara default, untuk beralih
ke ° F lihat bagian 5-1.
2. Pengukuran Titik DEW
Untuk mengukur DEW Point, ikuti instruksi yang ditunjukkan pada bagian
4-3 dan kemudian tekan "Tombol Fungsi" (4-5, Gbr. 1) sesaat sekali. LCD akan
menampilkan kata DEW di layar utama dan temperatur di bawah.
3. Penahan Data
Saat melakukan pengukuran, Anda dapat membekukan nilai yang
ditampilkan dengan menekan "Tombol Tahan" (4-3, Gbr.1) satu kali. Simbol
HOLD akan ditampilkan bersama dengan nilai yang diukur yang ditahan pada LCD.
Dengan menekan "Tombol Tahan" (4-3, Gbr.1), kedua kalinya akan melepaskan
nilai yang ditampilkan dan mematikan fungsi penahanan data.
4. Rekam Data Max/Min
a. Untuk merekam pembacaan maksimum dan minimum, tekan "Tombol
REC" (4-4, Gbr. Simbol REC akan ditampilkan pada LCD. Dengan
menekan "Tombol REC" (4-4, Gbr. 1) Anda dapat beralih melalui nilai
Max dan Min.
b. Untuk menghapus nilai yang direkam tekan dan tahan "Tombol Tahan"
(4-3, Gbr. 1) selama sekitar 3 detik.
c. Untuk beRHenti menggunakan fungsi REKAM, tekan dan tahan
"Tombol REKAM" (4-4, Gbr. 1) selama minimal 3 detik.
5. Data Logger Otomatis
11

Proses pengaturan akan dijelaskan terlebih dahulu karena fungsi Auto Data
Logger tidak akan berfungsi jika pengambilan sampel detik diatur ke 0. Jika Anda
tidak perlu mengatur meteran Anda, lanjutkan ke langkah 7.
a. Tekan dan tahan "Tombol SET" (4-6, Gbr.1) selama sekitar 3 detik untuk
masuk ke menu pengaturan (Anda akan melihat kode kata di bagian
bawah LCD).
b. Menekan "Tombol Enter" (4-4, Gbr. 1) akan membawa Anda ke unit
pengukur temperatur (lihat bagian 5-1 jika Anda ingin mengubah unit
pengukur).
c. Tekan "Tombol Logger" (4-6, Gbr.1) dan SEC akan ditampilkan di
bagian bawah LCD.
d. Untuk menggilir jumlah detik yang Anda inginkan meter menunggu di
antara penebangan, tekan "Tombol Fungsi" (4-5, Gbr. 1). Dengan
menekan "Tombol Fungsi" (4-5, Gbr. 1), jumlah detik berikut ini akan
ditampilkan di bagian atas LCD: 1, 2, 10, 30, 60, 600, 1800 atau 3600.
e. Setelah angka yang Anda perlukan ditampilkan pada LCD, tekan
"Tombol Logger" (4-6, Gbr.1).
f. Tekan "Tombol Enter" (4-4, Gbr. 1) untuk keluar dari menu pengaturan,
lalu tekan "Tombol ESC" (4-3, Gbr. 1).
g. Tekan "Tombol REC" (4-4, Gbr.1) sebentar untuk memulai fungsi data
log. Simbol REC akan ditampilkan pada LCD. Fungsi data logger dapat
menyimpan hingga 1000 nilai pengukuran (baik Kelembaban & Temp.
Atau Titik Embun & Temp).
h. Tekan "Tombol Logger" (4-6, Gbr.1) dan meteran akan mulai masuk.
Anda akan melihat A berkedip di bagian atas LCD setiap kali peristiwa
logging telah terjadi. Kedipan A akan cocok dengan jumlah detik yang
Anda atur dalam pengaturan fungsi pencatat data.
i. Jika A di bagian atas LCD dan tampilan bawah berkedip, itu menandakan
bahwa memori penuh. Silakan lihat bagian "Menghapus data
penyimpanan yang ada dari memori" di bagian "Prosedur Pengukuran
Lanjut".
12

