Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH VENTILASI TAMBANG

(PSIKOMETRI UDARA)

DISUSUN OLEH:

MESYA NADILA : 09320210069


ERVIN JAYADI : 09320210072
MUH. BILAL RAMADHAN : 09320210056
PUTRI SHAFIRAH : 09320210266
NUR KHAERA FAJRIATI : 09320210275

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ventilasi tambang
yang berjudul psikometri udara yang berupa pertanyaan dan jawaban ini dengan baik dan
benar. Saya ucapkan terima kasih kepada Bapak Suriyanto Bakri selaku Dosen mata kuliah
ventilasi tambang fakultas teknologi industri program studi teknik pertambangan universitas
muslim indonesia yang telah memberikan tugas ini.
Kami berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan saya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi ventilasi tambang. kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan baik dari segi isi
maupun penulisan. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran yang membangun
demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa kritik dan saran yang membangun.
Semoga makalah ini dapat dipahami oleh siapapun yang membacanya. Demikian kata
pengantar makalah ini saya ucapkan terima kasih.

Makassar,10 oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..............................................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................................1
1.4 Metode Penulisan...............................................................................................................1
1.5 Sistematika Penulisan........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
2.1 Sumber-Sumber Panas.....................................................................................................3
2.2 Tabel Psikometri..............................................................................................................9
2.3 Peralatan........................................................................................................................10
2.4 Langkah Kerja...............................................................................................................11
2.5 Data Hasil Kegiatan.......................................................................................................12
BAB III PENUTUP.................................................................................................................17
3.1 Kesimpulan......................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.


Setiap makhluk hidup memerlukan udara segar yang mengandung oksigen untuk
bernafas agar kehidupannya tetap berlangsung .Pada udara segar tidak semuanya mengandung
oksigen melainkan 79 % Nitrogen dan 21 % Oksigen. Kebutuhan oksigen setiap manusia
berbeda-beda tergantung pada lokasinya(dataran tinggi atau dataran rendah), serta aktivitas
yang dilakukan, dan lain-lain. Dari sinilah muncul perhitungan udara segar dimana pada
tambang bawah tanah perhitungan ini sangat diperlukan untuk membuat desain ventilasi
tambang. Selain itu perlu diketahui juga gas-gas pengotor pada tambang yang perlu di
antisipasi agar tidak membahayakan kehidupan pekerja tambang.

1.2 Rumusan Masalah


1. Berapa oksigen yang diperlukan manusia untuk melakukan aktivitas?
2. Bagaimana perhitungan keperluan udara segar?
3. Apa yang terjadi apabila manusia kekurangan asupan oksigen?
4. Apa saja gas-gas pengotor pada tambang?
5. Bagaimana sifat gas-gas pengotor tersebut?
6. Apa pengaruh gas-gas pengotor tersebut terhadap manusia?
7. Bagaimana cara mengendalikan gas-gas pengotor tersebut?
8. Apa saja alat atau metode yang digunakan untuk mendeteksi gas-gas pengotor
tersebut?

1.3 Tujuan
Makalah ini dibuat untuk dapat memenuhi tujuan-tujuan penulis secara terperinci tujuan
dari makalah ini:
1. Tujuan Umum.
Mengetahui gas yang diperlukan manusia untuk hidup dan gas-gas yang berbahaya
bagi manusia.
2. Tujuan Khusus
Mengetahui keperluan udara segar serta dampak gas-gas pengotor bagi manusia.

