Anda di halaman 1dari 24

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu dan teknologi pada era sekarang sangatlah pesat dari
peningkatan kemampuan, keterampilan dan profesionalisme sumber daya manusia.
Berbagai usaha peningkatan telah dilakukan pada semua bidang termasuk dalam
bidang otomotif. Perkembangan teknologi pada bidang otomotif berperan cukup
besar terhadap kemajuan bidang-bidang lainnya. Untuk itu perlu adanya tenaga-
tenaga ahli dalam bidang ini, apalagi menghadapi serbuan negara-negara produsen
otomotif dengan pemasaran produk mereka memasuki era pasar bebas.
Pada masa era globalisasi ini kenyamanan pada mobil sangatlah diperlukan,
industri berlomba-lomba menciptakan inovasi baru untuk menambah kenyamanan
mobil yang mereka produksi salah satunya dengan pengaturan suhu, kelembaban
udara, dan kebersihan didalam ruangan.
Sistem AC dipergunakan untuk mempertahankan kondisi udara baik suhu dan
kelembabanya dengan cara sebagai berikut:
1. Pada saat suhu ruangan tinggi AC akan menyerap panas dari lingkungan sehingga
suhu di ruangan itu akan turun dan sebaliknya saat suhu ruangan rendah AC akan
melepaskan panas ke udara sehingga suhu akan naik.
2. Bersamaan dengan hal itu, kelembaban udara berkurang sehingga kelembaban
udara di pertahankan pada tingkat yang nyaman.
Prinsip dasar AC adalah proses penyerapan dan pelepasan panas dengan
menggunakan suatu zat yang mudah menyerap (refrigerant). Kondisi refrigerant di
pengaruhi oleh pengatur dan tekanan yang diberikan kepadanya.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemilihan judul di atas maka permasalahan yang diangkat dapat
dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa saja komponen-komponen pada sistem AC mobil dan apa fungsinya?
2. Bagaimana prinsip kerja sistem AC mobil?
3. Apakah refrigerant itu dan apa saja persyaratan untuk refrigerant dan oli pelumas
pada sistem AC mobil?

1
4. Apakah mesin 3R itu dan bagaimana prinsip kerjanya?
5. Bagaimana cara merawat AC mobil?

C. Tujuan
Tujuan penulis menyusun makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami komponen-komponen pada sistem AC mobil dan
fungsinya.
2. Mengetahui dan memahami prinsip kerja sistem AC mobil.
3. Mengetahui dan memahami apa itu refrigerant dan persyaratan untuk refrigerant
dan oli pelumas pada sistem AC mobil.
4. Mengetahui dan memahami apa itu mesin 3R dan bagaimana prinsip kerjanya.
5. Mengetahui dan memahami bagaimana cara merawat AC mobil.

D. Manfaat
Manfaat yang dapat diberikan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih tentang sistem
AC mobil.
2. Sebagai sumber pengetahuan dan pembelajaran untuk dapat memahami dan
mempelajari fungsi komponen-komponen dan prinsip kerja sistem AC mobil,
persyaratan refrigerant dan pelumas yang digunakan, serta tentang mesin 3R.
3. Sebagai sumber pengetahuan dan pembelajaran untuk dapat memahami dan
mempelajari bagaimana cara merawat AC mobil.

2
BAB II
DASAR TEORI

A. Pengetahuan Dasar tentang Air Conditioner (AC)


Air Conditioner (AC) merupakan suatu perlengkapan yang memelihara dan
mengkondisikan kualitas udara di dalam kendaraan agar temperatur/suhu, kebersihan
dan kelembabannya menyenangkan serta nyaman. Apabila di dalam ruangan
temperaturnya tinggi, maka panas yang diambil agar temperatur turun disebut
pendinginan. Sebaliknya, ketika temperatur di dalam ruangan rendah, maka panas
yang diberikan agar temperatur naik disebut pemanasan. Kebanyakan bangunan
berukuran sedang dan besar, energi panas dipindahkan dengan menggunakan udara,
air dan kadang-kadang refrigerant. Perpindahan energi panas ini seringkali dengan
membawa energi tersebut dari suatu ruangan ke suatu penyerap kalor sentral (unit
refrigerasi) atau membawa kalor dari sumber kalor (pemanas atau ketel) ke ruangan.
AC pada mobil pada umumnya terdiri dari cooler dengan pembersih embun
(moisture remover) dan pengatur aliran udara.
Pendingin (cooler) akan mendinginkan dan mengurangi kelembaban udara di
dalam kendaraan sehingga dihasilkan kondisi udara yang nyaman. Prinsip dasar
pendinginan adalah proses penyerapan dan pelepasan panas suatu media dengan
menggunakan zat yang mudah menguap (refrigerant). Kondisi refrigerant
dipengaruhi oleh temperatur dan tekanan yang diberikan kepadanya.
Prinsip pemindahan dan penyerapan panas tersebut secara sederhana dapat
dicontohkan pada hal seperti berikut:
1. Seseorang akan merasa dingin saat mengoleskan alkohol, alkohol tersebut
menyerap panas dan terjadi penguapan.
2. Seseorang akan merasa dingin setelah berenang meskipun saat siang hari. Hal ini
disebabkan air di badan menyerap panas dan menguap.