6. Manual Data Logger (atur waktu sampel ke 0 detik)


a. Tekan "Tombol REC" (4-4, Gbr.1) sebentar untuk memulai fungsi data
log. Simbol REC akan ditampilkan pada LCD. Fungsi data logger dapat
menyimpan hingga 1000 nilai pengukuran (baik Kelembaban & Temp.
Atau Titik Embun & Temp).
b. Tekan "Tombol Logger" (4-6, Gbr.1) setiap kali Anda ingin meteran
mencatat nilai. Anda akan melihat flash A di bagian atas LCD. Meteran
tidak akan merekam pengukuran lain sampai Anda menekan "Tombol
Logger" (4-6, Gbr.1) lagi.
c. Jika A di bagian atas LCD dan layar di bawahnya berkedip, itu
menandakan bahwa memori sudah penuh. Silakan lihat bagian
"Menghapus data penyimpanan yang ada dari memori" di bagian
"Prosedur Pengukuran Lanjut".
7. Prosedur Pengukuran Lanjut
Catatan: Batalkan fungsi Tahan atau Rekam sebelum mencoba melakukan
dan prosedur pengukuran lanjutan.
a. Tekan dan tahan "Tombol SET" (4-6, Gbr. 1) selama sekitar 3 detik
hingga LCD menampilkan "Kode". Setelah Anda melepaskan tombol,
Anda akan melihat 1000 di layar utama. 1000 Adalah kode kata sandi
untuk memungkinkan prosedur pengukuran lanjutan. Untuk
meninggalkan menu pengaturan tekan tombol “ESC Button” (4-3,
Gbr.1).
b. Tekan "Tombol Enter" (4-4, Gbr. 1).
c. Sekarang Anda berada di area pengaturan untuk mengatur atau
mengubah satuan temperatur pengukuran. Menekan "Tombol Set" (4-6,
Gbr. 1) akan menggilir bagian pengaturan berikut:
1) ° F …… Ubah Temp C atau F (bagian 5-1)
2) SEC… Ubah laju sampling logger data (bagian 5-2)
3) Cnt… .. Untuk menampilkan data saldo dalam memori (bagian 5-3)
4) CLr .... Hapus data yang disimpan dalam memori (data logger data)
(bagian 5-4)
13

5) OFF ... Manajemen ON / OFF daya otomatis (bagian 5-5)


8. Ubah satuan ukur dari C ke F
a. Tekan dan tahan "Set Button" (4-6, Gbr. 1) selama sekitar 3 detik sampai
Anda melihat kata "Code" di bagian bawah LCD.
b. Tekan "Tombol Enter" (4-4, Gbr. 1). Sekarang Anda dapat memilih
antara ° C & ° F dengan menekan "Tombol Fungsi" (4-5, Gbr. 1). Ketika
"0" berada di LCD utama, unit akan menampilkan temperatur dalam ° C.
Ketika "1" berada di LCD utama maka unit akan menampilkan
temperatur dalam ° F.
c. Setelah Anda memilih 0 atau 1, tekan tombol “REC Enter” dan kemudian
tekan tombol “Hold ESC” untuk melarikan diri dan kembali ke mode
pengujian normal.
9. Mengubah Waktu Pengambilan Data Logger
a. Tekan dan tahan "Set Button" (4-6, Gbr.1) selama lebih dari 3 detik.
b. LCD utama kemudian harus menampilkan 1000. Sekarang tekan tombol
"Enter Button" (4-4-, Gbr. 1)
c. Sekarang tekan "Set Button" (4-6, Gbr.1). Anda akan melihat SEC di
bagian bawah layar LCD.
d. Gunakan "Tombol Fungsi" (4-6, Gbr. 1) untuk menelusuri pengaturan
detik yang tersedia. BeRHenti pada 0, 1, 2, 10, 30, 60, 600, 1800 atau
3600. Nilai yang Anda pilih akan memberi tahu meteran seberapa sering
mencatat suatu peristiwa. Perhatikan bahwa 0 SEC hanya dapat
digunakan dalam fungsi logging manual.
e. Tekan "Tombol Enter" (4-4, Gbr.1) untuk mengonfirmasi pilihan Anda
dan menyimpannya ke memori meter.
f. Tekan "Tombol ESC" (4-3, Gbr.1) untuk menuju ke mode pengukuran
normal.
10. Clear Memory
a. Tekan dan tahan "Set Button" (4-6, Gbr.1) selama sekitar 3 detik.
b. LCD utama kemudian harus menampilkan 1000. Sekarang tekan tombol
"Enter Button" (4-4-, Gbr. 1).
14

