Laporan Analisis
Untuk memenuhi tugas mata kuliah praktikum AC mobil yang dibina oleh Bapak Fuad
Indra Kusuma, S.Pd,.M.Pd
oleh
Bramasta Zeinnedin hardar 190513631690
i
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional
Perkembangan pada industry otomotif cukup memeiliki pengaruh pada bidang
industry lainnya. Oleh kaerananya akan membutuhkan tenaga ahli khususnya di
sektor ini dalam menghadapi invasi oleh negara-negara produsen pemasaran
otomotif produk mereka sampai di era pasar bebas. AC adalah peralatan yang
memelihara dan memurnikan udara di dalam ruangan, menjaga suhu, kelembaban,
dan sirkulasi udara tetap nyaman dan terkendali. Ketika suhu di dalam ruangan
terlalu panas, panas dihilangkan, menyebabkan suhu turun. Ini disebut sebagai
pendinginan. Namun, ketika suhu dalam ruangan rendah, panas yang diambil untuk
menaikkan suhu disebut sebagai pemanasan (Hermawan and Novianto 2017).
Sangat penting untuk melakukan perawatan dan servis pada sistem pendingin
udara kendaraan jika perlu diperbaiki untuk mempertahankan kinerjanya. Perawatan
dan perbaikan dapat dilakukan dengan menggunakan troubleshooting sistem AC
Mobil (Anugrah and Pamungkas 2021). Dengan melakukan pemeriksaan sistematis
terhadap komponen yang berfungsi dalam siklus pendinginan, kesalahan atau
masalah pada sistem pendingin udara dapat dideteksi (KALAY 2015). Salah satu
gejala atau kerusakan pada system ac adalah AC menjadi tidak dingin dan tidak
sehat yang bias disebabkan oleh beberapa factor. Pada sudi ini akan membahas
tekanan Hi dan Low rendah dan terdapat gelembung pada sight glass. Oleh sebab
itu dalam study kasus kali ini berusaha memecahkan akar permasalahan pada
sistem AC tersebut
1
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2
Berikut merupakan komponen utama dalam system AC beserta fungsinya ;
1. Kompresor untuk mensirkulasikan freon ke seluruh komponen AC mobil dengan
memompa aliran gas freon Namun kompresor ini tidak hanya akan mengedarkan
freon, tetapi juga akan menekan molekul-molekul freon agar lebih padat.
2. Magnetic clutch untuk mengontrol saat kompresor bekerja dan saat
berhenti,meskipun puli mesin masih berputar. Tekanan freon yang keluar dari
kompresor terus naik seiring dengan berjalannya kompresor. Kenaikan tekanan
freon lebih cepat saat mesin digas.
3. Kondensor bekerja mirip dengan radiator di mana freon pertama kali melewati
banyak inti untuk mengirimkan panas sebanyak mungkin.yang memiliki fungsi
memindahkan panas ke udara bebas.
4. Dryer adalah komponen tambahan dalam sistem pendingin udara yang berfungsi
sebagai filter. Pekerjaan utama pengering adalah menghilangkan freon dari air,
seperti namanya. Bahkan jika siklus AC mobil dimatikan, sedikit uap air dapat
masuk ke saluran AC.
5. Katup expansi funsi katup ekspansi adalah mengubah keadaan freon cair
sedemikian rupa sehingga cenderung menjadi gas selama operasi
penyemprotan. Kami sedang menyemprotkan parfum, dan meskipun jika suhu
tabung parfum biasa (tidak dingin), akan terasa sejuk saat kami
menyemprotkannya.
6. Evaporator berfungsi untuk mendinginkan udara yang akan dialirkan ke kabin
mobil. Evaporator bekerja dengan cara yang sama seperti kondensor di mana
freon suhu dingin disalurkan ke inti, yang juga memiliki sirip konduktor.
