Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LatarBelakang
Dalam kehidupan sehari-hari, setiap pengguna mobil tentu saja menginginkan
suatu keadaan di mana temperatur dan kelembapan udara ruang kabin yang
lebih nyaman. Apa lagi saat ini panas disekitar cukup tinggi, sehingga
mengakibatkan kurang nyaman terutama dalam perjalanan menggunakan
mobil, oleh karena itu pendingin udara dalam kabin mobil juga ikut
berpengaruh untuk menentukan rasa nyaman pemilik kendaraan. Karenanya,
sangat dibutuhkan sistem pendingin udara yang baik dengan kualitas udara
yang dingin dan bersih. Namun yang terjadi malah sebaliknya, maka pemilik
kendaraan perlu mendeteksi sejak dini gejala-gejala yang timbul pada AC
mobil.
Di daerah tropis seperti Indonesia mempunyai suhu yang cukup tinggi
terutama pada musim kemarau. Maka dari itu (AC) Air Conditioner sangatlah
penting untuk mengkondisikan suhu yang ada di dalam kabin. Secara tidak
langsung kondisi di mana suhu dalam kabin kurang stabil atau suhu udaranya
meningkat. Berdasarkan hasil pengamatan yang penulis temukan pada Mobil
Avanza, di mana suhu di dalam ruang kabin tidak stabil atau meningkat.
Ketika udara di dalam kabin meningkat dan ditambah suhu udara di luar yang
cukup tinggi akan menyebabkan tekanan temperatur di dalam ruang kabin
semakin tinggi. Ketika AC dihidupkan evaporator bekerja secara tidak
normal, di mana kondensor melepaskan udara panas dan evaporator tidak
menyerap panas yang dikeluarkan dari kondensor, kemungkinan evaporator
kotor atau tersumbat sehingga evaporator menghembuskan udara kurang
sempurna, maka udara yang harus dihasilkan oleh evaporator seharusnya
dingin.
Berikut ini adalah beberapa penyebab evaporator berlendir, kompresor
mengeluarkan suara bising, tentunya akan menyebabkan AC tidak dingin,
berkurangnya freon karena kebocoran kecil pada sistem AC, kebocoran ini

1
juga ditemui pada sambungan-sambungan pipa serta pada celah poros
kompresor.
Dengan adanya gangguan yang terjadi pada evaporator dan kompresor, maka
mendorong penulis mengambil suatu topik Proposal Tugas Akhir tentang
“PERAWATAN DAN PERBAIKAN AC MOBIL AVANZA VELOZ 1.5
TAHUN 2011”

1.1. Rumusanmasalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:
a. Bagaimana mengidentifikasi kerusakan sistem AC Mobil Avanza Veloz
1.5 Tahun 2011?
b. Bagaimana melakukan perawatan dan perbaikan pada AC Mobil Avanza
Veloz 1.5 Tahun 2011?
1.2. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang diuraikan maka, tujuan dari proposal tugas
akhir ini sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui kerusakan pada AC Mobil Avanza Veloz 1.5 Tahun
2011.
b. Untuk melakukan perawatan dan perbaikan pada AC Mobil Avanza Veloz
1.5 Tahun 2011.
1.3. Manfaat
Adapun manfaat penelitian yaitu:
a. Untuk mengetahui gangguan pada sistem Air Conditioner (AC) bagi
penulis dan pengguna mobil
b. Untuk menambah pengetahuan serta wawasan bagi pembaca
c. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa Politeknik Negeri Kupang
1.4. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak melebar, maka pembahasan dibatasi padaperawatan
dan perbaikan komponen-komponen utama AC mobil, seperti :
a. Kompresor ( Compressor)
b. Kondensor (Condensor)

2
c. Saringan Refrigerant (ReceiverDryer)
d. Katup ekspansi (ExpansionValve)
e. Evaporator

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Air Conditioner (AC)


