Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM KELOMPOK II

ABT-3

Disusun oleh:
Aby Sholeh_33212101032
M Akbar_33212101043
Maulana Al Ayyubi_33212101044

JURUSAN REKAYASA MESIN DAN INDUSTRI


PROGRAM STUDI D III TEKNIK MESIN ALAT BERAT
POLITEKNIK NEGERI MADURA
SAMPANG
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia modern sekarang sistem refrigerasi memberikan pengaruh
yang sangat besar pada peningkatan kualitas hidup manusia. Ketergantungan
manusia terhadap sistem refrigerasi terus meningkat dari tahun ke tahun, dari
skala kecil sampai skala besar, misalnya untuk makanan dan minuman disimpan
dalam sistem refrigerasi. Bahkan pada sarana pengiriman makanan lewat jalur
transportasi telah lama menggunakan sistem refrigerasi untuk menjaga makanan
atau bahan makanan untuk dikirim ke luar kota atau daerah bahan makanan
tersebut tetap segar, sehingga tidak kita sadari sistem refrigerasi sangat penting
bagi kehidupan manusia bahkan menjadi kebutuhan primer pada era sekarang ini.
Air Conditioning (AC) adalah suatu mesin pendingin sebagai sistem
pengkondisian udara yang digunakan dengan tujuan untuk memberikan rasa
nyaman bagi penghuni yang berada dalam suatu ruangan/gedung. Jadi AC tidak
hanya berfungsi memberikan efek dingin tetapi yang lebih penting adalah
memberikan rasa kenyamanan (comfort air conditioning) yaitu suatu proses
perlakuan termodinamik terhadap udara untuk mengatur suhu, kelembaban,
kebersihan, dan pendistribusiannya secara serentak guna mencapai kondisi
nyaman yang dibutuhkan oleh penghuni yang berada di dalamnya. Komponen
utama yang terdapat pada air conditioning antara lain, kompresor, kondensor,
katup ekspansi,evaporator.
Sistem kerja air conditioning (AC) Kompresor yang ada pada sistem
pendingin dipergunakan sebagai alat untuk mengompres zat pendingin
(refrigent), jadi refrigent yang masuk ke dalam kompresor dialirkan ke
kondensor yang kemudian dimampatkan di kondensor. Di bagian kondensor ini
refrigent yang dimampatkan akan berubah fase dari refrigent fase uap menjadi
refrigent fase cair, maka refrigent mengeluarkan kalor yaitu kalor penguapan
yang terkandung di dalam refrigent.
Pada kondensor tekanan refrigen yang berada dalam pipa-pipa
kondensor relatif jauh lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan refrigent yang
berada pada pipa evaporator. Di dalam evaporator ini refrigent akan berubah
keadaannya dari fase cair ke fase uap, perubahan fase ini disebabkan karena
tekanan refrigent dibuat sedemikian rupa sehingga refrigent setelah melewati
katup ekspansi dan melalui evaporator tekanannya menjadi sangat turun.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara mengetahui pengaruh variasi temperatur ?
2. Bagaimana cara mengetahui sistem kerja dari EPR ?
3. Bagaimana cara mengetahui sistem kerja double evaporator domestic
refrigeration freezer trainer RBA-ABT-3 ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh variasi temperatur
2. untuk mengetahui sistem kerja EPR
3. untuk mengetahui sistem kerja doubke evaporator domestic refrigeration feezer
trainer RBA-ABT-3

1.4 Batasan masalah


1. menggunakan refrigerant R134a
2. RBA-ABT-3
3. Pengujian dilakukan dengan 1-5 variasi waktu

1.5 Manfaat
Agar mengetahui sistem kerja “Double Evaporator Domestic Refrigeration
Freezer Build up Trainer RBA-ABT 3”
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Sistem refrigeration
Refrigerasi adalah suatu proses penyerapan panas dari suatu zat atau produk
sehingga temperaturnya berada di bawah temperatur lingkungan. Refrigerasi atau
disebut juga mesin pendingin yaitu mesin yang dapat menimbulkan efek refrigerasi,
sedangkan refrigeran adalah zat yang digunakan sebagai fluida kerja dalam proses
penyerapan panas. Secara umum bidang refrigerasi mencakup kisaran temperatur
sampai dengan minus 1500 C.

2.2 Komponen RBT-3


1. Kompresor
Kompresor adalah suatu alat atau mesin yang menempatkan atau
meningkatkan tekanan udara atau fluida gas. Agar kompresor bisa bekerja,
biasanya alat ini menggunakan mesin bensin atau mesin diesel sebagai tenaga
penggeraknya. fungsi dari kompresor adalah mengambil gas atau udara dari
sekitar, untuk kemudian diberi tekanan di dalam tabung dan disalurkan kembali
sebagai udara bertekanan.