3
Manifold gauge digunakan untuk mengukur tekanan Freon selama pengisian dan
pengoperasian sistem AC (Suara, Fakultas, and Unmuh n.d.). Tekanan
evaporator/tekanan hisap (Suction) kompresor ditampilkan pada gauge manifold
sebagai LO, sedangkan tekanan kondensor/tekanan keluaran kompresor
(Discharge) ditampilkan sebagai HI. Unit pengukur manifold memiliki tiga warna
selang: biru, kuning, dan merah. Selang merah berhuruf D pada kompresor
berwarna biru, sedangkan selang kuning berhuruf S berwarna kuning dan letaknya
di tengah manifold gauge, digunakan untuk penghubung pada proses vakum pompa
atau tabung refrigeran/tabung freon.
Manifold gauge dapat digunakan untuk menemukan masalah pada sistem AC
adapun beberapa masalah yang terdapat pada sistem AC sebagi berikut
1. Terdapat embun pada sistem pendingin
Keadaannya kadang – kadang dingin dan kemudian panas. Gejala pada
sistem : selama bekerja tekanan pada bagian tekanan rendah kadang-
kadang vakum,kadang- kadang normal ( LO -75 cm / Hg s/d 1,5 kg / cm2 dan
HI 7 – 12 kg / cm2 ).
2. Refrigerant tidak cukup
tekanan rendah pada bagian tekanan rendah dan tekanan tinggi, tampak
gelembung udara didalam kaca pandang ( sight glass ). LO 0,6 – 0,8 kg / cm2
dan bagian HI 8 – 9 kg / cm2 .
3. Sirkulasi zat pendingin / refrigerant kurang
Tekanan rendah pada bagian tekanan rendah LO(- 76 cm/ Hg) dan tekanan
rendah pada bagian tekanan tinggi HI( 6 kg/ cm2 ). Terdapat embun beku
pada pipa receiver
4. Instalasi kelebihan refrigerant atau Pendinginan pada kondensor kurang.
Tekanan terlalu tinggi dibagian tekanan rendah LO( 2,5 kg/cm2 ) dan tekanan
tinggi HI ( 20 kg/cm2 ).
5. Katup ekspansi tidak terpasang dengan baik atau bulb rusak sehingga
membuka terlalu besar.
Tekanan terlalu tinggi dibagian tekanan rendah LO ( 2,5 kg/cm2 ) dan
tekanan tinggi HI ( 19 – 20 kg/cm2 ). Terdapat embun beku pada pipa di
bagian tekanan rendah.
6. Terdapat udara didalam sistem pendingin.
Keadaanya tidak mendinginkan dengan baik. Sebagai catatan bahwa
penunjukkan ini terjadi apabila sistem pendingin baru dibuka serta bahan
pendingin diisi tanpa dikuras terlebih dahulu
7. Pendinginan tidak beredar
4
Kedaan dingin sekali atau tidak dingin erdapat vakum pada tekanan rendah
LO ( -76 cm / Hg), tekanan sangat rendah di bagian tekanan tinggi HI ( 6 kg /
cm2 ). Embun tampak pada pipa sebelum dan sesudah receiver atau katup
ekspansi.
8. Kompresor rusak.
Tidak dingin Tekanan terlalu tinggi pada bagian tekanan rendah LO ( 4 – 6 kg
/ cm2 ) dan tekanan terlalu rendah pada bagian tekanan tinggi HI ( 7 – 10 kg /
cm2 ).
D. Pemvakuman Sistem AC
Pemvakuman merupakan suatu metode pembersihan atau penghilangan udara
dan uap air dari sistem pendingin mesin, khususnya AC (Diploma et al. 2012).
Dimana proses ini bertujuan untuk menjaga sistem agar bebas dari debu, udara,
dan uap air agar mesin dapat bekerja dengan maksimal sepanjang waktu. Jika
pemvakuman tidak dilakukan akan ada udara yang ikut bersirkulasi yang akan
mengembun dan menghasikan air, dan ini akan berakibat pada system AC terutama
katup expansi yang mana air akan membeku dan mengambat sirkulasi refrigerant.
