Anda di halaman 1dari 13

Materi Kuliah

Teknik Pendingin dan Tata Udara

SISTEM PENDINGIN
AC MOBIL

NAMA: Alfath Nur Muhammad


Nim : 44221044
Kelas : 2C Tpe

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS NEGERI U J U N G P A N D A N G
A. PENDAHULUAN
Dilihat dari fungsinya, AC Mobil memiliki beberapa keunikan dibandingkan dengan AC
yang biasa kita jumpai di ruangan - ruangan. Proses pengkondisian udara pada AC Mobil meliputi
proses pendinginan dengan pengurangan kandungan uap air dan proses pemanasan dengan
penambahan uap air. Tetapi untuk daerah tropis, AC mobil yang digunakan hanya untuk keperluan
pendinginan dan pengurangan kandungan uap air.

Memang, jika dibandingkan dengan gedung, interior mobil jauh lebih kecil. Tetapi, pada
dasarnya fungsi dari AC ini sama saja yaitu dapat memberikan kenyamanan baik mobil melaju
dengan kencang maupun sangat pelan.

Sistem pendinginan mesin pada mobil mengandalkan sensor-sensor suhu (temperature sensor),
tekanan dan vacuum baik diimplementasi secara mekanis maupun elektrik, hingga pengontrolan ECU
dan Air Conditioning System.
B. KONPONEN – KOMPONEN UTAMA AC MOBIL

1. Kompresor
Ada dua jenis kompresor yang digunakan pada AC mobil, yaitu (1) sistem kompresor torak
seperti halnya yang digunakan pada sistem refrigerasi dan Tata Udara biasa, dan (2) Swash Plate
Compressor.
Konstruksi kompresor torak sama seperti kompresor yang digunakan pada sistem refrijerasi
biasa. Menggunakan oli refrijeran dengan viskositas 500, dengan volume oli berkisar tiga sampai tujuh
ons sesuai kapasitas kompresor. Bila oli pelumas kurang dapat menyebabkan bantalan, seal dan katub
menjadi rusak.
Kompresor swash plate biasanya terdiri dari lima atau enam silinder. Seluruh pistonnya
terhubung pada batang torak (connecting rod), diikat kuat ke suatu plat khusus yang disebut swash
plate melalui ball joint. Kompresor ini dilengkapi dengan sambungan standar SAE flare connection
atau Roto-lock connection. Menggunakan oli viskositas 500, sebanyak tujuh ons, 4ons tetap berada di
kompresor dan tiga ons ikut bersirkulasi pada saat kompresor bekerja.

2. Kondensor
Kondensor biasanya dipasang di depan radiator mobil. Saluran pipa gas panas dari kompresor
(discharge) hingga ke kondensor biasanya mengalami vibrasi atau getaran tinggi, oleh karena itu
biasanya dilengkapi dengan peredam khusus yang disebut vibration absorber. Ada pula yang
menggunakan pipa fleksibel atau lazim disebut house. Pipa ini dapat menahan getaran dengan baik.
Sistem penyambungan pemipaanya menggunakan sistem flaring, yaitu dengan menggunakan flare
fitting, O-ring fitting, dan hose clamp fitting.
Kondensor AC mobil dapat terdiri dari satu, dua atau tiga lapis pipa yang dilengkapi
dengan sirip-sirip fin, terbuat dari tembaga atau alumunium.
3. Evaporator
Evaporator biasanya diletakkan di dalam suatu kontainer yang disebut plenum chamber.
Plenum chamber tersebut dipasang di dalam kompartemenn atau di dashboard. Evaporator AC mobil
merupakan finned evaporator, dengan tipe forced convection, ditempatkan pada suatu container dari
metal atau palstik, dilengkapi dengan saluran pembuangan air kondesat.
4. Receiver-dryer
Pada umumnya, AC mobil menggunakan receiver-dryer yang dipasang antara kondensor dan
evaporator. Fungsi receiver-dryer adalah untuk menapung refrijeran selama dilakukan pekerjaan
pemeliharaan atau service. Pada umumnya, Receiver dilengkapi dengan bahan pengering kimiawi.
Bahan pengering kimia ini (desiccant) akan menyerap uap air dan menyimpannya, sehingga refrijeran
yang masuk ke katub ekspansi sudah terbebas dari uap air. Receiver dilengkapi juga dengan kasa baja
untuk menyaring debu dan kotoran masuk ke katub ekspansi. Biasanya, untuk alasan keamanan, Liquid
receiver dilengkapi dengan safety fusible plug, yang akan terbuka pada saat suhunya mencapai 177oC.