c. Tekan "Set Button" (4-6, Gbr.1) tiga kali dan Anda akan melihat penanda
CLr di bagian bawah LCD. Angka teratas adalah jumlah titik data yang
disimpan.
d. Tekan "Tombol Fungsi" (4-5, Gbr. 1) dan angka teratas akan menjadi nol.
e. Tekan "Tombol Enter" (4-4-, Gbr. 1) untuk menghapus memori.
f. Anda dapat menekan "Tombol ESC" (4-3, Gbr. 1) untuk kembali ke
mode pengukuran normal.
11. Nonaktif Otomatis nonaktifan
Instrumen ini memiliki fungsi "Tidak Aktif Otomatis" yang dapat
memperpanjang usia baterai. Meter akan mati secara otomatis jika tidak ada tombol
yang ditekan sekitar 10 menit.
Untuk menonaktifkan fungsi ini, pilih fungsi rekam memori selama
pengukuran dengan menekan tombol "Tombol REC" (4-4, Gbr. 1).
12. Kirim Data dariRS232 Socket
a. Batalkan Tahan dan fungsi REKAM.
b. Tekan dan tahan "Tombol Kirim" (4-5, Gbr. 1) selama sekitar 2 detik.
Anda akan melihat 232 di bagian bawah LCD.
c. Tekan "Tombol Kirim" (4-5, Gbr. 1) dan tampilan atas dan bawah akan
mulai berkedip. Pada saat ini data sedang dikirim keluar "RS232 Socket"
(4-9, Gbr.1).
13. Informasi Antarmuka serial PC RS232
Instrumen ini memiliki antarmuka serial PC RS232 melalui terminal 3,5 mm
(4-12, Gbr. 1). Output data adalah aliran 16 digit yang dapat digunakan untuk
aplikasi spesifik pengguna. Kabel RS232 dengan koneksi berikut akan diperlukan
untuk menghubungkan instrumen dengan port serial PC.
14. Penggantian Baterai
a. Saat layar LCD menunjukkan "" simbol baterai lemah, Anda perlu
mengganti baterai. Spesifikasi yang tercantum untuk instrumen ini tidak
berlaku ketika simbol baterai lemah ditampilkan.
b. Buka "Kompartemen Baterai" (4-7, Gbr. 1) dengan terlebih dahulu
melonggarkan "Sekrup Penutup Baterai" (4-15, Gbr. 1).Ganti baterai
15

dengan baterai “baik” dengan memperhatikan polaritas yang benar. Ganti


"Kompartemen Baterai" (4-7, Gbr. 1) dan "Sekrup Penutup Baterai" (4-
15, Gbr. 1). Pastikan cov er terpasang erat.

C. Nilai Ambang Batas


Nilai ambang batas (threshold limit value) atau seringkali dikenal sebagai
nilai batas pajanan (NBP) atau occupational exposure value adalah standar faktor
bahaya ditempat kerja sebagai kadar atau intensitas rata-rata tertimbang waktu
(Time Weighted Average) yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan
penyakit atau gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk waktu tidak
melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu (Permenakertrans No.13/MEN/X/2011
Tentang NAB Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja) .
Menurut Kepmenkes RI No.1405 Tahun 2002 tentang persyaratan kesehatan
lingkungan kerja perkantoran dan industri, nilai ambang batas untuk temperatur
yaitu 18 – 30 ̊ C dan kelembaban 65%-95% .

D. Dampak Kelembaban
Perubahan temperatur atau temperature ruangan yang terjadi pada
lingkungan kerja dapat menimbulkan berbagai kondisi seperti :
1. Gangguan perilaku dan performansi kerja
2. Dehidrasi
3. Keadaan keringat atau gatal-gatal karena kulit terus basah
4. Hilangnya garam natrium dari tubuh yang dapat menyebabkan kejang otot
16

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Identifikasi di Bagian Penggilingan Tahu


Tabel 3.1
Hasil Pengukuran Temperatur (̊ C) di Tempat Penggilingan Kedelai
Titik Temperatur ̊ C
Pengukuran Pengukuran I Pengukuran II
Minimal Maksimal Minimal Maksimal
Penggilingan 34,59 ̊ C 34,60 ̊ C 34,87 ̊ C 35,06 ̊ C
Kedelai
Rata-rata 34,60 ̊ C 34,91 ̊ C
NAB 18 ̊ C – 30 ̊ C