1.4 Metode Penulisan


Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan, penulis mencari bahan dan
sumber-sumber dari media massa elektronik yang berjangkauan internasional yaitu, internet.
1.5 Sistematika Penulisan
Pada makalah ini,akan dijelaskan mengenai kebutuhan oksigen agar manusia dapat
berkaktivitas serta gas-gas pengotor pada tambang bawah tanah dimulai dengan bab
pendahuluan. Bab ini meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan, metode
penulisan dan sistematikan penulisan. Dilanjutkan dengan bab ke dua yang berisi isi makalah.
Bab berikutnya, membahas mengenai kesimpulan dari makalah ini serta yang terakhir daftar
pustaka.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Udara segar yang dialirkan kedalam tambang bawah tanah akan mengalami beberapa
proses seperti penekanan atau pengembangan, pemanasan atau pendinginan, pelembaban atau
pengawalembaban. Oleh karena itu maka volume, tekanan, kandungan energi panas dan
kandungan airnya juga akan mengalami perubahan. Ilmu yang mempelajari proses perubahan
sifat-sifat udara seperti temperatur dan kelembaban disebut psikrometri.

2.1 Sumber-Sumber Panas


Ventilasi digunakan untuk memenuhi persyaratan kenyamanan kerja di tambang bawah
tanah yang kelanjutannya dapat meningkatkan efisiensi dan produksi. Panas dan kelembaban
mempengaruhi manusia dalam beberapa hal antara lain :
 Menurunkan efisiensi
 Mampu menimbulkan kecerobohan dan kecelakaan
 Menyebabkan sakit dan kematian.
Setelah temperatur mencapai tingkat tertentu, seseorang akan kehilangan efisiensinya,
dan bila temperaturnya naik lagi maka dia akan megalami gangguan fisiologi. Tubuh manusia
memiliki keterbatasan dalam menerima panas sebelum sistem metabolismenya berhenti.
Efisiensi kerja seseorang bergantung langsung kepada temperatur ambient dan akan
berkurang/menurun bila temperaturnya berada diluar rentang 68 – 72 oF. hubungan antara
efisiensi kerja dengan temperatur efektif dapat dilihat pada gambar 16 berikut.
Dalam kondisi panas, tujuan ventilasi adalah mengeluarkan hawa panas dan uap air
dengan laju yang sesuai, sehingga temperatur dan kelembaban udara yang dikondisikan
memungkinkan pekerja juga melepaskan panas tubuhnya saat bekerja. Kedua faktor tersebut
(panas dan kelembaban) harus dikondisikan secara bersamaan.

3
Gambar 1
Hubungan antara Efisiensi Kerja dan Temperatur Efektif
(Diktat ventilasi UNP, 2004)
Tubuh manusia bereaksi terhadap panas dan selalau mencoba untuk mempertahankan
suhunya sekitar 37 oC dengan cara mengeluarkan panas melalui cara konveksi, radiasi dan
evaporasi. Namun demikian tubuh manusia akan menerima panas kembali begitu produksi
metabolismenya naik, atau menyerap panas dari lingkungannya, dan bisa juga kombinasi
kedua faktor tersebut. Sistem syaraf sentral akan selalu bereaksi untuk menjalankan
mekanisme pendinginan secara alamiah.
Akan tetapi, bila syaraf sentral tidak dapat bekerja karena satu sebab dan lainnya, maka
hal ini hal ini akan dapat menyebabkan sakit dan kematian (lihat gambar 2 berikut);

Gambar 2
Reaksi Fisiologis Terhadap Panas
(Diktat ventilasi UNP, 2004)
Bila seseorang istirahat di dalam ruangan dengan kondisi udara jenuh, maka
batas kemampuannya untuk beradaptasi hanya akan mencapai temperatur 90 oF (32 oC).
namun bila ruangan tersebut dialiri udara dengan kecepatam 200 fpm maka batas
o
temperaturnya dapat naik hingga 95 F (35 oC). Sedangkan temperatur normal untuk
seseorang dapat bekerja dengan nyaman adalah 26 – 27 oC.
Perbedaan antara temperatur cembung kering dan cembung basah menyatakan
faktor kenyamanan di dalam udara lembab. Agar seseorang dapat bekerja dengan
nyaman di lingkungan udara dengan kelembaban relatif 80 % diperlukan perbedaan t d-tw
sebesar 5 oF (2,8 oC).