5. Katub Ekspansi
Seperti halnya pada sistem refrijerasi kompresi uap pada umumnya, AC mobil juga dilengkapi
dengan katub ekspansi thermostatik, untuk menurunkan secara gradual liquid refrijeran tekanan tinggi
dari kondensor menjadi liquid tekanan rendah yang akan dimasukkan ke evaporator. Beberapa katub
ekspansi yang digunakan pada AC mobil dapat diatur setting superheat-nya, beberapa lagi tidak dapat
diatur. Pada umumnya setting superheat katub ekspansi thermostatik ini adalah 8 derajad Celcius.
Kapasitas katub ekspansi thermostatik harus sesuai dengan kapasitas unit AC mobil. Bila
kapasitas katub terlalu kecil, maka akan menurunkan kapasitas unit AC mobil, dan bila terlalu besar
dapat menyebabkan evaporator mengalami kelebihan rerijeran cair. Pada umumnya katub ekspansi
thermostatik pada AC mobil dilengkapi dengan saluran equalizer, untuk menjaga kestabilan tekanan
evaporasi.
C. SISTEM KERJA AC MOBIL
Refrijeran gas bertekanan rendah dihisap oleh kompresor melalui saluran suction line-cold.
Refrijeran gas masuk ke silinder dan kemudian dipampatkan oleh piston kompresor. Refrijeran gas
bertekanan tinggi disalurkanke kondensor melalui saluran discharge line-hot. Energi panas hasil
kompresi dan panas laten penguapan yang diserap refrijeran dipindahkan ke udara sekitar kondesor.
Akibatnya refrijeran berubah wujud menjadi liquid. Refrijeran cair mengalir dari kondensor menuju ke
liquid receiver, di sini refrijeran cair mengalami penyaringan dan pengeringan. Selanjutnya, Refrijeran
cair mengalir ke evaporator melalui katub ekspansi. Di evaporator refrijeran cair menguap dan
menyerap panas. Refrijeran gas mengalir ke pipa hisap kompresor. Blower yang dipasang di
evaporator akan mendistribusikan udara dingin keseluruh interior.

D. INSTALASI PEMIPAAN AC MOBIL


Pada instalasi tersebut, kompresor dipasang pada mesin mobil melalui transmisi magnetic
clutch dan sabuk puli. Kondensor dipasang di depan radiator mobil. Antara kondensor dan katub
ekspansi (expansion valve) dipasang receiver-dryer-Stariner, yang mempunyai tiga fungsi, yaitu
sebagai penyaring, pengering dan sekaligus menampung liquid refrijeran dari kondensor. Katub
ekspansi dipasang di evaporator. Evaporator dipasang di dalam interior mobil dilengkapi dengan
blower.
Karena kompresor AC mobil digerakkan oleh mesin mobil, maka pada saat mobil berjalan,
maka AC mobil juga akan bekerja terusmenerus. Oleh karena itu suhu interior akan semakin turun
hingga melewati batas kenyamanan, disamping itu permukaan koil evaporator juga akan terjadi
penumpukan bunga es (frost). Bila suhu evaporator turun hingga nol derajad atau dibawahnya dalam
waktu yang lama, permukaan koil evaporator akan tertutup oleh lapisan bunga es. Bila akumulasi
bunga es pada permukaan koil evaporator cukup tebal, maka akan menghalangi sirkulasi udara. Di lain
pihak kondisi operasi seperti itu akan menghasilkan kompresi basah, yaitu kompresor menghisap
refijran cair. Kondisi operasi seperti ini akan dapat merusak katub kompresor, dan bila derjalan dalam
waktu lama akan menyebabkan kompresor terbakar. Untuk menghindari hal itu, pada AC mobil
digunakan magnetic clutch. Magnetic clutch dikontrol oleh thermostat, yang akan memutus rangkaian
arus ke coil magnetic clutch. Sehingga roda puli penggerak kompresor tetap akan berputar tetapi piston
kompresor tidak bergerak atau tetap diam.
Gambar tipikal instalasi pemipaan V-type compressor.