( Gambar 2.1 kompresor )


Dokumen pribadi
2. Kondensor
Kondensor adalah suatu alat yang terdiri dari jaringan pipa dan digunakan
untuk mengubah uap menjadi zat cair (air). dapat juga diartikan sebagai alat
penukar kalor (panas) yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida. Dalam
penggunaanya kondensor diletakkan diluar ruangan yang sedang didinginkan
supaya panas yang keluar saat pengoprasiannya dapat dibuang keluar sehingga
tidak mengganggu proses pendinginan.

( Gambar 2.2 kondensor )


Dokumen pribadi

3. Evaporator
Evaporator adalah salah satu bagian dari system AC (air conditioner). Fungsi
evaporator AC adalah untuk menyerap panas udara yang dihembuskan oleh
blower sehingga freon akan menguap menjadi gas.

( Gambar 2.3 evaporator, dokumen pribadi )


4. Expansi Valve
Expansion valve merupakan salah satu komponen yang ada pada sistem AC
di dalam mobil. Komponen yang satu ini mempunyai peranan penting untuk
membantu kinerja AC dalam membuat udara pada mobil/ruangan menjadi
dingin, yaitu dengan cara menurunkan tekanan freon.

( gambar 2.4 expansi valve )


Dokumen pribadi

5. EPR ( Evaporator pressure regulator )


Evaporator Pressure Regulator (EPR) berfungsi untuk mempertahankan
tekanan evaporasi di evaporator pada tekanan yang ditentukan. Alat ini akan
membuka apabila ada kenaikan tekanan pada sisi inletnya, yaitu pada saat
tekanan evaporator mencapai nilai setting-nya.
Aplikasi katup Evaporator Pressure Regulator (EPR) dapat mempertahankan
tekanan penguapan di evaporator yang minimum pada keadaan beban
evaporator yang rendah atau tinggi, tanpa dipengaruhi oleh tekanan saluran
isap. Katup tersebut pada sistem pendingin dengan beberapa evaporator juga
dapat mempertahankan suhu dan tekanan yang berbeda pada tiap evaporator.
Tipe evaporator pressure regulator (EPR) dipasangkan diantara evaporator
dan kompresor, (lihat gambar 2.5) tipe ini mengatur jumlah refrigerant yang
mengalir dari evaporator ke kompresor, dan menjaga agar tekanannya tidak
kurang dari 1,9 kg/cm2, sehingga akan menjaga temperatur evaporator tidak
turun < 0°C.
( gambar 2.5 EPR )
https://dom-dominiq.blogspot.com/2012/10/peralatan-tambahan-yang-terdapat-
pada.html

( gambar 2.6 Evaporator pressure regulator )


Dokumen pribadi

6. High Pressure Gauge


High pressure gauge digunakan sebagai pengontrol temperatur sekaligus pula
sebagai alat pengaman. Bila digunakan sebagai pengaman, HPC ini akan
memutuskan rangkaian dan menghentikan kompresor pada saat tekanan hisap
(suction pressure) menjadi terlalu tinggi.
( gambar 2.7 high pressure gauge )
Dokumen pribadi

7. Low Pressure Gauge


Low pressure gauge digunakan sebagai pengontrol temperatur sekaligus pula
sebagai alat pengaman. Bila digunakan sebagai pengaman, LPC ini akan
memutuskan rangkaian dan menghentikan kompresor pada saat tekanan hisap
(suction pressure) menjadi terlalu rendah.

( gambar 2.8 low pressure gauge )


Dokumen pribadi
8. Pressure Gauge
Pressure gauge biasa digunakan untuk mengukur tekanan gas yang sangat
tinggi, seperti pada tangki uap, gas pada tabung gas, dan gas di dalam ban

.
( gambar 2.9 pressure gauge )
Dokumen pribadi

9. Selenoid Valve
Solenoid valve adalah elemen kontrol yang paling sering digunakan dalam
fluidics. Tugas dari solenoid valve dalah untuk mematikan, release, dose,
distribute atau mix fluids Digunakan untuk menggerakan piston valve.

( gambar 3.0 selenoid valve )


Dokumen pribadi
10. Thermostat
Thermostat berfungsiuntuk mengatur suhu dingin di dalam kabin, sehingga
suhu mesin tetap stabil meskipun panasnya sudah mencapai 80 – 90 derajat
Celcius.
( gambar 3.1 thermostat )

Dokumen pribadi

11. Sight Glass


Sight glass adalah tempat melihat aliran freon di dalam sistem AC . Selain itu

juga untuk melihat jumlah freon yang terdapat dalam sistem AC.

