Anda di halaman 1dari 9

SMK NEGERI 1 NGASEM

Kompetensi Keahlian ≈ Kompetensi Dasar 3.8 Kelas ≈ XI TKRO


Teknik Kendaraan MENERAPKAN CARA Semester Genap
Ringan Otomotif PERAWATAN SISTEM AIR
CONDITIONING (AC)
A. TUJUAN PEMBELAJARAN :
Peserta didik setelah mempelajari hand out (materi pembelajaran ringkas) ini, diharapkan
mampu :
1. Menerapkan konstruksi, nama dan fungsi komponen sistem Air Conditioning (AC).
2. Menerapkan prosedur perawatan komponen sistem Air Conditioning (AC).

B. PETUNJUK
1. Peserta didik diharapkan membaca hand out (materi pembelajaran ringkas) ini.
2. Peserta didik diharapkan mengerjakan tugas sistem Air Conditioning (AC).

C. REFERENSI MATERI
1. Sitanggang,Rison.2016. Modul Pelatihan Guru Perbaikan Sistem AC dan Aksesoris.
Direktorat Jendral Guru dan Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan
2016. VEDC Malang.
2. Buku Informasi Overhaul Komponen A/C OTO.KR05.017.01. Kementrian Ketenagakerjaan
R.I. Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas 2015.
3. Buku Informasi Memelihara/Servis Sistem A/C OTO.KR05.019.03. Kementrian
Ketenagakerjaan R.I. Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas 2015.

D. MATERI
1. Prinsip Kerja
Sejak didesain mobil dengan ruang penumpang tertutup para ahli otomotif mulai
memikirkan bagaimana caranya supaya dalam ruangan mobil tersebut tidak
terasa panas, gerah atau pengap. Beberapa usaha yang telah dilakukan antara
lain dengan memberi ventilasi udara di ruang penumpang dan ruang kemudi.
Cara ini masih belum memuaskan karena udara yang masuk justru sering
menimbulkan masalah baru yakni berupa masuknya debu jalanan ke dalam
ruangan mobil, karena itu cara ini dipandang kurang baik dan kurang efektif
orang lalu memasang kipas angin di dalam mobil, hasilnya cukup lumayan bisa
mengurangi kegerahan sepanjang perjalanan, dengan menggunakan kipas maka
keluhan yang terjadi adalah jika terjadi kemacetan di jalan yang padat masih
terasa panas, dan jendela harus dibuka sehingga keamanan dan keselamatan
penumpang tidak terjamin. Cara mengurangi panas, gerah dan kepengapan
yang paling dianggap baik adalah dengan memasang AC atau singkatan dari Air
Conditioning.
A/ C atau Air Conditioner adalah sebuah alat yang dibuat untuk mendinginkan ruangan atau
pada kendaraan roda 4, dipakai untuk mendinginkan kabin kendaraan. Secara prinsip, A/C
berfungsi menyerap panas/heat dari sebuah ruangan tertutup dan membuangnya pada
udara luar. Untuk lebih memahami prinsip ini, coba perhatikan gambar dibawah ini:

1 |Menerapkan Cara Perawatan Sistem AC


Gambar 1. Penguapan Alkohol dari Lengan
(Buku Informasi Overhaul Komponen A/C OTO.KR05.017.01. Kementrian Ketenagakerjaan R.I. Direktorat
Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas 2015. Halaman 5)
Pada gambar tersebut, sebuah kapas dibasahi dengan larutan alkohol kemudian ditempelkan
pada lengan, maka seiring dengan menguapnya larutan alkohol dari kapas, kita akan
merasakan sensasi dingin. Sensasi dingin ini muncul karena panas tubuh kita diserap oleh
larutan alkohol yang menguap.

2. Diagram Kerja A/C


A/C adalah sebuah sistem refrigerasi, dimana untuk mempelajari A/C kita juga harus
mempelajari sistem refrigerasinya. Fungsi AC pada mobil adalah memberikan udara sejuk ke
dalam ruangan kendaraan, menghindari udara kotor masuk ke dalam ruangan kendaraan
dan menghilangkan dengan cepat kondensasi pada kaca mobil waktu hujan atau udara
lembab.
Berikut ringkasan cara kerja sistem pendingin/AC yang terdapat pada sistem kendaraan
pada umunya, yaitu :
a) Zat pendingin bertekanan tinggi dari Compressor berupa gas.
b) Zat pendingin yang sudah didinginkan oleh kondensor berubah bentuk dari gas
menjadi cair.
c) Zat pendingin lalu disaring melalui filter/dryer sebelum masuk ke expansi.
d) Zat pendingin yang telah diturunkan tekanannya oleh katup expansi, berubah bentuk
menjadi uap.
e) Zat pendingin yang telah menyerap panas pada evaporator berubah bentuk menjadi
gas.
f) Zat pendingin yang berbentuk gas diberi tekanan oleh kompresor sehingga beredar
dalam sistem AC, karena adanya tekanan maka zat pendingin menjadi panas.
g) Condensor akan medinginkan zat pendingin tersebut (kondensasi), sementara tekanan
zat pendingin masih tetap tinggi dan berubah bentuk menjadi cair.