Siklus Kerja Refrigerant Pada Sistem AC (Air Conditioner)

AC atau Air Conditioner merupakan piranti tambahan yang ada pada kendaraan khususnya mobil.
Sistem AC ini akan membuat pengemudi menjadi lebih nyaman berada di dalam kendaraan.

Fungsi dari sistem AC sendiri untuk mengkondisikan atau mengatur udara, baik temperatur, kelembaban,
sirkulasi dan untuk memurnikan atau membersihkan udara.

Pada sistem AC terdapat komponen-komponen utama di dalamnya yaitu komponen-komponen sistem


AC meliputi kompressor, condenser, receiver dryer, katup ekspansi, evaporator, blower, cooling fan dan
refrigerant.

Pendinginan dapat terjadi bila adanya perubahan wujud, temperatur dan tekanan pada refrigerant.

Sistem pendinginan pada sistem AC ini menggunakan prinsip kerja penyerapan panas oleh zat pendingin.
Zat pendingin disini yang dimaksud adalah cairan refrigerant atau freon. Pendinginan dapat terjadi bila
adanya perubahan wujud, temperatur dan tekanan pada refrigerant saat mengalir pada sistem AC.

Siklus kerja dari refrigerant pada sistem AC dapat dilihat pada gambar di bawah ini
Siklus kerja refrigerant

Pertama refrigerant dapat mengalir karena adanya kompresor pada sistem AC. Refrigerant yang
keluar dari kompresor AC ini akan memiliki tekanan yang tinggi karena refrigerant pada kompresor
tersebut dikompresikan. Selain itu, refrigerant juga akan bertemperatur tinggi dan akan berubah wujud
menjadi gas.
Dengan kata lain, refrigerant yang keluar dari kompresor akan berwujud gas (gas refrigerant),
bertemperatur tinggi (high temperature) dan bertekanan tinggi (high pressure).

Kedua, setelah refrigerant keluar dari kompresor maka akan disalurkan ke kondenser. Kondenser
merupakan komponen yang berfungsi untuk menyerap panas pada refrigerant sehingga refrigerant yang
keluar dari kondenser akan mengalami penurunan temperatur. Penurunan temperatur pada kondenser ini
digunakan untuk merubah wujud refrigerant yang pada awalnya berbentuk gas menjadi cair.
Refrigerant yang keluar dari kondenser ini akan berwujud cair (liquid refrigerant), memiliki tekanan
tinggi (high pressure) dan memiliki temperatur tinggi (high temperature).

Ketiga, setelah melewati kondenser selanjutnya refrigerant akan disalurkan ke receiver dryer.
Pada receiver dryer refrigerant akan disaring dari kotoran dan akan dipisahkan dari air.
Refrigerant yang keluar dari receiver dryer berwujud cair (liquid refrigerant), memiliki tekanan tinggi
(high pressure) dan bertemperatur tinggi (high temperature).

Keempat, setelah refrigerant melewati receiver dryer selanjutkan akan disalurkan ke katup
ekspansi. Pada katup ekspansi inilah refrigerant akan dirubah wujudnya dari cair menjadi kabut.
Refrigerant yang keluar dari katup ekspansi ini akan berwujud kabut (mist refrigerant), bertekanan
rendah (low pressure) dan bertemberatur rendah (low temperature).

Kelima, setelah refrigerant melewati katup ekspansi selanjutnya akan disalurkan ke evaporator.
Evaporator ini berfungsi untuk menyerap panas dari udara luar melalui refrigerant. Refrigerant yang
semula berwujud kabut, dan ketika di evaporator refrigerant akan menyerap panas sehingga karena
menyerap panas dari udara luar maka refrigerant akan berubah wujud menjadi gas.
Refrigerant yang keluar dari evaporator akan berwujud gas (gas refrigerant), bertekanan rendah (low
pressure) dan memiliki temperatur rendah (low temperature).
Setelah keluar dari evaporator selanjutnya refrigerant akan dikirim kembali ke kompresor untuk di
sirkulasikan kembali ke seluruh sistem AC.
Refrigerasi penyimpanan ruang dingin RT
Satu ton refrigerasi (TR), juga disebut refrigeration ton (RT), adalah unit daya yang digunakan di
beberapa negara (terutama di Amerika Utara) untuk menggambarkan kapasitas ekstraksi panas dari
peralatan pendingin dan pendingin udara. Ini didefinisikan sebagai laju perpindahan panas yang
menghasilkan pencairan 1 ton pendek (2.000 lb; 907 kg) es murni 0 ° C (32 ° F) dalam 24 jam.