3
Gambar 1. Prinsip Pemindahan dan Penyerapan Panas

Dalam air conditioner, penyerapan ada pemindahan panas dengan menggunakan


refrigerant dapat berfungsi sebagai penyerap dan pemindah panas.

B. Prinsip Kerja dan Komponen-Komponen Sistem AC Mobil


1. Prinsip Kerja Sistem AC Mobil
Prinsip kerja sistem AC pada mobil dapat dijelaskan pada gambar siklus kerja
sistem AC sebagai berikut:

Gambar 2. Siklus Kerja Sistem AC

4
a. Kompresor mengkompresikan gas/uap refrigerant yang bertemperatur tinggi
dan bertekanan tinggi karena menyerap panas dari evaporator ditambah panas
yang dihasilkan saat langkah pengeluaran (discharge).
b. Gas refrigerant mengalir ke dalam kondensor, di dalam kondensor gas
refrigerant dikondensasikan menjadi cairan atau terjadi perubahan keadaan
yaitu pengembunan refrigerant.
c. Cairan refrigerant mengalir ke dalam receiver untuk disaring antara cairan
refrigerant dengan oli sampai evaporator memerlukan refrigerant untuk
diuapkan.
d. Katup ekspansi menurunkan tekanan dan temperatur/suhu cairan refrigerant
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi menjadi rendah.
e. Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir ke dalam evaporator.
Refrigerant menguap dan menyerap panas dari udara luar atau terjadi
pengkabutan udara sehingga suhu di luar akan dingin.

Gambar 3. Siklus Kompresi Uap Sistem AC

1 2 Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari sekitarnya,


biasanya udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan merubah
bentuknya dari cair menjadi gas, dan pada keluaran evaporator gas ini diberi
pemanasan berlebih/superheated gas.

5
2 3 Uap yang diberi panas berlebih masuk menuju kompresor dimana
tekanannya dinaikkan. Suhu juga akan meningkat, sebab bagian energi yang
menuju proses kompresi dipindahkan ke refrigeran.
3 4 Superheated gas bertekanan tinggi lewat dari kompresor menuju
kondensor. Bagian awal proses refrigerasi menurunkan panas superheated gas
sebelum gas ini dikembalikan menjadi bentuk cairan. Refrigerasi untuk proses
ini biasanya dicapai dengan menggunakan udara atau air. Penurunan suhu lebih
lanjut terjadi pada pekerjaan pipa dan penerima cairan, sehingga cairan
refrigeran didinginkan ke tingkat lebih rendah ketika cairan ini menuju alat
ekspansi.
4 - 1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui
peralatan ekspansi, yang mana akan mengurangi tekanan dan mengendalikan
aliran menuju kondensor harus mampu membuang panas gabungan yang
masuk evaporator dan kondensor.
2. Komponen-Komponen Sistem AC Mobil
Sistem AC mobil terdiri dari beberapa komponen, yaitu sebagai berikut:
a. Kompresor
Kompresor adalah alat yang digunakan untuk menaikan tekanan
refrigerant dengan mengkompresikan dalam bentuk gas/uap, akibatnya
temperatur refrigerant juga ikut naik. Panas yang timbul kemudian akan
dikondensasikan melalui kondensor.