Untuk lebih jelasnya sistem A/C sendiri dapat digambarkan dalam sebuah skema, lihatlah
gambar 2.

2 |Menerapkan Cara Perawatan Sistem AC


Gambar 2. Skema Refrigerasi A/C
(Buku Informasi Overhaul Komponen Sistem A/C OTO.KR05.017.01 Kementrian Ketenagakerjaan R.I.
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas 2015. Halaman 6)

Siklus pendinginan yang terjadi pada gambar 2 dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) Kompresor berputar menekan gas refrigeran dari evaporator yang bertemperatur
tinggi, dengan bertambahnya tekanan maka temperatur juga semakin meningkat,
hal ini bertujuan untuk mempermudah pelepasan panas dari refrigeran.
b) Gas refrigeran yang bertekanan dan bertemperatur tinggi masuk ke dalam
kondensor. Di dalam kondensor ini panas refrigeran dilepaskan dan terjadilah
pengembunan sehingga refrigeran berubah dari bentuk gas menjadi cair.
c) Cairan refrigeran ditampung oleh receiver untuk difilter sampai evaporator
membutuhkan refrigeran.
d) Expansion valve memancarkan refrigeran cair ini sehingga berbentuk kabut dan
cairan yang bertemperatur rendah dan bertekanan rendah.
e) Gas refrigeran yang dingin dan berembun ini mengalir ke dalam evaporator untuk
mendinginkan udara yang mengalir melalui sela-sela fin evaporator, sehingga udara
tersebut menjadi dingin yang akan ditekan oleh blower ke ruang kabin kendaraan.
f) Gas refrigeran kembali ke kompresor untuk dicairkan kembali di kondensor.

3. KOMPONEN SISTEM A/C


a. Kompresor
Kompresor merupakan komponen utama AC yang berfungsi untuk mensirkulasikan
refrigerant ke seluruh unit AC dengan cara menaikkan tekanan refrigerant. Kompresor
memiliki dua saluran, yaitu saluran hisap (suction) dan saluran buang
(discharge). Saluran hisap dihubungkan dengan evaporator (tekanan rendah),
sedangkan saluran buang dihubungkan dengan kondensor (tekanan tinggi).
Tipe kompresor dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu tipe reciprocating/torak, tipe
wooble plate, dan tipe rotary vane.
1) Tipe Reciproacating/torak
Tipe ini mengubah putaran crankshaft menjadi gerakan bolak-balik pada piston. Tipe
ini terbagi menjadi 2, yaitu :
a) Kompresor Tipe Respiro (Crank Shaft)
3 |Menerapkan Cara Perawatan Sistem AC
Kompresor tipe ini bekerja dengan memanfaatkan gerak putar dari mesin
yang diterima oleh crank shaft kompresor. Di dalam kompresor gerak putar
dari crank shaft diubah menjadi menjadi gerak bolak balik torak untuk
menghisap dan memampatkan refrigerant. Pada tipe ini, sisi piston yang
berfungsi hanya satu sisi saja, yaitu bagian atas. Oleh sebab itu pada
kepala silinder terdapat 2 katup, yaitu katup isap (suction) dan katup
penyalur (discharge). Pada langkah turun, refrigeran masuk ke dalam
ruang silinder dari evaporator, dan pada langkah naik refrigeran keluar dari
ruang silinder menuju ke kondensor dengan tekanan meningkat dari 2,1
kg/cm2 menjadi 15 kg/cm2 yang mengubah temperatur dari 00C menjadi
700C.

Gambar 3. Cara Kerja Kompresor Torak


(Buku Informasi Memelihara/Servis Sistem A/C OTO.KR05.019.03 Kementrian Ketenagakerjaan R.I.
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas 2015. Halaman 18)

b) Tipe Swash Plate


Pada kompresor jenis ini, gerakan torak diatur oleh swash plate pada jarak
tertentu dengan 6 atau 10 silinder. Ketika salah satu sisi pada torak
melakukan langkah tekan, maka sisi yang lainnya melakukan langkah isap.
Pada dasarnya, proses kompresi pada tipe ini sama dengan proses
kompresi pada kompresor tipe crank shaft. Perbedaannya terletak pada
adanya tekanan oleh katup isap dan katup tekan. Gambar dibawah ini
memperlihatkan bagian-bagian dari kompresor tipe swash plate.

