Anda di halaman 1dari 25

PSIKROMETRI DAN SUMBER PANAS

VENTILASI TAMBANG

DISUSUN OLEH : NADHIF SYEBAN

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN


PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK
FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN
2017
Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb,
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa mencurahkan rahmat,taufik
dan hidayah-Nya kepada kami sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
PSIKROMETRI DAN SUMBER PANAS

Makalah ini dibuat dalam rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah Ventilasi Pertambangan.

Makalah ini disususun berdasarkan pengumpulan data data yang ada di Internet dan ataupun di
buku. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah dapat terselesaikan dengan baik dan tepat
waktu adanya bantuan dari semua pihak yang terkait termasuk dari pengarahan dosen mata kuliah
dan teman teman mahasiswa teknik pertambangan.

Dalam menyusun makalah ini penulis sudah berusaha menyajikan semaksimal mungkin ,namun
penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini ,maka penulis
mengharapkan masukan dan saran yang berguna.

Akhirnya, semoga makalah ini dapat bermafaat bagi seluruh pembaca.


Wassalamualaikum Wr.W

Mempawah, 10 April 2017

Nadhif Syeban

1
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................................................ 1
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
1.1 Latar belakang ......................................................................................................................... 3
1.2 Rumusan masalah ................................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 3
1.4 Manfaat ................................................................................................................................... 3
1.5 Metode Penulisan .................................................................................................................... 4
BAB II..................................................................................................................................................... 4
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 4
2.1 Psikrometri .............................................................................................................................. 4
2.2 Sumber Panas ........................................................................................................................ 13
2.2.1 Pemampatan Udara (Autocompression) ....................................................................... 13
2.2.2 Pemakaian Peralatan Mekanis, Penerangan, Listrik ..................................................... 13
2.2.3 Panas Batuan (Geothermal Gradient)............................................................................ 14
2.2.4 Sensible Heat Flow ....................................................................................................... 15
2.2.5 Panas dari Peledakan (Blasting) .................................................................................... 15
2.2.6 Human Metabolism (Respirasi) .................................................................................... 15
2.2.7 Oksidasi......................................................................................................................... 16
2.2.8 Pergeseran Batuan (Rock Movement) .......................................................................... 16
2.2.9 Pemompaan Air............................................................................................................. 16
2.3 Perhitungan Psikrometri........................................................................................................ 16
2.4 Peralatan Psikrometri ............................................................................................................ 18
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 23
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 24

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pertambang di dalam tanah biasanya menjumpai banyak bahaya. Dalam


penggalian bawah tanah yang perlu dikendalikan adalah masalah mekanika batuan
dan ventilasi tambang tempat kerja. Karena pada kenyataannya merupakan system
penunjang kehidupan penambang yang utama.

Dalam proses penambangan bawah tanah, salah satu hal yang penting adalah
dibuatnya ventilasi tambang, agar para pekerja di dalam tambang tidak kehabisan
udara segar. karena dapat menyebabkan hilangnya nyawa para pekerja. oleh karena
itu perlunya pengaturan ventilasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Ventilasi tambang adalah suatu proses penyediaan kebutuhan udara untuk kegiatan
penambangan bawah tanah dan memindahkan udara dari area penambangan. Proses
ini terjadi secara alami maupun secara mekanik (bantuan alat seperti fan). Untuk itu
diperlukan pengkajian dan gambaran dari kondisi penambangan bawah tanah tersebut.

1.2 Rumusan masalah


1. Apa itu sumber panas ?
2. Apa itu psikometri ?

1.3 Tujuan
Mengetahui apa itu sumber panas dan psikometri pada tambang bawah tanah

1.4 Manfaat
Dapat mengenal dan memahami apa itu sumber panas dan psikometri pada tambang
bawah tanah, khususnya bagi penulis dan pembaca

3
1.5 Metode Penulisan
Penulisan makalah ini diambil dari internet/buku yang diringkas atau dirangkum
menjadi sebuah makalah.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Psikrometri

Psikometrik adalah salah satu sub-bidang engineering yang khusus


mempelajari sifat-sifat termofisik campuran udara dan uap air. Dalam hal ini,
campuran udara dan uap air untuk selanjutnya akan disebut udara. Pada
psikometrik, udara hanya dibedakan atas udara kering dan uap air. Meskipun udara
kering masih dapat dibedakan lagi menjadi komponen gas yang terdiri dari nitrogen,
oksigen, karbon dioksida, dan yang lainnya, tetapi pada psikometrik semuanya
diperlakukan sebagai satu unit sebagai udara kering. Demikian juga, jika di dalam
udara yang sedang dibahas terdapat kandungan gas lain atau kontaminan, pada
analisis psikometrik, efek kandungan ini terhadap sifat-sifat termodinamik dapat
diabaikan. Parameter-parameter dan istilah yang digunakan untuk menggambarkan
sifat-sifat termodinamik udara antara lain humidty ratio,
relative humidity, dry-bulb dan wet-bulb temperature, dew-point temperature,
sensibel and latent heat, density, moist volume, dan entalpi (Sinaga 2012).