Gambar 4. Kompresor Mobil

6
Energi mekanik pada motor penggerak diubah menjadi energi pneumatis
oleh kompresor sehingga zat pendingin bersedar dalam instalasi sistem AC.
Secara umum kompresor terdiri dua jenis yaitu sebagai berikut:
1) Kompresor Model Torak
Kompresor model torak terdiri dari beberapa bentuk gerak torak yaitu:
a) Tegak lurus

Gambar 5. Kompresor Torak Gerak Tegak Lurus


b) Memanjang

Gambar 6. Kompresor Torak Gerak Memanjang


c) Aksial

Gambar 7. Kompresor Torak Gerak Aksial


Keterangan:
7
1 = silinder 4 = poros
2 = torak 5 = bantalan
3 = bola baja 6 = piring goyang
d) Radial

Gambar 8. Kompresor Torak Gerak Radial


e) Menyudut (model V)
Untuk menghisap dan menekan zat pendingin dilakukan oleh gerakan
torak di dalam silinder kompresor.
2) Kompresor Rotary
Rotor adalah bagian yang berputar di dalam stator. Rotor terdiri dari
dua baling-baling. Langkah hisap terjadi saat pintu masuk mulai terbuka
dan berakhir setelah pintu masuk tertutup. Pada waktu pintu masuk sudah
tertutup dimulai langkah tekan, sampai katup pengeluaran membuka,
sedangkan pada pintu masuk secara bersamaan sudah terjadi langkah
hisap, demikan seterusnya.

Gambar 9. Kompresor rotary

Keuntungan:

8
a) Karena setiap putaran menghasilkan langkah-langkah isap dan tekan
secara bersamaan, maka moment putar lebih merata akibatnya
getaran/kejutan lebih kecil.
b) Ukuran dimensinya dapat dibuat lebih kecil dan menghemat tempat.
Kerugian:
Sampai saat ini hanya dipakai untuk sistem AC yang kecil saja sebab pada
volume besar, rumah dan rotornya harus besar pula dan kipas pada rotor
tidak cukup kuat menahan menahan gesekan. Gerakan rotor di dalam
stator kompresor akan menghisap dan menekan zat pendingin. Kompresor
berfungsi untuk menaikkan tekanan refrigerant, kompresor menghisap
refrigerant bertekanan rendah dari evaporator dan memampatkannya
sampai 100-250 psi. Dengan bertambahnya refrigerant tersebut maka suhu
refrigerant pun akan bertambah, uap refrigrant yang bertekanan tinggi
dalam kompresor akan lebih cepat mengembun dengan cara melepaskan
panas ke sekelilingnya.

Kompresor AC perlu diberi pelumas. Fungsi utama pelumas pada


kompresor adalah untuk bantalan pada komppresor dan sebagai pelumas pada
bagian yang bergesekan. Oli yang digunakan pada kompresor bukan
sembarang oli, tetapi oli khusus karena oli tersebut akan beredar dalam
pendingin.
Jika salah satu komponen rusak pada saat pendinginan bekerja, maka
sebagian oli kompresor akan tertinggal di dalam siklus refrigerant. Apabila
komponen tersebut diganti maka oli perlu ditambah untuk mengganti oli yang
tertinggal dalam komponen yang rusak. Banyaknya oli tergantung dari dari
komponen yang diganti.

b. Magnetic Clutch
Magnetic Clutch digunakan untuk melepaskan dan menghubungkan
kompresor dengan putaran mesin. Komponen utamanya terdiri dari : stator,
rotor, dan plat penekan. Prinsip kerja magnetic clutch adalah melekatkan dua
keping logam besi karena gaya elektromagnet, dua keping logam tersebut
adalah penekan drive pulley.

9
Gambar 10. Magnetic Clutch

c. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk pengembunan gas/uap refrigerant. Semakin
besar jumlah panas yang di lepaskan oleh kondensor maka semakin besar pula
efek pendinginan yang di peroleh evaporator. Kondensor di letakan di bagian
depan kendaraan agar proses pendinginanya sempurna.
Pada kondensor terjadi perubahan wujud refrigeran dari uap super-heated
(panas lanjut) bertekanan tinggi ke cairan sub-cooled (dingin lanjut) bertekanan
tinggi. Agar terjadi perubahan wujud refrigeran (dalam hal ini adalah
pengembunan/ condensing), maka kalor harus dibuang dari uap refrigeran.
Kalor/panas yang akan dibuang dari refrigeran tersebut berasal dari :
1. Panas yang diserap dari evaporator, yaitu dari ruang yang didinginkan
2. Panas yang ditimbulkan oleh kompresor selama bekerja

Gambar 11. Kondensor

d. Receiver (Filter/Dryer)
10
Berfungsi untuk menampung sementara refrigerant, dalam bentuk cairan,
kemudian disalurkan sesuai dengan beban pendinginan. Dalam receiver,
terdapat filter, desiccant, receiver, dan dryer, juga sight glass pada bagian atas
untuk melihat kondisi aliran refrigerant.