Tabel 3.2
Hasil Pengukuran Kelembaban (%Rh) di Tempat Penggilingan Kedelai
Titik Kelembaban (%Rh)
Pengukuran
Pengukuran I Pengukuran II
Minimal Maximal Minimal Maximal
Penggilingan 65,38 % Rh 73,58 % Rh 66,51 % Rh 73,81 % Rh
Kedelai
Rata-rata 69,48% Rh 70,16% Rh
NAB 65% RH - 95% Rh

Perubahan temperatur ruangan yang terjadi pada lingkungan kerja dapat


menimbulkan berbagai kondisi seperti gangguan perilaku dan performasi kerja,
dehidrasi, keadaan keringat (heat rash) atau gatal karena kulit terus basah,
hilangnya garam natrium (heat champs) dari tubuh yang yang dapat menyebabkan
kejang otot, heat syncope dan heat exhaustion. Aktifitas/kegiatan yang dilakukan
oleh pekerja bagian penggilingan kedelai yaitu menggiling kedelai dengan
menggunakan mesin penggiling, proses penggilingan ini berdekatan dengan proses

16
17

penggumpalan tahu dan tungku uap, sehingga di area tersebut temperaturnya


panas dan menyebabkan iritasi pada mata. Kenyamanan yang diciptakan dari
lingkungan sekitar industri sangat mempengaruhi dalam tingkat produktivitas
pekerja. Temperatur ideal mampu membuat pekerja betah dan nyaman melakukan
aktifitasnya. Menurut hasil penelitian PUSPERKES (1995) temperatur nyaman di
dalam ruang kerja untuk orang Indonesia adalah 220 ̊ C – 260 ̊ C.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan di tempat penggilingan kedelai pada
industri perumahan tahu Bungkul nilai temperatur ruangan dengan skala celcius
pada pengukuran pertama diperoleh nilai minimal 34,59 ̊ C dan maksimal 34,60 ̊
C serta rata-rata temperaturnya 34,60 C dengan nilai Rh minimal 65,38% dan nilai
Rh maksimalnya 73,58% dan rata-rata nilai Rh nya 69,48%. Sedangkan pada
pengukuran kedua diperoleh nilai minimalnnya 34,87 ̊ C dan nilai maksimalnya
35,06 ̊ C serta rata-rata temperaturnya 34,91 ̊ C dengan nilai Rh minimalnya 66,51%
, nilai Rh maksimalnya 73,81% dan rata-rata nilai Rh nya adalah 70,16. Nilai ini
tentu saja berada di luar ketentuan yang ditetapkan.
Hasil pengukuran temperatur yang dilakukan di pabrik tahu bagian
penggilingan kedelai dengan skala celcius didapati nilai rata-rata pada pengukuran
pertama yaitu 34,60 ̊C sedangkan pada pengukuran kedua pada tempat yang sama
didapati nilai rata-rata sebesar 34,91 ̊C hal ini tidak sesuai dengan peraturan
Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 yang menyatakan bahwa batas temperatur
ruangan industri 18-30 ̊C, dimana bila temperatur udara >30 ̊C perlu menggunakan
alat penata udara seperti Air Conditioner (AC), kipas angin dan lain-lain.
Sedangkan di pabrik tahu Bungkul tidak terdapat kipas angin padahal nilai
temperaturnya melebihi persyaratan peraturan yang berlaku.
Hasil dari nilai pengukuran kelembaban di pabrik tahu bagian penggilingan
kedelai pada pengukuran pertama diperoleh nilai rata-rata 69,48%Rh dan pada
pengukuran kedua rata-ratanya 70,18 %Rh hal ini masih sesuai dengan persyaratan
Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 batas kelembaban ruangan industri adalah
65%Rh - 95%Rh. Bila kelembaban udara ruang kerja > 95%Rh perlu menggunakan
alat dehumidifier. Bila kelembaban udara ruang kerja < 65%Rh perlu menggunakan

17
18

alat humidifier. Akibat dari kondisi temperatur dan kelembaban tersebut


mempengaruhi kinerja pada pekerja dan mempengaruhi hasil produktifitas.