Psikrometrik merupakan kajian tentang sifat-sifat campuran udara dan uap air,
yang mempunyai arti penting di dalam bidang teknik pengkondisian udara, karena
udara atmosfir tidak kering betul tetapi merupakan campuran antara udara dan uap air.
Dalam beberapa proses pengkondisian udara, kandungan air sengaja disingkirkan dari
udara, tetapi pada proses yang lain air ditambahkan. Pada beberapa alat terdapat
proses perpindahan kalor dan massa antara udara dan permukaan bagian yang basah.
Sebagai contohnya adalah beberapa jenis alat pelembab udara (humidifier), penurunan
kelembaban (dehumidifying) dan koil pendingin serta peralatan penyemprot air (water
spray), seperti menara pendingin dan kondensor penguapan. Sifat termal dari udara
basah pada umumnya ditunjukan dengan mempergunakan diagram psikrometrik,
dalam hal tersebut dipakai beberapa istilah dan simbol antara lain sebagai berikut;
temperatur bola kering (Tbk) dapat dibaca pada termometer dengan sensor kering dan

4
terbuka, temperatur bola basah (Tbb) menggunakan termometer dengan sensor yang
dibalut dengan kain basah untuk menghilangkan pengaruh radiasi panas. Namun,
perlu diperhatikan bahwa melalui sensor harus terjadi aliran udara sekurang-
kurangnya 5 m/s (Afendi et al. 2012).

Kelembaban spesifik atau ratio kelembaban (w) dinyatakan dalam besaran


masa uap air yang terkandung di udara per satuan masa udara kering yang diukur
dalam gram per kilogram dari udara kering (gr/kg) atau grain/lb. Pada tekanan
barometer tertentu, kelembaban spesifik merupakan fungsi dari suhu titik embun,
tetapi karena penurunan tekanan barometer menyebabkan volume persatuan masa
udara naik, maka kenaikan tekanan barometer akan menyebabkan kelembaban
spesifik menjadi turun. Kelembaban relatif (RH), dinyatakan dalam persen (%),
merupakan perbandingan antara tekanan parsial aktual yang diterima uap air dalam
suatu volume udara tertentu (tekanan uap moist) dengan tekanan parsial yang diterima
uap air pada kondisi saturasi pada suhu udara saat itu. Volume spesifik (v) adalah
volume udara campur dengan satuan meter kubik per kilogram udara kering. Entalpi
(h) adalah energi kalor yang dimiliki oleh suatu zat pada suatu temperatur tertentu.
Tekanan (p) adalah gaya normal (tegak lurus) yang diberikan oleh suatu fluida
persatuan luas benda yang terkena gaya tersebut (Afendi et al. 2012). Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dalam hubungan kualitas udara dalam ruang yaitu, yang
pertama kondisi lingkungan, yaitu suhu ruangan, kelembaban, dan aliran udara.
Ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan absorbsi polutan kimia dalam
ruangan, pertumbuhan mikroorganisme di udara, dan meningkatkan bau yang tidak
sedap. Kedua, konstruksi gedung dan perabotan atau furniture. Ketiga, proses dan
alat-alat dalam gedung. Keempat yaitu ventilasi, ventilasi udara yang buruk dapat
menyebabkan kurangnya udara segar yang masuk dan buruknya distribusi udara di
dalam ruang. Kelima, status kesehatan pekerja dan faktor psikososial/stress (Fitria dan
Laila 2008).

Hubungannya dengan pertambangan bawah tanah ialah Udara segar yang


dialirkan kedalam tambang bawah tanah akan mengalami
beberapa proses seperti penekanan atau pengembangan, pemanasan atau
pendinginan, pelembaban atau pengawalembaban. Oleh karena itu maka volume,
tekanan, kandungan energi panas dan kandungan airnya juga akan mengalami
perubahan. Dalam hal panas dan kelembapan akan mempengaruhi manusia atau
pekerja antara lain :

- Menurunkan efisiensi.

- Menimbulkan kecerobohan dan kecelakaan

- Menyebabkan sakit dan kematian

5
Sumber sumber panas

Setelah temperatur mencapai tingkat tertentu, seseorang akan kehilangan


efisiensinya, dan bila temperaturnya naik lagi maka dia akan megalami gangguan
fisiologi. Tubuh manusia memiliki keterbatasan dalam menerima panas sebelum
sistem metabolismenya berhenti.Efisiensi kerja seseorang bergantung langsung
kepada temperatur ambientdan akan berkurang/menurun bila temperaturnya berada
diluar rentang 68 72 oF.