Keterangan
1. Tutup pengaman
2. Saklar tekanan
3. Kaca pengontrol
4. Filter penyaring
5. Sel silika

Gambar 12. Receiver (Filter/Dryer)

e. Katup Ekspansi
Katup ekspansi digunakan untuk menurunkan tekanan dan
temperatur/suhu serta menginjeksikan refrigerant melalui orifice, sehingga
refrigerant yang keluar menjadi bertemperatur dan bertekanan rendah.

Gambar 13. Katup Ekspansi


Katup ekspansi terdiri dari beberapa jenis, di antaranya adalah:
1) Pipa Kapiler (Capillary Tube)
Katup ekspansi yang umum digunakan untuk sistem refrigerasi rumah
tangga adalah pipa kapiler. Pipa kapiler adalah pipa tembaga dengan
diameter lubang kecil dan panjang tertentu. Besarnya tekanan pipa kapiler
bergantung pada ukuran diameter lubang dan panjang pipa kapiler.

11
Gambar 14. Pipa Kapiler
2) Katup Ekspansi Otomatis
Katup ekspansi otomatis menjaga agar tekanan hisap atau tekanan
evaporator besarnya tetap konstan. Bila beban evaporator bertambah maka
temperatur evaporator menjadi naik karena banyak cairan refrigeran yang
menguap sehingga tekanan di dalam saluran hisap (di evaporator) akan
menjadi naik pula. Akibatnya bellow akan bertekan ke atas hingga lubang
aliran refrigeran akan menyempit dan ciran refrigeran yang masuk ke
evaporator menjadi berkurang. Keadaan ini menyebabkan tekanan
evaporator akan berkurang dan bellow akan tertekanan ke bawah sehingga
katup membuka lebar dan cairan refrigeran akan masuk ke evaporator lebih
banyak. Demikian seterusnya.

Gambar 15. Katup Ekspansi Otomatis

3) Katup Ekspansi Termostatik


12
Katup ekspansi termostatik adalah satu katup ekspansi yang
mempertahankan besarnya panas lanjut pada uap refrigeran di akhir
evaporator tetap konstan, apapun kondisi beban di evaporator.

Gambar 16. Katup Ekspansi Termostatik

f. Evaporator
Evaporator ini berfungsi untuk menguapkan gas/uap refrigerant yang
bertemperatur dan bertekanan rendah. Bila udara melewati evaporator menjadi
dingin sampai temperatur tekanan dibawah pengembunan, uap air akan
mengembun dan menempel pada sirip evaporator dalam bentuk tekanan air.
Bila pada saat ini temperatur sirip sampai dibawah 0 C, tetesan air akan
berubah menjadi es.

Gambar 17. Evaporator

g. Blower
13
Blower digunakan untuk menghisap udara segar atau udara yang telah
disirkulasikan ke dalam ruangan. Blower terdiri dari motor dan kipas (fan).
h. Thermostat
Bila mesin pendingin bekerja terus-menerus maka suhu ruang akan turun
tak terkendali. Oleh karena itu, diperlukan suatu peralatan kontrol yang dapat
mengontrol siklus operasi sistem AC, yaitu thermostat. Pada unit tertentu
penggunaan thermostat dilkombinasikan dengan pengontrol waktu (timer
switch).
Thermostat dapat diletakkan di dalam ruang atau di dalam duct untuk
mendeteksi suhu udara dan dapat pula diletakkan di dalam pipa untuk
mendeteksi suhu air (chilled water). Bila thermostat diletakkan di dalam ruang
maka ketinggiannya kurang lebih 4 atau 5 kaki dari lantai.