Air Conditioner (AC) mobil adalah suatu rangkaian yang berfungsi sebagai
penyejuk ruangan pada kabin kendaraan. Pada dasarnya sistem kerja AC
mobil adalah sirkulasi udara dimana komponen-komponen berfungsi saling
berkaitan satu dengan yang lainnya, dengan freon (gas pendingin) sebagai
aliran sirkulasi itu sendiri, dan aliran tersebut terus menerus bersirkulasi
selama mesin hidup. Pada AC mobil terdapat lima komponen utama dan pipa
atau hose sebagai penyambung komponen tersebut. Komponen-komponen
tersebut antara lain kompresor, kondensor, filter dryer, katup ekspansi, dan
evaporator. Kompresor merupakan mesin pemompa freon yang berfungsi
sebagai penggerak dari sistem AC tersebut. Kemudian ada kondensor yang
berfungsi sebagai penyerap panas serta pendingin ruang. Filter dryer
berfungsi sebagai penampung dan penyaring cairan yang telah diproses pada
tempat sebelumnya, yang terakhir evaporator yang berfungsi sebagai proses
akhir dan menghasilkan udara dingin untuk ruangan.
Berikut ini ada beberapa fungsi AC mobil antara lain:
a. Penyejuk kabin mobil
Fungsi AC mobil yang paling utama adalah sebagai penyejuk kabin
didalam mobil dengan adanya AC mobil,pengendara akan merasa lebih
nyama dalam berkendara. Selain itu, pemasangan AC juga sangat cocok
bagi pengendara yang sudah merasakan panas terik matahari dari luar.
b. Memberi kenyamanan bagi pengendara
Selain sebagai penyejuk ruang kabin, AC mobil juga bisa menjadi
pemberi kenyamanan pengendara bagi para pemakaiannya. Dengan
kenyaman berkendara, pastinya akan membuat pengendara lebih fokus
dalam mengendarai mobil dan tentu akan mengurangi tingkat resiko
kecelakaan.

4
c. Penetral cuaca luar
Selain kedua fungsi diatas, AC mobil juga berfungsi sebagai penetral
cuaca luar. Pastinya jika dalam keadaan hujan akan membuat kabin dalam
mobil jauh lebih terasa pengap dan panas. Dengan adanya AC mobil bisa
menjadi penyejuk ruang kabin saat cuaca dan kondisi luar sedang tidak
mendukung.
2.2. Prinsip kerja Air Conditioner Mobil (AC)
Sistem kerja AC mobil melibatkan beberapa komponen dan terbagi atas dua
bagian, yaitu bagian yang berfungsi menaikkan dan menurunkan tekanan.
Dengan adanya kedua bagian tersebut, proses penguapan dan penyerapan
panas dapat berlangsung dengan sempurna. Pada saat AC mobil dinyalakan,
udara dalam kabin bergerak dan bersirkulasi secara terus menerus melewati
evaporator dengan bantuan blower kabin. Selanjutnya udara panas dalam
kabin diserap oleh evaporator dan dihembuskan kembali oleh blower dalam
bentuk udara dingin. Agar suhu selalu dalam kondisi ideal.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja AC Mobil


Sumber : Suherman 2017

5
2.3. Sistem Refrigerasi Kompresi Uap
Sistem kompresi uap merupakan dasar system refrigerasi yang terbanyak
digunakan, dengan komponen utamanya adalah kompresor, evaporator, alat
ekspansi ( Throttling Device ), siklus refrigerasi kompresi uap.

Gambar 2.2 Sistem refrigerasi kompresi uap


Sumber : Ajiwiguna,2018

Pada diagram p-h, siklus refrigerasi kompresi uap dapat digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 2.3 Penggambaran siklus refrigerasi uap pada diagram p-h


Sumber : Ajiwiguna,2018

2.4. Proses yang terjadi pada siklus kompresi uap


a. Proses kompresi (1 – 2)
Proses ini berlangsung di kompresor secara isentropik adiabatik. Kondisi
awal refrigeran pada saat masuk di kompresor adalah uap jenuh