B. Hasil Identifikasi di Bagian Penggumpalan dan Pencetakan Tahu


Tabel 3.3
Hasil Pengukuran Temperatur (̊ C) di Tempat Penggumpalan dan Pencetakan
Tahu
Titik Temperatur ̊ C
Pengukuran Pengukuran I Pengukuran II
Minimal Maksimal Minimal Maksimal
Penggumpalan 34,36 ̊ C 35,38 ̊ C 36,2 ̊ C 36,21 ̊ C
dan Pencetakan
Tahu
Rata-rata 34,37 ̊ C 36,21 ̊ C
NAB 18 ̊ C – 30 ̊ C

Tabel 3.4
Hasil Pengukuran Kelembaban (%Rh)
di Bagian Penggumpalan dan Pencetakan Tahu
Titik Kelembaban % Rh
Pengukuran Pengukuran I Pengukuran II
Minimal Maximal Minimal Maximal
Penggumpalan 61,926 % Rh 70,13 % Rh 62,38 % Rh 68,45 % Rh
dan Pencetakan
Tahu
Rata-rata 66,03 % Rh 65,42 % Rh
NAB 65 % Rh - 95 % Rh

Aktifitas/kegiatan yang dilakukan oleh pekerja bagian penggumpalan dan


pencetakan tahu yaitu mengolah kedelai yang sudah di saring dan telah menjadi
bubur kemudian dilakukan penggumpalan dengan menambah asam cuka dan air

18
19

panas, proses tersebut berdekatan dengan tungku uap dan perebusan bubur kedelai
sehingga temperatur pada area tersebut menjadi panas.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan di tempat Penggilingan Kedelai pada
industri perumahan tahu Bungkul di peroleh nilai temperatur ruangan dengan skala
celcius pada pengukuran pertama diperoleh nilai minimal 34,36̊ C dan maksimal
35,38̊ C serta rata-ratanya 34,37 ̊ C dengan nilai RH minimal 61,926%, nilai Rh
maksimalnya 70,13% dan rata-rata Rh nya 66,028%. Sedangkan pada pengukuran
kedua diperoleh nilai minimalnnya 36,2 ̊ C dan nilai maksimalnya 36,21 ̊ C serta
rata-ratanya 36,21 ̊ C dengan nilai Rh minimalnya 62,38%, nilai Rh maksimalnya
68,45% dan rata-rata Rh nya 65,415%.
Pengukuran temperatur yang dilakukan di pabrik tahu Bungkul bagian
penggumpalan dan pencetakan tahu dengan skala celcius pada pengukuran pertama
rata-rata temperatur nya 34,37 ̊C dan rata-rata temperature kedua yaitu 36,21 ̊ C.
Nilai ini tentu saja berada di luar ketentuan yang ditetapkan.oleh Kepmenkes No.
1405 Tahun 2002 batas temperatur ruangan industri 18-30 ̊C, dimana bila
temperatur udara >30 ̊C perlu menggunakan alat penata udara seperti Air
Conditioner (AC), kipas angin dan lain-lain. Sedangkan hasil pengukuran
kelembaban di pabrik tahu bungkul pada bagian penggumpalan dan pencetakan
tahu pada pengukuran pertama di peroleh nilai rata-rata Rh nya 66,03% sedangkan
pada pengukuran kedua nilai rata-ratan Rh yaitu 65,42%, nilai tersebut sesuai
dengan kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 yang menyatakan bahwa batas
kelembaban ruangan industri adalah 65% - 95%.

19
20

C. Hasil Identifikasi di Bagian Pemotongan Tahu


Tabel 3.5
Hasil Pengukuran Temperatur (̊ C) di Tempat Pemotongan Tahu
Titik Temperatur ̊ C
Pengukuran Pengukuran I Pengukuran II
Minimal Maksimal Minimal Maksimal
Pemotongan 34,08 ̊ C 34,16 ̊ C 33,75 ̊ C 33,88 ̊ C
Tahu
Rata-rata 34,12 ̊ C 33,82 ̊ C
NAB 18 ̊ C – 30 ̊ C

Tabel 3.6
Hasil Pengukuran Kelembaban (%Rh) di Tempat Pemotongan Tahu
Titik Kelembaban % Rh
Pengukuran Pengukuran I Pengukuran II
Minimal Maximal Minimal Maximal
Pemotongan 66,22 %Rh 70,85 %Rh 72,67 %Rh 72,67 %Rh
Tahu
Rata-rata 68,54 %Rh 72,67 %Rh
NAB 65 % Rh – 95 %Rh