C. Refrigerant dan Pelumas


1. Refrigerant
Pada umumnya refrigerant ialah suatu zat yang berupa cairan yang mengalir
di refrigerator dan bersirkulasi melalui komponen fungsionalis untuk
menghasilkan efek mendinginkan dengan cara menyerap panas melalui ekspansi
dan evaporasi (penguapan).
Kelompok refrigeran yang banyak digunakan dan mempunyai aspek
lingkungan yang penting adalah refrigeran halokarbon, yaitu refrigeran dengan
molekul yang memiliki atom-atom halogen (fluor atau khlor) dan karbon.
Refrigeran halokarbon terbagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
a. Refrigeran CFC (chlorofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan
molekul yang terdiri dari atom-atom khlor (Cl), fluor (F), dan karbon (C).
Contoh refrigeran ini yang cukup populer adalah refrigeran CFC-11 (trichloro-
fluoro-carbon, CFCl3), CFC-12 (dichloro-difluoro-carbon, CF2Cl2), dan lain-
lain.
b. Refrigeran HCFC (hydrochlorofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon
dengan molekul yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H), khlor (Cl), fluor (F),
dan karbon (C). Salah satu refrigeran ini yang populer adalah refrigeran HCFC-
22 (chloro-difluoro-metil, CHF2Cl).

14
c. Refrigeran HFC (hydrofluorocarbon), yaitu refrigeran halokarbon dengan
molekul yang terdiri dari atom-atom hidrogen (H), fluor (F), dan karbon (C).
Salah satu contoh refrigeran ini yang populer adalah HFC-134a (C2H2F4).
Refrigerant yang banyak dipakai oleh kendaraan sekarang ini adalah HFC
134a yang tidak mempunyai sifat perusak ozon dan juga tidak mengandung racun
(karena tidak mengandung clor), HFC 134a kalau dilepaskan ke udara maka
secara cepat akan menguap dengan menyerap panas dari udara sekitarnya. Air
Conditioner mempertahankan kondisi suhu dan kelembaban udara dengan cara,
pada suhu ruangan tinggi refrigerant akan menyerap panas dari udara sehingga
suhu di dalam ruangan turun. Sebaliknya saat udara di dalam ruangan rendah
refrigerant akan melepaskan panas ke udara sehingga suhu udara naik, oleh karena
itu daur refrigerasi yang terpenting adalah daur kompresi uap yang digunakan di
dalam daur refrigerasi. Pada daur ini uap di tekan dan kemudian diembunkan
menjadi cairan lalu tekanannya diturunkan agar cairan tersebut dapat menguap
kembali.
Persyaratan refrigerant (zat pendingin) untuk sistem AC adalah sebagai
berikut:
a. Tekanan penguapannya harus cukup tinggi. Sebaiknya refrigerant memiliki
temperatur penguapan pada tekanan yang lebih tinggi, sehingga dapat dihindari
kemungkinan terjadinya vakum pada evaporator, dan turunnya efisiensi
volumetrik karena naiknya perbandingan kompresi.
b. Tekanan pengembunan yang tidak terlampau tinggi. Apabila tekanan
pengembunannya rendah, maka perbandingan kompresinya menjadi lebih
rendah sehingga penurunan prestasi kompresor dapat dihindarkan. Selain itu,
dengan tekanan kerja yang lebih rendah, mesin dapat bekerja lebih aman
karena kemungkinan terjadinya kebocoran, kerusakan, ledakan menjadi lebih
kecil.
c. Kalor laten penguapan harus tinggi. Refrigerant yang memiliki kalor laten
penguapan yang tinggi lebih menguntungkan karena untuk kapasitas refrigerasi
yang sama, jumlah refrigeran yang bersirkulasi menjadi lebih kecil.
d. Volume spesifik (terutama dalam fasa gas) yang cukup kecil. Refrigerant
dengan kalor laten penguapan yang besar dan volume spesifik gas yang kecil

15
akan memungkinkan penggunaan kompresor dengan volume torak yang lebih
kecil.
e. Koefisien prestasi harus tinggi. Dari segi karakteristik termodinamika dari
refrigerant, koefisien prestasi merupakan parameter yang terpenting untuk
menekan biaya operasi.
f. Konduktifitas termal yang tinggi. Konduktivitas termal sangat penting untuk
menentukan karakteristik perpindahan kalor.
g. Viskositas yang rendah dalam fasa cair maupun fasa gas. Dengan turunnya
tahanan aliran refrigerant dalam pipa, kerugian tekanan akan berkurang.
h. Konstanta dielektrika dari refrigerant yang kecil, tahanan listrik yang besar,
serta tidak menyebabkan korosi pada material isolator listrik (utamanya untuk
kompresor hermatik).
i. Refrigerant hendaknya stabil dan tidak bereaksi dengan material yang dipakai,
sehingga tidak menyebabkan korosi.
j. Refrigerant tidak boleh beracun dan berbau merangsang.
k. Refrigerant tidak boleh mudah terbakar dan meledak.
l. Refrigerant harus mudah dideteksi, jika terjadi kebocoran.
m. Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
n. Ramah lingkungan.