Gambar 4. Kompresor Tipe Swash Plate


(Buku Informasi Memelihara/Servis Sistem A/C OTO.KR05.019.03 Kementrian Ketenagakerjaan R.I.
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas 2015. Halaman 19)

4 |Menerapkan Cara Perawatan Sistem AC


2) Kompresor Tipe Wobble Plate
Sistem kerja kompresor tipe ini sama dengan kompresor tipe swash plate. Namun
dibandingkan dengan kompresor tipe swash plate, penggunaan kompresor tipe
wobble plate lebih menguntungkan, diantaranya adalah kapasitas kompresor dapat
diatur secara otomatis sesuai dengan kebutuhan beban pendinginan. Selain itu,
pengaturan kapasitas yang bervariasi akan mengurangi kejutan yang disebabkan
oleh kopling magnetic (magnetic clutch). Berikut ini gambar kompresor tipe wobble
plate.

Gambar 5. Kompresor Tipe Wobble Plate


(Buku Informasi Memelihara/Servis Sistem A/C OTO.KR05.019.03 Kementrian Ketenagakerjaan R.I.
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas 2015. Halaman 20)

3) Tipe Rotary
a) Tipe Through Vane
Pada kompresor rotary tidak terdapat torak/piston yang gerakannya maju
dan mundur. Pada tipe ini prinsip kerjanya mirip dengan pompa air yaitu
dengan berputarnya poros kompresor maka refrigeran akan dipompakan
oleh sebuah rotor yang dilengkapi dengan baling-baling atau sayap (vane).
Tipe ini agak jarang digunakan karena debitnya dan tekanan yang
dihasilkan lebih kecil dibandingkan kompresor jenis torak. Pada sebuah
kompresor terdapat komponen yang bertugas untuk melepas dan
menghubungkan kompresor dengan putaran mesin, komponen ini disebut
kopling magnet (magnetic clutch). Peralatan inti dari komponen ini adalah :
stator, rotor dan pressure plate.

Gambar 6. Kontruksi Kopling Magnet


(Buku Informasi Overhaul Komponen A/C OTO.KR05.017.01. Kementrian Ketenagakerjaan R.I. Direktorat
Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas 2015. Halaman 10)

5 |Menerapkan Cara Perawatan Sistem AC


b. Kondensor
Berfungsi sebagai heat exchanger dimana untuk mencairkan gas refrigeran yang keluar
dari kompresor yang bertekanan dan bersuhu tinggi (tekanan ± 15 bar/213 Psi dan
temperatur ± 600C) kemudian didinginkan dengan udara pada waktu mobil berjalan
atau dengan ekstra fan pada waktu mobil berhenti, karena kondensor pada umumnya
juga dilengkapi dengan ekstra fan. Gas refrigeran setelah mendapatkan proses
pendinginan akan mencair pada sisi kondensor bagian bawah dengan temperatur sekitar
570C kemudian dialirkan masuk ke dalam filter atau receiver dryer.

Gambar 7. Proses Perubahan Bentuk Zat Pendingin Pada Kondensor


(Modul Pelatihan Guru Perbaikan Sistem Air Conditioning (AC) dan Aksesoris. Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2016. Halaman 20)

c. Receiver/Filter Dryer
Komponen ini diletakkan di antara kondensor dan evaporator sebelum katup ekspansi.
Pada bengkel-bengkel A/C istilah filter lebih dikenal dengan nama dryer. Fungsi dari
pada dryer ini adalah untuk menyaring refrigeran cair yang berasal dari kondensor untuk
diteruskan ke katup expansi, dan juga berfungsi untuk menyerap uap air yang
terkandung dalam refrigeran karena didalam dryer terdapat silika gel yang berfungsi
untuk menyerap uap air dan kotoran yang ikut terbawa oleh cairan refrigeran,
disamping itu fungsi dryer/filter ini adalah untuk mengontrol keberadaan refrigeran pada
unit A/C mobil, karena pada dryer ini dilengkapi dengan kaca pengontrol yang terdapat
pada bagian atas dryer. Tekanan refrigeran yang masuk kedalam Dryer adalah sekitar
14,5 – 15 bar (200 – 213 psi) dengan temperatur sekitar 570C (dryer agak sedikit
panas/hal ini normal).

Gambar 8. Filter/Saringan
(Modul Pelatihan Guru Perbaikan Sistem Air Conditioning (AC) dan Aksesoris. Direktorat Jenderal Guru dan
Tenaga Kependidikan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan 2016. Halaman 21)

6 |Menerapkan Cara Perawatan Sistem AC


d. Katup Ekspansi
Fungsi dari expansion valve adalah untuk mengabutkan/mengekspansikan cairan
refrigeran sehingga tekanan akan berubah secara tiba-tiba dari tekanan 14,5-15 bar
turun menjadi 1,5-2 bar, sehingga menimbulkan efek dingin pada evaporator.