Dalam kondisi panas, tujuan ventilasi adalah mengeluarkan hawa panas dan
uap air dengan laju yang sesuai, sehingga temperatur dan kelembaban udara yang
dikondisikan memungkinkan pekerja juga melepaskan panas tubuhnya saat bekerja.
Kedua faktor tersebut (panas dan kelembaban) harus dikondisikan secara
bersamaan.

Tubuh manusia bereaksi terhadap panas dan selalau mencoba untuk


mempertahankan suhunya sekitar 37 oC dengan cara mengeluarkan panas melalui
cara konveksi, radiasi dan evaporasi. Namun demikian tubuh manusia akan
menerima panas kembali begitu produksi metabolismenya naik, atau menyerap
panas dari lingkungannya, dan bisa juga kombinasi kedua faktor tersebut. Sistem
syaraf sentral akan selalu bereaksi untuk menjalankan mekanisme pendinginan
secara alamiah.

Akan tetapi, bila syaraf sentral tidak dapat bekerja karena satu sebab dan
lainnya, maka hal ini hal ini akan dapat menyebabkan sakit dan kematian (lihat

6
diagram berikut);

Diagram Reaksi Fisiologis Terhadap Panas

Bila seseorang istirahat di dalam ruangan dengan kondisi udara jenuh, maka
batas kemampuannya untuk beradaptasi hanya akan mencapai temperatur 90 oF (32
oC). namun bila ruangan tersebut dialiri udara dengan kecepatam 200 fpm maka
batas temperaturnya dapat naik hingga 95 oF (35 oC). Sedangkan temperatur normal
untuk seseorang dapat bekerja dengan nyaman adalah 26 27 oC.

Perbedaan antara temperatur cembung kering dan cembung basah


menyatakan faktor kenyamanan di dalam udara lembab. Agar seseorang dapat
bekerja dengan nyaman di lingkungan udara dengan kelembaban relatif 80 %
diperlukan perbedaan td-tw sebesar 5 oF (2,8 oC).

7
Kecepatan aliran udara merupakan faktor utama dalam mengatur
kenyamanan lingkungan kerja. Kecepatan aliran udara sebesar 150 500 fpm ( 0,8
2,5 m/detik) dapat memperbaiki tingkat kenyamanan ruang kerja yang panas dan
lembab. Dalam menduga temperatur efektif dari suatu kondisi td-tw serta kecepatan
aliran udara tertentu dapat menggunakan grafik yang ditunjukkan pada grafik
berikut:

A. Kompresi Adiabatik

Proses adiabatik adalah sistem yang tidak melakukan pertukaran panas dengan
lingkungannya. Ini berarti ketika sistem melakukan usaha apakah gerakan atau kerja
mekanik itu idealnya tidak menjadikan lingkungan sekitarnya hangat atau dingin.
Untuk sistem yang melibatkan gas, proses adiabatik biasanya membutuhkan
perubahan tekanan untuk menggeser suhu tanpa mempengaruhi lingkungan
sekitarnya. Dalam atmosfer bumi, massa udara akan menjalani ekspansi adiabatik dan
mendingin, atau mereka akan mengalami kompresi adiabatik, dan memanas. Insinyur
telah merancang berbagai mesin dengan proses yang setidaknya sebagian adiabatik.

8
Sebuah proses adiabatik adalah proses termodinamika sistem tidak
mendapatkan atau kehilangan panas ke lingkungan sekitarnya. Sebuah proses
termodinamika dapat dipahami sebagai pengukuran perubahan energi dalam sebuah
sistem, yang diambil dari keadaan awal ke keadaan akhir.

Dalam aplikasi termodinamika, sistem mungkin setiap ruang yang jelas


dengan satu set properti seragam, apakah planet, massa udara, mesin diesel, atau alam
semesta. Sementara sistem memiliki banyak sifat termodinamika, yang penting di sini
adalah perubahan suhu, diukur penambahan atau penurunan panas

Sebuah perubahan energi internal sistem akan terjadi setiap kali sistem yang
melakukan usaha, seperti ketika sebuah mesin pembakaran internal yang disebabkan
oleh pergerakan bagian-bagiannya. Dalam proses adiabatik dengan melibatkan gas
atmosfer, seperti udara, kompresi gas dalam sistem menyebabkan gas untuk
melakukan pemanasan, sementara perluasan mendinginkan itu.
Dalam hal pertambangan bawah tanah Bila kolom udara menurun di dalam
suatu vertikal shaft, tekanannya akan menaik sesuai dengan beratnya. Hal ini akan
menyebabkan temperatur udara menaik dan prosesnya dianggap adibiatik bila
kandungan uap air tetap, aliran udara tidak akan mengalami gesekan, dan tidak ada
perpindahan panas antara udara dengan lingkungannya (batuan). Sudah barang tentu
hal ini tidak pernah terjadi di alam. Kenaikan panas akibat autocompression sangat
besar, sebagai contoh suatu tambang emas di Afrika Selatan yang bekerja pada
kedalaman 8.000 ft (2438,8 m) menimbulkan autokompresi sebesar 1 juta Btu/menit
(17.550 kw) atau memerlukan refrigerasi sebanyak 5.000 ton/hari. Secara teoritik, bila
udara standard sebanyak 100.000 cfm (47,19 m3/det) dimasukkan kedalam tambang
bawah tanah sedalam 1.000 feet (304,8 m), maka banyaknya refrigerasi yang
dibutuhkan adalah:

ft3 lb 1.285 Btu


100.000 ------ X 0,075 --- X ------------- X 1.000 ft
menit ft3 lb/1.000 ft

9.637 Btu/menit = 48,2 ton refrigerasi/hari (169,5 kw)

Begitu udara mengalir ke bawah vertikal shaft, tanpa ada perpindahan panas
antara vertikalshaft dengan udara luar dan tidak ada penguapan, udara sebetulnya

9
ditekan seperti bila kompresor menekan udara. Temperatur udara kering naik 5,4
o
F (3,02 oC) setiap perubahan kolom udara 1.000 feet.
Setiap penurunan elevasi sebesar 778 feet, ekuivalen dengan penambahan
panas sebesar 1 Btu (0,252 kcal). Dan untuk udara kering, perubahan temperatur
cembung kering adalah : 1/(0,24 x 778) = 0,00535oF/ft (0,00983 oC/m) atau sama
dengan 1 oF/187 ft (1 oC/102 m).
Aliran udara kebawah shaft akan menaikan temperatur dan bobot isinya
sesuai dengan kedalaman. Maka kebutuhan ventilasi akan meningkat dengan
semakin dalamnya aktivitas penambangan. Faktor lainnya dari kompresi adiabatik
adalah kenaikan temperatur cembung kering udara begitu mengalir melalui fan.
Besarnya kurang lebih 0,45 oF (0,25 oC) per 1 inchi air head statik. Fan yang biasa
dipakai di tambang bawah tanah mampu menekan hingga 10 inchi air head statik.

B. Peralatan Listrik Mekanik


Jumlah panas total yang dikeluarkan oleh peralatan listrik mekanik ke
udara tambang bawah tanah tergantung dari besarnya daya yang dipakai dan
bentuk kerja yang dilakukan. Peralatan yang banyak dipakai di tambang bawah
tanah adalah listrik, diesel, dan tekanan udara. Kesemua jenis peralatan tersebut
banyak menggunakan dayanya untuk mengatasi masalah beban gesek dan rugi-rugi
listrik yang akhirnya dikonversikan menjadi bentuk panas.
Panas yang dihasilkan oleh peralatan diesel tambang bawah tanah
ekuivalen dengan sekitar 90 % dari nilai kalor bahan bakar yang dikonsumsi.
Angka ini relatif sama untuk berbagai kondisi kerja mesin, baik dalam keadaan
tidak berbeban maupun berbeban. Nilai kalor bahan bakar solar adalah 140.200
Btu/gallon (9.334 kcal/liter). Untuk kepentingan praktis nilai kalor solar sebesar
125.000 Btu/gallon (8.322 kcal/liter) sering dipakai.
Peralatan listrik, seperti substation atau trafo merupakan sumber panas
yang cukup berarti. Sekitar 4 % energinya keluar sebagai panas. Pompa non-
submersibel bisa mengeluarkan panas sebanyak 15 % dari energi inputnya.

C. Aliran Panas Dinding Batu


Transfer energi yang timbul terutama dari perbedaan suhu antara
bagian benda yang berdekatan disebut konduksi panas. Transfer ini melalui benda

10
berlangsung dengan gerak elektron bebas, gelombang kisi (sebagai energi getaran
molekul), eksitasi magnet dan radiasi elektromagnetik
Panas di bebatuan sekitar bukaan bawah tanah umumnya ditransmisikan
ke permukaan bukaan ini dengan mekanisme konduksi. Menurut hukum Fourier
tentang konduksi, panas yang ditransfer melalui penampang dari bahan batuan
padat secara umum berjumlah

= (1)

di mana Q adalah laju perpindahan panas ke bukaan dalam waktu t (J), k


adalah koefisien konduktivitas termal dari bahan padat (W/m0C), A adalah luas
permukaan crosssection dari bahan padat (m 2) , t adalah waktu (s) dan dT / dx
adalah gradientsuhu (0C / m). Dalam kasus tambang bawah tanah panas ditransfer
ke permukaan penggalian menurut Pers. (1) disebarkan oleh konveksi melalui
udara tambang ke permukaan bumi melalui lubang pembangunan. Dalam hal ini,
solusi spesifik digunakan untuk wallrock, panas mengalir ke lubang tambang yang
berasal dari persamaan Fourier untuk perpindahan panas konduktif diberikan oleh
Hartman et al. sebagai berikut:

= ( ) (2)

di mana q adalah aliran panas per satuan waktu (W/m0C), S adalah luas
permukaan bukaan (m 2) = OL, O adalah perimeter (m), L adalah panjang (m), re
adalah radius hidrolik pembukaan dimodifikasi untuk kekasaran (m), Tr adalah
suhu batu-virgin (0C), Td adalah suhu bulb kering (0C), dan adalah koefisien
aliran panas Goch-Patterson (tak berdimensi).
Jumlah panas yang ditransfer ke permukaan bukaan bawah tanah
tergantung pada konduktivitas termal batuan yang dicirikan oleh koefisien
konduktivitas termal k seperti yang diberikan pada Persamaan. (1). Koefisien ini
adalah parameter bahan yang tergantung pada konstituen yang solid, bentuk bijih,
porositas, struktur pori, kisaran suhu, kadar air, dan stres yang diberikan pada batu,
dan sebagainya.
Penentuan k cukup penting, karena memainkan peran yang dominan
pada aliran panas dari dan ke batuan di bawah tanah permukaan bukaan. Ada
banyak teknik untuk pengujian laboratorium dari konduktivitas termal bahan
seperti metode axial flow, metode guarded hot plate, metode hot wire, dan
sebagainya, dan sejumlah penelitian yang menunjukkan perbedaan pengukuran k

11
yaitu lebih tinggi in situ daripada dalam kondisi laboratorium . Perbedaan ini
mungkin sebesar dua atau empat kali. Fenomena ini muncul sebagian besar dari
distribusi stress bergantung kedalaman dan saturasi pada batuan sekitarnya di
sekitar bukaan bawah tanah . Dalam hal ini, Walsh dan Decker mengacu pada
variasi konduktivitas termal dengan menutup retak dan porositas bergantung pada
rentang stres. Pendekatan serupa telah diambil oleh Sibbitt , Zimmerman , dan
Clauser Huenges , Duruturk ,Duruturk et al.. dan Demirci et al. Penyelidikan ini
menunjukkan bahwa konduktivitas termal bervariasi dengan tekanan dalam
hubungan langsung.Sibbitt , dengan menggunakan data dari Walsh dan
Decker , menyatakan hubungan ini sebagai berikut:
= 0 [1 + ] (3)
di mana k0 adalah koefisien konduktivitas termal dari batu dalam
kondisi normal, P adalah tekanan, dan m adalah parameter konstan bergantung
jenis batu dalam kompresi uniaksial.
Menggunakan data yang sama Zimmerman telah menyatakan nilai
konduktivitas tergantung pada retak porositas dan tekanan dalam bentuk berikut:
1.661 ()
= (4)
1+41.3 ()

() = 0.0038 (2.0 ) (5)


dimana ks adalah konduktivitas termal dari material yang solid di bawah
tekanan '' tinggi'', dan fc adalah porositas retak.
Duruturk , Duruturk et al dan Demirci et al. menyatakan hubungan ini
dalam bentuk fungsi bersifat penyimpangan seperti yang diberikan di bawah ini:
= 0 + 1 (6)
di mana k0 adalah koefisien konduktivitas termal dari batu utuh dalam
kondisi normal (W/m0C), 1 adalah stres uniaksial (MPa), dan dan n adalah
parameter konstan bergantung jenis batu dalam kompresi uniaksial.
Karena aliran panas dari dinding merupakan satu-satunya sumber panas
yang masuk ke tambang, maka penentuan laju pengeluaran panasnya secara
vertikal & horizontal tidak dapat ditentukan secara teliti. Dalam penentuan
temperatur batuan biasanya batas kedalaman minimum 50 feet dianggap sebagai
awal perhitungannya.

12
D. Panas dari Peledakan
Peledakan merupakan tindak lanjut dari kegiatan pemboran, dimana
tujuannya adalah untuk melepaskan batuan dari batuan induknya yang massive
agar menjadi fragmen-fragmen berukuran tertentu yang sesuai untuk
dikerjakan dalam proses lebih lanjut. Panas dari gas yang dihasilkan reaksi
peledakan tersebut sekitar 4000 C

Panas merupakan awal terjadinya proses dekomposisi bahan kimia


pembentuk bahan peledak yang menimbulkan pembakaran, dilanjutkan dengan
deflragrasi dan terakhir detonasi. Salah satu proses dekomposisi bahan
peledak ialah Pembakaran adalah reaksi permukaan yang eksotermis dan
dijaga keberlangsungannya oleh panas yang dihasilkan dari reaksi itu sendiri
dan produknya berupa pelepasan gas-gas.

2.2 Sumber Panas


Sumber panas adalah segala sesuatu / benda yang dapat menghasilkan/menghantarkan
panas.