4
Kecepatan aliran udara merupakan faktor utama dalam mengatur kenyamanan
lingkungan kerja. Kecepatan aliran udara sebesar 150 – 500 fpm ( 0,8 – 2,5 m/detik)
dapat memperbaiki tingkat kenyamanan ruang kerja yang panas dan lembab. Dalam
menduga temperatur efektif dari suatu kondisi td-tw serta kecepatan aliran udara tertentu
dapat menggunakan grafik yang ditunjukkan pada gambar 3 berikut:

Gambar 3
Grafik Temperatur Efektif

2.1.1 Kompresi Adiabatik


Bila kolom udara menurun di dalam suatu vertikal shaft, tekanannya akan menaik
sesuai dengan beratnya. Hal ini akan menyebabkan temperatur udara menaik dan
prosesnya dianggap adibiatik bila kandungan uap air tetap, aliran udara tidak akan
mengalami gesekan, dan tidak ada perpindahan panas antara udara dengan
lingkungannya (batuan). Sudah barang tentu hal ini tidak pernah terjadi di alam.
Kenaikan panas akibat ‘autocompression’ sangat besar, sebagai contoh suatu tambang
5
emas di Afrika Selatan yang bekerja pada kedalaman 8.000 ft (2438,8 m) menimbulkan
autokompresi sebesar 1 juta Btu/menit (17.550 kw) atau memerlukan refrigerasi
sebanyak 5.000 ton/hari. Secara teoritik, bila udara standard sebanyak 100.000 cfm
(47,19 m3/det) dimasukkan kedalam tambang bawah tanah sedalam 1.000 feet (304,8
m), maka banyaknya refrigerasi yang dibutuhkan adalah:

ft3 lb 1.285 Btu


100.000 ------ X 0,075 --- X--------------X 1.000 ft
menit ft3 lb/1.000 ft
9.637 Btu/menit = 48,2 ton refrigerasi/hari (169,5 kw)

Begitu udara mengalir ke bawah vertikal shaft, tanpa ada perpindahan panas
antara vertikalshaft dengan udara luar dan tidak ada penguapan, udara sebetulnya
ditekan seperti bila kompresor menekan udara. Temperatur udara kering naik 5,4 oF
(3,02 oC) setiap perubahan kolom udara 1.000 feet.
Setiap penurunan elevasi sebesar 778 feet, ekuivalen dengan penambahan panas
sebesar 1 Btu (0,252 kcal). Dan untuk udara kering, perubahan temperatur cembung
kering adalah : 1/(0,24 x 778) = 0,00535 oF/ft (0,00983 oC/m) atau sama dengan 1 oF/187
ft (1 oC/102 m).
Aliran udara kebawah shaft akan menaikan temperatur dan bobot isinya sesuai
dengan kedalaman. Maka kebutuhan ventilasi akan meningkat dengan semakin
dalamnya aktivitas penambangan. Faktor lainnya dari kompresi adiabatik adalah
kenaikan temperatur cembung kering udara begitu mengalir melalui fan. Besarnya
kurang lebih 0,45 oF (0,25 oC) per 1 inchi air head statik. Fan yang biasa dipakai di
tambang bawah tanah mampu menekan hingga 10 inchi air head statik.
2.1.2 Peralatan Listrik Mekanik
Jumlah panas total yang dikeluarkan oleh peralatan listrik mekanik ke udara
tambang bawah tanah tergantung dari besarnya daya yang dipakai dan bentuk kerja yang
dilakukan. Peralatan yang banyak dipakai di tambang bawah tanah adalah listrik, diesel,
dan tekanan udara. Kesemua jenis peralatan tersebut banyak menggunakan dayanya
untuk mengatasi masalah beban gesek dan rugi-rugi listrik yang akhirnya dikonversikan
menjadi bentuk panas.
Panas yang dihasilkan oleh peralatan diesel tambang bawah tanah ekuivalen
dengan sekitar 90 % dari nilai kalor bahan bakar yang dikonsumsi. Angka ini relatif
6
sama untuk berbagai kondisi kerja mesin, baik dalam keadaan tidak berbeban maupun
berbeban. Nilai kalor bahan bakar solar adalah 140.200 Btu/gallon (9.334 kcal/liter).
Untuk kepentingan praktis nilai kalor solar sebesar 125.000 Btu/gallon (8.322 kcal/liter)
sering dipakai.
Peralatan listrik, seperti substation atau trafo merupakan sumber panas yang
cukup berarti. Sekitar 4 % energinya keluar sebagai panas. Pompa non-submersibel bisa
mengeluarkan panas sebanyak 15 % dari energi inputnya.
2.1.3 Aliran Panas Dinding Batu
Persamaan umum aliran panas melalui dinding dapat ditulis sebagai berikut:
Q = kA.dt/dL