Adapun langkah pemvakuan seperti berikut
1. Memasang selang tengah gauge manifold inlet pompa vakum.
2. Membuka kedua keran tekanan tinggi (HI) dan tekanan rendah (LO) lalu
jalankan pompa vakum. Jika gauge tekanan rendah dan tekanan tinggi
menunjukkan angka yang berada dalam daerah pemvakuman, berarti tidak
ada
E. Pengisisan refrigerant
Langkah pengisian refrigerant :
1. Setelah selesai melakukan pemeriksaan kebocoran, buka keran tekanan tinggi
dan tutup keran tekanan rendah. Lakukan pengisian dengan cara ini hingga
pengisian menjadi sukar.
2. Jika pengisian menjadi sukar, tutup kedua kran, hidupkan mesin kendaraan :
5
Menjalankan mesin pada kecepatan idle dan hidupkan sistem AC, Membuka
keran tekanan rendah dan pastikan keran tekanan tinggi dalam keadaan
tertutup.
3. Mengisikan sistem dengan gas refrigerant melalui sisi tekanan rendah. Jangan
pernah mengisikan refrigerant cair melalui sisi tekanan tinggi karena dapat
merusak bagian dalam kompresor
4. Setelah selesai melakukan pengisian, pastikan gauge manifold menunjukkan
nilai yang sesuai standar.
5. Melepaskan selang-selang pengisian dari kompresor dan tutup kembali kedua
service valve kompresor
A. Identitas
Pada kasus ini terdapat masalah pada system AC yaitu tekanan Lo dan Hi
rendah dan timbul gelembung – gelembung pada sight glass, masalah yang dialami
pada kasus ini kemungkinan peneyebabnya adalah kebocoran refrigerant hal sering
terjadi akibat usia AC itu sendiri. Kebocoran pada system AC disebabkan oleh
beberapa hal seperi kebocoran pada evaporator jika kebocoran sudah parah harus
dilakukan penggantian part, katup expansi macet jika katup expansi macet maka
tekanan pada Freon akan berlebihan yang mengakibatkan kebocoran pada pipa AC.
B. Profil Kasus
Pada kasus ini kondisi AC sebelum maslah terjadi adalah AC dingin tekanan
pada Lo dan Hi normal yaitu tekanan rendah LO pada skala 1,5 – 2,0 kg / cm2 (21 –
28 PSI) dan pada bagian tekanan tinggi HI pada 14,5 – 15 kg / cm2 (206 – 213 PSI),
atau apabila sistem A.C OFF tekanan rendah LO 4 – 6 kg / cm2 dan tekanan tinggi
HI 7 – 12 kg / cm2 dan tudak muncul gelembung pada sight glass. Pada saat terjadi
kasus ini tekanan pada Lo dan Hi menjadi rendah yaitu tekanan Hi 0.5 – 1.0 kg/cm²
(0.05 – 0.1 Mpa) dan Low 7 – 10 kg/cm² (0.69 – 0.98 Mpa) dan terdapat gelembung
pada sight glass jika kebocoran refrigerant ini tidak segera di perbaiki akan
menyebabkan Ac tidak dingin, dan jika kebocoran sampai masuk ke kabin
kendaraan akan mengakibatkan keracunan pada pengguna kendaraan
6
D. Cara menyelesaikan Masalah
Pada permasalahan ini dapat di selesaikan dengan beberapa prosedur. Jika
bagian sambungan antara indoor dan outdoor (double neple) yang tidak kencang
kemungkinan besar akan terjadi kebocoran. cara menyembuhkannya dengan cara
mengencangkan kembali dan bila perlu dilakukan flaring lagi karena pipa flaring bisa
retak atau putus. Indoor Air conditioner biasanya mengalami kebocoran pada bagian
“U band” artinya lekukan pipa yang menghubungkan pipa-pipa ke evaporator, cara
perbaikannya adalah : 1. Siapkan ember besar untuk merendam evaporator 2.
Lepaskan cover AC dan angkat evaporator indoor 3. Pasang neple buntu pada pipa
besar. 4. Pasang Manifold dan isikan freon melalui pipa kecil. 5. Rendam evaporator
ke dalam bak besar 6. Gelembung udara akan keluar dari evaporator 7. Tambal
dengan Las tembaga pada bagian yang bocor.