Sumber sumber panas dalam tambang bawah tanah :

a. Pemampatan Udara (Autocompression)


b. Pemakaian Peralatan Mekanis, Penerangan, Listrik
c. Panas Batuan (Geothermal Gradient)
d. Sensible Heat Flow.
e. Panas Dari Peledakan (Blasting)
f. Human Metabolism (Respirasi)
g. Oksidasi
h. Pergeseran Batuan (Rock Movement)
i. Pemompaan Air (Pipelines)

2.2.1 Pemampatan Udara (Autocompression)


Proses aliran udara masuk (intake air) dari luar masuk kedalam
tunnel/shaft/vertical opening akan menimbulkan panas.

2.2.2 Pemakaian Peralatan Mekanis, Penerangan, Listrik

13
Peralatan yang dipakai di tambang bawah tanah (Truck,Dosco,AM-
50,bor) apabila dioperasikan akan menimbulkan panas. Panas yang dihasilkan
oleh peralatan diesel tambang bawah tanah ekuivalen dengan sekitar 90 % dari
nilai kalor bahan bakar yang dikonsumsi, selain itu penerangan sangat
dibutuhkan dalam tambang bawah tanah, namun penerangan yang digunakan

didalam tambang bawah tanah (lampu tambang,lampu


neon di junction) akan mengeluarkan panas.

Jumlah panas total yang dikeluarkan oleh peralatan listrik mekanik ke


udara tambang bawah tanah tergantung dari besarnya daya yang dipakai dan
bentuk kerja yang dilakukan. Peralatan yang banyak dipakai di tambang
bawah tanah adalah listrik, diesel, dan tekanan udara. Kesemua jenis peralatan
tersebut banyak menggunakan dayanya untuk mengatasi masalah beban gesek
dan listrik yang akhirnya dikonversikan menjadi bentuk panas. Peralatan
listrik, seperti substation atau trafo merupakan sumber panas yang cukup
berarti.

2.2.3 Panas Batuan (Geothermal Gradient)


Energi geothermal adalah energi panas yang dihasilkan dan disimpan
dalam Bumi. Panas yang digunakan pada energi geothermal tersimpan jauh di
dalam bumi, sampai ke bawah di inti Bumi - 4.000 mil ke arah bawah. Di
bagian inti, suhu dapat mencapai lebih dari 9.000 derajat Fahrenheit (5000
derajat Celcius). Panas merambat dari inti ke bebatuan di sekitarnya.

Temperature (kering) bawah permukaan akan meningkat seiring


dengan kedalaman lubang bukaan yang dibuat.Setiap jenis batuan mempunyai
derajat panas yang berbeda (virgin rock temperature), contoh : Coal Mine UK
(1,8 4,0)0C/100mtr, Anaconda Copper Montana (4,6 6,0)0C/100mtr.

14
2.2.4 Sensible Heat Flow
Panas dari dinding batuan yang ditransfer kedalam aliran ventilasi
pada lubang bukaan.

2.2.5 Panas dari Peledakan (Blasting)


Panas peledakan merupakan panas singkat yang akibatnya bisa
membuat lingkungan udara di front kerja menjadi relatif lebih panas
dari pada tempat sekitarnya. Oleh karena itu aliran udara dapat
berbalik kembali ke front kerja, tempat dimana peledakan baru sajaE
terjadi. Konsekuensinya debu akibat bongkaran batuan tidak terbawa
keluar.

2.2.6 Human Metabolism (Respirasi)


Respirasi adalah proses pembakaran (oksidasi) senyawa organik di
dalam sel guna memperoleh energi. Respirasi bertujuan menghasilkan energi.
Energi hasil respirasi tersebut sangat diperlukan untuk aktivitas hidup seperti
mengatur suhu tubuh, pergerakan, pertumbuhan, dan reproduksi. Manusia

15
termasuk jenis makhluk hidup yang bersifat homoiterm, yang berarti suhu
tubuhnya relatif konstan sekitar 36-370C. Suhu tubuh konstan karena manusia
mampu mengatur produksi panas tubuhnya dengan cara meningkatkan laju
metabolisme tubuh.

2.2.7 Oksidasi
Panas yang timbul karena terjadinya proses oksidasi didalam
tambang bawah tanah, contoh : oksidasi pada batubara
(spontaneous combustion) dan timber/kayu.

Contoh lain ialah Swabakar batubara terjadi akibat proses oksidasi


batubara. Dalam kondisi normal, batubara akan menyerap oksigen di udara
dan menimbulkan proses oksidasi perlahan, sehingga terjadi panas oksidasi.
Karena nilai konduktivitas panas batubara adalah 1/4 dari konduktivitas panas
batuan, maka panas oksidasi sulit berpindah ke batuan di sekitarnya, sehingga
akan terus terakumulasi di dalam batubara secara perlahan. Bila sistem
ventilasi yang baik untuk menangani hal ini tidak dilakukan, maka suhunya
akan terus meningkat dan dapat mencapai titik nyala, dan akhirnya
menimbulkan kebakaran.

2.2.8 Pergeseran Batuan (Rock Movement)

Pergeseran batuan yang diakibatkan karena adanya gangguan geologi


(fault, amblegan/subsidence, atap runtuh) akan menimbulkan panas.