2. Pelumas
Oli pelumas mesin refrigerasi bersirkulasi hanya untuk melumasi bagian-
bagian kompresor yang saling bergesekan. Sebagaian dari oli pelumas itu
bercampur dengan refrigeran dan masuk ke dalam kondensor dan evaporator.
Oleh karena itu, oli pelumas mesin refrigerasi herus memiliki sifat, selain
sebagai pelumas yang baik, juga tidak menyebabkan gangguan atau kerusakan
refrigeran dan bagian-bagian yang dilaluinya. Di samping itu, oli pelumas mesin
refrigerasi harus tahan temperatur tinggi, karena gas refrigerasi pada akhir
langkah kompresi di dalam silinder bertemperatur tinggi.
Seperti diterangkan di atas, oli pelumas mesin refrigerasi harus memenuhi
beberapa persyaratan tersebut di bawah ini, yaitu sesuai dengan temperatur kerja
mesin, jenis refrigeran dan jenis kompresor yang dipergunakan.
Persyaratan oli pelumas mesin refrigerasi:
a. Titik beku yang rendah

16
b. Titik nyala yang tinggi (stabilitas termal yang baik)
c. Viskositas yang baik
d. Dapat dipisahkan dengan mudah dari refrigeran tanpa reaksi kimia
e. Tidak mudah membentuk emulsi
f. Tidak bersifat sebagai oxidator
g. Kadar parafin rendah (untuk mencegah pembekuan pada temperatur rendah)
h. Kemurnian tinggi (tidak mengandung kotoran, air, asam dan sebagainya)
i. Bersifat isolator listrik yang baik, terutama untuk pengunaan pada kompresor
hermetik)
j. Kekuatan lapisan minyak yang tinggi.

Oli pelumas dalam sistem AC sebagian keluar bersama-sama refrigerant dan


bersirkulasi dalam siklus pendingin. Jika oli yang bersirkulasi bersama refrigerant
cukup banyak, pelumasan oli di bak engkol berkurang sehingga dapat terjadi
overheating (kelebihan panas). Sedangkan apabila oli yang bersirkulasi bersama
refrigerant tidak tetap, maka oli kan terkumpul dalam evaporator. Hal ini akan
mengganggu pemindahan panas dalam evaporator.

D. Mesin 3R (Recovery, Recycling, and Recharging)


Mesin 3R adalah suatu mesin yang berfungsi sebagai recovery, recycling, dan
recharging. Mesin ini bekerja mengeluarkan serta menangkap refrigeran, kemudian
mendaur ulang refrigeran yang ditangkap dengan cara memisahkannya dari pelumas
dan menyaring kotoran padat yang terdapat dalam refrigerant tersebut.
Proses recovery merupakan suatu proses dimana refrigeran dikeluarkan dari
sistem pendingin, sehingga refrigeran tersebut tidak terlepas ke atmosfir (proses
mendapatkan kembali refrigeran dari sistim AC). Recycle yaitu proses pemurnian
atau pencucian refrigeran dari proses sirkulasi di dalam mesin 3R.
Pemurnian refrigeran dari partikel-partikel padat dan pelumas yang bercampur
selama mesin pendingin bekerja, bertujuan supaya refrigeran tersebut dapat
digunakan kembali. Sedangkan recharging adalah proses pengisian refrigeran ke
sistim mesin pendingin.
Prinsip kerjanya mesin recovery, recycle dan recharging dibagi menurut sistem
recycle-nya, yaitu laluan tunggal dan multi laluan. Laluan tunggal proses pemurnian
refrigeran dilakukan hanya satu kali sirkulasi saja. Sedangkan multi laluan sirkulasi
17
berulang-ulang. Banyaknya receiver dryer dan pipa-pipa kapiler yang digunakan
pada sistem mesin 3R laluan tunggal lebih sedikit dibandingkan mesin 3R multi
laluan.
Karakteristik dari mesin recovery, recycle dan recharging:
1. Mesin 3R ini hanya dioperasikan untuk mesin pendingin siklus kompresi uap.
2. Jenis refrigeran yang dapat di recovery, recycle, dan recharging yaitu refrigeran
senyawa halokarbon ( R-12 ; R-22 ; R-134a).