6
bertekanan rendah, setelahdikompresi refrigeran menjadi uap bertekanan
tinggi. Oleh karena proses ini dianggap isentropik, maka temperatur keluar
kompresor pun meningkat. Besarnya kerjakompresi per satuan massa
refrigeran bisa dihitung dengan rumus:
qw = h1 – h2
qw = Besarnya kerja kompresi yang dilakukan (kj/kg)
h1 = Entalpi refrigeran saat masuk kompresor ( kj/kg)
h2 = Entalpi refrigeran saat keluar kompresor (kj/kg)
b. Proses kondensasi (2 – 3)
Proses ini berlangsung di kondensor. Refrigerant yang bertekanan dan
bertemperatur tinggi keluaran dari kompresor membuang kalor sehingga
fasanya berubah menjadi cair. Hal ini berarti bahwa di kondensor terjadi
penukaran kalor antara refrigeran dengan udara, sehingga panas berpindah
dari refrigeran ke udara pendingin dan akhirnya refrigeran mengembun
menjadi cair. Besar panas per satuan massa refrigeran yang dilepaskan
kondensor
dinyatakan sebagai:
qc = h2 – h3
qc = Besarnya panas dilepas di kondensor (kj/kg)
h2 = Entalpi refrigeran saat masuk kondensor (kj/kg)
h3 = Entalpi refrigeran saat keluar kondensor (kj/kg)
c. Proses ekspansi (3 – 4)
Proses ini berlangsung secara isoentalpi, hal ini berarti tidak terjadi
penambahan entalpi tetapi drop tekanan dan penurunan temperatur. Proses
penurunan tekananterjadi pada katup ekspansi yang berbentuk pipa kaliper
atau orifice yang berfungsi mengatur laju aliran refrigeran dan
menurunkan tekanan.
h3 = h4
d. Proses evaporasi
Proses ini berlangsung di evaporator secara isobar isotermal. Refrigerant
dalam wujud cair bertekanan rendah menyerap kalor dari lingkungan /

7
media yang didinginkan sehingga wujudnya berubah menjadi gas
bertekanan rendah.
Besarnya kalor yang diserap oleh evaporator adalah:
qe = h1 – h4
qe = Besar kalor yang diserap di evaporator (kj/kg)
h1 = Harga entalpi keluar evaporator (kj/kg)
h4 = Harga entalpi masuk evaporator (kj/kg)
Selanjutnya, refrigeran kembali masuk ke kompresor dan bersirkulasi lagi,
begitu seterusnya sampai kondisi yang diinginkan tercapai.

2.5. Kinerja sistem pendingin


Preformasi suatu sistem refrigarasi disebut dengan Coefficient Of
Performance (COP). Besaran ini menyatakan kemampuan sistem untuk
menarik kalor dari ruangan ( di evaporator) persatuan daya kompresor.
a. COP carnot atau COP ideal
Ialah COP maksimum yang dapat dimiliki oleh suatu system. COP carnot
dapat dicari dengan menggunakan persamaan:

COP carnot = T evaporasi


T kondensasi – T evaporasi

b. COP sebenarnya atau COP aktual


Ialah COP sebenarnya yang dimiliki oleh suatu sistem. COP aktual ini
dapat dicari dengan menggunkan persamaan:

COP aktual = energi diserap di evaporator (Watt)


kerja kompresor (Watt)

Perbandingan COP aktual dan COP carnot menunjukkan effisiensi sistem


refrigerasi dengan persamaan sebagai berikut:
ref= COP aktual
COP carnot 100

8
2.6. Komponen dan Fungsi Sistem Air Conditioner (AC)
a. Kompresor
Kompresor untuk memompa refrigeran yang berbentuk gas agar
tekanannya meningkat. Akibatnya, suhu refrigeran meningkat hingga
melebih suhu di sekelilingnya. Udara di sekeliling refrigeran tersebut
dapat dijadikan sebagai penyerap panas refrigeran.

Gambar 2.4 Kompresor


Sumber :

https://www.otoflik.com

b. Kondensor
Kondensor berfungsi untuk menyerap panas refrigeran yang telah
dikompresikan oleh kompresor dan mengubah refrigeran yang berbentuk
gas tersebut menjadi cair dan mendingin.

Gambar 2.5 Kondensor


Sumber : https://www.otoflik.com

c. Receiver Dryer
Receiver Dryer berfungsi untuk menampung refrigeran cair untuk
sementara untuk selanjutnya mengalirkan refrigeran cair tersebut ke
evaporator melalui katup ekspansi sesuai dengan beban pendingin yang
dibutuhkan. Selain itu, receiver dryer juga berfungsi sebagai filter untuk
menyerap uap air dan sisa oli kompersor.