2.2.9 Pemompaan Air


Pada proses pemompaan air tambang akan timbul panas yang
diakibatkan adanya gesekan antara air yang dipompa dengan pipa.

2.3 Perhitungan Psikrometri

Penentuan sifat psikometri suatu udara pada kondisi tertentu disebut titik
keadaan (state point) dapat ditentukan ditemperatur cembung kering dan cembung

16
basah pada kondisi tekanan atmosfir tertentu. Perhitungan sifat-sifat psikometri udara
dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan hitungan tekanan uap jenuh berikut:

a. Tekanan uap jenuh pada td, Ps

17, 27td 552, 64


p s 0,18079 exp inHg
td 395,14
17, 27td
p s 0, 6105exp kPa
td 237,3

b. Menentukan semua parameter pada titik keadaan (state point)


1) Tekanan uap
( ps ps ')(td tw )
pv ps ' inHg
2800 1,3tw
pv ps ' 0, 000644 pb (td tw )kPa
pv ps ' 0, 00036( pb ps ')(td tw )inHg

2) Kelembaban relatif
pv
x100%
ps

3) Kelembaban spesifik
pv
W 0, 622 lb/lb (kg/kg) udara kering
pb pv

4) Derajat kejenuhan
W
= x100%
Ws

5) Volume spesifik
R.td 3
v ft /lb(m3/kg) udara kering
pa

6) Bobot isi udara (udara basah)

17
1
w= (W 1)lb / ft 3 (kg / m3 )
v
1,325
w ( pb 0,378 pv ')lb / ft 3
td
1
w ( pb 0,378 pv ')kg / m3
0, 287td

7) Entalpi
h ha hv c p td W (h fg h1 )
h 0, 24td W (1060 0, 45td ) Btu / lb udara kering
h 1.005td W (2,5016 0, 001884td )kJ / kg

2.4 Peralatan Psikrometri


Peralatan yang dipergunakan dalam ventilasi tambang (khususnya dalam hal
psikrometri, antara lain :

1. Anemometer
Berfungsi untuk mengukur kecepatan aliran udara, volume udara, dan suhu di
dalam tambang.
Untuk mengukur kecepatan angin di dalam pit bawah tanah biasanya menggunakan
anemometer. Ini adalah kincir angin yang sangat ringan dan gesekannya kecil,
dimana baling-balingnya terbuat dari pelat aluminium dan membentuk sudut 42-
44o terhadap arah poros. Untuk mengukur kecepatan angin, alat ini diletakkan di
dalam aliran udara untuk memutar baling-baling, dimana kecepatan angin atau
jarak tempuh aliran udara per satuan waktu dapat diperoleh dari jumlah putaran
dalam waktu tertentu. Daerah kemampuan ukurnya adalah 0,5-10 m/s.

18
Gambar Anemometer

2. Sling Psycometric,
dipergunakan untuk mengukur kelembaban udara di dalam tambang.

Gambar Sling Psycometric

Alat ini merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban
udara yang berada di ruang terbuka. Sling psychrometer terdiri dari dua buah
termometer air raksa yang tujuannya untuk mengukur temperature cembung kering
(dry bulb) dan cembung basah (wet bulb). Mekanisme kerja pada temperature
cembung adalah ukuran dari yang suhu panas (temperature) pada atmosfir. Dalam
kondisi yang jenuh maka penguapan akan tidak akan terjadi dengan suhu pada
cembung yang basah serta kering akan sama hasilnya. Apabila keadaan tidak jenuh
air maka tidak akan menguap dari suatu permukaan yang terdapat thermometer
cembung basah dengan suatu laju tertentu yang berbanding terbalik dengan
memiliki tekanan uap air pada udara.

19
3. Fan
Fan merupakan salah satu alat terpenting dalam ventilasi, tetapi sebagai alat
pendukung dibutuhkan pula injektor dan kompresor. Pada sistem ventilasi ini
pembuangan udara yang kotor akan dibantu oleh fan setelah udara kotor akan
mengalir dan membuat suasana lebih dingin tidak panas. Pada dasarnya
suatu fan akan menghasilkan dan mengalirkan udara kotor dengan volume yang
lebih besar serta mempunyai tekanan yang lebih kecil seperti kompresor gas
sehingga fan akan lebih hemat energy serta efisien. Fan merupakan suatu alat
dengan tenaga listrik yang berfungsi untuk menghasilkan suatu aliran
udara dengan tujuan untuk memberikan udara yang segar sehingga ruangan lebih
nyaman tidak panas.

