Penerimaan Negara
Disusun Oleh:
Opissen Yudisyus
Muhammad Nur Syamsi
Desyana Enra Sari
ILMU EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2012
DAFTAR ISI
Halaman
1
1
1
BAB I
Latar Belakang
Rumusan Masalah
Tujuan
BAB II
Penerimaan Negara
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Sumber-sumber Penerimaan Negara
Jenis-jenis Penerimaan Negara
2
3
5
10
BAB III
Kesimpulan
Daftar pustaka
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerimaan negara merupakan pemasukan yang diperoleh negara untuk membiayai dan
menjalankan setiap program-program pemerintahan, sedangkan Sumber-sumber penerimaan
Negara berasal dari berbagai sektor, dimana semua hasil penerimaan tersebut akan digunakan
untuk membiayai pembangunan dan meningkatkan kesejahtraan seluruh rakyat Indonesia.
Sumber-sumber penerimaan Negara antara lain pajak, retribusi, pinjaman,keuntungan
BUMN/BUMD, dll,,dan penerimaan negara yang paling potensial adalah dari peneriman pajak.
Dapat dikatakan setiap tahunnya penerimaan negara dari sektor pajak mengalami kenaikan.
Pada dasarnya penerimaan negara didapat dari masyarakat dan semestinya digunakan lagi bagi
kepentingan masyarakat pada umumnya.Pada awalnya masyarakat awam hanya mengetahui
penerimaan negara hanya pada sektor pajak saja, dan dalam hal ini kita akan menjelaskan
mengenai sumber-sumber ataupun jenis-jenis penerimaan negara dari beberapa sektor.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Penerimaan Negara
Penerimaan pemerintah dapat diartikan sebagai penerimaan pemerintah dalam arti yang
seluas-luasnya yaitu meliputi penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil
penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah,
mencetak uang, dan sebagainya.
2006
2007
2008
2009
2010
2011
Real.
Real.
Real.
Real.
Real.
APBN-P
636.2
706.1
979.3
847.1
992.3
1.165.3
a.Penerimaan Perpajakan
409.2
491.0
658.7
619.9
723.3
878.7
b.PNBP
227.0
215.1
320.6
227.2
268.9
286.6
2.Hibah
1.8
1.7
2.3
1.7
3.0
4.7
Jumlah
638.0
707.8
981.6
848.8
995.3
1.169.9
Penerimaan dalam negeri meningkat rata-rata sebesar 11.8 % dalam periode tahun 2006-2010.
penerimaan perpajakan memberikan kontribusi sebesar 69.4 % terhadap penerimaan dalam negeri,
sedangkan PNBP sebesar 30.6 % .
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Total
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Pembiayaan Bunga Utang
Subsidi
Belanja Hibah
Bantuan Sosial\
Belanja Lain-lain
2006
LKPP
.
2007
LKPP.
2008
LKPP.
2009
LKPP.
2010
LKPP.
2011
APBNP
73.3
47.2
55.0
79.1
107.4
40.7
37.4
90.4
54.5
64.3
79.8
150.2
49.8
15.6
112.8
56.0
72.8
88.4
275.3
57.7
30.3
127.7
80.7
75.9
93.8
138.1
73.8
38.9
148.1
97.6
80.3
88.4
192.7
0,7
68.6
21.7
182.9
142.8
141.0
106.6
237.2
0.4
81.8
15.6
440.0
504.6
693.4
628.8
697.4
908.2
peningkatan sebesar 20,1 % per tahun, sementara belanja barang mengalami peningkatan
sebesar 24,8 % per tahun, dan realisasi belanja modal mengalami peningkatan sebesar 20,7 %,
sedangkan pembayaran bunga utang secara nominal mengalami peningkatan sebesar 6,2 % per
tahun namun porsinya cenderung menurun, sementara subsidi berfluktuasi, secara nominal
mengalami peningkatan sebesar 17,2 % per tahun. Dalam kurun waktu 2006-2008 pemerintah
tidak mengalokasikan anggaran belanja hibah, tahun 2009 di anggarkan 31,6 miliar namun
tidak terserap seluruhnya karena proses penerbitan dokumen pencairan tidak terealisasikan.
Pada tahun 2010 terealisasi 70,0 miliar atau 28,8 % . Sementara bantuan sosial mengalami
peningkatan sebesar 15,0 %. Sedangkan belanja lain-lain pada tahun 2006 terealisasi sebesar
8,5 % dan turun1,7 % pada tahun 2011.
Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian
masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:
2006
LKPP.
2007
LKPP.
2008
LKPP.
2009
LKPP.
2010
LKPP.