Satu ton pendingin kira-kira setara dengan 12.000 BTU / jam atau 3,5 kW. Kapasitas peralatan pendingin
udara dan pendingin di AS sering ditentukan dalam “ton” (pendingin). Banyak pabrikan juga menentukan
kapasitas dalam BTU / j, terutama ketika menentukan kinerja peralatan yang lebih kecil.

HP
Perhitungan kapasitas pendinginan tenaga kuda (HP) dihitung dalam satuan kkal atau ubin (W). Secara
umum, 1PH = 2000 kkal, dan unit internasional menghitung untuk dikalikan dengan 1,16. Jadi 1PH =
2324W.
Dalam kehidupan sehari-hari, 2500W digunakan sebagai standar 1PH.

23 mewakili yang kecil; area pendinginan 10-14 meter persegi.


26 singkatan dari 1 kuda; area pendinginan adalah 14-18 meter persegi.
32 kependekan dari 1,5 kuda; area pendinginan 18-22 meter persegi.
35 mewakili 1,5 kuda; area pendinginan 22-25 meter persegi.
1P – 2200-2600W; area yang berlaku 12-15 meter persegi.
1.5P – 3000-3800W; area yang berlaku sekitar 18 meter persegi.
2P – 4000-5500W; area yang berlaku sekitar 28 meter persegi.

KEKUASAAN

Kekuatan mengacu pada pekerjaan yang dilakukan oleh suatu objek dalam satuan waktu, yaitu kekuatan
adalah kuantitas fisik yang menggambarkan kecepatan kerja. Jumlah pekerjaan pasti, dan semakin
pendek waktunya, semakin besar nilai dayanya. Rumus daya adalah daya = kerja / waktu. Kekuatan yang
digunakan untuk menggambarkan kecepatan kerja, berapa banyak pekerjaan yang dilakukan per unit
waktu disebut daya.
konversi satuan

1 ton dingin AS = 3024 kkal / jam (kkal / jam) = 3,517 kW (kW)


1 ton dingin Jepang = 3320 kkal / jam (kkal / jam) = 3,861 kilowatt (kW)
1 hp (atau 1 tenaga kuda) = 735,5 watt (W) = 0,7355 kW (kW)
1 kkal / jam (kkal / jam) = 1,163 watt (W)
Celsius ° C = (Fahrenheit ° F-32) 5/9
1HP = 2.5kW = 735.5W: Catatan: 2.5kW sesuai dengan kapasitas pendinginan, sedangkan 735.5W
sesuai dengan daya listrik;

Rumus konversi umum:

1 kJ (kJ) = 0,239 kkal (kkal)


1kcal = 4.19kJ (kilojoule)
1kcal = 3,969Btu
1Btu = 0.252kkal
1kcal = 427kg.m
1kW = 860kkal / jam
1 ton dingin AS = 3024 kkal / jam = 3,51 kW
1 ton dingin Jepang = 3320 kkal / jam = 3,86 kW
Sebagai contoh, AC 40kW memiliki kapasitas pendinginan 40 * 860 = 34.400 kkal.
Pendingin udara sipil suka (H) P sebagai satu unit, 1 (H) P = 0,735kW, rasio efisiensi energi umum 3,2,
dan kapasitas pendinginan 2352W, yang diubah menjadi kartu besar sekitar 2022 kkal.
Dapat dikatakan bahwa kapasitas AC 1 (H) P adalah 2000 kkal.
E. REFERENSI
ocw.unnes.ac.id
acmobilkita.wordpress.com/2008/01/01/prinsip-dasar-kerja-ac-mobil

Anda mungkin juga menyukai