Aktifitas/kegiatan yang dilakukan oleh pekerja bagian pemotongan tahu


yaitu tempatnya berdekatan dengan proses penggorengan dan proses pewarnaan
tahu dimana air yang digunakan untuk proses pewarnaan tersebut yaitu air dengan
temperatur yang panas, sehingga di area tersebut temperaturnya panas.
Dari hasil pengukuran yang dilakukan di tempat Pemotongan Tahu pada
industri perumahan tahu Bungkul di peroleh nilai temperatur ruangan dengan skala
celcius pada pengukuran pertama diperoleh nilai minimal 34,08̊ C dan maksimal
34,16̊ C serta nilai rata-ratanya 34,12 ̊ C dengan nilai Rh minimal 66,22%, nilai Rh
maksimalnya 70,85% dan rata-rata Rh nya 68,54%. Sedangkan temperatur pada
pengukuran kedua diperoleh nilai minimalnnya 33,75 ̊ C dan nilai maksimalnya

20
21

33,82 ̊ C dengan nilai Rh minimalnya 72,67%, nilai Rh maksimalnya 72,67% dan


rata-rata Rh nya 72,67%.
Pengukuran temperatur yang dilakukan di pabrik tahu Bungkul bagian
pemotongan tahu dengan skala celcius pada pengukuran pertama rata-ratanya 34,12
̊C sedangkan pada pengukuran kedua rata-ratanya 33,82 ̊C. Nilai ini tentu saja
berada di luar ketentuan yang ditetapkan oleh Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002
batas temperatur ruangan industri adalah 18 ̊C - 30 ̊C. Bila temperatur udara > 30 ̊C
perlu menggunakan alat penata udara seperti air condition (AC), kipas angin dan
lain-lain. Sedangkan hasil pengukuran kelembaban udara di pabrik tahu bagian
pemotongan pada pengukuran pertama nilai rata-rata Rh nya yaitu 68,54%
sedangkan pada pengukuran kedua nilai Rh nya yaitu 72,67% hal ini masih sesuai
dengan kepmenkes no 1405 Tahun 2002 yaitu batas kelembaban ruangan industri
adalah 65% - 95%.
Menurut Grandjean (1986) Kondisi temperature terlalu panas akan
mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan
jumlah angka kesalahan kerja (Grandjean, 1986 dalam Nurmianto, 2004).

D. Hasil Identifikasi di Bagian Penggorengan Tahu


Tabel 3.7
Hasil Pengukuran Temperatur (̊ C) di Tempat Penggorengan Tahu
Titik Pengukuran Temperatur ̊ C
Pengukuran I Pengukuran II
Minimal Maximal Minimal Maximal
Tempat Penggorengan 34,47 ̊ C 34,70 ̊ C 35,28 ̊ C 35,31 ̊ C
Rata-rata 34,59 ̊ C 35,29 ̊ C
NAB 18 ̊ C – 30 ̊ C
Tabel 3.8
Hasil Pengukuran Kelembaban (%Rh) di Tempat Penggorengan Tahu
Titik Pengukuran Kelembaban % Rh
Pengukuran I Pengukuran II
Minimal Maximal Minimal Maximal