Dimana : Q = panas yang dialirkan, Btu/jam


A = luas daerah dinding yang mengeluarkan panas ft2
K = konduktivitas panas, biasanya relatif tetap untuk
satu jenis batuan. Angkanya berbeda menurut
kandungan air dan susunan perlapisan, Btu-
in/ft2jamoF
dt = perbedaan temperatur, oF
dL = ketebalan batuan yang mengeluarkan panas, inchi
Karena aliran panas dari dinding merupakan satu-satunya sumber panas yang
masuk ke tambang, maka penentuan laju pengeluaran panasnya secara vertikal &
horizontal tidak dapat ditentukan secara teliti. Dalam penentuan temperatur batuan
biasanya batas kedalaman minimum 50 feet dianggap sebagai awal
perhitungannya.Tabel 1 berikut memberikan gambaran temperatur maksimum batuan
induk pada berbagai tambang dalam.
Tabel 1
Temperatur Maksimum Batuan Induk
Kedalaman Temperatur
Tambang (ft) (m) (o F (o C
) )
Kolar Gold Field India 11000 3353 152 66.7
South Africa 10000 3048 125-130 51.7-
Morro velho, Brazil 8000 2438 130 54.4
Nort Broken 3530 1076 112 54.4
7
Hill,Australia 4000 1219 114 44.4
Great Britain 4100 1250 112.5 45.6
Bralorne.B.C. Canada 4000-6000 1219-1829 66-81 50.3
Kirkland Lake, Ont. 4000-6000 1219-1829 70-84 18.9-
Falconebridge Mine, 3000-4000 914-1219 67-96 27.2
Ont 7000-10000 2134-3048 99-128 21.1-
Lockerby Mine, Ont. 2000-5000 610-1524 54-78 28.9
Levark Borehild 6000 1829 73 19.4-
(Inco),Ont 4000 1219 58 35.6
Garson Mine, Ont. 2000-10000 610-3048 60-138 37.2-
Lake Shore Mine, Ont. 4000 1219 140 53.3
Holinger Mine, Ont. 4500 1372 118 12.1-
Creighton Mine, Ont. 5200 1585 145-150 25.6
Superior, Arizona 4000 1219 140 22.8
San Manuel, Arizona 3700 1128 73 14.4
Butte, Montana 15.6-
Ambrosia Lake, NM 1400 427 88 58.9
Brunswick Ni.12 New. 60.0
Brunswick, CA 47.8
Belle Isle Salt Mine,LA 60.8-
65.6
60.0
22.8

31.1
2.1.4 Panas Dari Peledakan
Panas peledakan merupakan panas singkat yang akibatnya bisa membuat
lingkungan udara di front kerja menjadi relatif lebih panas dari pada tempat sekitarnya.
Oleh karena itu aliran udara dapat berbalik kembali ke front kerja, tempat dimana
peledakan baru saja terjadi. Konsekuensinya debu akibat bongkaran batuan tidak
terbawa keluar.
Hal lain yang mungkin juga terjadi dari aktivitas peledakan adalah meningkatnya
uap air di sekitar front kerja tersebut. Pada tabel 2 berikut ditunjukkan nilai-nilai kalor
dari berbagai macam bahan peledak:
Tabel 2. Potensi Panas Dari Berbagai Jenis Bahan Peladak