Gambar 9. Expansion Valve


(Buku Informasi Overhaul Komponen A/C OTO.KR05.017.01. Kementrian Ketenagakerjaan R.I. Direktorat
Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas 2015. Halaman 14)

e. Evaporator
Evaporator adalah sebuah heat exchanger yang berfungsi untuk menguapkan refrigeran
setelah dikabutkan pada katup ekspansi sehingga akan menyerap kalor (panas) yang
berada di sekitar evaporator dan akan mengakibatkan menurunnya kalor (panas) dan
suhu sekitar evaporator menjadi dingin. Fungsi kerja evaporator ini adalah berlawanan
dengan kerja kondensor. Evaporator pada umumnya dilengkapi dengan blower untuk
meniupkan udara dingin masuk ke dalam kabin (ruang penumpang/pengemudi)
sehingga ruangan penumpang ataupun pengemudi akan menjadi sejuk.

Gambar 10. Kompresor Tipe Wobble Plate


(Buku Informasi Memelihara/Servis Sistem A/C OTO.KR05.019.03 Kementrian Ketenagakerjaan R.I.
Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas 2015. Halaman 23)

7 |Menerapkan Cara Perawatan Sistem AC


4. Sistem kelistrikan pada sistem air conditioning (AC)
a. Kopling magnet ≈ menghubungkan dan memutuskan poros kompresor dengan poros
mesin  bekerja berdasarkan temperatur evaporator  di kontrol oleh sensor
temperatur
b. Motor kipas pendingin kondensor ≈ membantu kondensasi pada kondensor  bekerja
berdasarkan sakelar AC
c. Motor blower dan pengatur putaran ≈ membantu arah sirkulasi sistem AC  bekerja
berdasarkan sakelar blower
d. Idle up device ≈ menambah putaran idel pada saat sistem AC ON  bekerja
berdasarkan sakelar AC

Magnetic Clutch Condenser Elektrik Fan

e. Sistem pengaman (controller system) :


1) Pengontrol tekanan tinggi ≈ memutuskan aliran listrik ke kopling magnet sehingga
tidak bekerja  dipasang pada saluran tekanan tinggi atau pada receiver/ dryer 
Pressure Switch
2) Pengontrol tekanan rendah ≈ memutuskan aliran zat pendingin jika tekanan kurang
dari standar  dipasang pada saluran tekanan rendah  Evaporator Pressure
Regulator (EPR)
3) Pengontrol temperatur ≈ memutuskan aliran listrik ke kopling magnet sehingga tidak
bekerja  dipasang di evaporator dan bekerja berdasarkan temperatur  Evaporator
Temperature Sensor

5. Pengetesan sistem air conditioning (AC)


a. Tes tekanan ≈ menggunakan manipold gauge
b. Tes temperatur ≈ menggunakan thermometer
c. Tes kebocoran ≈ menggunakan refrigerant leak detector atau halogen leak detector

8 |Menerapkan Cara Perawatan Sistem AC


Gambar 12. Hasil penunjukkan manipold gauge
(Materi Air Conditioning, PT. Toyota Astra Motor, Jakarta)

6. Prosedur perawatan komponen sistem Air Conditioning (AC)


a. Perawatan refrigerant ≈
1) Periksa volume refrigerant
2) Periksa tekanan refrigerant menggunakan manifold gauge set
3) Periksa putaran idling
b. Perawatan refrigerant line (saluran refrigerant) ≈ Memeriksa kebocoran
c. Perawatan front and rear air conditioning unit ≈ Memeriksa kebocoran
d. Perawatan front and rear blower motor ≈ Memeriksa blower with fan motor sub-assembly
e. Perawatan blower resistor ≈Tahanan blower
f. Perawatan cooler expansion valve ≈ memeriksa cara kerja
g. Perawatan compressor ≈ memeriksa cooler compressor assembly
h. Perawatan condenser ≈ periksa cooler condenser assembly dan periksa kondensor dari
kebocoran refrigerant
i. Perawatan front evaporator temperature sensor ≈ periksa thermistor pendingin
j. Perawatan air conditioning pressure sensor ≈ periksa air conditioner pressure sensor
k. Perawatan panel air conditioning ≈ pemeriksaan heater control sub-assembly
l. Perawatan rear air conditioning panel ≈ periksa heater blower switch
m. Perawatan relay ≈ periksa HTR relay dan periksa MGC relay

9 |Menerapkan Cara Perawatan Sistem AC

Anda mungkin juga menyukai