2011
APBN-P
1.Dana Perimbangan
a. Dana bagi hasil
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus
222.130,6
64.900,3
145.664,2
11.566,1
243.967,2
62.942,0
164.787,4
16.237,8
278.714,7
78.420,2
179.507,1
20.787,3
287.251,5
76.129,9
186.414,1
24.707,4
316.771,3
92.183,5
203,571,5
20.956,3
347.538,6
96.772,1
225.533,7
25.232,8
4.049,4
3.488,3
561,1
9.296,0
4.045,7
5.250,3
13.718,8
7.510,3
6.208,5
21.333,8
9.526,6
11.807,2
28.016,3
9.099,6
18.916,7
64.969,3
10.421,3
54.548,0
Jumlah
226.180,0
253.263,0
292.433,5
308.585,3
344.727,6
412.507,9
Secara keseluruhan realisasi Dana Bagi Hasil (DBH) menunjukkan kenaikan rata-rata sebesar
11,5 % pertahun. Dan secara keseluruhan dana otonomi khusus dan penyesuaian mengalami
peningkatan.
Fungsi APBN :
Fungsi alokasi, yaitu penerimaan yang berasal dari pajak dapat dialokasikan untuk
pengeluaran yang bersifat umum, seperti pembangunan jembatan, jalan, dan taman umum.
Fungsi distribusi, yaitu pendapatan yang masuk bukan hanya digunakan untuk
kepentingan umum,tetapi juga dapat dipindahkan untuk subsidi dan dana pensiun.
Fungsi stabilisasi, yaitu
pengeluaran keuangan negara teratur. Jika pendapatan dipakai sesuai dengan yang di
terapkan, APBN berfungsi sebagai stabilisator
Pajak Pusat:
Dan lain-lain
Uraian
2006
Real.
2007
Real.
2008
Real.
2009
Real.
2010
Real.
2011
APBNP
1.Penerimaan Perpajakan
a. Pajak Dalam Negeri
i.Pajak Penghasilan
a) Migas
b)Nonmigas
ii.Pajak Pertambahan Nilai
iii.Pajak Bumi dan Bangunan
iv.BPHTB
v. Cukai
vi. Pajak Lainnya
b. Pajak Perdagangan Internasional
i.Bea Masuk
ii. Bea Keluar
409.2
396.0
208.8
43.2
165.6
123.0
20.9
3.2
37.8
2.3
13.2
12.1
1.1
491.0
470.1
238.4
44.0
194.4
154.5
23.7
6.0
44.7
2.7
20.9
16.7
4.2
658.7
622.4
327.5
77.0
250.5
209.6
25.4
5.6
51.3
3.0
36.3
22.8
13.6
619.9
601.3
317.6
50.0
267.6
193.1
24.3
6.5
56.7
3.1
18.7
18.1
0.6
723.3
694.4
357.0
58.9
298.2
230.6
28.6
8.0
66.2
4.0
28.9
20.0
8.9
878.7
831.7
432.0
65.2
366.7
298.4
29.1
0.0
68.1
4.2
46.9
21.5
25.4
227.0
167.5
158.1
9.4
21.5
38.0
0.0
215.1
132.9
124.8
8.1
23.2
56.9
2.1
320.6
224.5
211.6
12.8
29.1
63.3
3.7
227.2
139.0
125.8
13.2
26.0
53.8
8.4
268.9
168.8
152.7
16.1
30.1
59.4
10.6
286.6
192.0
173.2
18.8
28.8
50.3
15.4
Total
636.2
706.1
979.3
847.1
992.2
1.165.3
Dalam periode 2006-2010, Pph merupakan komponen terbesar dalam penerimaan pajak dalam
negeri sebesar 52,1 %. Sementara, PPN dan PPnBM sebagai penyumbang terbesar kedua
sebesar 32,6 %. Sedangkan pajak perdagangan internasional sebesar 4,0 % terhdapa total
penerimaan perpajakan dengan kontribusi bea masuk sebesar 3,1 % dan bea keluar sebesar 0,9
%.
Pajak Daerah:
Pajak Reklame
Pajak Hiburan
b. Retribusi
Retribusi merupakan pungutan yang dilakukan oleh daerah berdasarkan
peraturan daerah (pemungutannya dapat dipaksakan) di mana pemerintah
memberikan imbalan langsung bagi pembayarnya. Contoh, pelayanan medis di
rumah sakit milik pemerintah, pelayanaan perpakiran oleh pemerintah,
pembayaran uang sekolah, dll
Retribusi daerah dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu retribusi jasa
umum,retribusi jasa usaha, dan retribusi perizinan tertentu.