21
22

Tempat Penggorengan 64,17 %Rh 65,68 %Rh 81,23 %Rh 83,10%Rh


Rata-rata 64,925 %Rh 82,165 %Rh
NAB 65 %Rh – 95 %Rh

Aktifitas/kegiatan yang dilakukan oleh pekerja bagian penggorengan di


industri tahu yaitu berdekatan langsung dengan alat penggorengan dan kompor
sehingga hal tersebut menyebabkan temperatur panas disekitar area. Dari hasil
pengukuran yang dilakukan di tempat Penggorengan tahu pada industri perumahan
tahu Bungkul di peroleh nilai temperatur ruangan dengan skala celcius pada
pengukuran pertama diperoleh nilai minimal 34, 47 ̊C dan maksimal 34,70 ̊C serta
nilai rata-ratanya 34,59 ̊ C dengan nilai Rh minimal 64,17%, nilai Rh maksimalnya
65,68% dan rata-rata Rh-nya 64,925%. Sedangkan temperatur pada pengukuran
kedua diperoleh nilai minimalnnya 35,28 ̊ C dan nilai maksimalnya 35,31 ̊ C dengan
nilai Rh minimalnya 81,23%, nilai Rh maksimalnya 83,10% dan rata-rata Rh-nya
82,165%.
Pengukuran temperatur yang dilakukan di pabrik tahu Bungkul bagian
penggorengan tahu dengan skala celcius pada pengukuran pertama rata-ratanya 34,
47 ̊C sedangkan pada pengukuran keduanya 35,29 ̊C. Nilai ini tentu saja berada di
luar ketentuan yang ditetapkan oleh Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 batas
temperatur ruangan industri adalah 18% - 30%. Bila temperatur udara > 30 ̊C perlu
menggunakan alat penata udara seperti air condition (AC), kipas angin dan lain-
lain. Sedangkan hasil pengukuran kelembaban udara di pabrik tahu bagian
penggorengan rata-ratanya yaitu 64,925% hal ini belum sesuai dengan Kepmenkes
no 1405 Tahun 2002 yaitu batas kelembaban ruangan industri adalah 65% - 95%.
Bila kelembaban udara ruang kerja > 95% perlu menggunakan alat dehumidifier.
Bila kelembaban udara ruang kerja < 65% perlu menggunakan alat humidifier.
Ventilasi di dalam ruangan tempat penggorengan tahu sebenarnya sudah
cukup memadai untuk melakukan siklus pertukaran udara ruangan, namun tetap
saja temperatur di dalam ruangan masih tetap terasa panas.

22
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari pengukuran tingkat kelembaban di pabrik pembuatan
tahu Bungkul dengan menggunakan alat ukur humidity/temp meter H300 yang
dilakukan di empat titik pengukuran yaitu : penggilingan kedelai, penggumpalan
dan percetakan, pemotongan serta penggorengan dihasilkan bahwa semua tempat
yang di ukur bertemperatur tidak sesuai dengan persyaratan Kepmenkes no 1405
Tahun 2002 yaitu batas temperatur ruangan industri 18 ̊C - 30 ̊C sedangkan hasil
dari pengukuran tingkat kelembaban terdapat 1 tempat yang lembab di proses
bagian penggorengan dengan rata-rata yaitu 64,925% hal ini berarti belum sesuai
dengan kepmenkes no 1405 Tahun 2002 yaitu batas kelembaban ruangan industri
adalah 65% - 95%.

B. Saran
Berdasarkan hasil pengukuran kelembaban dari ke empat titik diperoleh
hanya pada proses penggorengan yang kurang lembab maka dari itu harus
diberikannya alat humidifier agar tempat itu lemab dan tidak mengakibatkan
timbulnya penyakit akibat kerja hal ini sesuai dengan persyaratan Kepmenkes No.
1405 Tahun 2002 menyatakan bahwa batas kelembaban ruangan industri adalah
65% - 95%. Bila kelembaban udara ruang kerja > 95% perlu menggunakan alat
dehumidifier. Bila kelembaban udara ruang kerja < 65% perlu menggunakan alat
humidifier.
Sedangkan hasill pengukuran temperatur juga harus disediakannya kipas
angin, AC dan lain-lain untuk penataan udara yang lebih baik, karena hasil dari
pengukuran temperatur di semua titik didapati nilai rata-rata tidak sesuai dengan
Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002 batas temperatur ruangan industri adalah 18% -
30%.

23
DAFTAR PUSTAKA

http://andryzsafer.blogspot.com/2017/11/mengenal-nilai-ambang-batas.html?m=1

diakses pada tanggal 25 Oktober 2019

Cahyadi, Dwi. 2011. Pengukuran Lingkungan Fisik Kerja dan Workstation di

Kantor Pusat Samarinda. Web : http://karyailmiah.polnes.ac.id. Diakses

pada 27 Oktober 2019

Giashinta, Pradina. 2018. Alat Pengatur Temperatur Kelembaban dan Monitoring

Masa Panen Pada Budidaya Jamur Tiram Berbasis Arduino Uno. Web :

http://eprints.uny.ac.id . Diakses pada 27 Oktober 2019.

Zaqi Alfaritsy Ari, Anton Nugroho Yohannes. 2017. Pengukuran Lingkungan Kerja

Fisik dan Operator Untuk Menentukan Waktu Istirahat Kerja. Web :

http://journals.ums.ac.id . Diakses pada 27 Oktober 2019.

Kepmenkes RI No 1405/MENKES/SK/XI/2002 Tentang Persyaratan Lingkungan

Kerja Perkantoran dan Industri

24

Anda mungkin juga menyukai