7 6
5

4
2

Gambar 18. Skema mesin 3R


Keterangan:
1 = kompresor 5 = kondensor koil bersirip
2 = receivoir 6 = pressure gauge
3 = fan dan motor listrik 7 = throttling valve
4 = receiver (filter/dryer)

BAB III

18
PERHITUNGAN

Bila diketahui refrigeran R-22 digunakan pada suatu sistem refrigerasi


kompresi uap yang bekerja dengan tekanan evaporasi 3 bar gauge dan
rasio kompresi 4,5. Bila kapasitas pendinginannya adalah 25 kW,
Tentukanlah :
a. Gambarkan siklus pada diagram P-h (lakukan secara manual, tidak
boleh menggunakan program)
b. COP Carnot, COP aktual, dan efisiensi refrigerasi dari sistem,
c. Laju aliran refrigeran dalam sistem
d. Kerja yang dilakukan oleh Kompresor
=====================================
Diketahui:
Refrigerant = R-22
Evaporating pressure (pe) = 3 bar gauge
Rasio Kompresi = 4,5
Kapasitas Pendinginan (Qe) = 25 kW
=====================================
a. Gambarkan siklus pada diagram p-h
Langkah 1:
Cari dulu tekanan absolute kondensasi-nya:
Absolute pc = rasio kompresi x absolute evaporating pressure
Absolute pc = 4,5 x ( 3 + 1,013 )
Absolute pc = 18,06 bar
Dari table properties R-22 diketahui:
Temperature evaporasi (te)= -6,45 C
Temperature kondensasi (tc)= 46,85 C

Langkah 2:
Buat gbr di p-h diagram (note: lihat photo)

Dari gbr tersebut diketahui:


h1 = 402,96 kj/kg
h2 = 441,06 kj/kg
h3 = 258,91 kj/kg
h4 = 258,91 kj/kg

b. COP Carnot, COP aktual, dan efisiensi refrigerasi dari sistem


COP Carnot = absolute evaporating temp. / (absolute condensing temp. absolute evaporating
temp.)
COP Carnot = 273,15 + te / tc te
COP Carnot = 273,15 6,45 / (46,85 + 6,45)
COP Carnot = 266,7 / 53,3
COP Carnot = 4,985

19
COP actual = h1 h4 / h2 h1
COP actual = (402,96 258,91) / (441,06 402,96)
COP actual = 144,05 / 38,1
COP actual = 3,78

Effisiensi refrigerasi = COP aktual / COP Carnot


Effisiensi refrigerasi = 3,78 / 4,985
Effisiensi refrigerasi = 0,76

c. Laju refrigerant dalam system


Laju refrigerant dalam system = Kapasitas Pendinginan / Effect refrigerasi
Laju refrigerant dalam system = Qe / qe
Laju refrigerant dalam system = 25 kj/s / 144,05 kj/kg
Laju refrigerant dalam system = 0,17 kg/s

d. Kerja yang dilakukan oleh Kompresor


kerja kompresor = laju refrigerant x (h2 h1)
kerja kompresor = 0,17 x (441,06 402,96)
kerja kompresor = 0,17 x 38,1
kerja kompresor = 6,477 kj/s
kerja kompresor = 6,447 kW