8
Bahan Peledak Btu/lb Q Q
(kJ/kg) (kal/gram)
Nitroglycerin 2555 5943 1420

60 % Straight 1781 4143 990


Dynamite
40 % Straight 1673 3891 930
Dynamite
100 % Straight 5219 5859 1400
Gelatin
75 % Straight Gelatin 2069 4812 1150

40 % Straight Gelatin 1475 3431 820

75 % Amonia Gelatin 1781 4142 990

40 % Amonia Gelatin 1439 3347 800

Semi Gelatin 1691 3933 940

AN-I-o 94.5/5.5 1601 3724 890

AN-FO 94.3/5.7 1668 3880 927

AN-AL-Water 1979- 4603-5022 1100-1200


2159

2.2 Tabel Psikrometri


Penentuan sifat psikometri suatu udara pada kondisi tertentu disebut titik keadaan
(state point) dapat ditentukan ditemperatur cembung kering dan cembung basah pada
kondisi tekanan atmosfir tertentu. Perhitungan sifat-sifat psikometri udara dapat
dilakukan dengan menggunakan persamaan hitungan tekanan uap jenuh berikut:

9
2.3 Peralatan

Peralatan yang dipergunakan dalam praktikum instrument ventilasi tambang, antara lain :
1. Mesin angin (fan), berfungsi sebagai alat penghebus maupun penghisap udara.

Gambar 4
Mesin Angin (Laboratorium Teknologi Pertambangan)
2. Wire Fleksible beserta rangkaiannya, berfungsi sebagai biasanya media

10
penghembusan maupun pengisapan udara dalam jaringan ventilasi.
Gambar 5
Wire Fleksible
(www.rocvent_files.com)
3. Anemometer, berfungsi untuk mengukur kecepatan aliran udara, volume udara,
dan suhu di dalam tambang.

Gambar 6
Anemometer
4. Sling Psycometric, dipergunakan untuk mengukur kelembaban udara di dalam
tambang.

Gambar 7
Sling Psycometric
(www.redirect.php)

2.4 Langkah Kerja


Prosedur kegiatan praktikum instrument ventilasi tambang adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan seluruh peralatan yang akan dipergunakan.
2. Merangkai jaringan ventilasi tambang dengan menghubungkan antara
fan dengan wire flexible.
3. Mengukur kelembaban relative, temperatur kering dan temperatur basah di
sekitar jaringan vetilasi tambang dengan mengunakan slingpsycometry setiap
jarak yang ditentukan
4. Mencatat data yang ditunjukkan oleh alat ukur sling psycometry.
5. Menghidupkan fan, kemudian melakukan pengukuran kecepatan aliran udara
11
yang dihembuskan pada penampang terowongan atau hose (atas, tengah dan
bawah) disetiap jarak yang ditentukan menggunakananemometer.
6. Mencatat data yang ditunjukkan oleh alat ukur anemometer.
7. Mematikan fan, setelah seluruh kegiatan pengukuran telah dilakukan.

2.5 Data Hasil Kegiatan


Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan beberapa data antara lain :

Tabel 3. Pengambilan Data Kuantitas Udara


V 2/3 H V 1/2 H

Poin Jarak Vrata-rata A Q


(m/s) (m/s)
t (m) Rerat Rerat (m/s) (m2) (m3/s)