( gambar 3.2 sight glass )


Dokumen pribadi
12. Filter Drier
Komponen ini berfungsi untuk menyaring kembali semua kotoran yang
masuk pada sistem AC. Mengingat fungsinya sebagai penyaring kotoran maka
receiver drier ini perlu Anda perhatikan dan bersihkan secara rutin. Anda bisa
melakukan pembersihan minimal satu tahun sekali.

( gambar 3.3 filter drier )


Dokumen pribadi
BAB III
METODOLOGI
3.1 Diagram Alir

Mulai

Identifikasi masalah

Tinjauan pustaka

Pengambilan data

T1 manual, digital dan T2 manual, digital dan


tekanan pada PG1 dan PG2

Data telah tercapai


dengan mencatat suhu
pada termostat
manual atau digital

Pembahasan dan kesimpulan

Selesai
3.2 Alat
1. Timer
2. RBT-ABT.3
3. Preassure geuge
4. Kunci L

3.3 Bahan
1. Refigerant R134a
2. RBA ABT-3

3.4 Prosedur Kerja


1. Persiapkan alat dan bahan
2. Lakukan pengukuran suhu dan tekanan pada T1 dan T2 titik pengukuran.
3. Pengukuran dilakukan dengan variasi waktu per 5 menit, lalu
4. EPR di putar berlawanan arah jarum jam 360 derajat dalam setiap jeda 30 menit
5. Catat suhu yang ditunjukkan oleh Termometer Manual dan Digital
6. Pengambilan data di lakukan selama 2 jam 30 menit
7. Pengolahan data yang diperoleh.
8. Pembahasan dan kesimpulan
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Praktikum
4.1.1 Data yang didapat pada waktu praktikum ac ABT III
Sebelum EPR diputar

EPR diputar 1x
EPR diputar 2x

EPR diputar 3x

EPR diputar 4x
EPR diputar 5x
4.2 Analisa Data
` Pada unit praktikum ABT III terdapat 2 bilik, yaitu bilik 1 yang merupakan T1
dimana terdapat thermometer manual pada bilik T1 dan thermometer digital pada
samping kiri bilik T1 dan begitupun pada bilik 2 dimana thermometer manual terdapat
pada bilik T2 dan thermometer digital pada bagaian sebelah kiri. Pada saat melakukan
praktikum untuk mengambil data, kami melakukan 5 kali percobaan dengan memutar
EPR dan untuk percobaan pertama tanpa melakukan pemutaran pada EPR. Percobaan
pertama tanpa memutar EPR, pada menit awal yaitu dari 0 menit sampai 30 menit
terdapat perbedaan suhu, suhu menurun per 1 derajat celcius untuk T1 dan T2 baik
manual ataupun digital. Untuk percobaan selanjutnya dengan memutar EPR 1x suhu
dengan variasi 0 menit sampai 5 menit selama 30 menit memiliki suhu yang sama yaitu
25 celcius dan 10menit sampai 30 menit pada termostat manual memiliki suhu 26
celcius untuk T1 manual dan memiliki perbedaan suhu per 1 celcius untuk T1 digital, T2
manual dan digital suhu yang didapat mengalami penurunan per 1 derajat celcius. Untuk
percobaan 3x putaran pada EPR dan 4x putaran EPR didapat suhu yang sama untuk T1
dan T2 manual maupun digital. Kemungkinan Penyebab dari suhu yang sama pada
percobaan ke 3x dan ke 4x adalah pengembunan pada jalur yang menuju evaporator
pada bilik 2 atau T2 ,hal dikarenakan jalur menuju evaporator kemasukan oli dari
komperssor atau tersumbat kotoran dari filter dryer. Tersumbatnya jalur menuju
evaporator mengakibatkan refrigerant tidak dapat menyerap panas dari bilik bagian atas.
Fungsi EPR adalah menahan aliran refrigerant yang menuju ke bilik atas atau bilik
bawah
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum matakuliah Air Conditioning yaitu suhu yang didapat
T1 dan T2 manual maupun digital dengan variasi putaran EPR sebanyak 5x percobaan.
Percobaan tanpa memutar EPR dan memutar EPR 1x memiliki perbedaan suhu yaitu
penurunan suhu per 1 celcisu, sedangkan untuk percobaan ke 3x putaran EPR sampai 4x
Putaran EPR memiliki suhu yang sama diakibatkan pengembunan yang disebabkan oleh
tersumbatnya jalur menuju evaporator oleh kotoran atau kemasukan oli dari kompressor
5.2 Saran
Saran untuk praktikum Air Conditioning, teruntuk mahasiswa yang melakukan
praktikum harus menerapkan prosedur yang telah disampaikan oleh dosen pengajar
agar hasil yang diperoleh dalam melakukan praktikum dapat dirasakan manfaatnya
bagi mahasiswa dan tidak terjadi trouble maupun kerusakan pada alat praktikum.

Anda mungkin juga menyukai