BAB IV

20
PENUTUP

A. Kesimpulan
Air Conditioner merupakan sebagian yang penting untuk menambah
kenyamanan pada satu mobil. Kerusakan pada satu bagian komponen dari sistem Air
Conditioner akan membuat kerja dari sistem itu tidak sempurna.
Berdasarkan uraian sistem AC mobil di atas, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan yaitu:
1. Komponen-komponen Air Conditioner dan fungsinya adalah sebagai berikut:
a. Kompresor untuk mengkompresikan gas/uap refrigerant yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi.
b. Magnetic Clucth untuk menghubungkan dan memutuskan hubungan
kompresor ke mesin/motor listrik.
c. Kondensor untuk mengkondensasikan atau pengembunan gas/uap refrigerant
sehingga menjadi cair.
d. Receiver (filter/dryer) untuk menyaring antara refrigerant dengan oli.
e. Katup ekspansi untuk menurunkan tekanan dan suhu.
f. Evaporator untuk penguapan refrigerant dan pengkabutan udara sehingga suhu
di luar dingin.
g. Blower digunakan untuk menghisap udara segar atau udara yang telah
disirkulasikan ke dalam ruangan.
h. Thermostat merupakan suatu peralatan kontrol yang dapat mengontrol siklus
operasi sistem AC.
2. Prinsip kerja sistem AC adalah:
a. Kompresor mengkompresikan gas/uap refrigerant yang bertemperatur tinggi
dan bertekanan tinggi karena menyerap panas dari evaporator ditambah panas
yang dihasilkan saat langkah pengeluaran (discharge).
b. Gas refrigerant mengalir ke dalam kondensor, di dalam kondensor gas
refrigerant dikondensasikan menjadi cairan atau terjadi perubahan keadaan
yaitu pengembunan refrigerant.
c. Cairan refrigerant mengalir ke dalam receiver untuk disaring antara cairan
refrigerant dengan oli sampai evaporator memerlukan refrigerant untuk
diuapkan.

21
d. Katup ekpansi menurunkan tekanan dan temperatur/suhu cairan refrigerant
yang bertekanan dan bertemperatur tinggi menjadi rendah.
e. Gas refrigerant yang dingin dan berembun ini mengalir ke dalam evaporator.
Refrigerant menguap dan menyerap panas dari udara luar atau terjadi
pengkabutan udara sehingga suhu di luar akan dingin.
3. Pada umumnya refrigerant ialah suatu zat yang berupa cairan yang mengalir di
refrigerator dan bersirkulasi melalui komponen fungsionalis untuk menghasilkan
efek mendinginkan dengan cara menyerap panas melalui ekspansi dan evaporasi
(penguapan). Kelompok refrigeran yang banyak digunakan dan mempunyai aspek
lingkungan yang penting adalah refrigeran halokarbon, yaitu refrigeran dengan
molekul yang memiliki atom-atom halogen (fluor atau khlor) dan karbon.
4. Oli pelumas mesin refrigerasi bersirkulasi hanya untuk melumasi bagian-bagian
kompresor yang saling bergesekan. Sebagaian dari oli pelumas itu bercampur
dengan refrigeran dan masuk ke dalam kondensor dan evaporator. Oleh karena itu,
oli pelumas mesin refrigerasi herus memiliki sifat, selain sebagai pelumas yang
baik, juga tidak menyebabkan gangguan atau kerusakan refrigeran dan bagian-
bagian yang dilaluinya. Di samping itu, oli pelumas mesin refrigerasi harus tahan
temperatur tinggi, karena gas refrigerasi pada akhir langkah kompresi di dalam
silinder bertemperatur tinggi.
5. Mesin 3R adalah suatu mesin yang berfungsi sebagai recovery, recycling, dan
recharging. Mesin ini bekerja mengeluarkan serta menangkap refrigeran,
kemudian mendaur ulang refrigeran yang di tangkap dengan cara memisahkannya
dari pelumas dan menyaring kotoran padat yang terdapat dalam refrigerant
tersebut.
6. Secara umum masalah yang sering terjadi pada sistem AC mobil yaitu bau busuk
dari AC, AC kurang dingin tali penggerak (belt) kendor, suara berisik dekat
kompresor, sirip kondensor dan evaporator tertutup debu/kotoran, saringan udara
tersumbat, noda oli dapat terlihat pada sambungan siklus pendinginan, dan suara
berisik dekat blower.

B. Saran
1. Mengingat pentingnya sistem AC, maka setiap pemilik mobil yang berfasilitas AC
harus merawat setiap komponen AC secara teratur.

22
2. Dalam pengisian refrigerant diusahakan menggunakan refrigerant yang ramah
lingkungan yaitu R-134a, yang tidak mempunyai sifat perusak ozon dan juga tidak
mengandung racun (karena tidak mengandung clor).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1996. New Step 1 Training Manual. Jakarta : Toyota Astra Motor

23
otomotif.iklanmax.com
digilib.unnes.ac.id
fit.uii.ac.id
ridwan.staff.gunadarma.ac.id
www.energyefficiencyasia.org
pksm.mercubuana.ac.id

24

Anda mungkin juga menyukai