9
Gambar 2.6 Receiver Dryer
Sumber : https://www.otoflik.com

d. Katup Ekspansi
Katup ekspansi befungsi untuk menurunkan tekanan dan temperatur
refrigeran dalam kondensor dan mengubah seluruh refrigeran menjadi
cair yang di alirkan ke dalam evaporator.

Gambar 2.7 Katup Ekspansi


Sumber : https://www.otoflik.com

e. Evaporator
Evaporator merupakan kebalikan kondensor. Evaporator berfungsi untuk
menyerap panas dari dalam kabin yang akan didinginkan. Pendingin ini
dilalukan dengan cara meniupkan udara dalam kabin tersebut melalui
sirip-sirip pipa evaporator, sehingga udara tersebut menjadi dingin.

Gambar 2.8 Evaporator


Sumber : https://www.otoflik.com

10
f. Cooling Fan
Cooling fan berfungsi sebagai kipas untuk mendinginkan bagian
kondensor AC mobil yang terletak di bagian depan radiator mobil. Ketika
cooling fan berputar dan berhembus, maka suhu panas refrigeran saat
melewati kondensor panasnya akan berkurang.

Gambar 2.9 Cooling Fan


Sumber : https://www.otoflik.com

g. Selang dan Pipa Refrigeran


berfungsi untuk mengantarkan tekanan refrigeran ke seluruh komponen
AC mobil.

Gambar 2.10 Selang dan Pipa Refrigeran


Sumber : https://www.otoflik.com

h. Blower
Blower berfungsi menghisap udara yang ada di sekitar blower. Kemudian
udara tersebut dihembuskan ke ruang kabin melalui sirip-sirip evaporator.

Gambar 2.11 Blower


Sumber : https://www.otoflik.com

11
1
2
2.1
2.2
2.3
2.4
2.5
2.6
2.7 Jenis – Jenis Refrigerant
a. Refrigerant R-12
Refrigerant jenis R-12 banyak digunakan pada era 1980 hingga 1990-an.
Termasuk jenis chloro fluorocarbon (CFC), freon ini tersusun dari ethane
dan mathane yang mengandung fluor, chlor, dan carbon. Titik didihnya
mencapai 29,8℃ pada tekanan 1 a t m, sedangkan tekanan kondensasinya
adalah 93,3 psig pada suhu 30℃ dengan tekanan penguapan 11,8 psig
pada suhu 15℃.

Gambar 2.12 Refrigerant R-12


Sumber : https://www.otoflik.com

b. Refrigerant R-22
Sebagai pengganti dari jenis freon R-12, dibuatlah freon R-22 yang
termasuk kategori hydro chloro carbon (HCFC). Sebetulnya, karena sama-
sama masih mengandung unsur chlor, freon R-22 pun tetap dapat beresiko
merusak ozon. Namun, dampaknya relatif lebih kecil jika dibandingkan
dengan R-12

12
Gambar 2.13Refrigerant R-22
Sumber : https://www.otoflik.com

c. Refrigerant R-134a
Jenis freon AC mobil yang masih umum digunakan hingga kini
merupakan refrigerant hydro fluoro carbon (HFC), refrigeran R-134a
tidak mengandung unsur chloro sehingga tidak mengandung lapisan ozon.
Jenis ini memiliki titik didih 26,1℃ pada tekanan 1atm, suhu kritis
101℃, tekanan penguapan 668 kpa, dan tekanan kritis 4060 kpa. freon ini
juga mempunyai struktur kimia yang stabil, kemampuan dielektrik tinggi,
dan tidak menimbulkan korosi.

Gambar 2.14RefrigerantR-134a
Sumber : https://www.otoflik.com

d. Refrigerant Hydrocarbon
Demi mengganti refrigerant sintetis yang berdampak negatif pada lapisan
ozon, maka dibuatkan jenis freon AC mobil bernama hydrocarbon. Sesuai
namanya, freon tersebut terbuat dari bahan alami hidrogen dan karbon.
Tidak hanya itu, jika dibandingkan dengan jenis freon AC lainnya, freon
hydrocarbon memiliki tingkat global warming potensial (GWP) yang
cenderung lebih rendah sehingga meminimalisir dampak pemanasan
global.