Max Min a Max Min a


10.9 10.0 10.49 0.00 0.00 14.27 74.89
1 0 6 2 0 0 0 0.000 5.245 8 0
2 0,5 9.36 8.65 9.009 0.00 0.00 0.000 4.505 14.27 64.31
1 7 0 0 8 7
8.74 6.82 1.06 0.59 14.27 61.50
3 1,0 3 3 7.783 7 8 0.833 4.308 8 8
5.77 3.85 1.86 14.27 48.74
4 1,5 5 2 4.814 2.16 9 2.015 3.414 8 6
3.98 1.93 2.03 1.41 14.27 33.42
5 2,0 7 4 2.961 2 1 1.722 2.341 8 6
2.88 0.84 1.74 0.67 14.27 21.96
6 2,5 7 5 1.866 4 6 1.210 1.538 8 0
2.00 1.14 1.14 14.27 22.22
7 3,0 9 9 1.579 1.92 9 1.535 1.557 8 8
0.65 1.22 0.75 14.27 16.26
8 3,5 1.92 5 1.288 9 1 0.990 1.139 8 0
2.44 2.02 2.98 2.38 14.27 35.13
9 4,0 4 8 2.236 3 7 2.685 2.461 8 2
1.11 0.85 0.99 0.30 14.27 11.63
10 4,5 5 1 0.983 1 3 0.647 0.815 8 7
1.01 0.62 0.59 14.27
11 5,0 8 4 0.821 8 0.39 0.494 0.658 8 9.388
0.65 0.57 0.40 0.15 14.27
12 5,5 4 9 0.617 1 5 0.278 0.447 8 6.386
0.87 0.48 0.71 0.30 14.27
13 6,0 8 9 0.684 7 8 0.513 0.598 8 8.538
0.65 0.45 0.39 0.33 14.27
14 6,5 2 2 0.552 3 5 0.364 0.458 8 6.540
2.32 0.97 2.53 0.94 15.41
12
15 1 3 6 1.650 7 8 1.743 1.696 9.090 6
3.10 1.95 2.89 2.26 23.22
16 1,5 3 4 2.529 6 9 2.583 2.556 9.090 8
17 2 2.24 1.77 2.012 2.43 2.34 2.389 2.200 9.090 19.99
8 6 7 9
1.64 1.27 2.15 1.50 14.94
18 2,5 8 1 1.460 3 3 1.828 1.644 9.090 1
1.36 0.59 1.52 0.73
19 3 9 6 0.983 1 3 1.127 1.055 9.090 9.587
1.35 1.08 1.19 0.47
20 3,5 6 1 1.219 3 2 0.833 1.026 9.090 9.321

Grafik Hubungan Vrata-rata terhadap


Jarak
6.000

Grafik Hubungan Vrata-


5.000 rata terhadap Jarak

V rata-rata 3.000
Polynomial (Grafik
(m/s) Hubungan Vrata-rata
2.000 terhadap Jarak)

1.000

0.000
0.000 10.000 20.000

Gambar. 8
Grafik Hubungan Vrata-rata terhadap Jarak pada Tunnel 1

Grafik Hubungan Debit terhadap


Jarak
80.000

70.000
50.00 terhadap Jarak
Debit 40.000
Polynomial
30.000 (Grafik
Hubungan Debit 13
20.000

10.000
0.000
Gambar 9
Grafik Hubungan Debit terhadap Jarak pada Tunnel 1

Gambar 10
GrafikGrafik
Hubungan Vrata-rata terhadap
Hubungan Vrata-rata terhadap Jarak pada Tunnel 2
Jarak
3.000

Grafik Hubungan
2.500 Vrata- rata terhadap
Jarak
Vrata-rata (m/s) 1.500
Polynomial (Grafik
1.000 Hubungan Vrata-rata

0.500

0.000
0.000 5.000

14
Grafik Hubungan Debit
terhadapJarak
25.000

Grafik Hubungan
20.000 Debit terhadap
Jarak

10.00 Polynomial (Grafik


0 Hubungan Debit
terhadap Jarak)
5.000

0.000
01234567

Gambar 11
Grafik Hubungan Debit terhadap Jarak pada Tunnel 2

Tabel 4. Pengambilan Data Temperatur Efektif

td Tw Vrata-rata
Point Jarak
(0C) (0C) (m/s)