1. Retribusi Jasa Umum adalah pungutan atas pelayanan yang disediakan atau
diberikan pemerintah daerah untuk tujuan kepentingan dan kemanfaatan umum serta
dapat dinikmati oleh orang pribadi atau badan.
2. Retribusi Jasa Usaha adalah pungutan atas pelayanan yang disediakan oleh
pemerintah daerah dengan menganut prinsip komersial yang meliputi:
a. Pelayanan dengan menggunakan/memanfaatkan kekayaan daerah yang belum
dimanfaatkan secara optimal; dan/atau
b. Pelayanan oleh Pemerintah Daerah sepanjang belum dapat disediakan secara
memadai oleh pihak swasta.
c. Keuntungan BUMN/BUMD
Sebagai pemilik BUMN, pemerintah pusat berhak memperoleh bagian laba yang
diperoleh BUMN. Demikian pula dengan BUMD, pemerintah daerah sebagai
pemilik BUMD berhak memperoleh bagian laba BUMD.
e. Pencetakan Uang
Pencetakan uang umumnya dilakukan pemerintah dalam rangka menutup defisit
anggaran, apabila tidak ada alternatif lain yang dapat ditempuh pemerintah.
Penentuan besarnya jumlah uang yang dicetak harus dilakukan dengan cermat,
agar pencetakan uang tidak menimbulkan inflasi
f. Pinjaman
Pinjaman pemerintah merupakan sumber penerimaan negara, yang dilakukan
apabila terjadi defisit anggaran. Pinjaman pemerintah dikemudian hari akan
menjadi beban pemerintah, karena pinjaman tersebut harus dibayar kembali,
berikut dengan bunganya. Pinjaman dapat diperoleh dari dalam maupun luar
negeri. Sumber pinjaman bisa berasal dari pemerintah, institusi perbankan,
institusi non bank, maupun individu
2006
LKPP.
2007
LKPP.
2008
LKPP.
2009
LKPP.
2010
LKPP.
2011
APBN-P
1.Pinjaman Program
2.Pinjaman Proyek
13.579,6
16.093,0
19.607,5
14.462,6
30.100,4
20.118,3
28.937,7
29.724,3
28.974,6
25.820,2
19.201,8
36.981,1
Total
29.672,6
34.070,1
50.218,7
58.662,0
54.794,8
56.182,9
Secara rinci realisasi penarikan pinjaman proyek secara rata-rata hanya mencapai 70,9 persen
dari target, dan penarikan program secara rata-rata mencapai 102,6 persen. Secara nominal
realisasi pinjaman proyek cenderung meningkat. selama periode 2006-2010 realisasi
pinjaman program relatif sesuai dengan target yang ditetapkan. Dalam periode tahun 20072008, penarikan pinjaman program mengalami peningkatanyang terutama disebabkan oleh
adanya kebutuhan dalam mengantisipasi keterbatasanpenerbitan SBN akibat krisis global.
Meskipun demikian, pada periode tahun 20092011 terdapat kecenderungan menurun seiring
dengan kebijakan pengadaan pinjaman yang diarahkan kepada pinjaman proyek.
Privatisasi BUMN
Penerimaan perpajakan
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana
darurat, dan lain-lain pendapatan.
Bagian daerah dari PBB dan BPHTB ( Bea perolehan hak atas tanah &
bangunan)
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
PAD lainnya yang sah, yang terdiri dari pendapatan hibah, pendapatan dana
darurat, dan lain-lain pendapatan.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Penerimaan pemerintah dapat diartikan sebagai penerimaan pemerintah dalam arti yang
seluas-luasnya yaitu meliputi penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil
penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan pemerintah, pinjaman pemerintah,
mencetak uang, dan sebagainya
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), adalah rencana keuangan tahunan
pemerintahan negara Indonesia yang disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.
3. Belanja negara terbagi menjadi dua bagian yaitu pusat dan daerah
Belanja Pemerintah Pusat, adalah belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan
pembangunan Pemerintah, baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah
(dekonsentrasi dan tugas pembantuan).
Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian
masuk dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan
4.
5.
Jenis penerimaan negara terbagi menjadi tiga berdasarkan institusi yang menanganinya
yaitu penerimaan pemerintah pusat, penerimaan pemerintah daerah propinsi, penerimaan
pemerintah daerah kabupaten/kota.
Daftar Pustaka
Guritno,2009, Ekonomi Publik edisi ketiga, BPFE Yogyakarta
Sukanto,2009, Ekonomika Publik edisi pertama, BPFE Yogyakarta
http://www.depkeu.go.id/Ind/
http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/
http://www.pajak.go.id/
http://www.anggaran.depkeu.go.id/dja/default.asp