13
Gambar 2.15Refrigerant Hydrocarbon
Sumber : https://www.otoflik.com

2.8 Komponen Elektrik AC Mobil


Selain komponen-komponen utama pada sistem AC mobil terdapat juga
komponen elektrik AC mobil. Namun dari semua komponen di atas tentunya
untuk bisa bekerja harus menggunakan komponen kelistrikan atau elektrikal.
Berikut ini adalah beberapa komponen elektrikal AC mobil, seperti :

a. Magnetic Clutch
Komponen elektrik pertama dari AC mobil yang paling utama adalah
magnetic clutch. Komponen ini akan memutar kapan waktunya
kompresor dapat bekerja meskipun pulley mesin tetap berputar. Hal ini
tentu saja sangat diperlukan karena ketika kompresor bekerja, maka
tekanan freon pun semakin tinggi. Komponen ini juga berfungsi sebagai
pemutus hubungan antara pulleykompresor dengan poros kompresor
disaat tekanan freon sudah mencapai titik maksimum.

Gambar 2.16 Magnetic Clutch


Sumber : https://www.otoflik.com

14
b. Thermostat
Komponen ini memiliki fungsi untuk memberikan sinyal kondisi
temperatur yang ada didalam kabin ke kompresor dengan cara otomatis.
Sementara di dalam komponen ini juga terdapat sebuah sensor yang akan
mendeteksi suhu pada evaporator. Tidak hanya itu, thermostat juga
memiliki peranan penting akan menjadi pengatur kerja untuk kompresor
AC.

Gambar 2.17Thermostat
Sumber : https://www.otoflik.com

c. Preasure Swicth
Untuk mengamankan sistem kerja AC mbil, terdapat satu komponen yang
bernama Pereasure Swicth, Di mana di bagian dalam komponen ini
terdapat sensor liquid yang secara otomatis akan bekerja dengan
didasarkan pada tekanan yang ada pada sirkulasi gas freon dan pada
temperatur mesin.

Gambar 2.18 Preasure Swicth


Sumber : https://www.otoflik.com

d. Relay
Komponen ini ada di setiap komponen kelistrikan di mobil ataupun motor.
fungsi dari relay sendiri yaitu untuk mengalirkan arus listrik ke Magnetic

15
Clutch, blower motor serta yang lainnya untuk mengecek terjadinya
kerusakan pada kunci kontak.

Gambar 2.19 Relay


Sumber : https://www.otoflik.com

e. Amplifer AC
Komponen terakhir dari AC mobil adalah amplifer AC. Komponen ini
merupakan rangkaian elektronik yang berfungsi sebagai relay otomatis.
Dan komponen ini nantinya akan menghubungkan dan memutuskan aliran
listrik dari baterai ke Magnetic Clutch.

Gambar 2.20Amplifer AC
Sumber : https://www.otoflik.com

2.9 Rangkaian Kelistrikan Sistem AC Mobil


Berikut ini adalah rangkaian dasar dari sistem kelistrikan AC yang
digunakan pada mobil.

16
Gambar 2.21 Rangkaian kelistrikan sistem AC mobil
Sumber :https://pdfcoffee.com

Keterangan gambar:
Pada gambar di atas terdiri atas dua bagian besar, yaitu rangkaian blower
dan rangkaian thermostat.

1. Rangkaian Blower
Blower ini berfungsi untuk mengatur kecepatan kipas blower dengan
menggunakan switch/saklar blower. Rangkaian ini sebagai dasar, dan pada
dasarnya setiap AC mobil menggunakan alur ini.
2. Rangkaian Thermostat
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan arus secara otomatis.
Hal ini terjadi berdasarkan besar suhu yang diterima oleh komponen
thermostat. Jika suhu pada ruang sudah dingin, maka secara otomatis
thermostat akan memutuskan arus yang mengalir ke kopling magnet yang
ada di kompresor dengan menggunakan relay sehingga kompresor
berhenti bekerja.