1 0 30 28 5.245
2 1 30 27.5 4.308
3 2 30 27.5 2.341
4 3 30 28 1.557
5 4 30 28 2.461
6 5 30 28 0.658
7 6 30 28 0.598
8 7 30 28 0.458
9 1 30 28 1.696

15
10 2 30 27.5 2.200
11 3 30 27.5 1.055

Tabel 5. Pengambilan Data Sifat Psikometri Udara

td tw Φ
Point Keterangan
(0C) (0C) (%)

1 30 27.5 82 Tengah Tunnel 1


2 30 27 78 Belakang Tunnel 1
3 29 27 93 Adit Tunnel 1
4 30 28 86 Tengah Tunnel2
5 30 28 86 Adit Tunnel 2

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manusia memerlukan oksigen agar proses respirasi sel terus berlangsung.


Zat sisa pernapasan berupa karbondioksida dan uap air yang akan dikeluarkan dari
tubuh.
▪ Kapasitas paru-paru dapat diuraikan sebagai berikut.
1. Udara tidal. Jumlah volume udaranya sebesar 500 ml.
2. Udara komplementer. Besar volume udaranya 1500 ml.
3. Udara suplementer. Besar volume udaranya sekitar 1500 ml.
4. Kapasitas Vital paru-paru besarnyakurang lebih 4000 ml.
5. Kapasitas Total paru-paru yaitu seluruhudara yang
dapat ditampungoleh paru-paru.
▪ Dari pernyataan di atas, maka dalam sekali bernafas manusia menghirup
sebanyak 500 ml udara.
▪ Udara segar normal yang dialirkan pada ventilasi tambang terdiri dari ;
Nitrogen, Oksigen, Karbondioksida, Argon dan Gas-gas lain
▪ Perhitungan Keperluan Udara Segar ada 2 yaitu:
1. Atas dasar kebutuhan O2 minimum, yaitu 19,5 %.
2. Atas dasar nilai ambang batas maksimum CO2, yaitu 0,5%.
▪ Dalam udara normal, kandungan oksigen adalah 21 % dan udara dianggap
layak untuk suatu pernafasan apabila kandungan oksigen tidak boleh kurang
dari 19,5%
▪ Gas pengotor yang biasanya terdapat dalam tambang (CH 4), Karbon
Dioksida (CO2), KarbonMonoksida(CO), Hidrogen Sulfida (H2S), Sulfur
Dioksida (SO2),Nitrogen Oksida (NO2), dan gas-gas lainnya. (Bambang H.,
2002):
▪ Pengendalian yang dilakukan terhadap pengotor gas pada tambang bawah
tanah: pencegahan, pemindahan, absorbsi, isolasi, pelarutan, dan
penekanan.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://sasastem.blogspot.co.id/2014/12/ventilasi-tambang-bawah-
tanah.htmldiakses tanggal 11 Maret 2016 pukul 19:00 WIB.
www.academia.edu/12846893/
Proposal_TA_Ventilasi_Tambangdiakses tanggal 11 Maret 2016 pukul
19:05 WIB.
https://id.wikipedia.org/wiki/Oksigen diakses tanggal 11 Maret 2016
pukul 19:15 WIB.
http://rachmatrisejet.blogspot.co.id/2013/06/ventilasi-tambang.html
diakses tanggal 11 Maret 2016 pukul 20:00 WIB.
https://www.academia.edu/12072232/VENTILASI_TAMBANG
diakses tanggal 12 Maret 2016 pukul 20:30 WIB.
http://infotambang.com/ventilasi-tambang-bawah-tanah-p333-86.htm
diakses tanggal 12 Maret 2016 pukul 20:40 WIB.
https://1902miner.wordpress.com/bfiabhfcbafhueceaj/ventilasi-
tambang/ diakses tanggal 12 Maret 2016 pukul 21:00 WIB.

Anda mungkin juga menyukai