BAB IV PEMBAHASAN
Pada kasus ini diketahui maslaah yang terjadi pada system AC adalah tekanan
pada Lo dan Hi yang rendah dan terdapat gelembung pada sight glass penyebab
terjdainya masalah ini adalah terjadi kebocoran system AC. Untuk mengetahui
kebocoran system AC bias dilakukan dengan mngecek menggunakan manifold gauge
dengan cara menghubungkan selang (biru ke Lo merah ke Hi) dan dilakukan
pengcekan tekanan, jika tekanan rendah yaitu yaitu tekanan Hi 0.5 – 1.0 kg/cm² (0.05 –
0.1 Mpa) dan Low 7 – 10 kg/cm² (0.69 – 0.98 Mpa) dan juga dapat dilihat pada sight
glass jika terdapat gelembung udara pada sight glass besar kemungkinan sitem AC
mengalami kebocoran refrigerant.
Kebocoran system AC ini disebabkan karena usia pakai kendaraan, factor penyebab
kebocoran AC anatara lain kebocoran pada evaporator jika kebocoran katup expansi
macet jika katup expansi macet maka tekanan pada Freon akan berlebihan yang
mengakibatkan kebocoran pada pipa AC. Jika hal ini tidak segera diperbaiki akan
mengakibatkan AC menjadi tidak dingin dan kerusakan system AC.
7
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Dari hasil analisis dan pembahasan pada kasus ini maka dapat ditarik
kesimpulan maslah yang terjadi pada kasus ini disebabkan oleh kebocoran
refrigerant pada system AC yang disebabkan oleh beberapa factor kebocoran pada
evaporator jika kebocoran katup expansi macet jika katup expansi macet maka
tekanan pada Freon akan berlebihan yang mengakibatkan kebocoran pada pipa AC.
Jika hal ini tidak segera diperbaiki akan mengakibatkan AC menjadi tidak dingin dan
kerusakan system AC. Perbaikan dapat dilakukan dengan cara melakukan flaring
ulang dan pengelasan tembaga pada pipa yang bocor
B. Rekomendasi
Dari hasil analisis kasus yang telah dilakukan, saya berharap hasil dari analisis
ini dapat berguna bagi pihak – pihak yang terlibat baik mahasiswa, masyarakat
umum, maupun bengkel otomotif. Dengan di buatnya tulisan ini diharapkan akan
ada lebih banyak perkembangan teknologi di bidang sistem AC dan otomotif.
8
DAFTAR PUSTAKA
Anon. n.d. “6 Komponen AC Mobil Dan Fungsinya Bekerja | Auto2000.” Retrieved April
15, 2022 (https://auto2000.co.id/berita-dan-tips/komponen-ac-mobil-dan-
fungsinya#).
Anugrah, Rinasa Agistya, and Irfan Ari Pamungkas. 2021. “Analisis Troubleshooting
Sistem Ac Pada Mobil Toyota Great Corolla Tipe 4a-Fe.” Teknika 7(2):52–61. doi:
10.52561/teknika.v7i2.144.
Diploma, Program, I. I. I. Teknik, Mesin Otomotif, Fakultas Teknik, and Universitas
Sebelas Maret. 2012. “DAN SISTEM PENDINGINAN MESIN TOYOTA ( KATUP
EKSPANSI DAN EVAPORATOR ).”
Hermawan, Setiyo, and Rizki Novianto. 2017. “Trouble Shooting Sistem Air Conditioner
( AC ) Pada Trainer AC Mobil.” Surya Teknika 1(1):26–33.
KALAY, ALTERSON GRAFI. 2015. “Perawatan Dan Perbaikan Sistem Air Conditioner
Pada Mobil Daihatsu Taruna.”
Suara, Jurnal, Teknik Fakultas, and Teknik Unmuh. n.d. “Jurnal Suara Teknik Fakultas
Teknik UNMUH Pontianak 39.” 39–46.