17
1.
2.
2.5
2.6
2.7
2.8
2.9
2.10 Teori Perawatan dan Perbaikan
a. Pengertian Perawatan
Apabila suatu alat dioperasikan atau digunakan secara terus-menerus,
tentu akan mengalami kerusakan dan penyusutan (berkurangnya
efisiensi kerja). Hal-hal seperti ini tidak dapat dihindari, namun proses
terjadinya hal tersebut dapat diperlambat dengan melakukan
perawatan dan perbaikan secara teratur. Perawatan juga ditujukan
untuk mengembalikan suatu sistem pada kondisinya agar dapat
berfungsi sebagaimana mestinya, dan memperpanjang usia kegunaan
mesin (Aloy, 2009).
Perawatan (maintenance) merupakan suatu kegiatan yang diarahkan
pada tujuan untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem
produksi, sehingga dari sistem itu dapat diharapkan menghasilkan
output sesuai dengan yang dikehendaki. Sistem perawatan dapat
dipandang sebagai bayangan sistem produksi, apabila sistem produksi
beroperasi dengan kapasitas yang sangat tinggi, maka akan lebih
intensif (Handoko, 2009).
Secara umum perawatan dibagi menjadi dua yaitu perawatan
terencana dan perawatan tidak terencana. Jenis perawatan ini
didasarkan pada periode kebutuhan perawatan jenis kerusakan yang
terjadi. Berikut adalah penjelasan tentang pengertian perawatan
terencana dan tidak terencana:
1) Perawatan terencana
Perawatan terencana adalah perawatan yang terorganisir dan
dilaksanakan dengan pemikiran sebelumnya dengan pengawasan

18
dan catatan-catatan untuk menghindari kerusakan fasilitas yang
tiba-tiba dan mempertahankan fungsi aset yang tersedia.
Perawatan ini dijalankan secara berkala berdasarkan kondisi atau
waktu yang telah ditentukan.
2) Perawatan Pencegahan (Preventive Maintenance)
Perawatan pencegahan adalah perawatan yang dilakukan dengan
interval tertentu dengan maksud untuk meniadakan kemungkinan
terjadinya gangguan, kemacetan atau kerusakan mesin. Perawatan
pencegahan meliputi pemeriksaan yang berdasarkan:
a) Inspeksi dengan cara melihat, mendengar dan memeriksa
b) Penyetelan mesin pada selang waktu yang telah ditentukan
c) Penggantian suku cadang yang telah usang tetapi belum rusak
d) Bahan habis pakai diganti atau ditambah lagi, misalnya
minyak pelumas
3) Perawatan Korektif (Corective Maintenance)
Perawatan korektif adalah perawatan yang dilakukan untuk
memperbaiki suatu bagian (termasuk Penyetelan dan reparasi)
yang telah berhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa
diterima.
Dalam perawatan korektif ini dibagi tiga macam, yaitu Shut down
Maintenance, Breakdown Maintenance, dan Running
Maintenance. Yang dimaksud dengan Shutdown Maintenance
adalah suatu pekerjaan Maintenance yang dilakukan apabila
fasilitas yang bersangkutan tidak bekerja atau berhenti, dan
Breakdown Maintenance adalah suatu pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan perencanaan sebelumnya atas suatu fasilitis yang
telah diduga, sedangkan Running Maintenance adalah perawatan
berjalan yang merupakan sistem perawatan yang dilakukan pada
saat perawatan sedang beroperasi. Berikut ini adalah cara
perawatan yang termasuk dalam jenis perawatan korektif:
a) Reparasi