Gambar Fan

4. Pitot Tube
Pada dasarnya Pitot tube ini terdiri dari dua pipa yang memilki konsentris
dengan bentuk L. Pada pipa bagian ini mempunyai ujung muka yang terbuka sebagai
tempat mengalirnya udara yang masuk. Dan apabila pipa bagian luar tersumbat
ujungnya maka akan terbentuk disekeliling lubang lubang yang kecil sebagai udara
masuk. Pitot tube merupakan suatu alat yang dapat mengukur suatu tekanan udara
pada aliran dengan kecepatan yang tinggi dan dapat ditemui pada pesawat
terbang. Head yang mangalir pada aliran udara melalui suatu pitot tube akan diukur
oleh suatu manometer yang disambungkan dengan selang plastic. Head yang diukur
merupakan total head, static head serta velocity head.

20
Gambar Pitot Tube

5. Duct
Duct merupakan suatu system jaringan yang dibuat dengan fungsi sebagai
tempat mengalirnya udara. Dengan fungsi lain sebagai sistem yang dapat mengurangi
tekanan yang hilang akibat suatu gesekan pada dinding batuan pada tambang bawah
tanah yang bergelombang tidak rata. Duct juga dapat mengatur debit udara yang
masuk pada setiap komponen tambang.
Tabel 2.2
Kekerasan Absolut Beberapa Permukaan Duct

21
Gambar Duct

6. Manometer
Manometer merupakan suatu tabung yang pada umunya berbentuk vertikal U yang diisi
dengan cairan setengahnya dengan kedua kaki dari tabung yang berbentuk U akan
disambungkan pada suatu titik. Alat ini berfungsi untuk mengukur perbedaan tekanan
yang tidak terlalu besar. Dengan fungsi manometer untuk mengatur dengan tekanan
yang tidak terlalu besar. Setelah disambungkan maka cairan akan mengalir pada suatu
tempat yang posisinya lebih rendah. Mekanismenya adalah dengan mengisikan fluida
(bukan air) yang bobot isinya lebih rendah daripada air.

Gambar Manometer

7. Regulator
Regulator merupakan suatu alat yang dapat menjadi pembatas maupun sebagai
penghambat tekanan aliran udara berbentuk sesuai dengan penampang (bentuk persegi
maupun lingkaran) dan pada tengahnya terdapat lubang yang berfungsi sebagia
pengatur besar kecilnya tekanan udara yang masuk kedalam duct (aliran udara).

22
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Psikometrik adalah salah satu sub-bidang engineering yang khusus mempelajari


sifat-sifat termofisik campuran udara dan uap air. Dalam hal ini, campuran udara
dan uap air untuk selanjutnya akan disebut udara. Hubungannya dengan
pertambangan bawah tanah ialah Udara segar yang dialirkan kedalam tambang
bawah tanah akan mengalami beberapa proses seperti penekanan atau
pengembangan, pemanasan atau pendinginan, pelembaban atau
pengawalembaban. Hal ini nantinya akan berpengaruh pada kondisi dan efisiensi
pekerja.

2. Penentuan sifat psikometri suatu udara pada kondisi tertentu disebut titik keadaan
(state point) dapat ditentukan ditemperatur cembung kering dan cembung basah
pada kondisi tekanan atmosfir tertentu. Perhitungan sifat-sifat psikometri udara
dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan hitungan tekanan uap jenuh.

3. Sumber sumber panas dalam tambang bawah tanah :


a. Pemampatan Udara (Autocompression)
b. Pemakaian Peralatan Mekanis, Penerangan, Listrik
c. Panas Batuan (Geothermal Gradient)
d. Sensible Heat Flow.
e. Panas Dari Peledakan (Blasting)
f. Human Metabolism (Respirasi)
g. Oksidasi
h. Pergeseran Batuan (Rock Movement)
i. Pemompaan Air (Pipelines)

4. Alat alat Psikrometri :


a. Anemometer
b. Sling Psycometric
c. Fan
d. Pitot Tube
e. Duct
f. Manometer
g. Regulator

23
DAFTAR PUSTAKA

Afendi AR, Fuadi MJ, Sonhadi M. 2012. Perhitungan beban Pendinginan, pemilihan dan
pemasangan air conditioning di ruang Autocad [skripsi]. Semarang (ID): Universitas
Diponegoro.

Fitria, Laila. 2008. Kualitas udara dalam ruang perpustakaan universitas X ditinjau dari
kualitas biologi, fisik, dan kimiawi. MAKARA. 12(2) : 76-82.

Sinaga LH. 2012. Kajian aplikasi pemanfaatan efek dingin tanah (ground cooling) untuk
pengkondisian udara pada sebuah ruangan [Skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera
Utara.

http://artikelbiboer.blogspot.co.id/2009/12/blasting-peledakan.html. Diakses pada tanggal 10


April 2017

http://miningengineeringsyahri.blogspot.co.id/2013/12/bab-ii-landasan-teori-2.html. Diakses
pada tanggal 10 April 2017

http://www.senjabiru.com/2013/06/peralatan-ventilasi-tambang-bawah-tanah.html. Diakses
pada tanggal 10 April 2017

24

Anda mungkin juga menyukai