19
Reparasi adalah suatu bentuk perawatan dengan dengan
melakukan penggantian pada bagian komponen-komponen
yang tidak layak pakai.
b) Overhoul
Overhoul adalah pengujian dan perbaikan menyeluruh dari
suatu peralatan, sampai kondisi yang lebih baik. Overhoul
biasanya dilakukan dengan melakukan pembongkaran dan
pemasangan secara keseluruhan dari peralatan.
4) Perawatan Prediktif
Perawatan perdiktif adalah usaha perawatan dengan cara
pemantauan peralatan yang ada untuk memperkirakan lebih awal
kerusakan yang akan terjadi.
5) Perawatan tak terencana (Unplanned Maintanance)
Perawatan tak terencana adalah perawatan yang dilaksanakan di
luar dari rencana yang dijadwalkan. Yang termasuk pada
perawatan tak terencana ini adalah Emergency Maintenance.
Emergency Maintenance ini dilakukan apabila mesin sama sekali
tidak hidup dikarenakan kerusakan atau kelalaian yang tidak
mungkin untuk dilakukan pengoperasian.
b. Pengertian Perbaikan
Tindakan perbaikan dapat diartikan untuk menghindari atau menyembuhkan
mesin atau komponen-komponen dari kerusakan. Dengan tindakan ini mesin
dapat dioperasikan lagi. Kegiatan yang dilakukan di antaranya mengganti
atau memperbaiki alat-alat mesin yang dilakukan bukan hanya ditujukan
agar mesin dapat hidup kembali dengan normal. Melakukan kualitas dalam
perbaikan harus diukur, jika kualitas perbaikan komponen mesin mempunyai
90-100%, maka perbaikan yang dilakukan nilainya adalah baik sekali
(Daryanto, 2010). Adapun dilakukan perbaikan memiliki tujuan, yaitu
sebagai berikut:
1) Meningkatkan kualitas mesin/komponen yang telah rusak dan
kembali ke kondisi yang baik.
2) Memperpanjang umur mesin.

20
Kegiatan pertama yang dilakukan dalam perbaikan adalah menganalisa
terjadinya kerusakan, untuk mengetahui seorang mekanik dapat
menggunakan panca indera atau dengan melihat, mendengar dan
dengan merasakan. Hal yang perlu disiapkan sebelum melakukan
perbaikan adalah peralatan yang akan membantu dalam melaksanakan
perbaikan. Setelah mengetahui kerusakan yang terjadi baru
direncanakan perbaikannya. Dalam membuat rencana perbaikan, harus
berpegang pada prinsip ekonomis, misalnya tenaga dan waktu
perbaikan seefisien mungkin

2.10 Data standar


Tabel 2.1 Data Standar AC Mobil Avanza
No Jenis Data Standar
1 Tekanan Tinggi ( psi) 200psi – 260psi
2 Tekanan Rendah ( psi ) 30psi – 37psi
3 Temperatur Evaporator ( °C ) 3°C - 8°C
4 Temperatur Kondensor ( °C ) 37,7°C – 55,6°C
5 Suhu Kabin ( °C ) 16°C - 26°C
6 Kelembapan (  ) 40% - 60%
Sumber: densoautoparts.com

BAB III
METODE PENELITIAN

1.

21
2.
3.
3.1. Metode Penelitian
a. Observasi
Pada metode ini penulis melakukan pengamatan langsung ke bengkel
UD.Bintang AC Jaya untuk melihat masalah pada sistem AC Mobil
Avanza Veloz 1.5 Tahun 2011.
b. Studi Pustaka
Dalam metode ini penulis melakukan pengumpulan referensi dan
informasi mengenai penyebab kerusakan pada sistem pendingin AC
Mobil Avanza Veloz 1.5 Tahun 2011.
c. Metode Tindakan
Pembongkaran, mengidentifikasi, melakukan perawatan dan perbaikan,
merakit ulang dan melakukan uji coba. Pada metode ini penulis
melakukan tindakan perawatan dan perbaikan untuk mengatasi kerusakan
pada komponen AC Mobil Avanza Veloz 1.5 Tahun 2011.

3.2. Diagram Alir Penelitian

22
Tahapan proses yang akan dilakukan dalam penelitian dapat dilihat dalam
diagram alir berikut ini :

Mulai

Observasi

Studi Pustaka

Identifikasi Masalah

Persiapan Alat dan Bahan

Proses Perawatan dan Perbaikan

Tidak
Uji Coba

Ya

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian

3.3. Prosedur Penelitian

23
e.
a.
b.
c.
a. PersiapanAlat dan Bahan
1) Alat
a. Kunci T 1 set
b. Kunci sok 1 set
c. Kunci ring pas 1 set
d. Obeng (+) dan (-)
e. Obeng ketok
f. Avo meter
g. Tang
h. Palu
i. Tespen
j. Gauge manifold
k. Wadah penampung oli
l. Las (brander)
m. Digital thermometer
b. Bahan
a. Mobil Avanza Veloz 1.5 Tahun 2011
b. Refrigerant R-134a
c. Oli kompresor
d. Filter kabin
e. Kondensor
f. Evaporator
g. Kain majun
c. Langkah-langkah Pengerjaan
1) Langkah Pemeriksaan komponen
a. Pemeriksaan tekanan dan temperatur refrigeran menggunakan
preassure gauge

24
b. Periksa kebocoran pada sistem AC mobil menggunakan
manifoald gauge
c. Periksa kondisi kondensor
d. Periksa kondisi evaporator
e. Periksa kondisi kompresor AC
f. Setelah semua komponen diperiksa, maka langkah selanjutnya
adalah melakukan pembongkaran
2) Langkah pembongkaran komponen
a. Pastikan kondisi mobil dalam keadaan mati, dengan tujuan tidak
terjadi hal-hal yang tidak diinginkan
b. Menyiapkan peralatan dan bahan yang akan digunakan
c. Melepas pipa atau sambungan selang yang bocor
d. Melepaskan kondensor
e. Melepas dashboard dan evaporator
f. Melepas kompresor
g. Setelah dilakukan pembongkaran maka selanjutnya yaitu
melakukan perawatan dan perbaian pada sistem AC mobil
3) Langkah perawatan dan perbaikan komponen
a. Bersihkan kondensor
b. Bersihkan evaporator
c. Lakukan pengelasan pada pipa yang bocor dan mengganti
selang yang bocor jika terjadi kebocoran
d. Bersihkan dashboard dan bagiannya
e. Buka kompresor dan bersihkan komponen-komponen dengan
menggunakan bensin dan tambahkan oli pelumas
f. Lakukan perawatan rutin AC setiap enam bulan sekali atau
paling lama satu tahun sekali
g. Setelah semuanya dibersihkan, maka dilakukan penyemprotan
angin kompresor pada komponen
4) Langkah perakitan komponen
a. Pasang kembali kondensor
b. Pasang kembali dashoard dan bagian-bagiannya

25
c. Pasang kembali evaporator
d. Pasang kembali kompresor
e. Pasang pipa atau sambungan selang
f. Setelah semua dipasang atau dirakit kembali, maka lakukan
pengecekan kembali pada setiap komponen
g. Langkah selanjutnya melakukan pengetesan atau uji coba pada
sistem AC
5) Uji fungsi
Uji fungsi dilakukan untuk mengecek kembali semua komponen
yang sudah di service, di mana semua komponen bekerja kembali
dengan normal.

3.4. Sketsa Rancangan Penelitian


T₁
Kondensor
T₁¹ P₁

Katup Ekspansi Kompresor

Evaporator P₂
T₂ T₂¹
Gambar 3.2 Sketsa rancangan penelitian

26
2.
3.5.
3.6. Lokasi Penelitian dan Jadwal Pelaksanaan
a. Lokasi penelitian
Penelitian dilaksanakan di Bengkel UD. Bintang AC Jaya Jln.Gunung
Mutis No.08 Kupang, Kota Kupang.
b. Waktu penelitian :

Tabel 3.2 Jadwal pelaksanaan Tugas Akhir


No Kegiatan
Bulan/Minggu Program
Juni Juli Agustus September Febuari Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Acc Judul
TA

2 Penyusunan
Proposal

3 Seminar
Proposal

4 Pengambilan
Data

5 Penyusunan l.
TA

6 Ujian Sidang
TA

27
3
3.5
3.6
3.7 Rencana Anggaran Biaya ( RAB )
Rencana anggaran biaya ini merupakan banyaknya biaya yang diperlukan
dalam proses pelaksanaan penilitian seperti pembelian alat, bahan, maupun
fasilitas pendukung lainnya guna membantu memperlancar jalannya suatu
penilitian. Rencana anggaran biaya dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3 Rencana anggaran biaya ( RAB )


No Nama alat dan bahan Harga ( Rp ) Jumlah Jumlah ( Rp)
barang
1 Refrigerant 350.000 350.000

2 Evaporator 300.000 1 buah 300.000

3 Kondensor 175.000 1 buah 175.000

4 Receiver dryer 109.000 1 buah 109.000

5 Kompresor 100.000 1buah 100.000

Jumlah 1.034,000

28

Anda mungkin juga menyukai